Anda di halaman 1dari 14

0

JURNAL

UJI METABOLIT SEKUNDER BAKTERI HETEROTROFIK DARI AIR


LAUT DESA SUNGAI KAYU ARA KABUPATEN SIAK TERHADAP
BAKTERI PATOGEN

OLEH
ANJELI Y HUTASOIT

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
1

Uji Metabolit Sekunder Bakteri Heterotrofik dari Air Laut Desa Sungai Kayu
Ara Terhadap Bakteri Patogen

Oleh:
Anjeli Y Hutasoit 1),Feliatra2),Andi Dahliaty3)
Anjeliyanti2@gmail.com

ABSTRAK

Bakteri laut termasuk bakteri heterotrofik yang mampu menghasilkan metabolit


sekunder. Metabolit sekunder adalah suatu molekul yang dihasilkan dari proses
metabolisme sekunder oleh mikroorganisme dimana produk metabolit tersebut
berfungsi sebagai nutrisi darurat untuk bertahan hidup. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan daya hambat metabolit sekunder bakteri
heterotrofik dalam menghambat aktivitas bakteri patogen (Vibrio alginolyticus,
Aeromonas hydrophila dan Pseudomonas aeruginosa). Dalam penelitian ini
menggunakan metode eksperimen yaitu 10 isolat bakteri heterotrofik penghasil
metabolit sekunder diperoleh dari koleksi laboratorium Mikrobiologi Laut, Fakultas
Perikanan dan Kelautan diujikan pada bakteri patogen yaitu Aeromonas hydrophila
(P), Pseudomonas aeruginosa (Q), Vibrio alginolyticus (R) dengan menggunakan
kertas cakram dan masing-masing isolat dilakukan 3 kali pengulangan, sehingga
didapat 90 percobaan. Dari hasil pengujian ini diperoleh hasil bahwa semua isolat
bakteri heterotrofik tersebut mampu menghambat bakteri patogen (Vibrio
alginolyticus, Aeromonas hydrophila dan Pseudomonas aeruginosa). Isolat terbaik
yaitu isolat Vagococus fluvialis dengan zona bening yang terbentuk lebih luas
dibanding bakteri uji yang lain yaitu sebesar 12,35 mm dan uji aktivitas sebesar
1877,78 mm2/ml. Daya hambat ini disebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat
anti mikroba yaitu senyawa metabolit sekunder.

Kata Kunci: Metabolit Sekunder, Bakteri Heterotrofik, Daya Hambat

1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
(2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.
(3)
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
2

Secondary Metabolite Test of Heterotrophic Bacteria from Sea Water in Sungai


Kayu Ara Village Against Pathogenic Bacteria

By:
Anjeli Y Hutasoit Feliatra2),Andy Dahliaty3)
1),

Anjeliyanti2@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted from April - July 2018 at the Laboratory of
Organic Chemistry and Natural Materials Synthesis Research, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences and Marine Microbiology Laboratory in the
Department of Marine Sciences, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University
of Riau. The purpose of this research is to know the ability of secondary metabolites
to inhibit heterotrophic bacteria in inhibiting the activity of pathogenic bacteria
(Vibrioalginolyticus, Aeromonas hydrophila and Pseudomonas aeruginosa). The
research method used is the experimental method. 10 isolates of heterotrophic
bacteria were obtained from a collection of Marine Microbiology, Faculty of
Fisheries and Marine laboratories which were able to produce secondary metabolites.
Each bacterial isolate was tested on pathogenic bacteria, namely Aeromonas
hydrophila (P), Pseudomonas aeruginosa (Q), Vibrio alginolyticus (R) using paper
discs and each isolate was carried out 3 repetitions, so that 90 experiments were
obtained. Test results of secondary metabolites of 10 heterotrophic bacterial isolates
have the ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria. The best isolate is J
isolates with clear zones formed wider than the other test bacteria which is 12,35 mm
and the activity of the bacteria was 1877,78 mm2 / ml. This inhibitory power is
caused by the presence of compounds that are anti-microbial namely secondary
metabolites. Isolates A, D, F, G, H are resistant to pathogenic bacteria Aeromonas
hydrophilla, isolates D, E, G, J are resistant to pathogenic bacteria Pseudomonas
aeruginosa. This is indicated by the presence of a cloudy zone around the disc paper
that is formed during the inhibitory test

