Anda di halaman 1dari 16

Isolasi Bakteri Asam Laktat dari Usus Ikan Kerapu Macan (Epinephelus

fuscoguttatus) dan Potensinya Sebagai Antivibrio

(Usul Penelitian)

Oleh

Ira Septiliana 1914221028

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2022
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) adalah salah satu jenis ikan laut yang
telah dibudidayakan dalam sistem keramba jaring apung (KJA) di Indonesia. Salah
satu masalah dalam budidaya ikan kerapu adalah tingginya tingkat kematian. Faktor
penyebabnya antara lain karena serangan penyakit vibriosis yang disebabkan oleh
bakteri Vibrio. Penyakit ini merupakan penyakit utama pada benih yang dapat
menimbulkan kematian sampai 100% dalam waktu 2 minggu. Beberapa spesies
Vibrio yang sering diisolasi dari ikan Kerapu yang sakit adalah Vibrio alginolyticus,
V. anguillarum dan V. vulnivicus (Nitimulyo et al., 2005). Pada uji keganasan bakteri
Vibrio pada ikan Kerapu Macan, Desrina et al. (2006) mendapatkan empat isolat
yang ganas, yaitu V. anguillarum, V. ordalii, V. fluvialis dan V. alginolyticus. Vibrio
alginolyticus merupakan bakteri patogen utama pada budidaya ikan Kerapu. Pada uji
patogenisitas V. alginolyticus terhadap ikan Kerapu Tikus dengan kepadatan 108
sel/ikan mengakibatkan mortalitas ikan 50% (Taslihan et al., 2000). Sedangkan pada
uji patogenisitas terhadap ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttus) dengan
kepadatan 109 sel/ml, mortalitas ikan mencapai 100% (Desrina et al., 2005). V.
alginolyticus menginfeksi ikan melalui berbagai rute yaitu intramuscular (IM),
intravena (IV) dan intraperitoneal (IP) (Murdjani, 2002).

Penyakit vibriosis biasanya diatasi dengan antibiotik dan disinfektan. Penggunaan


antibiotik berdampak negatif, yaitu timbul bakteri yang resisten, penumpukan residu
pada daging ikan dan udang, dan pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif untuk
mengatasi penyakit bakterial pada organisme akuakultur adalah penggunaan
probiotik. Keuntungan dari penggunaan probiotik antara lain adalah menstimulasi
imunitas inang, produksi senyawasenyawa penghambat, kompetisi terhadap nutrien,
ruang dan Fe, dan meransang pertumbuhan dan memperbaiki nutrien pada inang
(Farzanfar, 2006).

Probiotik yang telah banyak diteliti dari organisme perairan untuk digunakan dalam
akuakultur adalah dari kelompok bakteri asam laktat. Lactobacillus sp., misalnya,
dijumpai pada saluran pencernaan berbagai vertebrata, termasuk ikan laut. Peranan
Lactobacillus dalam akuakultur terutama adalah dalam menekan pertumbuhan bakteri
patogen. Ekstrak bebas sel dari empat strain bakteri asam laktat (L. acidophilus,
Streptococcus cremoris, L. bulgaricus-56 dan L. bulgaricus-57) menekan
pertumbuhan V. alginolyticus secara in vitro dan secara in vivo pada udang Penaeus
indicus (Ajitha et al., 2004). L. plantarum 44a yang mempunyai mekanisme
penghambatan berdasarkan produksi asam, dan L.brevis 18f sebagai produser H2O2,
diisolasi dari intestin ikan air tawar (Bream, Abramis barma dan African catfish,
Clarias gariepinis), menghambat Aeromonas hydrophila secara kuat pada pH 6
(Bucio et al., 2004).

Lactobacillus sp. tidak dominan dalam mikrobiota usus normal dari larva, namun
beberapa penelitian telah menunjukkan keberadaannya saluran pencernaan ikan.
Lactococcus lactis CLFP 101, Lactobacillus plantarum CLPF 238, dan L. fermentum
CLFP ditemukan dari Rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) (Balcazar et al., 2008).
Lactobacillus casei ditemukan pada saluran pencernaan ikan Kerapu Lumpur
(Epinephelus coioides) yang dipelihara dalam hatchery di Provinsi Zhangpu, Cina
(Sun et al., 2009). Sampai saat ini belum ada penelitian tentang bakteri asam laktat
isolat lokal dari ikan Kerapu Macan.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri asam laktat dari saluran usus ikan
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
2. menguji potensi antibakterial isolat bakteri asam laktat tersebut terhadap
bakteri Vibrio alginolyticus

