Anda di halaman 1dari 7

Available online at: https://satyaminabahari.

org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62


DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas salmonicida

SECARA IN VITRO

EFFECTIVENESS OF LEMON BASIL LEAVES (Ocimum sp.) EXTRACT IN

INHIBITING THE GROWTH OF BACTERIA Aeromonas salmonicida IN VITRO

Ravi Mahendra 1), Armen Nainggolan 2), Firsty Rahmatia2*)

1Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II
2Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara Indonesia
* Korespondensi : firstyrahmatia@usni.ac.id

ABSTRAK

Aeromonas salmonicida merupakan bakteri Aeromonas sp. yang mampu menyerang semua spesies ikan baik
ikan air tawar maupun air laut, tergolong hama penyakit ikan karantina, juga merupakan salah satu
bakteri patogen yang banyak menyerang ikan dan penularannya sangat cepat melalui air atau
lingkungan, peralatan, dan kontak langsung dengan ikan yang sakit. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui Efektivitas ekstrak daun kemangi Ocimum sp. dalam menghambat pertumbuhan bakteri
dan mengetahui konsentrasi dosis yang terbaik dari pemanfaatan ekstrak daun kemangi untuk
menghambat pertumbuhan A. salmonicida. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap dengan 11 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil uji Minimum Inhibition Concentration (MIC) dari
ekstrak daun kemangi terhadap bakteri A. salmonicida adalah pada konsentrasi 20% sudah terdapat
penghambatan pertumbuhan bakteri. Daya hambat kontrol positif antibiotik Enrofloxacin (ENR)
sebesar ± 27,56 mm, pada ekstrak daun kemangi konsentrasi 100% sebesar ± 21,3mm, dapat
disimpulkan ekstrak daun kemangi (Ocimum sp.) berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri
A. salmonicida tetapi dibandingkan dengan kontrol positif, kemampuan ekstrak daun kemangi dengan
konsentrasi 100% masih lebih rendah. Kesimpulan penelitian ekstrak daun kemangi efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri A. salmonicida secara in vitro dengan klasifikasi daya hambat
tergolong sangat kuat pada konsentrasi 100% dengan kemampuan menghambat sebesar ± 21,3 mm.

KATA KUNCI : bakteri, Aeromonas salmonicida, ekstrak, daun kemangi

ABSTRACT

Aeromonas salmonicida is a bacterium Aeromonas sp. which is capable of attacking all fish species, both
freshwater and sea water, classified as quarantine fish pests, is also one of the many pathogenic bacteria
that attack fish and are transmitted very quickly through water or the environment, equipment, and
direct contact with sick fish. The purpose of this study was to determine the effectiveness of basil leaf
extract in inhibiting the growth of Aeromonas salmonicida bacteria and to determine the best dose
concentration of the use of basil leaf extract to inhibit the growth of A. salmonicida bacteria. The
research design used was a completely randomized design with 11 treatments and 3 replications. The
Minimum Inhibition Concentration (MIC) test results of the basil leaf extract against A. salmonicida are at
a concentration of 20% because at a concentration of 20% there is already an inhibition of bacterial
growth. Inhibition of positive control of Enrofloxacin (ENR) antibiotics was ± 27.56mm, with 100%
concentration of basil leaf extract ± 21,3 mm, it can be concluded that lemon basil leaf extract (Ocimum
sp.) Has an effect on inhibiting the growth of A. salmonicida bacteria but compared with positive
control, the ability of basil leaf extract with a concentration of 100% is still lower. The conclusion of
this research is that the basil leaf extract is effective in inhibiting the growth of A. salmonicida bacteria in

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 56


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

vitro with the classification of the inhibition is very strong at a concentration of 100% with an
inhibiting ability of ± 21,3 mm.

KEYWORDS : Bacteria, Aeromonas salmonicida, Extract, lemon basil leaves

PENDAHULUAN karena aromanya yang khas pemanfaatan


daun kemangi dimanfaatkan sebagai obat
Penyakit pada ikan khususnya yang herbal. Pengobatan dengan menggunakan
disebabkan oleh bakteri Aeromonas obat herbal telah dikenal lama di Indonesia,
hydrophila mulai dikenal di Indonesia sekitar disamping itu di Indonesia terdapat
tahun 1980. Bakteri tersebut menyebabkan berbagai jenis tanaman yang bisa
wabah penyakit pada ikan karper di Jawa dimanfaatkan salah satunya daun kemangi
Barat dan berakibat kematian yang tinggi. (Risyaella, 2011). Kandungan kimia dalam
Spesies lain dalam genus Aeromonas yang tanaman kemangi adalah minyak atsiri,
menginfeksi ikan adalah Aeromonas fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik, tanin,
salmonicida penyebab furunkulosis dan lignin, saponin, flavonoid, terpenoid dan
dapat menular dengan mudah. Infeksi A. antrakuinon (Dhulgande et al., 2010; Sarma
salmonicida menyebabkan lesi dan beberapa et al., 2011 ). Presentase senyawa aktif daun
perubahan histopatologi pada organ ginjal, kemangi, yaitu minyak atsiri (2%), alkaloid
limpa, usus dan hepar (Fajrin, 2020). (1%), saponin (2%), flavonoid (2%), tanin
Bakteri Aeromonas salmonicida sangat (4,6%), dan eugenol (62%) (De Ornay et
patogen dan berbahaya pada budidaya ikan al., 2017). Minyak atsiri yang terkandung
jenis salmonid (Austin dan Austin, 2007). dalam kemangi adalah linalool, sineol,
Penyakit yang disebabkan Aeromonas eugenol, metil sinnamat, iso kariofillen dan
salmonicida dapat bersifat carrier pada ikan kubebena (Ismail, 2006). Berdasarkan
yang terinfeksi, sehingga sebagai faktor penelitian-penelitian yang telah dilakukan,
penyebab penyakit yang sulit untuk didapatkan bahwa kemangi memiliki sifat
diberantas (Grim et al., 2013). Pencegahan analgesik, anti-hiperlipidemi, amnesik dan
atau pengobatan umumnya dilakukan nootropic, anthelmintik, anti bakterial, anti
dengan pemberian antibiotik dan bahan katarak, anti fertilitas, anti inflamasi, anti
kimia. Sedangkan Menurut Rinawati (2011) lipidperoksidatif, antioksidan, anti stres,
dalam Maftuch et al. (2018) penggunaan anti thyroid, antitusif, anti ulkus,
antibiotik dapat menimbulkan efek kemoprotektif, imunomodulator,
samping bagi patogen itu sendiri maupun radioprotektif, aktifitas hiopglikemik,
terhadap ikan yang dipelihara. Pemberian aktifitas hipotensif, dan anti kanker
antibiotik secara terus menerus dapat (Dattani, 2008). Penelitian Sambuaga et al.,
menyebabkan organisme patogen menjadi (2018) menunjukkan bahwa tanaman
resisten. Selain itu, residu dari antibiotik kemangi mampu menghambat
dapat mencemari lingkungan perairan yang pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila
mengakibatkan kualitas air menjadi turun dengan aktivitas penghambatan termasuk
(Nanin, 2011). Penggunaan bahan alami dalam kategori sangat kuat pada
untuk mengatasi permasalahan di atas konsentrasi 100%. Oleh karena itu,
merupakan suatu langkah yang tepat pada penelitian tentang efektifitas dari daun
saat ini karena bahan alami selain berfungsi kemangi untuk menghambat pertumbuhan
sebagai antimikrobial juga dapat bakteri spesies Aeromonas yang lain seperti
meningkatkan kekebalan tubuh ikan A. salmonicida secara in vitro perlu
terhadap perubahan lingkungan. dilakukan.
Kemangi merupakan salah satu
tanaman obat tradisional yang
dimanfaatkan di Negara Indonesia, selain
dimanfaatkan sebagai penyedap makanan