Keyword : Secondary Metabolites, Heterotrophic Bacteria, Inhibitory Power

1)
Student of The Faculty of Fisheries and Marine Sciences University of Riau
(2)
Lecturer of The Faculty of Fisheries and Marine Sciences University of Riau
(3)
Lecturer of The Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of Riau
3

I. PENDAHULUAN menjaga siklus hidup biota di laut.


Widiastuti (2014) mengatakan bahwa
Perairan Desa Sungai Kayu Ara bakteri laut termasuk bakteri
terletak di kawasan Kecamatan Sungai heterotrofik memiliki kemampuan
Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau untuk menghasilkan metabolit
merupakan perairan muara yang sekunder, dimana hasil metabolit
terhubung dengan perairan laut Selat sekunder tersebut mampu menghambat
Malaka, sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bakteri patogen seperti
berbagai aktivitas antara lain bakteri vibrio.
pelayaran, industri, aktivitas rumah Metabolit sekunder adalah suatu
tangga dan lainnya yang dapat molekul yang dihasilkan dari proses
menurunkan kualitas lingkungan metabolisme sekunder oleh
seperti pencemaran sehingga akan mikroorganisme dimana produk
berdampak bagi kelangsungan hidup metabolit tersebut bukan merupakan
biota di perairan tersebut. Pencemaran kebutuhan pokok mikroorganisme
tersebut akan berpengaruh terhadap untuk hidup dan tumbuh, namun
proses penguraian oleh bakteri dan metabolit sekunder juga berfungsi
akan mengganggu perkembangbiakan sebagai nutrisi darurat untuk bertahan
dan pertumbuhan bakteri dan hidup (Pratiwi, 2008). Apabila
mikroorganisme di perairan laut. metabolisme sekunder tidak
Menurut Palimirmo et al., (2016) diproduksi dapat menyebabkan
bakteri heterotrofik berfungsi sebagai berkurangnya ketahanan hidup
dekomposer dan terkait erat dengan organisme tersebut (Khotimah, 2016).
siklus hara terutama nitrat dan fosfat. Secara umum metabolit sekunder
Umumnya bakteri heterotrofik berupa antibiotik, inhibitor enzim, zat
tergolong dalam bakteri pengurai yang pengatur tumbuh, hormon dan
berukuran halus, hidupnya singkat dan insektisida (Widiastuti, 2014).
beregenerasi cepat. Bakteri heterotrof Metabolit sekunder juga berpotensi
memiliki peran sebagai dekomposer sebagai anti fungi, neuritogenik,
senyawa organik (mineralisasi) yang antikanker, antialga, antimalaria dan
berasal dari limbah industri, antiinflamasi (Ravikumar et al., 2011).
dekomposisi pakan yang tidak aktivitas kerjany antibiotik
dikonsumsi, faecal, ekskresi ikan mempunyai dua fungsi yaitu
(Feliatra, 2018). Bakteri ini dapat bakteriostatik yang bersifat
memecah molekul organik yang menghambat pertumbuhan bakteri
kompleks menjadi satuan kecil yang patogen dan bakterisida yang bersifat
mudah diserap dan diasimilasi, oleh membunuh bakteri patogen.
karena itu, bakteri pengurai ini Dalam kehidupan sehari-hari
memegang peranan penting dalam sebagian bakteri memiliki manfaat dan
4

sebagian menyebabkan kerugian bagi laboratorium Mikrobiologi Laut,


makhluk hidup. Bakteri herotrofik Fakultas Perikanan dan Kelautan
mampu menghambat bakteri patogen dengan spesies seperti pada Tabel 1.
(Vibrio alginolyticus, Aeromonas dikultur selama ± 3 hari pada 8gr
hydrophila dan Pseudomonas sp.) oleh media NB dilarutkan dalam 1000 ml
produksi antibiotik, bakteriosin yang air laut salinitas berbeda menggunakan
dimiliki (Feliatra, 2018). Strategi aerator, kemudian kandungan
pengendalian penyakit pada Perikanan metabolit sekunder diekstrak dengan
yang selalu dilakukan dan memberi menggunakan Etyl Asetat, hasil
hasil yang baik adalah penggunaan ekstraksi dipisahkan menggunakan
bakteri probiotik. Bakteri ini lebih Rotary Evaporator, kemudian dikering
aman daripada penggunaan bahan anginkan. Ekstrak metabolit dilarutkan
kimia, tidak terakumulasi dalam rantai menggunakan Methanol untuk uji
makanan, dan menjadi kontrol patogen metabolit sekunder.
di dalam lingkungannya (Feliatra, Metabolit sekunder bakteri
2015). heterotrofik sebagai unit percobaan
Adanya sifat dari metabolit sebanyak 10 isolat diujikan pada 3
sekunder tersebut menarik untuk perlakuan bakteri patogen yaitu
dilakukan penelitian dengan judul Aeromonas hydrophila (P),
“Uji Metabolit Sekunder Bakteri Pseudomonas aeruginosa (Q), Vibrio
Heterotrofik dari Air Laut Desa Sungai alginolyticus (R) dan masing-masing
Kayu Ara Terhadap Bakteri Patogen”. isolat dilakukan 3 kali pengulangan,
Penelitian ini bertujuan untuk sehingga didapat 90 percobaan,
mengetahui kemampuan daya hambat seperti pada Tabel 1. berikut ini :
metabolit sekunder bakteri heterotrofik
terhadap bakteri patogen (Vibrio
alginolyticus, Aeromonas hydrophila
dan Pseudomonas aeruginosa).
Adapun manfaat dari penelitian ini
antara lain isolat dapat digunakan pada
bidang tertentu dan menjadi sumber
informasi tentang bakteri heterotrofik
untuk penelitian selanjutnya.

II. METODOLOGI PENELITIAN


Dalam penelitian ini
menggunakan metode eksperimen
yaitu 10 isolat bakteri heterotrofik
yang diperoleh dari koleksi
5

Tabel 1. Isolat Bakteri Heterotrofik


Isolat Salinitas Strain ID B.Patogen Perlakuan Homologi
Bacillus 20 ppt BK4 KU258288 P (A,P) 96 %
cereus (A) .1 Q (A,Q)
R (A,R)
Bacillus 20 ppt SP4 P (B,P) 91 %
cereus (B) KC136821 Q (B,Q)
.1 R (B,R)
Bacillus 25 ppt S5 P (C,P) 97 %
cereus (C) KU927490 Q (C,Q)
.1 R (C,R)
Bacillus 25 ppt Xmb051 KT986177. P (D,P) 99 %
cereus (D) 1 Q (D,Q)
R (D,R)
Kerstersia 25 ppt S7 Km884887 P (E,P) 99 %
gyiorium .1 Q (E,Q)
(E) R (E,R)
Uncultured 25 ppt CLONEB Gq480076. P (F,P) 79 %
bacterium XHB27 1 Q (F,Q)
(F) R (F,R)
Bacillus sp. 27 ppt DP5 KX453268 P (G,P) 81 %
(G) .1 Q (G,Q)
R (G,R)
Bacillus 27 ppt BF2 JF322796. P (H,P) 98 %
cereus (H) 1 Q (H,Q)
R (H,R)
Bacillus 27ppt No31 KY819017 P (I,P) 99 %
cereus (I) .1 Q (I,Q)
R (I,R)
Vagococus 27 ppt CT21 EU660371. P (J,P) 96 %
fluvialis (J) 1 Q (J,Q)
R (J,R)

Pengujian daya hambat terhadap Analisis Data


bakteri patogen menggunakan metode
cakram dengan meneteskan senyawa Uji aktivitas metabolit sekunder
metabolit sekunder sebanyak 50µl didefenisikan sebagai AU (Activity
pada kertas cakram berukuran Unit). Satu AU merupakan luas daerah
diameter 6mm, kemudian didiamkan hambatan per satuan volume sampel
sampai mengering, lalu diletakkan larutan antibiotik yang diuji (mm2/ml)
pada permukaan cawan petri yang (Usmiati, 2009).
berisi media NA yang sudah ditanami
dengan bakteri patogen (Buntin, 2008).
Cawan petri kemudian diinkubasi
selama 24 jam dan dilakukan
pengukuran zona bening menggunakan
jangka sorong.
6

