BAB I
PENDAHULUAN
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus L) merupakan ikan air tawar hasil
persilangan antara induk betina Clarias fuscus yang berasal dari Taiwan dengan
induk jantan Clarias mossambicus dari Kenya (Suyanto, 2007). Ikan lele dumbo
kemudahannya untuk dibudidayakan menjadi alasan utama ikan air tawar ini
menjadi pilihan. Selain itu, budidaya ikan ini dapat dilakukan pada lahan sempit
dengan padat tebar tinggi menggunakan terpal bahkan drum bekas, pemasarannya
relatif mudah dengan modal usaha yang relatif rendah (Mulia, 2012). Berdasarkan
data statistik, jumlah produksi ikan lele di Kabupaten Banyumas adalah 1.208.061
kg pada tahun 2016. Jumlah tersebut berada di urutan ke-2 setelah ikan gurami
Menurut Rahmi & Dewiyanti (2016) dan Sya’bani et al. (2015), ikan lele
terlarut yang rendah, memiliki pertumbuhan yang cepat, responsif terhadap pakan
yang diberikan, mengandung gizi yang cukup tinggi, dan mudah dibudidayakan.
Menurut Karina et al. (2015), pembudidayaan ikan lele dumbo (C. gariepinus)
Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian pada ikan lele dumbo adalah
berada di perairan laut maupun perairan tawar dan bersifat patogen oportunistik.
antar bakteri yang disebut qourum sensing. Jika qourum sensing tercapai maka A.
Jika penyakit tersebut menyerang saat ikan berada dalam kondisi media budidaya
yang tercemar limbah, ekskresi ikan dan feses, maka ikan dapat mengalami
pada ikan lele dumbo secara kuratif atau pencegahan maupun preventif atau
dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Wilayah Kerja Pandak Baturraden
pada tanggal 16 April 2018). Penggunaan senyawa kimia pada vaksin dan obat
Pemilihan jenis dan dosis senyawa kimia yang tepat masih menjadi kendala
untuk pengendalian dan pengobatan penyakit pada budidaya ikan yang terserang
bakteri A. hydrophila. Salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk pengobatan
penyakit MAS adalah dengan penggunaan obat herbal. Obat herbal merupakan
obat ramah lingkungan dan mudah terurai di perairan (Lusiastuti et al., 2016).
Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai antibakteri dan dapat
tumbuh melimpah serta tersebar luas di seluruh Indonesia. Indonesia memiliki 189
jenis mangrove yang terdiri dari 80 jenis pohon, 24 jenis liana, 41 jenis herba, 41
jenis epifit, dan 3 parasit. Tumbuhan di ekosistem mangrove antara lain pohon
(Kordi, 2012).
pesisir pantai sebagai tempat perlindungan larva ikan dan biota lain. Tumbuhan
tersebut juga dapat menahan ombak dan angin. Tumbuhan bakau api-api juga
dapat mereduksi kekeruhan dan menstabilkan kandungan nitrat (NH3) dan phospat
(P) di dalam air serta menekan pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroorganisme
triterpenoid, serta glikosida. Daun A. marina juga sering dikaji dalam bidang
serta antivirus. Kajian lain tentang daun A.marina yaitu di bidang perikanan yang
dibuat ekstrak daun sebagai ektoparasit Trichodina sp. pada ikan nila, serta
antijamur Saprolegnia sp. pada telur ikan lele dumbo (C. gariepinus) (Karina,
2015). Beberapa penelitian diketahui bahwa saponin dapat berperan sebagai obat
strain GPl-04. Pemanfaatan daun A. marina untuk mengobati ikan lele dumbo
dilakukan pada skala laboratorium oleh Karim (2018), sehingga perlu dilakukan
atau rendaman. Pengobatan melalui rendaman dianggap lebih efektif dan efisien,
untuk Mengobati Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus L.) yang Terserang
1. Apakah ekstrak daun api-api (A. marina) dapat mengobati ikan lele
Kabupaten Banyumas?
a. Bagi Peneliti
dan inovatif.
ikan lele dumbo (C. gariepinus L.) yang terserang bakteri A. hydrophila di
Kabupaten Banyumas.
b. Bagi Pembaca
mengobati ikan lele dumbo (C. gariepinus L.) yang terserang bakteri A.
(A.marina)
antibakteri