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 57


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini adalah


104 CFU/ml - 105 CFU/ml. Klasifikasi
Penelitian dilaksanakan mulai bulan tingkat virulensi bakteri Aeromonas sp.
April 2020 sampai dengan bulan berdasarkan nilai LD50 bakteri tersebut,
Desember 2020. Penelitian dilakukan di yaitu bakteri yang memiliki nilai LD50
Laboratorium Uji Balai Karantina Ikan antara 104.5 ± 105.5 CFU/ml tergolong
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil dalam kelompok bakteri yang virulen
Perikanan Jakarta II, Jl. Swasembada Timur (Haliman, 1993). Untuk mengetahui
XIII No. 64 Tanjung Priok Jakarta Utara. kepadatan bakteri yang digunakan dalam
Peralatan yang digunakan pada penelitian penelitian ini dilakukan perhitungan
adalah timbangan analitik, cawan petri, menggunakan metode penentuan Angka
tabung reaksi, autoklaf, oven, magnetic stirer, Lempeng Total (ALT) atau Total Plate Count
lampu bunsen, jarum ose, laminary air flow, (TPC).
inkubator, mikroskop, erlenmeyer, beaker Pengambilan data yang
glass, gelas ukur, vortex mixer, nampan dikumpulkan yaitu data pertumbuhan
plastik, penggerus, blender, pinset dan bakteri pada media uji untuk mengetahui
peralatan pendukung lainnya seperti alat konsentrasi kadar hambat minimum atau
tulis, formulir kegiatan penelitian, alat Minimum Inhibition Concentration (MIC) dan
dokumentasi dan alat pengolah data. Bahan data diameter zona hambat yang
– bahan yang akan dipergunakan adalah ditunjukkan dengan terbentuknya zona
daun kemangi, isolat bakteri A. salmonicida, bening disekitar kertas cakram. Semakin
media Trypticase Soy Agar (TSA), Trypticase besar ukuran zona bening disekitar kertas
Soy Broth (TSB) dan Mueller Hilton Agar cakram maka semakin besar potensi
(MHA), bahan-bahan uji biokimia (H2O2, ekstrak daun kemangi untuk menghambat
oksidase tes, kovaks, Motility Indol Ornithin, pertumbuhan dari bakteri A. salmonicida.
Lysine Iron Agar), Oksidase Fermentasi Rancangan yang digunakan dalam
medium, Tryptic Soy Iron Agar, MRVP penelitian ini adalah Rancangan Acak
medium, TCBS medium, glukosa, maltosa, Lengkap (RAL) yang terdiri dari sebelas
sukrosa, laktosa, sorbitol, arabinosa, perlakuan dengan sistem pengenceran
manitol dan lain sebagainya), alkohol 70%, konsentrasi dan tiga kali ulangan. Perlakuan
DMSO, kertas saring, serta bahan habis yang diujikan adalah perlakuan 1 kontrol
pakai seperti tissue, sarung tangan, masker negatif yaitu larutan Dimethyl sulfoxide
dan akuades. (DMSO) 10% sebagai pelarut ekstrak dan
Penelitian ini dilakukan uji kontrol positif menggunakan antibiotik
pendahuluan dan uji utama. Uji Enrofloxacin (ENR), perlakuan 2
pendahuluan dalam penelitian ini adalah (penggunaan ekstrak daun kemangi
menguji dan memastikan isolat bakteri konsentrasi 10%), perlakuan 3 (20%),
yang digunakan merupakan bakteri perlakuan 4 (30%), perlakuan 5(40%),
Aeromonas salmonicida sedangkan untuk uji perlakuan 6 (50%), perlakuan 7 (60%),
utamanya adalah uji Minimum Inhibition perlakuan 8 (70%), perlakuan 9 (80%),
Concentration (MIC) dan uji daya hambat perlakuan 10 (90%), dan perlakuan 11
cakram. Dalam penelitian ini digunakan (100%). Data zona hambat dianalisis
antibiotik Enrofloxacin (ENR) sebagai statistik menggunakan uji ANOVA dengan
kontrol positif sedangkan kontrol menggunakan program SPSS. Apabila hasil
negatifnya adalah larutan Dimethyl sulfoxide uji antar perlakuan berbeda nyata maka
(DMSO) sebagai pelarut dari ekstrak dilakukan uji lanjut Duncan.
kemangi. Kontrol positif berfungsi untuk
membandingkan daya hambat dari ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
daun kemangi dengan obat kimia yang
terbukti dan sering digunakan sebagai Hasil pengamatan uji MIC
Antibiotik. Konsentrasi kepadatan bakteri menunjukan adanya penghambatan