1.3. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dapat digunakan sebagai informasi mengenai Bakteri Asam Laktat dari Usus
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan Potensinya Sebagai
Antivibrio
2. Dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk pencegahan pada Ikan
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dari serangan penyakit Vibrio
alginolyticus
3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya

1.4. Kerangka Pemikiran


Salah satu masalah dalam budidaya ikan kerapu adalah tingginya tingkat kematian.
Faktor penyebabnya antara lain karena serangan penyakit vibriosis yang disebabkan
oleh bakteri Vibrio. Penyakit ini merupakan penyakit utama pada benih yang dapat
menimbulkan kematian sampai 100% dalam waktu 2 minggu. Beberapa spesies
Vibrio yang sering diisolasi dari ikan Kerapu yang sakit adalah Vibrio alginolyticus,
V. anguillarum dan V. Vulnivicus. Vibrio alginolyticus merupakan bakteri patogen
utama pada budidaya ikan Kerapu. Pada uji patogenisitas V. alginolyticus terhadap
ikan Kerapu Tikus dengan kepadatan 108 sel/ikan mengakibatkan mortalitas ikan
50%. Sedangkan pada uji patogenisitas terhadap ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttus) dengan kepadatan 109 sel/ml, mortalitas ikan mencapai 100%. Probiotik
yang telah banyak diteliti dari organisme perairan untuk digunakan dalam akuakultur
adalah dari kelompok bakteri asam laktat. Aktivitas antibakteri dari isolat bakteri
yang diduga bakteri asam laktat terhadap Vibrio alginolyticus diuji dengan metode
paperdisc diffusion agar pada double layer agar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri asam laktat dari saluran usus ikan Kerapu
Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan menguji potensi antibakterial isolat bakteri
asam laktat tersebut terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Bagan alir kerangka
pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Ikan Kerapu macan

Isolasi dan Identifikasi


Usus ikan Kerapu
Bakteri
macan

Alur penelitian
Pengujian-Pengujian cukup sulit dilakukan

1. Karakterisasi
bakteri

2. aktivitas Hasil Bakteri


antibakteri

Gambar 1. Kerangka Pikiran


II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Biologis Ikan Sampel


Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers" dan
merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik dipasaran
domestik maupun internasional dan selain itu nilai jualnya cukup tinggi. Eksport
ikan kerapu melaju pesat sebesar 350% yaitu dari 19 ton pada tahun 1987 menjadi 57
ton pada tahun 1988 (Deptan, 1990 dalam Tarwiyah, 2001). Ikan kerapu memiliki 15
genera yang terdiri atas 159 spesis. Ikan kerapu ditemukan diperairan pantai Asia
Pasifik sebanyak 110 spesies dan di perairan Filipina dan Indonesia sebanyak 46
spesies yang tercakup ke dalam 7 genera Aethaloperca, Anyperodon.
MenurutMyers,  et.al,(2005),  menjelaskan  bahwa  kerapu  macan (Epinephelus
fuscoguttatus) diklasifikasikan sebagai berikut :

Sub phylum : Vertebrata


Class : Osteichtyes
Sub class : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Family : Serranidae
Sub family : Epinephelinae
Genus : Epinephelus
Cromileptes
Variola
Plectropomus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
Gambar 2. Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

II.2. Morfologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus)

Gambar 3. Morfologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badanyang pipih


memanjang dan agak membulat(Direktorat Jendral SudirmanPerikanan
Deperteman Pertanian, 1979). Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil
yang runcing (Kordi, 2001). MenurutDirektorat Jendral PerikananDepertemen
Pertanian (1979), rahang bawah dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2
baris lancip dan kuat. Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai jari-
jari sirip yang keras pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1
buah dan sirip perut 1 buah. Jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat
15-16 buah, sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu
macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti sawo matang dengan
tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-6 pita
vertical berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna sawo
(Kordi, 2001).

II.3. Penyakit Ikan


Penyakit adalah organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan, sehingga
organ tubuh pada ikan akan terganggu, seperti gerakan berenang, pernafasan ataupun
nafsu makannya. Timbulnya penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan, kondisi ikan, dan bakteri pathogen. Faktor-faktor tersebut saling
berhubungan bila lingkungan memburuk, kehidupan akan terganggu dan penyakit
akan mudah menyerang ikan (Khairuman dan Amri, 2009). Penyakit ikan dibedakan
menjadi dua, yaitu penyakit infeksi (oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit) dan
penyakit non-infeksi (stress, gangguan gizi pakan, dan traumatik). Berdasarkan
daerah penyerangannya, penyakit yang disebabkan oleh parasit dibagi menjadi
ektoparasit dan endoparasit (Suwarsito dan Mustafidah, 2011).

