Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Diajukan oleh:
NOVIANTI VEBRIANTI BUHARI

15020160140

PROGRAM STUDI SARJAN ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Dipersiapkan dan disusun oleh


NOVIANTI VEBRIANTI BUHARI
15020160140
telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal
.................................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

Muh.ilham tanggal...................................
ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM
Novianti vebrianti buhari1 dan muh.ilham2

1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI
2
Asisten laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI

Email: novivbrynti@gmail.com

ABSTRAK
Antimikroba adalah bahan yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya termasuk memberantas infeksi mikroba pada manusia.
Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya
kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia
dan berdasarkan penggunaannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer,
sanitizer dan sebagainya. Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk
mengukur berapa besar potensi ataukonsentrasi suatu senyawa dapat memberikan
efek bagi mikroorganisme. Adapun mekanisme kerja dari senyawa antibakteri
diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat kerja enzim, dan
menghambat sintesis asam nukleat dan protein.adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat suatu senyawa (ekstrak) dari tanaman
pada pertumbuhan mikroba serta menentukan efektivitas ekstrak daun jamblang
terhadap bakteri tertentu. Adapun metode yang digunakan yaitu metode
eksperimental dengan rancangan praktikum One-Shot Study. Adapun hasil yang di
dapatkan yaitu Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas antimikroba dengan metode
difusi agar menggunakan bakteri Pseudomonas aeroginosa pada konsentrasi 0,1%;
1% dan 10% terdapat zona hambat dengan rata-rata 13,14 mm. Sedangkan pada
bakteri Escherichia coli (konsentrasi 0,1%; 1% dan 10% juga terdapat zona
hambatan dengan rata-rata 14,38 mm.
Kesimpulan: Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun jamblang
efektif menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia
coli pada konsentrasi 10%.

Kata Kunci: Ekstrak daun jamblang , bakteri uji Pseudomonas aeroginosa, dan
Escherichia coli
PENDAHULUAN
Antimikroba (AM) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain1.
Definisi antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak
antibiotick dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam
praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya
sulfonamide dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik2.
Metode yang paling sering digunakan untuk menguji kerentanan terhadap
antibiotika yaitu dengan difusi diskus. Diskus yang mengandung antibiotika
diletakkan pada plat kultur yang diinokulasikan dengan bakteri yang diuji dan
pertumbuhan organisme atau tidak berkembangnya organism kemudian dimonitor3.
Diantara sejumlah besar sel-sel bakteri dari suatu spesies yang menginfeksi
penderita dapat ditemukan mutan-mutan dengan susunan enzim yang tidak dapat
dibasmi oleh obat tersebut. Hal tersebut menyebabkan timbulnya suatu populasi baru
yang resisten terhadap sulfonamide dan membahayakan penderita dan orang-orang
yang berkontak dengan mikroorganisme ini dari penderita itu4.
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
rancangan praktikum One-Shot Study.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan yaitu autoklaf, cawan petri, Chamber, erlenmeyer, inkubator,
lampu spiritus, ose bulat, pinset, penggaris, spidol F, spoit, dan vial.
Bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, aquadest, ekstrak daun jamblang,
kapas, medium Nutrient Agar (NA), DMSO, plastik wrap suspensi bakteri 
(Pseudomonas aeroginosa dan escherichia coli ) dan tissue.
Sample Praktikum
Sampel yang digunakan yaitu ekstrak daun jamblang dan bakteri uji
(Pseudomonas aeroginosa dan escherichiacoli ).
Cara kerja
Uji Skrining Antimikroba
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang ekstrak daun
jamblang tiga kali masing-masing sebanyak 10 mg dan dimasukkan ke dalam vial
steril. Kemudian dilarutkan ekstrak dengan 0,2 ml DMSO dan diaduk sampai
melarut. ditambahkan medium NA kurang lebih 10 ml dan dihomogenkan pada
masing-masing vial, campuran tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka delapan dan
dibiarkan memadat. Selanjutnya Diambil satu ose biakan bakteri dengan
menggunakan ose bulat dan digoreskan ke permukaan medium sesuai dengan
pembagiannya. Diinkubasikan pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam. Diamati jika ada
pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganisme yang menunjukkan hasil positif akan
digunakan pada pengujian aktivitas antimikroba dari bahan alam.
Uji Aktivitas Antimikroba
Metode difusi agar
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Ditimbang ekstrak daun
jamblang masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 1% dan 10% dan dimasukkan
dalam vial, kemudian dimasukkan paper disk kedalamnya. Dipipet sebanyak 10 ml
medium NA dan dimasukan kedalam vial, Diambil 1 ose suspensi bakteri dan
dimasukan kedalam vial yang telah berisi medium tersebut, Dituang isi vial ke dalam
cawan petri dan dihomogenkan dengan membentuk angka delapan dan dibiarkan
setengah memadat, Diletakkan piper disk tersebut di atas permukaan medium NA
untuk masing-masing konsentrasi ekstrak yaitu 0,1%, 1 %, dan 10 %, Diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam, Diamati dan diukur zona
hambatannya.
Metode KLT-Bioautografi
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Dibuat eluen etil asetat :
etanol : air dengan perbandingan 7 : 3 : 1, eluen tersebut dijenuhkan. Ditimbang
ekstrak daun jamblang sebanyak 10 mg dan dilarutkan dengan 0,2 ml DMSO, Ditotol
pada lempeng KLT kemudian dielusi pada eluen etil asetat : etanol : air dengan
perbandingan 7 : 3 : 1, Diamati bercak nodanya pada lampu UV 254 dan 366 nm,
Dipipet sebanyak 10 ml medium NA dan dimasukan kedalam vial steril, Diambil 1
ose suspensi bakteri dan dimasukan kedalam vial yang telah berisi medium, Dituang
isi vial ke dalam cawan petri dan dihomogenkan dengan membentuk angka delapan
dan dibiarkan setengah memadat, ditanam lempeng KLT kedalam cawan petri yang
berisi medium NA tersebut dan dibiarkan selama 30 menit. setelah 30 menit, diangkat
lempeng KLT-nya, Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.
Diamati pertumbuhan mikroba pada medium dan diukur nilai Rf-nya
Analisis Hasil
Untuk mengetahui hasil dari praktikum analisis aktivitas antimikroba ini maka
dilakukan pengujian terhadap ekstrak daun jamblang untuk menentukan efektivitas
ekstrak terhadap bakteri tertentu yang digunakan pada medium NA yang kemudian
diukur zona hambatnya
HASIL PRAKTIKUM
Berdasarkan hasil praktikum analisis aktivitas antimikroba dari ekstrak daun
jamblang didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Uji Skrining
Ekstrak jamblang Mikroba uji
(Zysygium cumini) SD SM SA ST SE EC PA VC BS
Konsentrasi 0,5% - + - + - + + + +
Gambar 1. Uji skrining

(a) (b)
Keterangan: (a) merupakan uji skrining pada ekstrak daun jamblang
Tabel 2. Metode Difusi agar
Zona Hambat Pada
Bakteri Rata-Rata
KLP Sampel Konsentrasi Ke- (mm)
Uji (mm)
0,1% 1% 10%
14,35
EC - - 13,99 14,38
Ekstrak
14,80
4 Daun
13,54
jamblang
PA - - 12,42 13,14
13,48
Gambar 2. Metode Difusi Agar

(a) (b)
Keterangan: (a) merupakan difusi agar dengan menggunakan ekstrak daun jamblang
dengan bakteri escherichiacoli ( EC ) dengan konsentrasi ekstrak
0,1%, 1% dan 10%. (b) merupakan difusi agar dengan menggunakan
ekstrak daun jamblang dengan bakteri Pseudomonas Aeruginosa (PA)
dengan konsentrasi ekstrak 0,1%, 1% dan 10%.
Table 3. Metode KLT-Bioautografi secara langsung
Klp Sampel UV Nilai Rf
Ekstrak daun 366
3
jamblang 256

Gambar 3. Metode KLT-Bioatografi secara langsung

`
(a) (b)
Keterangan: (a) merupakan pengujian KLT –bioautografi secara langsung dengan
menggunakan ekstrak daun jamblang dengan bakteri uji Pseudomonas
aeruginosa (PA) yang dielusi dengan menggunakan eluaen etil asetat :
etanol : air (7:3:1). (b) merupakan pengujian KLT –bioautografi secara
langsung dengan menggunakan ekstrak daun jamblang dengan bakteri
uji escherichiacoli ( EC ) yang dielusi dengan menggunakan eluaen
etil asetat : etanol : air (7:3:1).
PEMBAHASAN
Antimikroba adalah bahan yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya. Antimikroba yang berasal dari alam itu banyak digunakan
dalam pengobatan. Cara yang lazim digunakan untuk mengetahui keampuhan
antimikroba adalah antibiogram atau uji kepekatan antimikroba terhadap patogen
penyebab penyakit yang menjadi hipotesa dari suatu tanaman.
Tujuan dilakukan uji skrining yaitu untuk mendapatkan ekstrak yang aktif dan
juga untuk menentukan bakteri apa yang dihambat. Dimana hasil pada uji skrining
yaitu ekstrak daun jamblang dapat menghambat pada bakteri Pseudomonas
aeroginosa dan Escherichia coli
Uji aktivitas antimikroba bahan alam ini dilakukan dengan maksud untuk
dapat mengetahui dan juga memahami cara mengisolasi mikroba yang berasal dari
tanaman dan juga untuk melihat bagaimana daya hambatnya terhadap mikroba uji.
Dalam percobaan ini sample yang digunakan adalah ekstrak daun jamblang dengan
konsentrasi 0,1% , 1% dan 10%. Pada percobaan ini digunakan konsentrasi 0,1%,
1%, dan 10% dengan maksud membandingkan daya kerja antimikroba pada
konsentrasi berapa antimikroba tersebut mampu menghambat pertumbuhannya.
Bahan yang digunakan untuk melarutkan sampel ekstrak daun jamblang yaitu
dimetil sulfoksida (DMSO). Tujuan digunakan DMSO (Dimetil Sulfoksida) pada uji
skrining yaitu karena DMSO merupakan pelarut yang bersifat semi polar dengan
adanya 2 gugus metal (CH3) pada DMSO ini membuat pelarut ini bersifat nonpolar.
Dimana diketahui bahwa semakin banyak rantai C maka akan semakin nonpolar.
Gugus metil ini akan berikatan dengan ekstrak bahan alam selanjutnya gugus
sulfoksida yang bersifat polar karena berikatan rangkap akan melepaskan electron
bebas yang terdapat pada gugus ini akan memperbaiki kelarutan ekstrak dari bahan
alam.
Setelah cawan petri dinkubasi pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam, akan
terbentuk daerah hambatan berupa zona bening disekitar pencadang yang kemudian
diukur dengan menggunakan mistar. Zona bening ini terbentuk karena didaerah
tersebut pertumbuhan mikroba uji dihambat oleh sampel uji. Besar-kecilnya zona
bening yang terbentuk menjadi parameter kefektifan dari sampel uji dalam
menghambat atau membunuh bakteri uji. Zona hambatan yang terbentuk kemudian
diukur diameternya.
Metode KLT-bioautografi merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui kandungan dari sampel bahan alam yang bersifat antimikroba dengan
menggunakan KLT pada medium NA. Metode ini menggabungkan penggunaan
teknik kromatografi lapis tipis dengan respons dari mikroorganisme yang diuji
berdasarkan aktivitas biologi dari suatu analit yang dapat berupa antibakteri,
antikapang, dan antiprotozoa.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas antimikroba dengan metode difusi
agar menggunakan bakteri Pseudomonas aeroginosa pada konsentrasi 0,1%; 1% dan
10% terdapat zona hambat dengan rata-rata 13,14 mm. Sedangkan pada bakteri
Escherichia coli (konsentrasi 0,1%; 1% dan 10% juga terdapat zona hambatan
dengan rata-rata 14,38 mm.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu ekstrak metanol daun jamblang
memiliki aktivitas sebagai antimikroba karena pada hasil percobaan terbentuk zona
hambat pada pada medium
SARAN
Sebaiknya bahan maupun alat yang diguanakan disiapkan untuk tiap
kelompok agar praktikum tidak saling menunggu dan lebih memperlancar
berlangsungnya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Entjang, Indan dr., 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi, Penerbit PT. Citra
Aditya Bakt, Bandung.
2. Gunawan,Gan Sulistia., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Fakultas
Kedokteran-Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Irianto, Koes., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme Jilid 1, CV.
Yrama Widya, Bandung.
4. Pratiwi., 2007, Mikrobiologi Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai