Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Elektronik Universitas Cenderawasih
ACROPORA P-ISSN: 2622-5476
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua E-ISSN: 2685-1865
Vol. 2, No. 2, Hal.
Uji efektifitas 55-62
antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. DOI: 10.31957/acr.v2i2.1066
Rosdianti et al., 2019
Desember 2019 http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/ACR

Uji Efektifitas Antijamur Ekstrak Bintang Laut Linckia


laevigata (Linnaeus, 1758) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Trichophyton sp.
Shanti Rosdianti1, Lisiard Dimara1* dan Popi Ida Laila Ayer1
1Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, FMIPA Universitas Cenderawasih
*e-mail korespondensi: dimaralisiard@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Diterima : 30 September 2019 Penelitian uji efektivitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata
Disetujui : 25 Oktober 2019 (Linnaeus, 1758) terhadap jamur Trichophyton sp. bertujuan untuk mengetahui
Terbit Online : 28 Desember 2019 senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antijamur dari ekstrak bintang laut L.
laevigata (Linnaeus, 1758) terhadap jamur Trichophyton sp. Penelitian ini
Kata Kunci: dilaksanakan pada Desember 2018 sampai Februari 2019 di Laboratorium
Linckia laevigata POLTEKES (Politeknik Kesehatan) Jayapura dan Laboratorium Jurusan Ilmu
Trichophyton sp. Kelautan dan Perikanan (Universitas Cenderawasih). Metode penelitian yang
Flavonoid digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif, yakni penggambaran secara akurat
Steroid pemeriksaan atau skrining senyawa-senyawa bioaktif dan pengujian aktivitas
Saponin antijamur dari objek kajian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ektrak
bintang laut L. laevigata memiliki kandungan senyawa fitokimia berupa flavonoid,
steroid dan saponin. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak bintang
laut L. laevigata memiliki potensi antijamur dengan zona hambat terbesar berkisar
antara 4,89 mm yang dimiliki pada ekstrak metanol bintang laut L. laevigata
dengan konsentrasi 9,0 mg/ml, sedangkan untuk zona hambat terkecil berkisar
antara 1,11 mm yang dimiliki pada ekstrak etil asetat bintang laut dengan
konsentrasi 3,0 mg/ml.

Copyright © 2019 Universitas Cenderawasih

PENDAHULUAN lingkaran konsentris, sehingga tampak seperti atap


Mikroba patogen merupakan salah satu genting. Penyakit Tinea Imbrikata dapat diobati
penyebab penyakit pada manusia dan makhluk dengan menggunakan zat antimikrobial yang
hidup lainnya. Banyak usaha yang telah dilakukan merupakan suatu zat kimia yang dapat
untuk mengantisipasi pengaruh mikroba patogen menghambat atau mematikan pertumbuhan sel-sel
tersebut yaitu dengan menemukan senyawa kimia mikroba seperti jamur, bakteri ataupun protozoa
yang dapat menghambat pertumbuhan dan patogen lainnya (Lay dan Hastowo, 1992).
membunuh bakteri ataupun jamur (Juariah, 2014). Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyaknya masyarakat Papua yang berada di
organisme laut memiliki potensi yang sangat besar bawah garis kemiskinan sehingga masalah
dalam menghasilkan senyawa-senyawa akitf yang kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup
dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan
dibandingka dengan senyawa yang dihasilkan oleh sehari-hari masyarakat Papua.
tumbuhan teresterial (Muniarsih dan Rachmaniar, Salah satu suku di Papua yang masih
1999). Organisme laut yang diketahui dapat mempraktekkan kearifan lokal mereka dalam
menghasilkan senyawa aktif antara lain adalah memanfaatkan biota laut sebagai bahan obat-
spons, moluska, bintang laut, bryozoa dan lain-lain obatan adalah Suku Tabi, dan secara khusus
(Thakur dan Muller 2004). masyarakat yang mendiami Kampung Nafri di
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur pesisir Teluk Youtefa Jayapura. Beberapa keluarga
masih sangat tinggi dan obat antijamur lebih sedikit dari masyarakat Kampung Nafri masih
dibandingkan dengan antibakteri, oleh karena itu mempraktekkan cara pengobatan penyakit kulit
perlu dilakukan pengembangan obat antijamur (kadas) dengan menggunakan minyak dari bintang
salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi laut.
yaitu Trichophyton sp. (Sukandar et al., 2008). Bintang laut merupakan salah satu spesies
Tinea imbrikata adalah dermatofitosis kronis yang dari kelas Asteroidea dan merupakan kelompok
disebabkan oleh Trychophyton concentricum dari Echinodermata. Bintang laut memiliki
dengan gambaran morfologis yang khas, berupa komponen bioaktif yang terdiri dari alkaloid,
papulo-skuamosa yang tersusun dalam lingkaran- steroid, flavonoid, saponin, yang memiliki aktivitas

55
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

antioksidan, antibakteri, antifungi (Agustina, a) Sampel dipotong kecil-kecil dan dikeringkan


2012). Linckia laevigata merupakan salah satu lalu dimasukan kedalam botol, kemudian
spesies bintang laut yang berada dalam kelas direndam dengan larutan Metanol sampai
Asteroida yang berpotensi sebagai antijamur. L. sampel terendam semuanya dan dibiarkan
laevigata sering ditemukan di daerah tropis selama 2x24 jam
(Fitriana, 2010) b) Maserat dipisahkan dari ampas dengan
Melihat Komponen bioaktifnya dan lokasi penyaringan menggunakan corongdan
penyebarannya, penulis sangat tertarik dan kertas saring, kemudian diuapkan dengan
termotivasi untuk mengkaji dan menganalisis menggunakan hot plate dengan suhu 390C
segala proses pengobatan jamur kadas tersebut sehingga diperoleh ekstrak kental (Haryati,
melalui penelitian eksperimen di laboratorium 2011).
untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang
terkandung dalam bintang laut tersebut serta Uji komponen senyawa kimia
menguji secara ilmiah aktivitas antijamur dari Menurut Juariah (2014), uji komponen
senyawa aktif tersebut. Oleh karena itu, penelitian senyawa kimia dilakukan terhadap ekstrak bintang
ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif laut L. laevigata dengan cara sebanyak 10 gram
dalam ekstrak bintang laut Linckia laevigata sampel ekstrak bintang laut ditambahkan masing-
(Linnaeus, 1758) dan aktivitas antijamur dari hasil masing 5ml akuades dan kloroform lalu dikocok
ekstrak tersebut terhadap jamur Trichophyton sp. kuat dan dibiarkan selama 8 menit sampai
terbentuk dua lapisan. Lapisan air ekstrak bintang
BAHAN DAN METODE laut digunakan untuk uji senyawa flavonoid, dan
Waktu dan Lokasi Penelitian saponin. Lapisan kloroform ekstrak bintang laut
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu digunakan untuk uji senyawa terpenoida, dan
bulan Desember 2018 sampai Februari 2019. steroida, sedangkan untuk uji alkaloid memiliki
Penelitian lapangan meliputi pengambilan sampel prosedur tersendiri.
bintang laut L. laevigata di Perairan Argapura, Kota 1) Uji Flavonoid
Jayapura, Papua. Kajian ekstrak bintang laut L. Beberapa tetes larutan ekstrak bintang laut
laevigata dan analisis data dilakukan di dimasukkan pada plat tetes lalu tambahkan 1-2
Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan dan butir logam magnesium dan beberapatetes
Perikanan Universitas Cenderawasih, sedangkan asam klorida pekat. Terbentuknya warna jingga,
kajian fitokimia dan sifat daya hambat ekstrak merah muda sampai merah menandakan
bintang laut L. laevigata terhadap pertumbuhan adanya senyawa flavonoid.
jamur pathogen Trichophyton sp. dilakukan di 2) Uji Fenolik
Laboratorium Mikroorganisme Jurusan Farmasi Beberapa tetes larutan ekstrak bintang laut
POLTEKES Jayapura. dimasukkan pada plat tetes ditambah 1–2 tetes
larutan besi (III) klorida 1%. Bila terbentuk
Metode dan Tahapan Penelitian warna biru atau ungu, menandakan adanya
Pembuatan ekstrak bintang laut L. laevigata senyawa fenolik.
1) Preparasi Sampel 3) Uji Saponin
Bintang laut yang diambil perairan Argapura di Larutan ekstrak bintang laut dimasukkan ke
masukkan kedalam kantong specimen dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades
kemudian dibawah ke laboratorium dan dan 1 tetes HCL 2 N dengan perbandingan 1:1
dibersihkan. lalu dikocok. Apabila terbentuk busa yang
2) Ekstrak metanol L. Laevigata sebanyak 572 bertahan selama 5 menit, menandakan positif
gram dibuat dengan cara maserasi. adanya saponin.
a) Sampel dipotong kecil-kecil dan dikeringkan 4) Uji Triterpenoid dan Steroid
lalu dimasukan kedalam botol, kemudian Lapisan kloroform ekstrak bintang laut disaring
direndam dengan larutan Metanol sampai melalui pipet yang diujungnya diberi kapas.
sampel terendam semuanya dan dibiarkan Hasil saringan dipipet 2–3 tetes dan dibiarkan
selama 2x24 jam. mengering pada plat tetes. Setelah kering
b) Maserat dipisahkan dari ampas dengan ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard (2
penyaringan menggunakan corong dan tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
kertas saring, kemudian diuapkan dengan sulfat pekat). Terbentuknya warna merah jingga
menggunakan hot plate dengan suhu 390C menandakan bahwa positif adanya triterpenoid
sehingga diperoleh ekstrak kental (Haryati, dan warna hijau-biru positif adanya steroid.
2011). 5) Uji Alkaloid
3) Ekstrak etil asetat L. Laevigata sebanyak 572 Pengujian adanya senyawa alkaloid, digunakan
gram dibuat dengan cara maserasi. metode Culvenor-Fizgerald. Tambahkan 2 mg

56
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

ekstrak dengan 10 ml larutan kloroform D=A–B


beramoniak 0,05 M, diaduk kemudian disaring
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Keterangan:
kemudian tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N, D = Daya hambat (mm)
dikocok selama 2 menitdan dibiarkan hingga A = Diameter zona bening
terbentuk dua lapisan dan terjadi pemisahan. B = Diemeter paper disk (6 mm)
Lapisan asam (bagian atas) diambil dan
ditambahkan 1-2 tetes pereaksi Mayer atau HASIL DAN PEMBAHASAN
pereaksi Dragendorff, terbentuknya endapan Karakteristik Bintang Laut L. laevigata
putih dengan pereaksi Mayer atau warna merah Bintang laut L. laevigata biasa dikenal dengan
dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan nama bintang laut biru. Bintang laut ini terdapat
hasil yang positif untuk alkaloid. dalam jumlah yang berlimpah dibandingkan
dengan kelompok asteroid lainnya. Ciri fisik dari
Uji aktivitas ekstrak L. laevigata terhadap jamur bintang laut L. laevigata yaitu memiliki 5 buah
Trichophyton sp. tangan dan tubuh yang tidak terlau tebal. Seluruh
Pengujian aktivitas ekstrak L. laevigata pemukaan tubuh bintang laut ini berwarna biru.
terhadap jamur Trichophyton sp. dilakukan dengan Habitat bintang laut ini yaitu didaerah terumbu
menggunakan metode difusi agar (Odzemir et al., karang, pasir dan padang lamun. (Lee dan Shin
2006). 2014).
1) Menyiapkan konsentrasi ekstrak L. laevigata Bintang laut L. laevigata setelah dikeringkan
sebanyak 3 mg, 6 mg dan 9 mg. memiliki karakteristik dengan ukuran yang lebih
2) Kemudian mengambil suspensi jamur patogen kecil, berwarna biru ketuaan dan tidak berbau.
sebanyak 100 μl dan dituangkan ke media PDA Bintang laut yang telah dikeringkan memiliki bobot
padat dalam cawan petri kemudian diratakan yang lebih ringan dibandingkan bintang laut yang
dengan menggunakan spreader. masih segar, yaitu sebesar 263 gram. Hal ini
3) Setelah itu diinkubasi selama 60 menit. dikarenakan kadar air yang terkandung dalam
4) Paper disk yang telah steril di tetesi ekstrak L. bintang laut mengalami penyusutan akibat proses
laevigata dengan konsentrasi 3 mg/ml dan pengeringan.
diletakan diatas media yang telah ditumbuhi
jamur patogen. Ekstrak Bintang Laut L. laevigata
5) Melakukan percobaan ulang pada poin (d) Berat awal bintang laut sebelum dikeringkan
dengan konsentrasi 6 mg/ml dan 9 mg/ml. yaitu sebesar 572 gram. Hasil sampel yang sudah
6) Mengamati zona hambat pertumbuhan jamur dikeringkan mengalami penyusutan sebesar
yang ditandai dengan terbentuknya daerah 236,43 gram. Setelah proses penyiapan sampel
jernih di sekeliling kertas cakram. kering selesai maka dilanjutkan dengan proses
ekstraksi. Metode ekstraksi yang dipilih adalah
Pengamatan zona inhibisi maserasi dengan menggunakan pelarut metanol
Daya hambat diketahui berdasarkan (polar) dan etil asetat (semi polar). Pemilihan
pengukuran diameter zona inhibisi (zona bening) metode ekstraksi dengan cara maserasi
yang terbentuk disekitas paper disc. Pengukuran dikarenakan metode ini memiliki keuntungan pada
tersebut menggunakan jangka sorong. Daya prosedur dan peralatan yang digunakan lebih
hambat minimal diketahui dari konsentrasi terkecil sederhana (Anonim, 1993).
sampai terbesar yang sudah dapat menghambat Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara
pertumbuhan Trichophyton sp. secara nyata. merendam sampel dalam pelarut selama 2x24 jam.
Filtrat ekstrak bintang laut kemudian dipekatkan
Analisis Data dengan hot plate hingga mendapatkan ekstrak yang
Analisis data rendemen kental dan bewarna orange.
Berat ekstrak yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus menurut Wahyuni dan
Widjanarko (2014):

Analisis data uji ekstrak antijamur


Diameter zona hambar diukur secara
kuantitatif dengan menggunakan rumus Metanol Etil asetat
Poeloengan et al. (2007): Gambar 1. Ekstrak bintang laut L. Laevigata

57
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

Hasil maserasi yang diperolah dari 100 gram terhidroksilasi bekerja sebagai diuretik dan sebagai
bintang laut L. laevigata dalam 200 ml pelarut antioksidan pada lemak (Pratiwi, 2008). Flavonoid
menunjukkan perbedaan dalam jumlah berat merupakan senyawa fenol terbanyak yang
ekstrak yang diperoleh. ditemukan di alam. Flavonoid memiliki kerangka
dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua
Ekstraksi Senyawa Bioaktif Bintang Laut L. cincin benzene terikat pada suatu rantai propane
laevigata membentuk susunan C6-C3-C6.
Uji komponen aktif atau uji fitokimia
merupakan analisis kualitatif yang dilakukan untuk Saponin
mengetahui senyawa metabolit sekunder yang Indikator positif dari uji saponin ini adalah
terkandung dalam tiap ekstrak bintang laut Linckia terbentuknya busa yang tetap stabil selama 8 menit
laevigata dengan mengamati perubahan warna pengamatan setelah dilakukan penambahan 1 tetes
atau konsistensi setelah diberi larutan uji. Hasil HCl 2N. Hasil uji saponin ini dapat dilihat pada
fitokimia pada masing-masing ekstrak tiap pelarut Gambar 3.
dapat dilihat pada Tabel 1.

Flavanoid
Indikator positif dari uji flavanoid adalah
dengan terbentuknya warna merah muda atau
ungu. Pengujian fitokimia ekstrak kasar metanol uji
flavanoid mendapatkan hasil positif mengandung
senyawa flavanoid. Hal ini didukung dengan
pernyataan Harborne (1984) dalam Priyanto
(2012), flavanoid merupakan senyawa polar yang
dapat larut pada pelarut polar. Hasil uji flavanoid Gambar 3. Uji saponin
dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan hasil identifikasi, saponin
ditemukan pada ekstrak metanol dan etil asetat.
Saponin terdapat pada sejumlah besar tanaman
dan beberapa hewan laut seperti teripang atau
timun laut (Hostettmann and Marston, 1995;
Lacaille-Dubois and Wagner, 2000), Ophiuroidea
(brittle star atau bintang ular) (Juariah, 2014).

Alkaloid
Gambar 2. Uji flavanoid Indikator positif dari uji alkaloid adalah
dengan terbentuknya endapan merah atau jingga
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui pada preaksi dragendroff dan endapan putih
bahwa flavonoid memiliki banyak kegunaan baik kekuningan pada preaksi mayer. Pengujian
bagi tumbuhan maupun manusia. Flavonoid fitokimia ekstrak kasar metanol dan etil asetat
digunakan tumbuhan sebagai penarik serangga dan dengan dua pereaksi uji alkaloid mendapatkan
binatang lain untuk membantu proses hasil negatif mengandung senyawa alkaloid, tidak
penyerbukan dan penyebaran biji, sedangkan bagi ada satupun pereaksi yang menunjukkan hasil
manusia dalam dosis kecil flavon bekerja sebagai positif dari kedua ekstrak kasar yang diuji.
stimulan pada jantung, dan flavon yang

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak kasar bintang laut L. laevigata.


Jenis Pelarut
Uji fitokimia Hasil yang Diperoleh Standar (Warna)
Metanol Etil Asetat
Flavanoid + – Merah muda Merah muda atau ungu
Saponin + + Terbentuk busa dan Terbentuk busa dan
endapan endapan
Alkaloid – – Tidak terjadi perubahan Warna merah atau
kuning dan Endapan
putih
Steroid atau + – Berwarna biru kehijau Biru kehijau hijauan
triterpenoid hijauan
Keterangan: + = Positif mengandung senyawa; – = Negatif mengandung senyawa

58
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

Steroid/Triterpenoid ini menunjukkan bahwa pelarut metanol memiliki


Indikator positif dari uji steroid/triterpenoid kemampuan ekstraksi paling baik terhadap bintang
adalah dengan terbentuknya larutan berwarna laut L. laevigata. Hasil ekstraksi dan identifikasi
merah untuk pertama kali pada reaksi positif senyawa metabolit sekunder pada fraksi pelarut
triterpenoid dan selanjutnya terbentuknya larutan etil asetat memiliki nilai rendemen ekstrak sebesar
biru dan hijau untuk reaksi positif steroid. Hasil uji 7,21% dan hanya memiliki satu kandungan
triterpenoid dan steroid dapat dilihat pada Gambar senyawa metabolit sekunder yaitu saponin.
4.
Tabel 2. Rendemen ekstrak bintang laut L. laevigata
No Pelarut Rendemen ekstrak
1. Metanol 23,47 %
2. Etil Asetat 7,21 %

Berdasarkan pelarut yang digunakan, metanol


menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih besar
dibanding dengan pelarut etil asetat. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung
Gambar 4. Uji Steroid atau Triterpenoid
pada bintang laut L. laevigata cenderung bersifat
polar. Hal ini juga ditemukan oleh Darwis (2000)
Pengujian fitokimia ekstrak kasar metanol, dalam Oktavianus (2012), yang menyatakan bahwa
positif mengandung senyawa steroid. Hal ini sesuai secara umum pelarut metanol merupakan pelarut
dengan yang dinyatakan Schmidt dan Steinhart yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi
(2001) dalam Juariah (2014), bahwa kandungan senyawa organik bahan alam, karena hampir dapat
steroid/triterpenoid pada ekstrak polar, semi polar melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.
dan non polar tidak menunjukkan hasil yang Perbedaan rendemen ekstrak yang dihasilkan ini
berbeda nyata. Hormon steroid dibentuk dari sesuai dengan apa yang dinyatakan Kusnandar et
jaringan tertentu di dalam tubuh dan dibagi dalam al. (2008), bahwa rendemen ekstrak hasil maserasi
dua kelas, yaitu hormon adrenal dan hormon seks dengan pelarut yang berbeda akan menghasilkan
(estrogen, progesteron, dan testosteron). Bintang presentase rendemen yangberbeda pula.
laut yang diteliti mengandung hormon steroid Pada penelitian ini dapat dilihat perbedaan
karena steroid secara normal diproduksi oleh polaritas dari pelarut menghasilkan perbedaan
organ reproduksi, yaitu ovari, plasenta, korteks jumlah rendemen dan jenis senyawa metabolit
adrenal, korpus luteus, dan testis (Kurniadi et al., sekunder yang didapat. Perbedaan ini dipengaruhi
2008). Sampel yang digunakan menggunakan beberapa faktor diantaranya, kondisi alamiah
seluruh bagian tubuh dari bintang laut itu sendiri. senyawa, metode ekstraksi, ukuran partikel
Ada beberapa senyawaan triterpenoid berstruktur sampel, kondisi dan waktu ekstraksi, serta
siklik yang berupa alkohol, aldehid atau asam perbandingan sampel dengan pelarut (Harborne,
karboksilat (Harborne, 1987). Senyawaan yang 1987).
berstruktur alkohol yang memiliki gugus –OH
menyebabkan sifatnya menjadi semi polar, Uji Potensi Antijamur
sehingga dapat terekstrak dalam pelarut etil asetat Pengujian daya hambat (zona bening) selama
(semi polar) (Sriwahyuni, 2010). Steroid bisa inkubasi 24 jam dan 48 jam menunjukkan bahwa
terdapat dalam bentuk glikosida (Harborne, 1987). semua jenis pelarut memiliki aktivitas terhadap
Glikosida merupakan senyawa yang terdiri dari jamur Trichophyton sp. dengan nilai rata-rata
gula dan aglikon. Adanya gula yang terikat dan berkisar 2,14–4,89 mm (Tabel 3). Hasil daya
bersifat polar menyebabkan glikosida mampu larut hambat ekstrak bintang laut L. laevigata dengan
dalam pelarut polar, sehingga steroid terdeteksi pelarut matanol terhadap jamur Trichophyton sp.
pada ekstrak metanol. menunjukkan potensi antijamur. Ekstrak bintang
laut dengan pelarut matanol menunjukkan bahwa
Kemampuan Ekstraksi Pelarut diameter zona bening terbesar yang terbentuk
Hasil ekstraksi dan identifikasi senyawa pada jamur Trichophyton sp. yaitu pada konsentrasi
metabolit sekunder pada bintang laut L. laevigata 9 mg/ml dengan nilai rata-rata 4,89 mm.
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa fraksi pelarut Sedangkan aktivitas daya hambat terkecil terdapat
metanol memiliki nilai rendemen ekstrak sebesar pada konsentrasi 3 mg/ml dengan nilai rata-rata
23,47% dan memiliki kandungan senyawa 2,14 mm. Pengulangan uji aktivitas antijamur pada
metabolit sekunder sebanyak tiga jenis yaitu ekstrak metanol bertujuan untuk melihat zona
flavanoid, saponin dan steroid. Hasil pada fraksi hambat yang diperoleh jika suatu konsentrasi
metanol ini merupakan yang tertinggi bila ekstrak dinaikkan.
dibandingkan dengan fraksi pelarut etil asetat. Hal

59
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

Menurut penggolongan kekuatan daya dinaikkan maka zona hambat pertumbuhan jamur
antibakteri yang digolongkan menurut Davis and akan semakin tinggi.
Stout (1971) dalam Tarman et al. (2012) yaitu Terjadi penurunan zona hambat pada kedua
diameter zona bening 5 mm atau kurang ekstrak bintang laut L. laevigata antara inkubasi
dikategorikan lemah, zona bening 5-10 mm jam ke-24 dan jam ke-48, yang berarti ekstrak
dikategorikan sedang, zona bening 10-20 mm bintang laut L. laevigata bersifat fungistatik karena
dikategorikan kuat dan zona bening lebih dari 20 ekstrak bintang laut tersebut memilki zat kimia
mm dikategorikan sangat kuat. Kriteria inilah yang yang bersifat fungistatik terhadap pertumbuhan sel
digunakan dalam penelitian untuk menggolongkan fungi dipengaruhi oleh faktor seri waktu uji. Juariah
daya hambat kontrol dan uji sampel ekstrak. Hasil (2014) menyatakan bahwa zat antimikrobial
yang diperoleh pada Tabel 4 menunjukkan bahwa fungistatik bersifat menghambat kerja enzim
ekstrak kasar metanol dan etil asetat bintang laut L. tertentu yang mengakibatkan terganggunya
laevigata terhadap daya hambat jamur metabolisme sel fungi, sehingga proses
Trichophyton sp. dikategorikan lemah. Pengujian pemanjangan hifa (misellium) fungi menjadi
daya hambat (zona bening) selama inkubasi 24 jam terhambat. Jika pertumbuhan sel fungi yang
dan 48 jam menunjukkan memiliki aktivitas ditandai dengan pemanjangan hifa terhambat,
terhadap jamur Trichophyton sp dengan nilai rata- maka fragmentasi hifa pun menjadi terganggu
rata berkisar 1,11–1,85 mm. sehingga dapat dikatakan bahwa sel fungitidak
dapat berkembangbiak. Hifa atau miselium yang
Tabel 3. Hasil zona hambat ekstrak metanol bintang laut tidak dapat mengalami fragmentasi disebabkan
L. laevigata terhadap jamur Trichophyton sp. oleh rusaknya jaringan hifa selnya mengakibatkan
Waktu Zona Hambat (mm) sel fungi pada saat bersamaan menjadi peka dan
Pelarut rentan terhadap perubahan lingkungan, sehingga
(Jam) 3 mg/ml 6 mg/ml 9 mg/ml
Metanol 24 2,27 2,54 5,26 sel fungi mudah mati.
48 2,03 1,81 4,52 Ekstrak bintang laut dengan pelarut matanol
24 2,74 2,97 mengandung senyawa flavanoid, saponin dan
48 1,52 2,03 steroid serta memiliki konsentrasi senyawa
Jumlah 8,56 9,35 9,78 metabolit sekunder yang tinggi (Kustiatiyah, 2012).
Rata-rata (mm) 2,14 2,34 4,89 Senyawa tersebut mempunyai efek farmakologi
sebagai antijamur. Agustina (2012) menyatakan
bahwa steroid dapat berfungsi sebagai antijamur
Tabel 4. Zona hambat ekstrak etil asetat bintang laut L.
laevigata terhadap jamur Trichophyton sp.
karena sifat lipofilik yang dimiliki oleh steroid
dapat menghambat perkecambahan spora dan
Waktu Zona Hambat (mm) perbanyakan miselium pada jamur.
Pelarut
(Jam) 3 mg/ml 6 mg/ml Selain steroid, terdapat senyawa lain pada
Etil Asetat 24 1,62 2,54 bintang laut L. laevigata yaitu flavonoid yang
48 0,7 1,81 mampu membentuk kompleks protein dan
24 1,45 2,01 merusak membran sel dengancara mendenaturasi
48 0,67 1,06 ikatan protein pada membran sel, sehingga
Jumlah 4,44 7,42 membran selmenjadi lisis dan senyawa tersebut
Rata-rata (mm) 1,11 1,85 menembus kedalam inti sel menyebabkan
jamurtidak berkembang (Muniarsih et al., 1999).
Hasil daya hambat ekstrak bintang laut L. Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat
laevigata dengan pelarut Etil Asetat terhadap jamur pertumbuhan jamur yakni dengan menyebabkan
Trichophyton sp. menunjukkan potensi antijamur. gangguan permeabilitas membran sel jamur. Gugus
Ekstrak bintang laut dengan pelarut Etil Asetat hidroksil yang terdapat pada senyawa flavonoid
menunjukkan bahwa diameter zona bening menyebabkan perubahan komponen organik dan
terbesar yang terbentuk pada jamur Trichophyton transport nutrisi yang akhirnya akan
sp. yaitu pada konsentrasi 6 mg/ml dengan nilai mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap
rata-rata 1,11 mm. Sedangkan aktivitas daya jamur (Agustina, 2012). Flavonoid bekerja sebagai
hambat terkecil terdapat pada konsentrasi 3 mg/ml antijamur dengan melakukan penghambatan
dengan nilai rata-rata 1,855 mm. Hal ini transpor elektron mitokondria yang
menunjukkan bahwa penggolongan untuk daya mengakibatkan pengurangan potensial membran
hambat jamur Trichophyton sp. masuk dalam mitokondria. Penghambatan (inhibisi) dapat
kategori lemah. Hal ini didukung dengan terjadi melalui penghambatan proton dalam rantai
pernyataan dari Davis and Stout (1971) yaitu pernapasan yang menyebabkan penurunan
diameter zona bening 5 mm atau kurang produksi ATP dan kematian sel jamur berikutnya
dikategorikan lemah. Berdasarkan hasil diatas (Lay et al., 1992).
dapat dilihat bahwa jika konsentrasi ekstrak

60
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

Berdasarkan hasil di atas juga terdapat satu KESIMPULAN


senyawa yang sangat penting dalam ekstraksi Jenis golongan senyawa bioaktif yang
bintang laut L. laevigata yaitu senyawa saponin. terkandung dalam ekstrak bintang laut L. laevigata
Dimana senyawa saponin bekerja sebagai adalah flavonoid, steroid dan saponin. Kemampuan
antimikroba dengan cara mengganggu stabilitas efektivitas antijamur terhadap jamur Trichophyton
dan permeabilitas membran sel bakteri sehingga sp. terbesar dimiliki oleh ekstrak metanol bintang
merusak membran sel dan menyebabkan laut L. laevigata pada konsentrasi 9 mg/ml dengan
keluarnya berbagai komponen penting sel bakteri luas rata-rata zona hambat yaitu 4.89 mm,
yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida. sedangkan kemampuan efektivitas antijamur
Saponin mengganggu permeabilitas membran sel terhadap jamur Trichophyton sp. terkecil dimiliki
karena bersifat surfaktan berbentuk polar dimana oleh ekstrak etil-asetat bintang laut L. laevigata
hal tersebut mengakibatkan proses difusi bahan pada konsentrasi 3 mg/ml dengan luas rata-rata
atau zat-zat yang diperlukan oleh jamur dapat zona hambat yaitu 1,11 mm. Semakin besar
terganggu sehingga sel membengkak dan pecah konsentrasi ekstrak maka semakin besar juga zona
(Tarman, 2012). Sehingga terjadi terdenaturasi hambatnya.
protein dinding Trichophyton sp. akan
menyebabkan kerapuhan pada dinding sel tesebut DAFTAR PUSTAKA
sehingga mudah ditembus zat aktif lainnya yang Agustina, D.S. 2012. Aktivitas Antioksidan dan
bersifat fungistatik. Jika protein yang terdenaturasi Komponen Bioaktif Bintang Laut Culcita sp.
adalah protein enzim maka enzim tidak dapat Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
bekerja yang menyebabkan metabolisme dan Fitriana, N. 2010. Inventarisasi bintang laut
proses penyerapan nutrisi terganggu. (Echinodermata: Asteroidea) di pantai Pulau
Penentuan diameter zona hambat merupakan Pari, Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu.
pengujian sensitivitas terhadap bakteri atau jamur. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, 3, 167-174.
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba Gavin, N.M. and Durako, M.J. 2012. Localization and
sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas antioxidant capacity of flavonoids in Halophila
adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik johnsonii in response to experimental light and
untuk memberikan daya hambat terhadap salinity variation. Journal of Experimental
mikroba. Uji sentivitas merupakan suatu metode Marine Biology and Ecology, 416-417, 32-40.
untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri atau Haryati, S., 2011. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
jamur terhadap zat antibakteri atau antijamur dan Metabolit Sekunder pada Fraksi n-Heksan dari
untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki Batang Tanaman Etlinger sp. dan Uji
aktivitas antibakteri atau antijamur. Metode difusi Aktivitasnya sebagai Antibakteri dan
sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas Antifungi. Skripsi. Universitas Haluoleo,
bakteri atau jamur. Prinsip dari metode ini adalah Kendari.
