Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

SALEP MATA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 :
AISYAH SUKARMAN
DIAN SAFRIYANTI
EVA NURSYAHLINA
ARDITA PUSPITA HASWAT

LABORATORIUM FARMASI TERPADU

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA

KENDARI

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. Latar belakang........................................................................................................2
B. Tujuan praktikum...................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
A. Landasan teori.......................................................................................................4
B. Formula..................................................................................................................8
C. Uraian Zat Aktif....................................................................................................8
D. Uraian bahan tambahan........................................................................................10
BAB III............................................................................................................................17
METODE KERJA............................................................................................................17
A. Persiapan alat/wadah/bahan..................................................................................17
B. Penimbangan Bahan.............................................................................................18
C. Cara kerja.............................................................................................................20
D. Uji evaluasi..........................................................................................................20
BAB IV............................................................................................................................22
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................22
A. Hasil.....................................................................................................................22
B. Pembahasaan........................................................................................................23
BAB V.............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesimpulan..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 1


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan

terletak dalam lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberikan

perlindungan maksimal dan sebagai pertahan yang baik dan kokoh.

Penyakit mata dapat dibagi menjadi 4 yaitu : infeksi mata,iritasi mata,mata

memar and glaucoma. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi

karena secret mata mengandung enzim lisozim yang menyebabkan lisis

pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi organisme dari mata.

Obat mata dikenal terdiri atas beberapa bentuk sediaan dan mempunyai

mekanisme kerja tertentu. Obat mata dibuat khusus,Salah satu sediaan

mata yaitu salep mata. Obat salep mata itu merupakan obat yang berupa

sediaan setengah padat steril yang digunakan secara lokal pada mata.

Obat biasanya dipakai pada mata dengan maksud efek lokal pada

pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Karena

kapasitas mata untuk menahan dan menyimpan cairan dan salep mata

terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dengan volume kecil.

Preparat cairan sering diberikan dalam bentuk sediaan tetes dan salep

dengan mengoleskan salep yang tipis pada kelopak mata ( Ansel.,2008)

Obat mata digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan

teraupetik lokal,dan yang lain untuk merealisasikan kerja farmakologis

yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat. Dalam jaringan

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 2


umumnya disekitar mata. Mata merupakan organ yang paling peka dari

manusia,sehingga sedian obat mata mengisyaratkan kualitas yang lebih

tajam. Salep mata harus efektif dan tersatukan secara fisiologis (bebas rasa

nyeri,tidak merangsang) dan steril. (Voight.,1994)

Pembuatan salep mata harus berlansgung pada kondisi aseptik

untuk menjamin kemurnian mikrobiologi yang di isyaratkan. Hal itu

mensyaratkan bahwa basis salep yang digunakan sedapat mungkin dapat

disterilkan.

B. Tujuan praktikum
1. Untuk memformulasi sediaan salep mata eritromisin 0,55%.

2. Untuk mengetahui cara pembuatan salep mata steril.

3. Untuk mengetahui uji evaluasi fisik sediaan salep mata.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Definisi
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada

pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan

dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik

yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu

yang digunakan dalam salep mata tidak dapat disterilkan dengan cara

biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas

dengan pembuatan aseptik. Salep mata mengandung bahan atau

campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau

memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila

wadah dibuka pada waktu aplikasi penggunaan, kecuali dinyatakan

lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat

bakteriostatik (Agoes,2009).