II.4. Bakteri Asam Laktat (BAL)


Bakteri merupakan mikroorganisme yang tersebar luas di alam baik di udara, air, dan
di dalam tanah. Bakteri asam laktat (BAL) adalah bakteri yang menguntungkan.
Bakteri asam laktat ini merupakan kekayaan alam mikroba yang masih harus
dieksplorasi. Secara ekologis kelompok bakteri ini sangat * Email korespondensi:
febryharissa@gmail.com bervariasi dan anggota spesiesnya dapat mendominasi
bermacam-macam makanan, minuman dan lain-lain (Yuni, 2013). Bakteri asam laktat
(BAL) adalah kelompok bakteri gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau
batang, memproduksi asam laktat yaitu Lactobacillus sebagai produk akhir selama
fermentasi karbohidrat, katalase negatif, mikroaerotoleran dan asidotoleran.

Gambar 4. Bakteri Asam Laktat (BAL)


III. METODE PENELITIAN

III.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni-September 2022.


Lokasi penelitian berlokasi di Laboratorium Mikrobiologi Politeknik Ahli Usaha
Perikanan, Jakarta Selatan. Secara administratif, wilayah penelitian terletak pada
Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Politeknik
Ahli Usaha Perikanan adalah perguruan tinggi kedinasan yang mendidik tenaga
professional di bidang Perikanan darat dan laut serta unggul dalam terapan Sains
Perikanan. Kampus ini di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

III.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada saat praktik adalah : cawan petri, tabung reaksi, tub,
bunsen, korek, rak tabung reaksi, inkubator, freezer, stopwatch, kaca preparat,
mikroskop, pipet tetes, ose, kertas parafilm, laminary, alat tulis, label, kertas
oksidasi, gunting, pinset dan alumunium foil.

Bahan yang digunakan yaitu : ikan Kerapu Macan, media agar MRS, MRS cair,
agar GYP, CaCO3, katalase, oksidase, OF, MR-VP, Simmon citrate, TSIA, gelatin,
gula-gula, larutan PBS (phosphate buffer saline), reagen VP1 dan VP2, reagen
covax, larutan H2O2, larutan KOH 3%, larutan NaCI fisiologis, gram ABCD,
giemsa dan emersen oil.
III.3. Alur Penelitian
1. Isolasi
Isolasi bakteri asam laktat dilakukan menurut prosedur Bucio et al. (2006).
Siapkan alat dana bahan, kemudian bedah ikan sampel. Saluran pencernaan
ikan Kerapu Macan diambil, dibuka, dibuang isinya, kemudian dinding usus
bagian dalam dikerik dengan menggunakan spatula steril. Cairan mukosa usus
ini diambil sebanyak 1 ml dan dihomogenkan di dalam 9 ml larutan PBS
(phosphate buffer saline) pH 7,4, kemudian dilakukan pengenceran 10-1
hingga 10-4 secara berurutan. Dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml dan
disebarkan pada medium agar MRS, dan diinkubasi pada suhu 30 ◦C selama
24-48 jam. Koloni yang tumbuh terpisah, berwarna putih dan berukuran 0,1-3
mm pada MRS agar diinokulasi kembali pada medium GYP+CaCO3.
Selanjutnya koloni yang tumbuh terpisah, berwarna putih dan terdapat zona
jernih disekitarnya diisolasi dan disimpan pada medium MRS agar miring,
MRS broth (untuk penyimpanan jangka pendek) dan di dalam MRS broth +
glycerol (untuk penyimpanan jangka panjang pada suhu -20 ◦C).

2. Pemurnian
Setelah 18-24 jam diinkubator, keluarkan media yang akan diambil koloni
bakterinya. Mencari koloni tuggal pada garis yang di gores, yang paling
doinan dan karakteristiknya sesuai dengan bakteri yang ditargetkan. Sterilkan
ose dan pinggir cawan petri yang sudah ditumbuhi bakteri di bunsen. Sterilkan
pinggir ulir TSA yang akan diambil koloni nya dibunsen. Ambil koloni
tunggal bakteri dengan ose, lalu tusuk dan gores pada media TSA miring
menggunakan ose. Sterilkan ose dan pinggir ulir kembali setelah selesai
digunakan. Letakkan TSA di inkubasi dengan suhu 28°C selama 18-24 jam.
3. Uji Biokimia
Keluarkan media TSA dan TSIA dari inkubator yang telah dimurnikan.
Tanamkan bakteri yang tumbuh pada media TSA dan TSIA pada bahan-bahan
uji biokimia dengan urutan media dari cair, semisolid, miring, tegak, tegak
miring, lalu inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 28°C. Kemudian
dilanjutkan dengan uji katalase, oksidase, gram KOH 3%, pewarnaan gram
ABCD dan pewarnaan giemsa. Setelah selesai pewarnaan, amati koloni di
bawah mikroskop untuk uji pewarnaan ABCD dan pewarnaan giemsa
menggunakan perbesaran 1000 x dan diberi emersen oil.