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 58


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

pertumbuhan bakteri dari ekstrak daun dapat disimpulkan bahwa MIC dari ekstrak
kemangi. Penghambatan dari tiap daun kemangi terhadap bakteri Aeromonas
konsentrasi ekstrak daun kemangi yang salmonicida adalah pada konsentrasi 20%
diujikan berbeda-beda, semakin tinggi karena pada konsentrasi 20% sudah
konsentrasi ekstrak daun kemangi yang terdapat penghambatan pertumbuhan
digunakan penghambatan terhadap bakteri. Pada konsentrasi 20% kandungan
pertumbuhan bakteri semakin besar. bahan antibakteri yang terdapat pada
Hasil pengamatan uji Minimum ekstrak daun kemangi mampu mengganggu
Inhibition Concentration (MIC) dilakukan proses pertumbuhan bakteri sehingga
menggunakan berbagai macam dosis dari menghasilkan zona hambat pada media uji.
ekstrak daun kemangi (Ocimum sp.) Konsentrasi ekstrak daun kemangi yang
disajikan pada Tabel 1. semakin meningkat memberikan daya
hambat yang semakin besar pula karena
Pengamatan pada konsentrasi 10% semakin banyaknya ekstrak yang bersifat
menunjukkan koloni bakteri masih terlihat antibakteri terakumulasi pada media
tumbuh sangat padat sama dengan kontrol tumbuh sehingga semakin dapat
negatif, hal ini dilihat dari koloni bakteri mengganggu proses pertumbuhan bakteri
yang jumlahnya masih terlihat sangat uji. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa
banyak. Pada konsentrasi 20% kepadatan yang diungkapkan oleh Eddy (2009) yang
koloni bakteri sudah mulai berkurang hal menyatakan bahwa ekstrak dari tanaman
ini dilihat dari jumlah koloni bakteri yang dapat menekan pertumbuhan
menurun dibandingkan dengan konsentrasi mikroorganisme, semakin meningkatnya
10%, sedangkan pada konsentrasi 30% konsentrasi ekstrak maka kandungan
pertumbuhan bakteri mulai semakin senyawa yang bersifat antimikroba semakin
menurun, hal ini dilihat dari semakin banyak sehingga daya hambat terhadap
berkurangnya jumlah koloni bakteri yang pertumbuhan bakteri patogen tersebut
tumbuh pada media uji. Pada konsentrasi akan menjadi lebih besar. Hasil
40%, 50%, 60%, 70 % koloni bakteri perbandingan zona hambat dari ekstrak
terlihat sangat jarang, sedangkan pada daun kemangi terhadap bakteri Aeromonas
konsentrasi 80%, 90% dan 100% salmonicida secara lebih jelas disajikan dalam
pertumbuhan bakteri sangat jarang. Maka Gambar 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji MIC

No Konsentrasi Hasil Pengujian Keterangan


MIC
1 Kontrol media uji Tidak tumbuh bakteri
2 Kontrol negatif - Tumbuh sangat padat
3 10 % - Tumbuh sangat padat
4 20 % + Pertumbuhan berkurang
5 30 % + Pertumbuhan berkurang
6 40 % ++ Pertumbuhan semakin berkurang
7 50 % ++ Pertumbuhan semakin berkurang
8 60 % ++ Pertumbuhan semakin berkurang
9 70 % ++ Pertumbuhan semakin berkurang
10 80 % +++ Pertumbuhan sangat sedikit
11 90 % +++ Pertumbuhan sangat sedikit
12 100 % +++ Pertumbuhan sangat sedikit
Keterangan :
+ : Menghambat pertumbuhan bakteri
- : Tidak menghambat pertumbuhan bakteri

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 59


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

30 [VALUE]±0,35k
Diameter zona hambat dalam

25 [VALUE]±0,55j
i
[VALUE]±0,40[VALUE]±0,36
h
millimeter (mm)

20 [VALUE]±0,85f [VALUE]±0,37
g

[VALUE]±0,55e
15 [VALUE]±0,20d
[VALUE]±0,43c
10 [VALUE]±0,70b

5
0a [VALUE]a
0
Kontrol Kontrol 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
+ - Konsentrasi Perlakuan

Gambar 1. Grafik diameter zona hambat ekstrak daun kemangi


Keterangan : Nilai yang diikuti huruf kecil superscript yang berbeda menunjukan hasil yang
berbeda nyata berdasarkan uji duncan pada taraf 95%

Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi dari ekstrak daun kemangi


bahwa ekstrak dari daun kemangi mampu semakin besar zona hambat yang
menghambat pertumbuhan bakteri terbentuk. Pada pengujian larutan Dimethyl
Aeromonas salmonicida hal ini ditandai sulfoxide (DMSO) sebagai kontrol negatif
dengan terdapatnya zona bening di luar terhadap bakteri Aeromonas salmonicida
paper disk yang mengandung ekstrak daun adalah 0 mm atau tidak terbentuk zona
kemangi tidak ditumbuhi oleh bakteri hambat, hal ini menunjukkan bahwa
Aeromonas salmonicida atau terbentuk zona penggunaan pelarut Dimethyl sulfoxide
hambat berwarna bening disekitar paper (DMSO) tidak mempengaruhi hasil uji
disk atau kertas cakram tersebut. Zona antibakteri dari ekstrak daun kemangi.
hambat yang terbentuk adalah kemampuan Sedangkan untuk kontrol positif antibiotik
ekstrak daun kemangi (Ocimum sp.) dengan Enrofloxacin (ENR) rata-rata sebesar ±
berbagai konsentrasi dalam menghambat 27,56 mm dari 3 kali ulangan, ekstrak daun
pertumbuhan bakteri Aeromonas salmonicida. kemangi dengan konsentrasi 100% dari 3
Hasil pengujian pada konsentrasi ekstrak kali ulangan rata-rata sebesar ± 21,3 mm,
daun kemangi 10% belum terdapat zona sehingga dapat disimpulkan ekstrak daun
hambat, zona hambat baru terbentuk kemangi (Ocimum sp.) berpengaruh
setelah pemberian ekstrak daun kemangi dalam menghambat pertumbuhan bakteri
(Ocimum sp.) pada konsentrasi  20%. Pada Aeromonas salmonicida namun jika
konsentrasi perlakuan 20% zona hambat dibandingkan dengan kontrol positif,
yang terbentuk sebesar 8,83 mm, kemampuan ekstrak daun kemangi (Ocimum
kandungan unsur kimia dari ekstrak daun sp.) dengan konsentrasi 100% dalam
kemangi pada konsentrasi 20% ini sudah menghambat pertumbuhan bakteri
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas salmonicida masih lebih rendah.
Aeromonas salmonicida. Konsentrasi 30% Perbedaan diameter zona hambat pada
membentuk zona hambat sebesar 11,2 masing-masing konsentrasi disebabkan
mm, peningkatan luas zona hambat ini karena perbedaan besarnya zat aktif yang
dikarenakan kandungan unsur kimia yang terkandung pada konsentrasi tersebut.
bersifat antibakterial pada ekstrak daun Semakin besar suatu konsentrasi, semakin
kemangi semakin bertambah jumlahnya. besar pula komponen zat aktif yang
Mulai dari konsentrasi perlakuan 20% terkandung didalamnya, sehingga zona
sampai dengan 100% terjadi peningkatan hambat yang terbentuk juga berbeda tiap
luasan zona hambat, semakin tinggi konsentrasi (Brooks et al., 2005).

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 60


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

Berdasarkan kriteria Sambuaga et polisakarida dan hanya 0,2% lipid. Bakteri


al., (2018), daya hambat dari ekstrak daun A. salmonicida termasuk dalam gram negatif
kemangi konsentrasi 100% dalam dimana lapisan peptidoglikan bakteri gram
penelitian ini tergolong sangat kuat karena negatif lebih tipis dibandingkan dengan
mempunyai daya hambat rata rata sebesar bakteri gram positif, oleh karena itu
21,3 mm. Klasifikasi baku respon hambat dinding bakteri gram negatif relatif lebih
pertumbuhan bakteri adalah 0 mm (tidak mudah hancur. Selain itu, tanin dapat
ada), <5 mm (lemah), 5-10 mm (sedang), menyebabkan terjadinya denaturasi protein
11-20 mm (kuat), dan 21-30 mm (sangat apabila pada pH mendekati isoelektrik
kuat) (Sambuaga et al., 2018). Hasil terjadi ikatan hidrogen antara tanin dengan
penelitian ini juga menunjukkan bahwa protein. Protein akan terendapkan, enzim
penggunaan ekstrak daun kemangi pada menjadi inaktif, metabolisme terganggu
konsentrasi 20% sudah dapat menghambat yang menyebabkan kerusakan pada sel
pertumbuhan A. salmonicida dengan bakteri. Tanin dan flavonoid bekerja sama
kategori sedang yaitu rata rata zona hambat untuk menyerang gugus polar di dalam
sebesar 8,83 mm. Penelitian ini membran sel bakteri yang menyebabkan
memberikan hasil semakin tinggi fospolipid akan terurai menjadi gliserol,
konsentrasi dari ekstrak daun kemangi yang asam karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini
digunakan maka semakin lebar diameter mengakibatkan fospolipid tidak mampu
zona hambat yang dihasilkan. mempertahankan bentuk membran sel,
Mekanisme penghambatan sehingga membran sel mengalami
pertumbuhan bakteri oleh ekstrak daun kebocoran dan bakteri akan mengalami
kemangi dikarenakan adanya kandungan kematian (Achmad, 2011).
senyawa aktif alami yang bersifat antiseptik
dan antibakterial. Kemangi mengandung KESIMPULAN
bahan-bahan bioaktif seperti minyak atsiri
dengan eugenol (70,5%) sebagai komponen Ekstrak daun kemangi efektif
utama dan linalool yang berfungsi sebagai dalam menghambat pertumbuhan bakteri
antimikroba. Disamping itu, kemangi juga A. salmonicida secara in vitro. Dosis terbaik
mengandung flavon, apigenin, luteolin, flavon dari ekstrak daun kemangi (Ocimum sp)
O-glukosida apigenin 7-O glukoronida, luteolin dalam menghambat pertumbuhan bakteri
7-O glukoronida, flavon C-glukosida orientin, A. salmonicida secara in vitro adalah pada
molludistin dan asam ursolat (Moghaddam et konsentrasi 100%, dengan aktivitas
al., 2011). Kandungan minyak atsiri dari penghambatan ekstrak daun kemangi
ekstrak daun kemangi yang sangat besar paling besar dan termasuk dalam kategori
diduga merupakan penyebab terbentuknya sangat kuat dengan kemampuan
zona hambat pada media uji bakteri A. menghambat sebesar 21,3 mm.
salmonicida. Minyak atsiri ekstrak daun Konsentrasi ekstrak daun kemangi 20%
kemangi mengandung eugenol yang sudah memiliki kemampuan untuk
merupakan turunan senyawa fenol yang menghambat pertumbuhan bakteri A.
memiliki efek antiseptik dan bekerja salmonicida dengan zona hambat kategori
dengan merusak sel bakteri. sedang sebesar 8,83 mm.
Keberadaan senyawa tanin dalam
ekstrak dapat menyebabkan terganggunya DAFTAR PUSTAKA
sintesis peptidoglikan sehingga
pembentukan dinding sel bakteri menjadi Abdulrahman, D.M. Daskum, A.M.
tidak sempurna. Menurut Abdulrahman et Abdulrahim, K.M dan Dadile, A.M.
al., (2017) Dinding sel bakteri gram negatif 2017. Antibacterial potency of
terdiri dari 15-20% polisakarida dan 10- garlic extracts against certain skin
20% lipid, sedangkan dinding sel bakteri pathogenic bacteria. Novel Research
gram positif terdiri dari 35-60% in Microbiology Journal. 1 (1): 3-13.