Bahan tambahan yang digunakan kedalam dasar salep mata

berbentuk larutan atauserbuk halus. Salep mata harus bebas dari

partikel kasar dan harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel

logam pada uji salep mata. Wadah untuk salep mata harus dalam

keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan serta harus tertutup

rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada penggunaan pertama

obat. Dasar salep mata yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata

memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 4


mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada

penyimpanan yang tepat (Agoes,2009)

Erythromycin adalah antibakteri makrolida dengan aksi

bakteriostatik yang luas dan pada dasarnya terhadap banyak Gram-

positif dan pada tingkat lebih rendah beberapa bakteri Gram-negatif,

serta organisme lain termasuk beberapa Mycoplasma spp.,

Chlamydiaceae, Rickettsia spp., Danspirochaetes. Eritromisin dan

makrolid lain berikatan secara reversibeldengan subunit 50S dari

ribosom, menghasilkan penyumbatan dari transpeptidation atau reaksi

translokasi, penghambatan sintesis protein, dan karenanya

menghambat pertumbuhan sel. Tindakannya terutama bakteriostatik,

tetapi konsentrasi tinggi secara perlahan-lahan bersifat bakterisidal

terhadap strain yang lebih sensitif. Karena macrolides dengan mudah

menembus sel-sel darah putih dan makrofag, ada beberapakepentingan

dalam potensi sinergi mereka dengan mekanisme pertahanan tuan

rumah in vivo. Tindakan eritromisin meningkat pada pH basa

sedang(hingga sekitar 8,5), terutama pada spesies Gramnegatif,

mungkin karena penetrasi seluler yang meningkat dari bentuk obat

yang tidak terionisasi(Sweetman,2009).

Preparat mata semi-padat adalah salep steril, krim atau gel

yangditujukan untuk aplikasi ke konjungtiva atau ke kelopak mata.

Sediaantersebut mengandung satu atau lebih zat aktif yang dilarutkan

atau didispersikan dalam basis yang sesuai. Sediaan memiliki

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 5


penampilan yang homogen. Persiapan mata semi-padat sesuai dengan

persyaratan monografi Setengah padat persiapan untuk aplikasi kulit.

Dasarnya tidak menyebabkaniritasi pada konjungtiva (British

PHarmacopoeia,2009)

2. Keuntungan dan kerugian sediaan salep mata

a. Keuntungan

1.) Salep mata dapat mempertahankan kontak lama dengan mata

dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata.

2.) Salep mata memberikan keuntungan waktu kontak yang lebih

lama dan bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset

dan waktu puncak absorbsi yang baik. Tempat kerjanya yaitu

pada kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan

iris.

3.) Keuntungan utama suatu salep mata daripada larutan untuk

mata adalah penambahan waktu hubungan atau kontak antara

obat dengan mata. Pengkajian telah menunjukkan bahwa waktu

kontak antara obat dengan mata, 2 – 4 kali lebih besar apabila

menggunakan salep dibandingkan jika menggunakan larutan

garam.

4.) Dari sisi positif adalah kurang atau tidak terjadinya iritasi pada

penggunaan salep mata, pergerakan lebih lambat kedalam

ductus lakrimal yang menyebabkan waktu kontak yang lebih

panjang dan efek yang lebih lama, stabilitas penyimpanan lebih

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 6


besar, dan masalah kontaminasi yang kurang. Sebagai

tambahan, untuk obat-obat yang tidak larut air, ada cara untuk

meningkatkan konsentrasi obat terlarut dalam sistem dosis

dengan memilih pembawa berminyak dimana obat tersebut

dapat larut.

b. Kerugian

1.) Salep mata akan mengganggu penglihatan kecuali jika

digunakan pada waktu tidur.

2.) Satu kekurangan pada penggunaan salep mata yaitu kaburnya

pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan

menyebar pada lensa mata.

3.) Pada sisi negatif, salep mata cenderung membentuk lapisan

pada mata dan menyebabkan pandangan kabur. Salep mata

dapat mengganggu bila dimasukkan secara keras pada sel epitel

kornea yang baru. Pada basis yang normal, dapat menyebabkan

masalah-masalah pencampuran antara pembawa salep dengan

cairan mata dan termasuk parameter partisi untuk obat antara

salep dengan lapisan air mata.

3. Mekanisme kerja

Mekanisme kerja obat pada mata terjadi melalui interaksi obat dan

reseptor.Obat memberikan efek terapeutik melalui fase farmakokinetik

yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 7


Absorpsi dan distribusi obat intraokular berkurang disebabkan oleh

sawar anatomi mata.