4. Pembacaan Hasil
Tentukan bakteri yang ditargetkan termasuk kedalam bakteri gram negatif
atau gram positif. Tentukan bentuk dan genus bakteri yang telah ditemukan.
Baca hasil yang didapatkan dengan mencocokkan pada buku Cowan And
Steel’s Manual For The Identification Of Medical Bacteria.

5. Uji aktivitas antibakteri


Aktivitas antibakteri dari isolat bakteri yang diduga bakteri asam laktat
terhadap Vibrio alginolyticus diuji dengan metode paperdisc diffusion agar
pada double layer agar (Davidson & Parish, 1989). Medium lapis ganda
(double layers) terdiri dari 1,5% agar dan 0,7% agar (Isnansetyo & Kemei,
2003). Sebanyak satu ose dari masing-masing isolat diinokulasi pada 5 ml
medium Zobell 2216E cair dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30 ◦C.
Kepadatan bakteri dari tiap kultur cair ditentukan pada absorbansi 0,1.
Sebanyak 50 µl dari kultur cair tersebut diteteskan pada paperdisc, kemudian
didiamkan selama 15 menit (aseptis) supaya meresap sempurna. Paperdisc
selanjutnya diletakkan di atas taburan patogen V. alginolyticus pada medium
agar Zobell double layer dengan kepadatan 106 sel/ml merujuk kepada
prosedur Buntin et al., (2008), dan diinkubasi pada suhu 30 ◦C selama 24 jam.
Kepadatan 106 sel/ml ditentukan dari total plate count (TPC) pada medium
TSA air laut. Kemampuan penghambatan pertumbuhan patogen ditandai
dengan terbentuknya zona jernih disekitar paper disc. Sebagai kontrol positif
digunakan chloramphenicol, dan kontrol negatif digunakan MRS broth. Zona
hambat dihitung dengan mengukur diameter zona jernih dalam mm disekitar
paper disc dengan menggunakan caliper. Pengujian dilakukan dua kali untuk
setiap isolat dan kontrol.

III.4. Desain Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif ini yang
diterapkan pada penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pemilihan sampel ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
untuk isolasi
2. Identifikasi bakteri pada usus ikan
3. Menentukan variabel utama yang akan diamati :
a. Variabel uji : bakteri asam laknat memiliki potensi Sebagai Antivibrio
b. Variabel jenis bakteri : jenis bakteri yang terdapat pada usus ikan
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
c. Potensi : seberapa berpotensinya bakteri asam laknat yang terdapat
pada usus ikan untuk mengendalikan pertumbuhan Vibrio
alginolyticus
Pengamatan yang akan dilakukan :
1. Mengamati pengaruh Bakteri jenis Asam Laktat Sebagai Antivibrio

3.5 Analisis Data


Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan
secara deskriptif meliputi, jenis bakteri asam laktat yang dihasilkan dari isolasi usus
ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) dan potensi antibakterial bakteri asam laktat
dari ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) terhadap bakteri patogen Vibrio
alginolyticus.
DAFTAR PUSTAKA

Chou J, Yu CL, Kim J, Liang Y, Zhidong X, Biao H et al. Nasopharyngeal Carcinoma-


Review Of the Molecular MechanismsofTumorigenesis, Head & Neck-DOI:
10.1002/hed.20833;2008:96-60
Direktorat Jenderal Perikanan. 1997. Pedoman Pengenalan Sumber Daya Perikanan. Jakarta :
Departemen Pertanian.
Kordi, M. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu dalam Tambak. Kanisius. Yogyakarta.
Myers, E. G & Myers, M T. 1992. The Dinamics of Human Communication Laboratory
Approach. Mc. Graw-Hill, Inc. United States of America.
Sunyoto, Pramu dan Mustahal. 2000. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap,
Baronang. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tarwiyah, Kemal. 2001. Minyak Kelapa. Dewan Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Industri
Sumatera Barat.
Yuni, N.S.M., 2013. Isolasi, karakterisasi, dan identifikasi DNA bakteri asam laktat (BAL)
yang berpotensi sebagai antimikroba dari fermentasi markisa kuning (Passiflora
edulis var. flavicarpa). J. Kimia Unand, 2(2), hal. 81-91.

Anda mungkin juga menyukai