Data yang diperoleh akan membandingkan rata-rata zona bening


dianalisis secara deskriptif. Hasil uji yang terbentuk dengan kriteria
metabolit sekunder terhadap bakteri kekuatan antibakteri (Hidayati, 2009)
patogen disajikan dalam Tabel 3 dan 4, dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut.
dan grafik dengan cara
Tabel 2. Ketentuan Potensi Antibakteri
No Daerah Hambatan Ketentuan
1 >20mm Sangat Kuat
2 10-20mm Kuat
3 5-10mm Sedang
4 <5mm Lemah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Isolat yang digunakan dalam telah teridentifikasi spesies dan telah
penelitian ini telah diisolasi oleh dilakukan identifikasi morfologi dan
peneliti sebelumnya (Putra, 2017; uji biokimia meliputi bentuk koloni,
Randy, 2017; Hamdani, 2017; tepian, elevasi, warna, gram, katalase,
Syaputri, 2017). Seluruh isolat tersebut motilititas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.morfologi dan Uji Biokimia
Morfologi Warna Bentuk Tepian Elevasi Katalase Gram Motil

Isolat
A Putih Susu Bulat Licin Seperti + + +
Tepian Kawah
Timbul
B Putih Tidak Berlekuk Datar + + +
Beraturan
dan
memnyebar
C Putih Bundar Licin Datar + + +
kekuningan
D Putih Susu Bundar Tidak Datar + + +
beraturan
E Putih Tidak Licin Timbul + + +
kekuningan beraturan
dan
menyebar
F Putih Bundar Licin Cembung + + +
kekuningan
G PutihSusu Bundar Licin Timbul + + +
H PutihSusu Bundar Licin Timbul + + +
I PutihSusu Bundar Licin Timbul + + +
J Putih Bundar Berombak Seperti + + +
kekuningan tepian Kawah
timbul
7

Gambar 1. Daya Hambat Metabolit Sekunder


Besar daya hambat dan standar deviasi patogen dapat dilihat seperti tabel 4.
metabolit sekunder terhadap bakteri berikut :
Tabel 4.Hasil Uji Aktivitas Daya Hambat
Isolat Bakteri Bakteri A. Bakteri P.
V.alginolyticus (mm) hydrophilla (mm) aeruginosa
(mm)
A 7,6 ±1,55 6,6 ±0,17 8,56 ±1,30
B 8,3 ±0,40 7,8 ± 0,56 9,06± 0,74
C 8,86 ± 0,81 8,83 ± 0,32 9,66 ±0,76
D 8,5 ±0,91 8,06 ± 0,31 8,46 ± 0,89
E 8,5 ±0,88 6,83 ± 0,35 7,86 ±1,23
F 7,16 ±1,17 7,06 ±0,81 7,73 ±0,87
G 7,27 ±0,25 8,33 ± 0,76 6,93 ±0,11
H 8,43 ±1,40 7,33 ±0,28 8 ± 0,5
I 7,9 ±1,35 7,35 ± 1,15 8,16 ±0,85
J 10,23 ±0,76 12,35 ± 2,15 8,61 ± 0,63
Rata-rata kontrol (+) 15,5 mm 12 mm 15 mm
Rata-rata kontol (-) 0 0 0
Sumber : Data Pribadi
Kontol + : amoxiclav
Kontrol - : methanol

Daya hambat metabolit sekunder Pembahasan


bakteri heterotrofik terhadap bakteri Hasil penelitian Mohamed et al.,
patogen Vibrio alginolyticus berkisar (2017) menunjukkan bahwa bakteri
7,16–10,23 mm dengan kriteria antibakteri heterotrofik B. cereus strain Bc7
sedang, terhadap bakteri Aeromonas menghasilkan metabolit sekunder,
hydrophila berkisar 6,6-12,35mm produksi maksimum pada fase
dengan kriteria antibakteri sedang stasioner awal. Dalam kasus B. subtilis
kecuali isolat J dengan kriteria kuat, strain 14B, produksi metabolit
terhadap bakteri Pseudomonas sekunder dimulai setelah 24 jam
aeruginosa berkisar 6,93-9,66 mm. inkubasi kemudian meningkat
8

mencapai puncaknya maksimum dalam 96 jam masa fermentasi.


Dibandingkan dengan organisme dapat tumbuh. Hal ini menunjukkan
lainnya, metabolit sekunder dari adanya aktivitas metabolit sekunder
bakteri laut memiliki ciri khas dan sebagaimana dipaparkan oleh
struktur yang unik karena keadaan dan Romadhon et al., (2012), zona bening
keragaman hidup yang kompleks, dan yang terbentuk bervariasi, ada yang
bioaktifitasnya sangat efektif berbentuk bening yang jelas, bulat dan
(Mohamed et al., 2017). Hasil uji luas. Kemampuan membentuk zona
aktivitas metabolit sekunder bening berbeda tergantung jenis
ditunjukkan dengan adanya aktivitas bakteri dan konsentrasi eksktrak
penghambatan terhadap bakteri metabolit sekunder.
patogen. Aktivitas metabolit sekunder Hasil uji aktivitas metabolit
ditandai dengan adanya zona bening di sekunder bakteri heterotrofik terhadap
sekitar kertas cakram. Zona bening bakteri patogen seperti terlihat pada
timbul karena bakteri patogen tidak gambar 2. berikut :
2000
1800
mm2/ml

1600
1400
1200
1000 A.hydrophilla
800 V.alginolyticus
600 P.aerogenosa
400
200
0
Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat Isolat
A B C D E F G H I J

Gambar 2. Grafik uji Aktivitas metabolit sekunder terhadap bakteri patogen


Hasil pengukuran uji aktivitas Isolat J merupakan spesies
metabolit sekunder bakteri heterotrofik Vagococcus fluvialis. Menurut NCBI
terhadap bakteri Aeromonas (2017) bakteri Vagococcus sp
hydrophilla berdasarkan gambar 2. merupakan bakteri yang diisolasi dari
menunjukkan bahwa isolat J memiliki koral laut jenis acropora, dengan
aktivitas unit yang paling tinggi yaitu klasifikasi sebagai berikut: Kingdom:
2
sebesar 1877,78mm /ml. Isolat A Bacteria, Divisi: Firmicutes, Kelas:
memiliki aktivitas unit yang paling Bacilli, Ordo: Lactobacillales, Suku:
2
rendah yaitu 119,1mm /ml. Enterococcaceae dan Genus:
9

Vagococcus. Menurut Wang et al., Pseudomonas aeruginosa berdasarkan


(2011) mengemukakan bahwa gambar 2. menunjukkan bahwa isolat
Sebagian besar perwakilan C memiliki aktivitas daya hambat yang
Vagococcus telah diisolasi dari paling tinggi yaitu sebesar
2
lingkungan perairan, menunjukkan 974,13mm /ml dan aktivitas daya
bahwa anggota genus ini memiliki hambat terendah oleh isolat G yaitu
sifat yang dioptimalkan untuk 189,65mm2/ml.
kelangsungan hidup di habitat laut. Isolat C merupakan spesies
Isolat A merupakan spesies Bacillus cereus dengan strain S5.
Bacillus cereus strain BK4. Menurut Menurut Susana (2017) membuktikan
Khetan (2001), menyatakan bahwa bahwa bakteri B. cereus mampu
bakteri Bacillus cereus adalah salah menghasilkan senyawa antimikroba
satu agen patogen memiliki potensi dan dapat menghambat bakteri patogen
besar untuk digunakan sebagai kontrol yaitu V. alginolyticus, A. hydrophila
biologis. Bakteri ini memiliki host dan Pseudomonas aeruginosa yang
tertentu yang tidak berbahaya bagi ditandai dengan terbentuknya zona
musuh alami hama dan organisme bening pada saat uji antagonistik.
non-target lainnya, mudah terurai oleh Kemampuan ini diduga karena bakteri
lingkungan dan patogenisitas yang dari jenis ini menghasilkan senyawa
dapat ditingkatkan dengan teknik antibiotik. Senyawa ini merupakan
rekayasa genetika. Bakteri Bacillus kumpulan zat-zat kimia yang
cereus merupakan bakteri probiotik diproduksi oleh mikroorganisme
yang mampu menghambat diantaranya oleh fungi dan bakteri
pertumbuhan bakteri patogen yaitu yang memiliki fungsi menghambat
Vibrio sp dan Aeromonas sp (Feliatra pertumbuhan mikroorganisme lain.
et al., 2012). Bakteri B. cereus adalah salah satu
Uji aktivitas daya hambat agen patogen yang memiliki potensi
metabolit sekunder terhadap bakteri besar untuk digunakan sebagai kontrol
Vibrio alginolyticus berdasarkan biologis. Bakteri ini memiliki inang
gambar 2. menunjukkan bahwa isolat J tertentu yang tidak berbahaya bagi
memiliki aktivitas unit yang paling musuh alami hama dan organisme
tinggi yaitu 1085,02mm2/ml dan non-target lainnya, mudah terurai oleh
aktivitas daya hambat terendah oleh lingkungan dan patogenitasnya dapat
isolat F yaitu 255,54mm2/ml. Isolat F ditingkatkan dengan teknik rekayasa
merupakan Uncultured bacterium genetika (Feliatra, 2016). Isolat G
nama spesies belum terdaftar dalam merupakan spesies Bacillus sp. dengan
Gen Bank. strain DP5. Probiotik Bacillus sp.,
Uji aktivitas daya hambat telah banyak diterapkan untuk
metabolit sekunder terhadap bakteri kepentingan bioteknologi, seperti isi
10

berbagai enzim dan asam amino juga sehingga lapisan dinding sel tidak
digunakan untuk memproduksi terbentuk secara utuh dan terjadi
antibiotik untuk mengendalikan kematian sel (Ibrahim, 2012). Senyawa
patogen (Feliatra, 2017) flavonoid sebagai antibakteri dengan
Berdasarkan penelitian yang cara membentuk senyawa kompleks
telah dilakukan menunjukkan bahwa terhadap protein ekstraseluler yang
isolat J memiliki aktivitas unit yang mengganggu integritas membran sel
paling tinggi terhadap bakteri bakteri. Senyawa tannin dapat
Aeromonas hydrophilla dan Vibrio mengkerutkan dinding sel atau
alginolyticus, sedangkan isolat C membran sel sehingga mengganggu
memiliki daya hambat yang tinggi permeabilitas selitu sendiri, akibatnya
terhadap bakteri Pseudomonas sel tidak dapat melakukanaktivitas
aeruginosa. Daya hambat disebabkan hidup sehingga pertumbuhannya
oleh adanya senyawa yang bersifat terhambat atau bahkan mati.
antimikroba yaitu senyawa metabolit Penentuan periode fermentasi untuk
sekunder. Romadon et al., (2012) setiap strain baru bakteri heterotrofik
menyatakan bahwa adanya perbedaan sangat penting untuk produksi
daya antimikroba dikarenakan maksimum metabolit sekunder karena
perbedaan jenis bakteri sehingga masa inkubasi diperlukan untuk
spesies yang berbeda akan pertumbuhan mikroorganisme dan
menghasilkan penghambatan dan produksi metabolit sekunder
aktivitas yang berbeda karena (Mohammed, 2017).
perbedaan komponen metabolit yang Aeromonas hydrophilla sensitif
dihasilkan. terhadap metabolit sekunder, hal ini
Kandungan senyawa metabolit dapat dilihat dari kemampuan hambat
sekunder yang termasuk ke dalam isolat J dengan adanya zona bening
golongan metabolit telah terbukti yang terbentuk lebih luas dibanding
bekerja sebagai derivat anti mikroba bakteri uji yang lain yaitu sebesar
(Nurul et al., 2012). Senyawa anti 12,35 mm dan aktivitas hambat
mikroba dapat menghambat sebesar 1877,78 mm2/ml. Sensitifitas
pertumbuhan mikroba patogen bakteri gram negatif oleh aktivitas
maupun non patogen. Mekanisme antimikroba metabolit sekunder lebih
antibakteri dari senyawa metabolit tinggi dibandingkan gram positif,
sekunder pada dasarnya memiliki karena struktur dinding selnya
mekanisme berbeda (Ibrahim, 2012). memiliki membran sel yang tersusun
Senyawa alkaloid dan terpenoid atas Lipopolisakarida (LPS),
memiliki mekanisme dengancara lipoprotein, dan fosfolipid (Leroy,
mengganggu komponen penyusun 2007).
peptidoglikan pada sel bakteri,
11

Isolat A,D,F,G,H bersifat dan menekan pertumbuhan bakteri


resisten terhadap bakteri patogen patogen serta berguna dalam
Aeromonas hydrophilla, isolat D,E,G,J pengembangan ilmu yang berbasis
bersifat resisten terhadap bakteri bioteknologi laut.
patogen P. aeruginosa. Hal ini
ditandai dengan adanya zona keruh di
sekitar kertas cakram yang terbentuk DAFTAR PUSTAKA
pada saat uji daya hambat. Diduga
senyawa yang terkandung dalam Buntin, N. Cahanthachum, S.,
metabolit sekunder hanya mampu Hongpattarakere, T. 2008.
merusak lapisan luar bakteri patogen Screnning of lactid acid
bacteria from gastrointestinal
sehingga bakteri patogen tersebut
tracts of marine fish for their
mampu memperbaiki kerusakan potential use probiotic.
membran luar, tumbuh kembali Sonklanakarin Jurnal Science
sehingga menimbulkan zona keruh Technology .30.141-148.
pada saat uji (Romadhon et al.,2012).
Feliatra, Fitria, Y. dan Nursyirwani.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 2012. Antagonis Bakteri
Hasil penelitian yang telah Probiotik Yang Diisolasi Dari
Usus Dan Lambung Ikan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa 10
Kerapu Bebek (Cromileptes
isolat bakteri heterotrofik dapat Altivelis) Terhadap Bakteri
menghasilkan metabolit sekunder dan Patogen. Jurnal Perikanan dan
mampu menghambat pertumbuhan Kelautan 17,1 :16-25
bakteri patogen Aeromonas Feliatra, Yoswaty, D. Lukystyowati, I.
Titania T Nugroho dan Wahid
hydrophilla, Pseudomonas aeruginosa,
Hasyimi. 2015. The Potential of
Vibrio alginolyticus. Isolat terbaik The Isolated Probiotics Bacterial
yaitu isolat J dengan zona bening yang From Giant Prawns’ Digestive
terbentuk yaitu sebesar 12,35 mm dan Tract (Macrobrachium
Rosenbergii, De Man) With 16s
aktivitas hambat sebesar 1877,78
Rdna Sequencing Technique.
mm2/ml. International Journal of Oceans
Diharapkan hasil penelitian ini and Oceanography ISSN 0973-
dapat dilanjutkan untuk mencari jenis 2667 Volume 9, Number 1.
senyawa organik/ struktur kimia yang Feliatra, Lukistyowati, I., Yoswaty,
terdapat pada metabolit sekunder D., Rerian,H., Melina,D.,
bakteri heterotofik Untuk penelitian Hasyim,W., Titania T.
lebih lanjut, metabolit sekunder bisa Nugroho, Andi R. Fauzi,
diaplikasikan sebagai bahan campuran Rofiza Yolanda . 2016. .
Phylogenetic analysis to
pakan sehingga berguna dalam compare populations of acid
pengendalian penyakit ikan budidaya tolerant bacteria isolated from
12

the gastrointestinal tract of two Hasil Ekstraksi menggunkan


different prawn species pelarut aquades dan etanol.
Macrobrachium rosenbergii Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas
and Penaeus monodon . AACL Sains dan Teknologi.
Bioflux. Volume 9, Issue 2. Universitas Islam Negeri
360-368 Malang. Malang.