Sediaan salep mata mengurangi kecepatan eliminasi obat oleh air

mata dan meningkatkan waktu tinggal obat di permukaan kornea.

Penggunaan sediaan ini disarankan pada malam hari karena

menyebabkan pandangan kabur.

B. Formula
No. Nama bahan Jumlah (%) Kegunaan Range (%)
1. Eritromisin 0,55%b/b Bahan aktif
2. Metil paraben 0,1%b/b Pengawet 0,05-0,2
antimikroba
3. Propil paraben 0,01%b/b Pengawet 0,005-0,01
antifungi
4. BHT 0,01%b/b Antioksidan 0,0075-0,1
5. Propilen glikol 2%b/b Humektan 5-8,0
6. Gliserin 2%b/b Cosolvent 0,5-3,0
7. Parafin solid 2%b/b Basis salep 2-10
8. Vaseline flavum Ad 10 gram Basis salep Up to
100%

C. Uraian Zat Aktif


Pemerian Sedikit putih atau sedikit kuning atau tidak berwarna atau
sedikit kristal kuning,dan sedikit higroskopik.
(British PHarmacopoeia Vol. I & II)
kelarutan Sedikit larut dalam air (kelarutan meningkat dengan
meningkatnya suhu ),mudah larut dalam alkohol,larut dalam
methanol.
(British PHarmacopoeia Vol. I & II)
Stabilitas Tidak stabil terhadap panas
panas (correlation Analysis Of Heat Stability Of Veterinary
Antiobiotic by Structural Degradation ,Changes in
Antimicrobial Activity And Genotoxity Journal)
Hidrolisi/ Ketika dalam larutan terdegradasi dengan Hidrolisis
Oksidasi (U.S Food and Drug
Administration.http://www.fda.gov/downloads/AnimaslVete
rinary/DevelopmentApprovalProcess/
EnvironmentalAssessments/UCM 071889)Stabil terhadap
paparan CO2 dan udara.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 8


(effect of carbon dioxide on erytrimycin journal)
Cahaya Simpan di wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
(sensitif terhadap cahaya)
(British Pharmacopoeia Vol. I & II)
pH Tidak stabil pada pH asam,Paling Stabil pada pH 6-8.
sediaan (BiopHarmaceutics and Clinical pHarmacokinetics: An
injeksi Introduction,4thEd.)
Kesimpulan :

Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester):Basa.

Bentuk sediaan(Larutan/suspensi/emulsi/serbuk rekonstitusi): Salep

Cara sterilisasi sediaan :


Bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan masing-masing
dosterilisasi awal dengan metode yang sesuai,dilakukan pencampuran
dan filling secara aseptik (Metode Aseptik0
Kemasan :
 Tube
 Dalam wadah terlindung dari cahaya (British Pharmacopoeia
Vol. I & II)
Indikasi : Salep mata eritromisin adalah salep mata yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada mata
seperti kongjungtiva bakteri pada bayi baru lahir dan
juga orang dewasa. Eritromisin termasuk dalam kelas
obat yang disebut dengan antibiotik makrolida yang
membunuh bakteri namun tidak dapat mengobati
infeksi mata karena virus dan fungi.

Kontra : Jangan dikonsumsi oleh pasien dengan riwayat


indikasi hipersensitif terhadap eritromisin.

