Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/358817480

24. PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DALAM


MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN BAKTERI Vibrio harveyi (Hamzah
Syaichudin) Volume V tahun 2019 BPBAP Takalar

Article · July 2019

CITATIONS READ
0 1

2 authors, including:

Mohammad Syaichudin
Brackishwater Aquaculture Development Centre, Takalar, Indonesia
40 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Brackishwater Aquaculture Program View project

All content following this page was uploaded by Mohammad Syaichudin on 24 February 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)


DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN BAKTERI Vibrio harveyi

Hamzah, Nono Hartanto, Moch. Syaichudin, Alfa Astiana Afandi ,


Srinawati, Herawati, Muh. As’at, Hasmawati, Suarni

Email : rijalmuharram2014@gmail.com
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Desa Mappakalompo, Kec. Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan 92254

Abstrak

Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibiotik alami salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda
citrifolia L.), tumbuhan ini mudah ditemukan disekitar kita. Buah mengkudu mengandung senyawa
antibakteri antara lain, seperti flavonoid, alkaloid, saponin, antrakuinon, acubin, dan alizarin. Hasil
pengamatan dan monitoring lingkungan di perairan laut Galesong diketahui bahwa pada bulan Maret
hingga Juli terjadi peningkatan populasi bakteri Vibrio sp. Hal ini beriringan dengan terjadi banyaknya
kasus infeksi bakteri Vibrio sp pada organisme budidaya. Berdasarkan hal tersebut, maka kami tertarik
untuk melakukan perekayasaan tentang kemampuan ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka
diketahui bahwa ekstrak buah mengkudu efektif menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi pada
konsentrasi 1,5%. Penggunaan ekstrak buah mengkudu harus dilakukan dengan cermat pada benur
udang windu dan benih ikan nila. Aplikasi ekstrak buah mengkudu pada komonitas budidaya harus
memperhatikan dosis dan lama perendaman perlakuan . Untuk penggunaan ekstrak buah mengkudu pada
air pemeliharaan sebaiknya dilakukan setelah terjadi pengendapan pada wadah penampungan.

Kata kunci : Buah mengkudu, V. harveyi, pertumbuhan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Selama ini pencegahan dan pengobatan terhadap serangan bakteri dilakukan
dengan menggunakan antibiotika seperti methicillin, chloramphenicol, dantetracycline.
Dampak dari penggunaannya banyak menimbulkan masalah baru seperti resistensi
bakteri, retensi bahan toksik dan bersifat residu bagi tubuh konsumen (Maryani, dkk.
2002). Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dicarikan bahan
alternatif yang aman dan dapat digunakan untuk pengendalian penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri Vibrio harveyi pada komoditas budidaya.
Sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi serangan penyakit
bakterial adalah dengan menggunakan antibiotik alami dari tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai antibakteri, karena antibiotik alami memiliki keunggulan mudah
didapat dan ramah lingkungan. Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibiotik
alami salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.), tumbuhan ini mudah
ditemukan di sekitar kita.
Buah mengkudu mengandung senyawa antibakteri antara lain, seperti
flavonoid, alkaloid, saponin, antrakuinon, acubin, dan alizarin
(Djauhariyaetal.,2006;Jayaraman et al., 2008). Jayaraman et al., (2008), melaporkan
bahwa ekstrak metanol buah mengkudu pada dosis 100 mg/mL dapat menghasilkan
zona hambat terhadap bakteri Streptococcus thermophilus (11,3 mm). Menurut
Widyaanita, 2006, bahwa ekstraksi buah mengkudu dengan larutan etanol mampu
menghambat dan membunuh bakteri Aeromonas hydrophila.
Hasil pengamatan dan monitoring lingkungan di perairan laut Galesong
diketahui bahwa pada bulan Maret hingga Juli terjadi peningkatan populasi bakteri
Vibrio sp. Hal ini beriringan dengan terjadi banyaknya kasus infeksi bakteri Vibrio sp

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


24
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

pada organisme budidaya. Terdapat beberapa jenis bakteri Vibrio yang sering
ditemukan diperairan dan tubuh organisme, diantaranya Vibrio alginoliticus, Vibrio
parahaemoliticus, dan Vibrio harveyi.
Bakteri Vibrio harveyi adalah spesies bakteri penyebab penyakit kunang-
kunang (luminescent vibriosis) pada larva udang windu (Penaeus monodon), terutama
pada fase zoea. Jika bakteri Vibrio harveyi menginfeksi ikan, maka akan terlihat
adanya luka atau kematian jaringan (nekrosis) di bagian pangkal sirip.
Berdasarkan hal tersebut, maka kamitertarik untuk melakukan perekayasaan
tentang kemampuan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi.