penghambatan terhadap pertumbuhan Juariah, S. 2014. Aktivitas Senyawa Antibakteri
mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan Bintang Laut (Asteriasforbesii) Terhadap
terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram Beberapa Jenis Bakteri Patogen. Medan:
kertas yang mengandung zat antibakteri atau Program Pascasarjana Fakultas Matematika
antijamur. Diameter zona hambat pertumbuhan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
bakteri atau jamur menunjukkan sensitivitas Sumatera Utara.
bakteri atau jamur terhadap zat antibakteri atau Lay, B. dan Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi. Jakarta:
antijamur. Selanjutnya, dikatakan bahwa semakin Rajawali Pres.
lebar diameter zona hambatan yang terbentuk Lee, T. and Shin, S. 2014. Echinoderm fauna of
bakteri atau jamur tersebut maka semakin sensitif Chuuk, the Federated States of Micronesia.
(Waluyo, 2008). Maka dari penelitian ini dapat ASED, 30(2), 108-118.
diketahui bahwa jamur Trichophyton sp. Muniarsih, T. dan Rachmaniar, R. 1999. Isolasi
mengalami sentsitivitas terhadap ekstrak bintang substansi bioaktif antimikroba dari spons asal
laut L. laevigata yang dapat menghambat Pulau Pari. Prosiding Seminar Bioteknologi
pertumbuhan jamur itu sendiri. Kelautan Indonesia, pp 151-158, LIPI, Jakarta
Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa 14-15 Oktober 1998.
perbedaan konsentrasi tentu akan memberikan Oktavianus, S. 2013. Uji Daya Hambat Daun
efek yang berbeda, karena semakin besar Mangrove Jenis Avicinea marina Terhadap
konsentrasi ekstrak maka semakin besar juga zona Bakteri Vibrio Parahaemolyticus. Skripsi.
hambatnya. Konsentrasi yang lebih tinggi akan Universitas Hassanudin, Makassar.
mampu merusak dan menghambat pertumbuhan Poeloengan, M., Andriani, Susan, M.N., Komala, I.
jamur lebih maksimal. dan Hasnita, M. 2007. Uji daya antibakteri
ekstrak etanol kulit batang bungur

61
Uji efektifitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata ….. Rosdianti et al., 2019

(Largerstoremia speciosa Pers) terhadap


Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
secara in-vitro. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner, pp. 776-782.
Priyanto, R.A. 2012. Aktivitas Antioksidan dan
Komponen Bioaktif Pada Buah Bakau
(Rhizophora Mucronata Lamk.). Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:
Erlangga.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I. K.,
Setiadi, A.P. dan Kusnandar. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia.
Tarman, K., Prestisia, H.N., Setyaningsih, I., Meydia,
Yogiara, dan Hwang, J.K. 2012. Kandungan
Komponen Bioaktif Dan Aktivitas Antimikrob
Ekstrak Bintang Laut (Culcita schmideliana).
JPHPI, 15(3), 207-215.
Thakur, N.L. and Muller, W.E.G. 2004.
Biotechnological potential of marine sponges.
Current Science, 86(11), 1506-1512.
Wahyuni, D.T. dan Widjanarko, S.B. 2014. Pengaruh
jenis pelarut dan lama ekstraksi terhadap
ekstrak karotenoid labu kuning dengan
metode gelombang ultrasonik. Jurnal Pangan
dan Agroindustri, 3(2), 390-401.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam
Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

62

Anda mungkin juga menyukai