Feliatra, Elizal, Iesje Lukistyowati, Ibrahim, A. 2012. Identifikasi


Deasy Melina and Mohammad Metabolit Sekunder dan
Ramadhan. 2017. Effectiveness Aktivitas Antibakteri Ekstrak
of Immersion with Probiotic in Daun Sungkai (Peronema
Improving the Health of Nile canescens JACK.) Terhadap
Tilapia (Oreochromis Bakteri Patogen. Skripsi.
niloticus). Asian Journal of Jurusan biologi-Mikrobiologi
Animal and Veterinary Farmasi. Universitas
Advances. OPEN ACCESS Mulawarman. Samarinda
Asian Journal of Animal and
Veterinary AdvancesISSN Khotimah.2016. Skrining Fitokimia
1683-9919. dan Identifikasi Senyawa
Metabolit Sekunder Senyawa
Feliatra, Nursyirwani, Tanjung, A , DS Karpain pada Ekstrak Metanol
Adithiya, Susanna, M., Daun Carica. Malang:UIN
Lukystyowati, I. 2018. The Maulana Malik Ibrahim
Effectiveness of Heterotrophic
Bacteria Isolated from Dumai Mohammed A. Almalki ,Rakesh
Marine Waters of Riau, Used Varghese. 2017. Optimization
as Antibacterial against Of Physicaland Nutrient
Pathogens in Fish Culture. IOP Factors For Secondary
Conf. Series: Earth and Metabolites Production By A
Environmental Science 116 Marine Pseudoalteromonas sp.
(2018) 012034 And Its Biologicalactivity
Against Enterobacter sp.
Hamdani, R.2017.Isolasi dan uji International Journal Of
sensitifitas bakteri heterotrofik Scientific Research.6 Issue-11
dari kawasan perairan laut dan | November-2017 | ISSN No
perairan estuari bersalintas 2277 - 8179 | IF : 4.176 | IC
rendah di Kabupatan Siak Value : 78.46
terhadap bakteri patogen.
Skripsi. Pekanbaru. Universitas Nurul, F. H., Delianis, P., Sri,Y. W.
Riau 2012. Karakterisasi Metabolit
Sekunder Bakteri Simbion
Hidayati, N. 2009. Uji Efektivitas Gastropoda Conus miles
Antibakteri Ekstrak Kasar dengan Metode GC-MS
Daun The (Camellia Sebagai Antibakteri MDR
sinensisL,v. Assamica ) Tua (Multi Drug Resistant).
13

Journal Of Marine Research. Randy, L.M. 2017. Isolasi dan Uji


Nomor 2, Tahun 2012, Aktivitas Bakteri Heterotrofik
Halaman 198. Terhadap Bakteri Patogen dari
Perairan Laut Kabupaten Siak,
Palimirmo, F. S., A. Damar dan H. Provinsi Riau. Skripsi.
Effendi. 2016. Dinamika Pekanbaru. Universitas Riau.
Sebaran Bakteri Heterotrofik
di Teluk Jakarta.Jurnal Ilmu Ravikumar. S, S.J Ibaneson, M.
Pertanian Indonesia. Vol. 21 Uthiraselvam, S. R. Priya, A.
91): 26-34. Ramu ang M.B Banerjee. 2011.
Pratiwi, S. T., 2008. Mikrobiologi Diversity of endophytic
Farmasi. Erlangga : Jakarta actinomycetes from
Karangkadu mangrove
Putra, A.2017. Antagonisme Bakteri ecosystem and its antibacterial
Heterotrofik yang diisolasi dari potential againts bacterial
Muara Sungai Siak dan pathogens. Journal of
Kawasan Pemukiman Perairan Pharmacy Research. 4(1), 294-
Laut Kabupaten Siak Provinsi 296
Riau terhadap Bakteri
Patogen.Skripsi. Pekanbaru. Susana, M. 2017. Isolasi Dan
Universitas Riau. Karakteristik Bakteri
Heterotrofik Pada Perairan
Laut Kawasan Pemukiman Dan

Perairan Bersalinitas Rendah Di Wang. L., Y.S. Cui, C.S. Kwon, S.T.
Kelurahan Purnama Dumai Lee, J.S. Lee dan W.T. Im.
Provinsi Riau. Skripsi. 2011. Vagococcus
Pekanbaru:Universitas Riau. acidifermentans sp. nov.,
isolated from an acidogenic
Syaputri,L.Y. 2017.Isolasi dan Uji fermentation bioreactor. Int. J.
Antagonisme Bakteri Syst. Evol. Microbiol.
Heterotrofik dari Perairan 61:1123–1126
Muara Sungai Siak Dengan
Salinitas yang Berbeda. Skripsi. Widiastuti, 2014. Kemampuan
Pekanbaru. Universitas Riau Metabolit Sekunder Bakteri
Laut Menghambat
Usmiati, S. dan Marwati, T. 2007. Pertumbuhan Vibrio
Seleksi Dan Optimasi Proses parahaemolyticus dan
Produksi Bakteriosin Dari Staphylococcus aureus.
Lactobacillus Sp. Jurnal Agritech .21 No.3 hal 104-107
Pascapanen 4(1) 2007: 27- 37.

Anda mungkin juga menyukai