Tujuan
Tujuan kegiatan perekayasaan ini adalah untuk mengetahui konsentrasi
minimum ekstrak buah mengkudu untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio
harveyi, dan aman untuk kelangsungan hidup udang maupun ikan.

METODOLOGI

Bahan dan Alat


Adapun bahan yang digunakan adalah; Ekstrak buah mengkudu, Isolat bakteri Vibrio
harveyi, Media pertumbuhan bakteri, Benur udang windu > PL12, Benih ikan nila,
ukuran panjang > 2 cm
Adapun alat yang digunakan yaitu; Timbangan digital, Jangka sorong, Toples plastik,
Alat pengukur kualitas air, Alat kultur isolat bakteri, Mikroskop

Metode
Adapun tahapan dalam kegiatan kerekayasaan ini, adalah :
1. Pembuatan ekstrak buah mengkudu
Buah mengkudu matang di hancur dalam blender, kemudian di saring. Hasil
penyaringan merupakan ekstrak buah mengkudu, yang dapat langsung digunakan
atau disimpan di lemari pendingin hingga jangka waktu satu tahun.
2. Uji daya hambat ekstrak mengkudu terhadap bakteri
a. Pembuatan suspensi bakteri
‐ Bakteri Vibrio harveyi dikultur dalam media TCBS dan diinkubasi selama 24
jam.
b. Pengujian ekstrak terhadap bakteri
‐ Membuat media nutrien broat (NB)
‐ Melakukan inokulasi bakteri ke dalam media NB dan diinkubasi selama 24
jam
‐ Melakukan pengamatan jumlah bakteri dengan hitungan hemocytometer
‐ Media NB yang telah ditumbuhi bakteri, selanjutnya di bagi ke dalam 18
tabung reaksi sebanyak 10 ml
‐ Pada tiap tabung rekasi dimasukkan ektrak buah mengkudu dengan dosis
masing-masing 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan kontrol (tanpa ekstrak) dan
menginkubasi selama 24 jam
‐ Melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri berdasarkan warna media
‐ Melakukan pengamatan jumlah dengan hitungan agar plate (CFU).
c. Pengujian letal dosis ekstrak mengkudu terhadap benur udang windu
‐ Menyiapkan wadah volume 2 L dan melakukan pemeliharaan benur udang
windu PL 12 sebanyak 50 ekor, untuk 7 perlakuan dan 3 ulangan.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


25
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

‐ Menggunakan ekstrak mengkudu dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, dan


kontrol.
‐ Melakukan pemeliharaan dan pengamatan hingga diperoleh LD 50
d. Pengujian letal dosis ekstrak mengkudu terhadap benih ikan nila
‐ Menyiapkan wadah volume 2 L dan melakukan pemeliharaan benih ikan nila
ukuran ±2 cm sebanyak 5 ekor, untuk 7 perlakuan dan 3 ulangan
‐ Mencampurkan ekstrak mengkudu dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan
kontrol
‐ Melakukan pemeliharaan dan pengamatan hingga diperoleh LD 50.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada media nutrien broad (NB) yang diinokulasi isolat bakteri Vibrio harveyi,
kemudian diinkubasi selama 24 jam.Kepadatan bakteri mencapai 7,1 x 1010 ,
selanjutnya di dibagi dalam tabung rekasi sebanyak 10 ml tiap tabungnya. Pada tiap
tabung tersebut dimasukkan ekstrak buah mengkudu sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan. Setelah diikubasi selama 24 pada suhu 300 C, terlihat ada pelapisan cairan
bening dan pekat dalam tabung rekasi, sebagaimana pada gambar.