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 61


Available online at: https://satyaminabahari.org/ Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 07 (01), 2021, 56-62
DOI : 10.53676/jism.v7i1.140

Achmad S.A. 2011. Prospek kimia bahan Grim, C.J., Kozlova, E.V. Sha, J. Fitts, E.C.
alam konservasi hutan tropika Van Lier, C.J. Kirtley, M.L.
Indonesia. Padang. (65-73). Joseph, S.J. Read, T.D. Burd, E.M.
Austin, B dan Austin, D.A. 2007. Bacterial Tall, B.D. Joseph, S.W. Horneman,
Fish Pathogens. Disease in farmed and A.J. Chopra, A.K dan Joshua, R.S.
wild fish. Fourth edition. Ellis 2013. Characterization of Aeromonas
Horword limited. Chichester: hydrophilla Wound Pathotypes by
England. 383 hlm. Comparative Genomic and
Brooks, G., Janet, S.B dan Stepen, A.M. Functional Analyses of Virulence
2005. Mikrobologi Kedokteran. Edisi Genes. Research Article (4): 1-13.
Pertama. Salemba Medika. Jakarta. Ismail, M. 2006. Central Properties and
Dattani, M. 2008. Ocimum sanctum and its Chemical Composition of Ocimum
therapeutic application. Online basilicum Esential Oil. Pharmaceutical
cited 2009 January 14. Available Biology, 44 (8): 619-626.
from : Maftuch, Suprastyani, H. dan Setyawan,
http://www.pharmainfo.net/keyw F.H. 2018. Uji daya hambat ekstrak
ords/ocimum-sanctum Chaetoceros calcitrans terhadap bakteri
De Ornay, A.K., Prehananto, H., dan Aeromonas salmonicida. Journal of
Dewi, A.S.S. 2017. Daya Hambat Fisheries and Marine Research, 02 (1):
Pertumbuhan Candida albicans dan 39-46
Daya Bunuh Candida albicans Moghaddam A, Shayegh J, Mikaili P, Sharaf
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum J. 2011. Antimicrobical activity of
sanctum L.), Jurnal Wiyata, 4 (1): 78- essential oil extract of ocimum
83. basilicum L. leaves on a variety of
Dhulgande, G., Birari, A.R dan Dhale, pathogenic bacteria. Journal of
D.A. 2010. Preliminary Screening Medicinal Plants Research, 5 (15):
of Antibacterial and Phytochemical 3453-3456
Studies of Ocimum americanum Linn. Nanin. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan
Journal of Ecobiotechnology, 2 (8): 11- Majapahit (Cresentia cujete L.)
13. Terhadap Bakteri Vibrio
Eddy, S. 2009. Daya Hambat Zat Anti Alginolyticus. ITS. Surabaya.
Mikroba Ekstrak Daun Sambiloto Risyaella. 2011. Manfaat dan Kandungan
(Androgramaphis paniculata (Burm.f) Daun kemangi Sebagai Tanaman
Terhadap Pertumbuhan Jamur Herbal. Media Jaya. Jakarta
Candida albicans Secara In-vitro. Sambuaga, M.E., Longdong S.N.J. dan
Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika Manoppo, H. 2018. Sensitivitas
dan Ilmu Pengetahuan Alam, 6 (1): 9- ekstrak tanaman kemangi (Ocimum
15 sactum) terhadap bakteri Aeromonas
Fajrin, A.R. 2020. Histopatologi ikan Nila hydrophila. E-journal Budidaya Perairan
(Oreochromis niloticus) yang diinfeksi Universitas Sam Ratulangi. 6 (1): 1 –
Aeromonas salmonicida. [Skripsi]. 7.
Fakultas Kedokteran Hewan. Sarma, D., Koteswar, S. Babu, A dan
Universitas Gadjah Mada. Diunduh Venka S. 2011. Pharmacognostic
dari and Phytochemical Studies of
http://etd.repository.ugm.ac.id/ Ocimum americanum. Jurnal of Chemical
and Pharmaceutical Research. 3 (3).

Copyright @ 2021 Jurnal Ilmiah Satya Minabahari ISSN 2502-4418 62

Anda mungkin juga menyukai