Efek : Saat menggunakan salep mata eritromisin anda


samping mungkin akan mengalami efek samping yang umum
sepeerti kemerahan,perih,rasa terbakar,dan penglihatan
kabur untuk sementara.
Dosis : Pada penyakit kongjungtiva digunakan 0,5 inci selama
4-12 jam atau tergantung pada tingkat keparahan,
infeksi pada penyakit Trachoma digunakan setiap 12
jam untuk penggunaan 2 bulan.
Kategori : Eritromisin merupakan obat kategori B untuk ibu hamil
ibu menurut FDA. Hal ini berrati studi pada sistem
hamil/me reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan
nyusui adanya resiko terhadap janin,tetapi studi terkontrol

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 9


terhadap wanita hamil belum dilakukan.
Cara :  Cuci tangan secara menyeluruh dengan sabun
pengguna cair
an  Gunakan cermin atau minta orang lain
mengoleskan salep
 Hindari menyentuh ujung tabung kemata anda
atau apapun itu,salep haru tetap bersih
 Miringkan kepala sedikit ke depam
 Pegang tabung diantatra ibu jari dan jari
telunjuk,letakan tabung sedikit mungkin ke
kelopak mata tanpa bawah ke bawah sehingga
membentuk kantong
 Tempatkan sedikit salep dikantung kelopak
mata bagian bawah. Sepotong salep berukuran 1
cm atau sekita ½ inci.
 Lihat kebawah,lalu tutup mata dengan lembut
dan tutup selama 1 hingga 2 menit agar obat
dapat diserap
 Pasang kembali dan kencangkan tutupnya
segera
 Bersihkan sisa salep dari kelopak mata dan bulu
mata dengan tisu berish jangan menggesek
mata,meskipun penglihatan kabur cuci kembali.

D. Uraian bahan tambahan


1. Metil paraben

Pemerian Kristal tidak berwarna atau sebuk hablur berwarna

putih. Tidak berbau atau hampir tidak berbau dan

mempunyai sedikit rasa terbakar (HOPE 6th

Edition p. 442)

Kelarutan Kelarutan Metilparaben dalam pelarut berbeda:

dalam Etanol 1:2, dalam Etanol (95%) 1:3, dalam

Etanol (22%) 1:6, dalam Gliserin 1:60, dalam

Propilen glikol 1:5, dalam Air 1:400, dalam air

bersuhu 22o C 1:22, dalam Air bersuhu 80o C

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 10


1:30. (HOPE 6th Edition p. 443)

Stabilitas Dalam larutan pada pH 3-6 dapat disterilisasi

 Panas dengan autoclave (HOPE 6th Edition p. 443).

Terhidrolisis pada pH 8 atau diatas 8 dalam


 Hidrolisis/Oksidasi
larutan (HOPE 6th Edition p. 443). 4-8 (HOPE
 Cahaya
6th Edition p. 442).
 pH

Kegunaan Pengawet antimikroba

Inkompatibilitas Aktivitas anti mikroba dari Metilparaben sangat

berkurang dengan adanya surfaktan nonionik

seperti polisorbat 80; propilen glikol (10%) dapat

mencegah interaksi antara Metilparaben dan

polisorbat. Inkompatibel dengan banyak zat

seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk,

tragakan, natrium alginat, minyak esensial,

sorbitol, dan tropin. (HOPE 6th Edition pg. 443)

2. Propil paraben

Pemerian Berwarna putih; kristal; tidak berbau; dan serbuk

tidak berasa (HOPE 6th Edition p. 596).

Kelarutan Larut pada suhu 20o C, kecuali dinyatakan lain.

Mudah larut dalam aseton, dalam etanol (95%)

1:1,1 ; dalam etanol (22%) 1:5,6 ; mudah larut

dalam eter ; dalam gliserin 1:222 ; dalam air

minyak 1:3330 ; dalam minyak kacang 1:70 ;

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 11


dalam propilen glikol 1:3,9 ; dalam propilen

glikol (22%) 1:110 ; dan dalam air 1:4322 pada

suhu 15o C 1:2220, 1:225 pada suhu 80o C

(HOPE 6th Edition p. 597).

Stabilitas Dalam larutan pada pH 3-6 dapat disterilisasi

 Panas dengan autoclave (HOPE 6th Edition p. 597).

Terhidrolisis pada pH 8 atau diatas 8 dalam


 Hidrolisis/Oksidasi
larutan (HOPE 6 th Edition p. 597). 4-8 (HOPE
 Cahaya
6th Edition p. 596).