Gambar 1. Sebelum Inkubasi Gambar 2. Setelah Inkubasi

Tabel 1. Pengamatan Suspensi pada Tabung Reaksi


Kode Perlakuan Kondisi lapisan
0,5 % 1/6 pellet,5/6 supernatan
1,0 % 3/6 pellet,3/6 supernatan
1,5 % 3/6 pellet,3/6 supernatan
2,0 % 4/6 pellet,2/6 supernatan
2,5 % 4/6 pellet,2/6 supernatan
3,0 % 5/6 pellet,1/6 supernatan
Kontrol 0/6 pellet,6/6 supernatan

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


26
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

Gambar 3. Ekstrak Buah Mengkudu Gambar 4. Isolat Bakteri Vibrio harveyi

Setelah mencampurkan ekstrak buah mengkudu dalam air media suspensi


bakteri Vibrio harveyi, terjadi pelapisan cairan suspensi menjadi supernatan dan pellet.
Pembagian pelapisan pellet meningkat seiring dengan peningkatan persentase
ekstrak, dan pada konsentrasi ekstrak 1,5%, terjadi pembagian lapiran yang sama
antara supernatan dan pellet. Sehingga konsentrasi yang layak untuk diaplikasi berada
pada konsetrasi < 1,5% karena ada banyak cairan supernatan yang memungkinkan
untuk digunakan hidup oleh organisme lainnya.

Tabel 2. Pengamatan Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi dalam Tabung Reaksi


Kode Tabung reaksi 1 Tabung reaksi 2 Tabung reaksi 3
Perlakuan CFU/ml CFU/ml CFU/ml
13 11
0,5 % 6,5 x 10 2,8 x 10 2,5 x 109
1,0 % 6,5 x 1011 6,5 x 1012 2,5 x 109
1,5 % 6,5 x 1011 2,8 x 109 2,5 x 1011
2,0 % 2,5 x 107 2,5 x 107 2,5 x 107
6 9
2,5 % 2,5 x 10 6,5 x 10 2,5 x 106
6 5
3,0 % 7,3 x 10 2,5 x 10 2,5 x 105
14 14
Kontrol 6,5 x 10 6,5 x 10 6,5 x 1014

Gambar 5. NB Sebelum Inokulasi Bakteri Gambar 6. NB Tersuspensi Bakteri

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


27
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa pertumbuhan bakteri


Vibrio harveyi mengalami penurunan seiring dengan meningkatkan konsentrasi ekstrak
buah mengkudu. Dan jika dibandingkan dengan kontrol yang tanpa pemberian ekstrak
buah mengkudu, maka terjadi penurunan populasi bakteri hingga ±103 CFU/ml dari tiap
peningkatan persentase ekstrak buah mengkudu.

Tabel 3. Konversi Data Jumlah Bakteri ke Bentuk Logaritma Alami (ln)


Kode Perlakuan Nilai ln

0,5 % 26,60±5,10ab
1,0 % 26,11±4,04abcd
1,5 % 25,06±2,91acd
2,0 % 17,03±0,00cde
2,5 % 17,35±4,54cde
3,0 % 13,55±1,95de
Kontrol 34,11±0,00a
*huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan nila kepercayaan 95%
Berdasarkan data pertumbuhan populasi bakteri pada tabel 2, selanjutnya
dikonversi ke dalam bentuk angka logairitma alami (ln). Pengolahan data dengan
analisis One way ANOVA, menunjukkan bahwa secara statistik pada nanti pada
konsentrasi 2,0% berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol. Hal yang hampir sama juga
dilaporkan oleh Galu Puspitasari, dkk., bahwa kadar hambat minimal (KHM) perasan
buah mengkudu matang terhadap bakteri methicilin resistant Staphylococcus aureus
secara in vintro terdapat pada konsetrasi 30%. Dan menurut Anzila R.W.M., dkk.,
2015, ekstrak metanol buah mengkudu dapat menghambat bakteri Streptococcus
agalactiae pada konsentrasi 10%.

