net/publication/358817480
CITATIONS READ
0 1
2 authors, including:
Mohammad Syaichudin
Brackishwater Aquaculture Development Centre, Takalar, Indonesia
40 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohammad Syaichudin on 24 February 2022.
Email : rijalmuharram2014@gmail.com
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Desa Mappakalompo, Kec. Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan 92254
Abstrak
Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibiotik alami salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda
citrifolia L.), tumbuhan ini mudah ditemukan disekitar kita. Buah mengkudu mengandung senyawa
antibakteri antara lain, seperti flavonoid, alkaloid, saponin, antrakuinon, acubin, dan alizarin. Hasil
pengamatan dan monitoring lingkungan di perairan laut Galesong diketahui bahwa pada bulan Maret
hingga Juli terjadi peningkatan populasi bakteri Vibrio sp. Hal ini beriringan dengan terjadi banyaknya
kasus infeksi bakteri Vibrio sp pada organisme budidaya. Berdasarkan hal tersebut, maka kami tertarik
untuk melakukan perekayasaan tentang kemampuan ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka
diketahui bahwa ekstrak buah mengkudu efektif menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi pada
konsentrasi 1,5%. Penggunaan ekstrak buah mengkudu harus dilakukan dengan cermat pada benur
udang windu dan benih ikan nila. Aplikasi ekstrak buah mengkudu pada komonitas budidaya harus
memperhatikan dosis dan lama perendaman perlakuan . Untuk penggunaan ekstrak buah mengkudu pada
air pemeliharaan sebaiknya dilakukan setelah terjadi pengendapan pada wadah penampungan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini pencegahan dan pengobatan terhadap serangan bakteri dilakukan
dengan menggunakan antibiotika seperti methicillin, chloramphenicol, dantetracycline.
Dampak dari penggunaannya banyak menimbulkan masalah baru seperti resistensi
bakteri, retensi bahan toksik dan bersifat residu bagi tubuh konsumen (Maryani, dkk.
2002). Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dicarikan bahan
alternatif yang aman dan dapat digunakan untuk pengendalian penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri Vibrio harveyi pada komoditas budidaya.
Sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi serangan penyakit
bakterial adalah dengan menggunakan antibiotik alami dari tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai antibakteri, karena antibiotik alami memiliki keunggulan mudah
didapat dan ramah lingkungan. Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibiotik
alami salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.), tumbuhan ini mudah
ditemukan di sekitar kita.
Buah mengkudu mengandung senyawa antibakteri antara lain, seperti
flavonoid, alkaloid, saponin, antrakuinon, acubin, dan alizarin
(Djauhariyaetal.,2006;Jayaraman et al., 2008). Jayaraman et al., (2008), melaporkan
bahwa ekstrak metanol buah mengkudu pada dosis 100 mg/mL dapat menghasilkan
zona hambat terhadap bakteri Streptococcus thermophilus (11,3 mm). Menurut
Widyaanita, 2006, bahwa ekstraksi buah mengkudu dengan larutan etanol mampu
menghambat dan membunuh bakteri Aeromonas hydrophila.
Hasil pengamatan dan monitoring lingkungan di perairan laut Galesong
diketahui bahwa pada bulan Maret hingga Juli terjadi peningkatan populasi bakteri
Vibrio sp. Hal ini beriringan dengan terjadi banyaknya kasus infeksi bakteri Vibrio sp
pada organisme budidaya. Terdapat beberapa jenis bakteri Vibrio yang sering
ditemukan diperairan dan tubuh organisme, diantaranya Vibrio alginoliticus, Vibrio
parahaemoliticus, dan Vibrio harveyi.
Bakteri Vibrio harveyi adalah spesies bakteri penyebab penyakit kunang-
kunang (luminescent vibriosis) pada larva udang windu (Penaeus monodon), terutama
pada fase zoea. Jika bakteri Vibrio harveyi menginfeksi ikan, maka akan terlihat
adanya luka atau kematian jaringan (nekrosis) di bagian pangkal sirip.
Berdasarkan hal tersebut, maka kamitertarik untuk melakukan perekayasaan
tentang kemampuan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi.
Tujuan
Tujuan kegiatan perekayasaan ini adalah untuk mengetahui konsentrasi
minimum ekstrak buah mengkudu untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio
harveyi, dan aman untuk kelangsungan hidup udang maupun ikan.
METODOLOGI
Metode
Adapun tahapan dalam kegiatan kerekayasaan ini, adalah :
1. Pembuatan ekstrak buah mengkudu
Buah mengkudu matang di hancur dalam blender, kemudian di saring. Hasil
penyaringan merupakan ekstrak buah mengkudu, yang dapat langsung digunakan
atau disimpan di lemari pendingin hingga jangka waktu satu tahun.
2. Uji daya hambat ekstrak mengkudu terhadap bakteri
a. Pembuatan suspensi bakteri
‐ Bakteri Vibrio harveyi dikultur dalam media TCBS dan diinkubasi selama 24
jam.
b. Pengujian ekstrak terhadap bakteri
‐ Membuat media nutrien broat (NB)
‐ Melakukan inokulasi bakteri ke dalam media NB dan diinkubasi selama 24
jam
‐ Melakukan pengamatan jumlah bakteri dengan hitungan hemocytometer
‐ Media NB yang telah ditumbuhi bakteri, selanjutnya di bagi ke dalam 18
tabung reaksi sebanyak 10 ml
‐ Pada tiap tabung rekasi dimasukkan ektrak buah mengkudu dengan dosis
masing-masing 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan kontrol (tanpa ekstrak) dan
menginkubasi selama 24 jam
‐ Melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri berdasarkan warna media
‐ Melakukan pengamatan jumlah dengan hitungan agar plate (CFU).
c. Pengujian letal dosis ekstrak mengkudu terhadap benur udang windu
‐ Menyiapkan wadah volume 2 L dan melakukan pemeliharaan benur udang
windu PL 12 sebanyak 50 ekor, untuk 7 perlakuan dan 3 ulangan.
Pada media nutrien broad (NB) yang diinokulasi isolat bakteri Vibrio harveyi,
kemudian diinkubasi selama 24 jam.Kepadatan bakteri mencapai 7,1 x 1010 ,
selanjutnya di dibagi dalam tabung rekasi sebanyak 10 ml tiap tabungnya. Pada tiap
tabung tersebut dimasukkan ekstrak buah mengkudu sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan. Setelah diikubasi selama 24 pada suhu 300 C, terlihat ada pelapisan cairan
bening dan pekat dalam tabung rekasi, sebagaimana pada gambar.
0,5 % 26,60±5,10ab
1,0 % 26,11±4,04abcd
1,5 % 25,06±2,91acd
2,0 % 17,03±0,00cde
2,5 % 17,35±4,54cde
3,0 % 13,55±1,95de
Kontrol 34,11±0,00a
*huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan nila kepercayaan 95%
Berdasarkan data pertumbuhan populasi bakteri pada tabel 2, selanjutnya
dikonversi ke dalam bentuk angka logairitma alami (ln). Pengolahan data dengan
analisis One way ANOVA, menunjukkan bahwa secara statistik pada nanti pada
konsentrasi 2,0% berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol. Hal yang hampir sama juga
dilaporkan oleh Galu Puspitasari, dkk., bahwa kadar hambat minimal (KHM) perasan
buah mengkudu matang terhadap bakteri methicilin resistant Staphylococcus aureus
secara in vintro terdapat pada konsetrasi 30%. Dan menurut Anzila R.W.M., dkk.,
2015, ekstrak metanol buah mengkudu dapat menghambat bakteri Streptococcus
agalactiae pada konsentrasi 10%.
Tabel 4. Pengujian LD50 Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Benur Udang Windu
Kelangsungan hidup (%)
Perlakuan
5 menit 10 menit 15 menit
0,5 % 80 34 0
1,0 % 40 15 0
1,5 % 20 0 0
Kontrol 100 100 100
Tabel 5. Pengujian LD50 Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Benih Ikan Nila
Kelangsungan hidup (%)
Perlakuan
2 jam 4 jam 6 jam
0,5 % 100 100 40
1,0 % 100 100 7
1,5 % 0 0 0
Kontrol 100 100 100
Pada perendaman benih ikan nila ukuran ± 2 cm, dengan kepadatan 5 ekor/2
liter dalam larutan ekstrak buah mengkudu, menunjukkan ketidakmampuan bertahan
hidup hingga 50% (LD50) berada pada konsetrasi 0,5% selama < 6 jam. Sehingga jika
konsentrasi ekstrak buah mengkudu > 0,5% dengan waktu perendaman > 4 jam akan
mengakibatkan kematian benih ikan nila hingga >50%. Menurut Anzila R.W.M., dkk.,
2015, konsetrasi LD50 ekstrak buah mengkudu dengan perendaman terhadap ikan nila
yaitu 1,42%.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anzila R.W.M., Henni S., Iesje L., 2015. Sensitifitas Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) terhadap Bakteri Streptococcus agalactiae. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Djauhariya, E., Raharjo M., dan Ma’mun. 2006. Karakteristik M orfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Buletin Plasma Nutfah, Vol.12, No 1, Th 2006, Balai
Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, Hlm. 6.
Galuh Puspitasari, Sri Murwani, Herawati., 2010. Uji Daya Antibakteri Perasan Buah
Mengkudu Matang (Morinda citrifolia) Terhadap Bakteri Methicillin resistan
Staphylococcus aureus (MRSA) M.2036.T Secara In Vitro, Program Studi
Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.
Maryani, D. Dana, dan Sukenda, 2002. Peranan Ekstrak Kelopak dan Buah Mangrove
Sonneratia caseolaris (L) terhadap Infeksi Bakteri Vibrio harveyi pada Udang
Windu (Penaeus monodon). Akuakultur Indonesia I (3), 129-138.
Taukhid. 2009. Efektivitas Pemberian Vaksin Streptococcus spp. Pada Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Melalui Teknik Perendaman untuk Pencegahan
Penyakit Streptococcosis. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Bagi Peneliti
dan Perekayasa Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Tawar Pusat Riset Perikanan Budidaya Depertemen Kelautan
dan Perikanan.
Widyaanita, H., 2006. Daya Antibakteri Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang
Diekstrasi dengan Etanol dan Diekstrasi dengan Air terhadap Aeromonas
hydrophila secara in vitro, Universitas Airlangga, Surabaya.