Kegunaan Pengawet antifungi

Inkompatibilitas Aktivitas anti mikroba dari Propilparaben sangat

berkurang dengan adanya surfaktan nonionik

sebagai akibat dari micellization. Penyerapan

Propilparaben oleh plastik telah dilaporkan bahwa

jumlah yang diserap tergantung jenis plastiknya,

seperti magnesium, alumunium silikat,

magnesium trisilikat, oksida besi kuning dan

ultramarin biru dapat menyerap Propilparaben,

sehingga mengurangi khasiat pengawet.

Propilparaben berubah warna dengan adanya besi

dan jika terkena hidrolisis oleh alkali lemah dan

asam kuat. (HOPE 6th Edition p. 597)

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 12


3. BHT

Pemerian Putih atau kristal kuning pucat atau serbuk

dengan karakteristik bau seperti fenol (HOPE 6th

Edition p. 75).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin,

propilenglikol, larutan alkali hidroksida dan

larutan asam mineral. Larut dalam aseton,

benzena, etanol 95% eter, metanol, toluena,

minyak. Lebih larut daripada butil hidroksil

anisol dalam minyak pada makanan dan lemak.

(HOPE 6th Edition p. 75)

Stabilitas Berubah warna dan kehilangan fungsinya jika

terpapar panas (HOPE 6th Edition p. 76).

Terdekomposisi mulai pada suhu 120o C.

(Evaluation of Antioxidants Stability by Thermal

Analysis and Its Protective Effect in Heated

Edible Vegetable Oil Journal). Berubah warna

menjadi hitam jika terpapar cahaya (HOPE 6 th

Edition p. 76).

Kegunaan Antioksidan

Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan antioksidan kuat

seperti peroksida dan permanganat. Kontak

dengan antioksida lain dapat menyebabkan

pembakaran yang spontan. Garam besi

menyebabkan perubahan warna dan aktivitas.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 13


(HOPE 6th Edition p. 75)

4. Gliserin

Pemerian Encer, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan

higroskopis, memiliki rasa yang manis, kira-kira

0,6 kali sukrosa (HOPE 6th Edition p. 283).

Kelarutan Kelarutan gliserin dalam etanol (95%) larut dan

dalam air larut (HOPE 6th Edition p. 283)

Stabilitas Terdekomposisi pada 290o C (HOPE 6th Edition

p. 283). Gliserin murni cenderung tidak

teroksidasi oleh udara pada penyimpanan (tahan

terhadap oksidasi). (HOPE 6th Edition p. 283)

Berubah warna menjadi hitam jika terpapar

cahaya (HOPE 6th Edition p. 285)

Kegunaan Cosolvent

5. Propilen glikol

Pemerian Tidak berwarna, kental, tidak berbau, manis, rasa

sedikit pedas menyerupai gliserin (HOPE 6th

Edition p. 592).

Kelarutan Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%),

gliserin, dan air. Larut pada 1:6 bagian eter, tidak

larut dalam minyak, tetapi akan larut dalam

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 14


beberapa minyak esensial. (HOPE 6th Edition p.

592)

Stabilitas Dalam larutan dapat disterilisasi dengan autoclave

(HOPE 6 th Edition p. 592). Simpan dalam wadah

terlindung cahaya (sensitif terhadap cahaya)

(HOPE 6th Edition p. 593)

Kegunaan Humektan

Inkompatibilitas Propilen glikol tidak stabil dengan reagen

pengoksidasi seperti Kalium Permanganat (HOPE

6th Edition p. 592).

6. Parafin solid

Pemerian Tidak berbau dan tidak berasa, tembus cahaya,

tidak berwarna atau padatan putih. Sedikit

berminyak ketika disentuh dan rapuh (HOPE 6th

Edition p. 474)

Kelarutan arut dalam kloroform, eter, minyak volatile, dan

kebanyakan minyak; sedikit larut dalam etanol,

praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), dan

air. (HOPE 6th Edition p. 475)

Stabilitas Stabil pada pemanasan (HOPE 6th Edition p. 475)

Cahaya Stabil

Stabil
Hidrolisis

Kegunaan Basis salep

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 15


7. Vaseline Flavum

Pemerian Kuning pucat sampai kuning, tidak tembus

cahaya, massa lembek, tidak berbau, tidak berasa

(HOPE 6th Edition p. 482).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etanol

(95%) dingin atau panas, gliserin, dan air; larut

dalam benzen, karbon disulfida, kloroform,

heksana, dan kebanyakan minyak volatile (HOPE

6th Edition p. 482).

Stabilitas Dapat disterilisasi dengan metode panas kering.

(HOPE 6th Edition p. 482) Oksidasi dapat dicegah

dengan penambahan antioksidan (mudah

teroksidasi) (HOPE 6th Edition p. 482). Ketika

terpapar cahaya berubah warna. (HOPE 6th

Edition p. 482)

Kegunaan Basis salep

Inkompatibilitas Vaselin flavum adalah bahan inert yang

inkompatibel dengan beberapa bahan (HOPE 6th

Edition p. 482).

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 16


BAB III

METODE KERJA
A. Persiapan alat/wadah/bahan
1. Alat

Waktu
Nama Alat Cara Sterilisasi Jumlah
Sterilisasi
Gelas kimia 22 ml Sterilisasi panas kering dengan
oven pada suhu 170°C 1 jam 3

Cawan penguap Sterilisasi panas kering dengan


oven pada suhu 170°C 1 jam 2

Kaca arloji Sterilisasi panas kering dengan


1 jam 4
oven pada suhu 170°C
Batang pengaduk Sterilisasi panas kering dengan
1 jam 3
oven pada suhu 170°C
Pinset Sterilisasi panas kering dengan
oven pada suhu 170°C 1 jam 1
Pipet kaca Sterilisasi panas kering dengan
oven pada suhu 170°C 1 jam 2

Karet pipet Desinfeksi dengan alkohol 70% 24 jam 2


Spatel Sterilisasi panas kering dengan
1 jam 5
oven pada suhu 170°C
Mortir dan stamper Sterilisasi panas kering dengan
1 jam 1
oven pada suhu 170°C

2. Wadah

No. Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)

1. Tube logam 2 Panas kering oven 170°C I jam

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 17


2. Tutup tube 2 Alkohol 70% selama 24 jam

3. Bahan

No. Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)


1. Eritromisin 0,55%b/b Radiasi gamma (cobalt 60,25 kGy)
2. Metil paraben 0,1%b/b Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 170°C
3. Propil paraben 0,01%b/b Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 170°C
4. BHT 0,01%b/b Radiasi gamma (cobalt 60,25 kGy)
5. Propilen glikol 2%b/b Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 170°C
6. Gliserin 2%b/b Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 170°C
7. Parafin solid 2%b/b Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 170°C
8. Vaseline flavum Ad 10 Sterilisasi panas kering dengan oven
gram
pada suhu 170°C

B. Penimbangan Bahan
 Total sediaan yang akan dibuat 2 tube @ 10 gram, Maka:

2 x 10 = 20 gram

 Agar salep yang dimasukan ke dalam tube tidak kurang maka dilebihkan 10%,

Maka:

20 gram + (10% x 20 gram) = 22 gram (jumlah boleh dibulatkan)

No. Nama bahan Jumlah yang ditimbang

1. Eritromisin 0,121 g

2. Metil paraben 0,022 g

3. Propil paraben 0,0022 g

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 18


4. BHT 0,0022 g

5. Propilen glikol 0,44 g

6. Gliserin 0,44 g

7. Vaseline flavum 25 gram

0,55
1. Eritromisin = x 22mL=0,121 g
100

0,1
2. Metil paraben = x 22 mL=0,022 g
100

0,01
3. Propil paraben = x 22 mL=0,0022 g
100

0,01
4. BHT = x 22 mL=0,0022 g
100

0,084
5. Propilen glikkol = x 22 mL=0,44 g
100

0,184
6. Glicerin = x 22 mL=0,44 g
100

7. Vaseline album = 22 – (0,121 + 0,022 + 0,0022 + 0,0022 +

0,0022 + 0,44+0,044)

= 22 – 6,1,0274

= 20,9726

=21+20%

=25 gram

C. Cara kerja
1. Digerus eritromisin didalam lumpang (campuran 1) digeru ad homogen

2. Dilebur setengah bagian vaseline album dan dimasukan kedalam

campuran satu digerus ad homogen

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 19


3. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan dengan propilen glikol,aduk

ad homogen lalu campurkan kedalam campuran 1

4. Dimasukan gliserin kedalam cmapuran 1 aduk ad homogen,dilebur sia

vaseline flavum lalu masukan BHT,dimasukan kedalam campuran 1

digerus ad homogen

5. Ditimbang wadah salep = 2 gram

6. Ditimbang salep sebanyak 13 gram,lalu salep dimasukan kedalam tube

atau wadah

7. Diberi label dan etiket

D. Uji evaluasi
1. Organoleptik (bau, bentuk, dan warna)

Uji Organoleptik dilakukan dengan pengamatan secara langsung

oleh mata dengan cara mengamati bentuk, warna dan mencium bau dari

sediaan tetes telinga Hidrokortison asetat.

2. Uji homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menimbang sediaan

salep mata 0,5% lalu di amati diatas objek glass,sediaan harus

menunjukan susunan yang homogen. (Depkes RI.,1995)

3. Uji Penetapan pH

Dilakukan menggunakan kertas/lakmus dengan pH indikator,

dengan cara mencelupkan atau menggoreskan sediaan pada kertas pH

kemudian dicocokkan warna strip pada pH indikator

4. Uji daya sebar

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 20


Uji daya sebar sediaan salep mata eritromisin 0,5% ditentukan

dengan cara,ditimbang 0,5 gram salep mata menggunakan kaca arloji

kemudian diberikan beban 100 gram dan 50 gram,diamati selama 1

menit menggunakan stopwatch kemudian diukur,pertambahan luas

yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung (Voight.,1994)

5. Uji daya lekat

Uji ini dilakukan dengan meletakan salep 0,5 gram diantara dua

kaa obek kemudian ditarik dengan beban. Pengujian ini dilakukan

untuk melihat berapa lama sediaan salep dapat menempel sehingga zat

aktif dalam salep dapat terabsorbsi.

6. Uji bobot.

Uji bobot dilakukan untuk mengetahui berap berat atau bobot pasti dari

salep dalam tube. Uji bobot dilakukan dengan cara ditimbang wadah

tube kemudian ditimbang sediaan salep yang telah dimasukan kedalam

tube sebanyak 13 gram.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 21


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Uji Organoleptik

Uji Organoleptik Hasil


Warna Kuning
Bentuk Semi padat/semi solid
Bau Tidak berbau

2. Uji Homogenitas

Hasil
Uji Homogenitas
Homogen

3. Uji pH

Uji pH Hasil
5

4. Uji daya lekat

Hasil
Uji daya lekat
1 detik

5. Uji Volume Terpindahkan

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 22


Semifluid Semisitif
Ujidaya sebar
4 0
6. Uji bobot

Wadah =2,9 gram

Bobot 1 tube =13 gram – 2,9 gram = 10,9 gram

B. Pembahasaan
Sediaan salep mata yang dibuat selanjutnya dilakukan uji evaluasi

sediaan yang meliputi :

1. Uji Organoleptik

Penguji an ini dilakukan untuk mengetahui warna, tekstur dan bau

dari sediaan obat salep mata. Di lakuakan dengan cara mengamati

sediaan obat tetes telinga yang dibuat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat uji evaluasi sediaan yaitu

salep mata berwarna kuning, yang berasal dari warna basis salep mata,

memiliki bau khas, dan memiliki tekstur atau bentuk semi solid

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas sediaan salep mata eritomisin 0,5%

dilakukan dengan menimbang sediaan 0,5 gram salep mata di atas

objek glass lalu diamati. SediaN harus menunjukan susunan yang

homogen. (Depkes RI,1995)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sediaan homogen karena

tidak terdapat gumpalan dan memiliki struktur yang rata dan memiliki

warna yang seragam.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 23


3. Uji pH

Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui nilai pH sediaan,

dilakukan menggunakan kertas pH meter, pH Target pada sediaan ini

adalah 7.4.Uji nilai pH dilakukan dengan alat strip pH. Nilai pH yang

memenuhi persyaratan nilai pH sediaan mata yaitu antara pH 5-7,4

(Agoes, 2009)

Hasil dan pengujian pH yang dilakukan memiliki pH sediaan 5

dimana sudah memenuhi persyaratan nilai pH sediaan mata.

4. Uji daya sebar

Uji daya sebar sediaan salep mata eritromisin 0,5% ditentukan

dengan cara, ditimbang 0,5 gram salep mata menggunakan kaca arloji

kemudian diberikan beban 100 gram dan 50 gram diamati selama 1

menit menggunakan stropwatch kemudian diukur pertambahan luas

yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung. (Voight,1994)

Dari uji evaluasi daya sebat ini, diketahui salep mata eritromisin

memiliki daya sebar yang baik, karena membentuk lingkaran yang

utuh dan tidak terdapat udara. Hasil yang didapat dari uji ini yaitu 3 cm

dan termasuk dalam semisitif yaitu 3-5 cm.

5. Uji daya lekat

Uji ini dilakukan dengan meletakan salep 0,5 gram diantara 2

kaca objek kemudian ditarik dengan beban. Pengujian ini dilakukan

untuk melihat berapa lama sediaan salep mata dapat menempel

sehingga zat aktif dalam salep terabsorbsi.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 24


Dari hasil yang diperoleh bahwa daya lekat salep mat cukup

singkat yaitu 1 detik, hal ini menandakan basis yang digunakan

mampu melepaskan bahan obat dengan baik dan melebur ketika

mengenal lensa mata sehingga kaburnya pandangan setelah pemakaian

dapat dikurangi.

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 25


BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum salep mata yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Uji Organoleptik : berwarna kuning, memiliki bau khas, dan

tekstur semi solid

2. Uji Homogenitas : sediaan salep mata homogen karena tidak

terdapat butiran kasar.

3. Uji pH : sediaan memiliki pH 5

4. Uji daya sebar : sediaan yang dibuat memiliki daya sebar 4,5

cm (semisitif)

5. Uji daya lekat : salep mata yang dibuat memiliki daya lekat

1 detik.

6. Uji bobot : sediaan yang di buat memiliki bobot 13,9

gram

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 26


DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1995., Farmakope Indonesia
Edisi V. Jakarta

Agoes . G .2009. Tekhnologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri


2).Edisi Revisi Bandung:Penerbit ITB

Voight .R.,1994.Buku pengantar Tehnologi Farmasi.Diterjemahkan oleh


Soedani.N,Edisi V., Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada Press.

Allen,L.V.2009.Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixt


Edition;Rowe.R.C,.Sheshkey P.J,Queen
M.E.,London,Pharmaceutical Press And American Pharmasist
Assosiation.

Gaudana R, Ananthula HK, Parenky A, Mitra AK. Ocular drug delivery.


AAPS. 2010;12(3):348-60

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 27


DOKUMENTASI

1. Uji Organoleptik

2. Uji Homogenitas

3. Uji pH

4. Uji Daya Sebar

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 28


5. Uji Daya Lekat

TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL. III A FARMASI | DAFTAR ISI 29

Anda mungkin juga menyukai