Tabel 4. Pengujian LD50 Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Benur Udang Windu
Kelangsungan hidup (%)
Perlakuan
5 menit 10 menit 15 menit
0,5 % 80 34 0
1,0 % 40 15 0
1,5 % 20 0 0
Kontrol 100 100 100

Pada perendaman benih udang windu PL 12 dalam larutan ekstrak buah


mengkudu selama 1 jam menunjukkan adanya ketidakmampuan bertahan hidup mulai
dari tingkat pengenceran terendah. Hal ini berarti bahwa LD50ekstrak buah mengkudu
berada pada waktu < 5menit untuk tingkat pengenceran <1,0%.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


28
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

Gambar 7. LD50 Benur Udang Windu Gambar 8. LD50 Ikan Nila

Tabel 5. Pengujian LD50 Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Benih Ikan Nila
Kelangsungan hidup (%)
Perlakuan
2 jam 4 jam 6 jam
0,5 % 100 100 40
1,0 % 100 100 7
1,5 % 0 0 0
Kontrol 100 100 100

Pada perendaman benih ikan nila ukuran ± 2 cm, dengan kepadatan 5 ekor/2
liter dalam larutan ekstrak buah mengkudu, menunjukkan ketidakmampuan bertahan
hidup hingga 50% (LD50) berada pada konsetrasi 0,5% selama < 6 jam. Sehingga jika
konsentrasi ekstrak buah mengkudu > 0,5% dengan waktu perendaman > 4 jam akan
mengakibatkan kematian benih ikan nila hingga >50%. Menurut Anzila R.W.M., dkk.,
2015, konsetrasi LD50 ekstrak buah mengkudu dengan perendaman terhadap ikan nila
yaitu 1,42%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1. Ekstrak buah mengkudu efektif menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi
pada konsentrasi 2,0%
2. Penggunaan ekstrak buah mengkudu harus dilakukan dengan cermat pada benur
udang windu dan benih ikan nila.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


29
ISSN :2548-6276
JURNAL PEREKAYASAAN BUDIDAYA AIR PAYAU 2019
VOLUME V TAHUN 2019

DAFTAR PUSTAKA

Anzila R.W.M., Henni S., Iesje L., 2015. Sensitifitas Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) terhadap Bakteri Streptococcus agalactiae. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Djauhariya,E.,2003.Mengkudu(Morinda citrifoliaL.)TanamanObatPotensial. Balai


Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Jurnal Perkembangan Teknologi
Tanaman Rempah dan Obat. Vol. XV, No. 1, p.21.

Djauhariya, E., Raharjo M., dan Ma’mun. 2006. Karakteristik M orfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Buletin Plasma Nutfah, Vol.12, No 1, Th 2006, Balai
Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, Hlm. 6.

Galuh Puspitasari, Sri Murwani, Herawati., 2010. Uji Daya Antibakteri Perasan Buah
Mengkudu Matang (Morinda citrifolia) Terhadap Bakteri Methicillin resistan
Staphylococcus aureus (MRSA) M.2036.T Secara In Vitro, Program Studi
Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.

Jayaraman, S.K.,SaravananM.M., Illanchezian S. 2008. Antibacterial, Antifungal and


tumor cell suppression Potential of Morinda citrifolia fruit extract. International
Journal of Integrative Biology 3 (1) : 44-49.

Maryani, D. Dana, dan Sukenda, 2002. Peranan Ekstrak Kelopak dan Buah Mangrove
Sonneratia caseolaris (L) terhadap Infeksi Bakteri Vibrio harveyi pada Udang
Windu (Penaeus monodon). Akuakultur Indonesia I (3), 129-138.

Taukhid. 2009. Efektivitas Pemberian Vaksin Streptococcus spp. Pada Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Melalui Teknik Perendaman untuk Pencegahan
Penyakit Streptococcosis. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Bagi Peneliti
dan Perekayasa Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Tawar Pusat Riset Perikanan Budidaya Depertemen Kelautan
dan Perikanan.

Tukmechi,A., Hobbenaghi R.,Holasso H.R., Morvaridi A. 2009. Streptococcosis


in Pet Fish, Astronotus ocellatus : A Case Study. Int. J. Biol. LifeSci., 1(1):30-
31.

Widyaanita, H., 2006. Daya Antibakteri Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang
Diekstrasi dengan Etanol dan Diekstrasi dengan Air terhadap Aeromonas
hydrophila secara in vitro, Universitas Airlangga, Surabaya.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar


30
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai