id
Volume 1, Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 55-62
e-ISSN 2599-3313
p-ISSN 2615-434X
1.2
Staf Pengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Universitas Borneo Tarakan
3
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Universitas Borneo Tarakan
Jl. Amal Lama No. 1, Po. Box. 170 Tarakan KAL-TARA
Email: yulma.yuki@gmail.com
ABSTRAK
Bakteri di perairan merupakan komponen biotik yang penting pada proses dekomposisi
sebagai sumber penyedia zat hara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keanekaragaman bakteri pada perairan di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan
(KKMB) Kota Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2018
dengan menggunakan metode deskriptif dengan melakukan identifikasi bakteri pada
perairan melalui beberapa tahapan pengujian yaitu uji gram, uji utama dan uji lanjut
yang dilakukan di laboraturium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan kelas II Tarakan. Hasil penelitian menunjukkan
keanekaragaman bakteri pada perairan sebanyak 9 bakteri (Genus) yaitu Bacillus spp.,
Corynebacterium spp., Listeria spp., Enterobacteria spp., Pseudomonas spp., Aeromonas
spp., Micrococcus spp., Staphylococcus spp., dan Actinobacillus spp., dan yang paling
dominan ditemukan adalah Bacillus spp.
ABSTRACT
Bacteria in the waters is an important biotic component in the decomposition process as
a source of nutrient providers . The purpose of the research is to know the diversity of
bacteria (genus) in waters of Mangrove conservation area and the proboscis monkey
(KKMB) Town of Tarakan. This research was carried out in March to may 2018 using the
descriptive method with doing identify bacteria in the waters through several stages of
testing IE test main test and gram, further tests carried out at the laboraturium
Quarantine Station of fish, quality control and safety class II Fisheries Result of Tarakan.
The result showed the diversity of bacteria in the waters as much as 9 bacteria (genus),
namely Bacillus spp., Enterobacteria spp., Pseudomonas spp., Aeromonas spp.,
Micrococcus spp., Staphylococcus spp., and Actinobacillus spp., and the most dominant
found were Bacillus spp.
Listeria spp.
Enterobacteria spp.
Pseudomonas spp.
Aeromonas spp.
Micrococcus spp.
Staphylococcus spp.
Actinobacillus spp.
proses dekomposisi serasah yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyebabkan bakteri dapat tumbuh dan
populasi bakteri yang berada di perairan bertahan hidup (Yunasfi, 2006).
Mangrove KKMB Kota Tarakan memiliki Bacillus spp. dapat ditemukan di
karakteristik yang berbeda -beda. berbagai tempat, seperti juga pada
Keberadaan bakteri yang ditemukan perairan mangrove karena
pada perairan mangrove dipengaruhi kemampuannya menghasilkan
oleh air pasang, yang mengaduk dari endospora, selain itu Bacillus juga dapat
dasar perairan yang sangat kuat dan menghadapi berbagai perubahan
akan berakibat terjadinya mobilisasi lingkungan, seperti perubahan kadar
bahan organik yang ada pada sedimen nutrien, air, dan tempratur (Madigan et
(Gambrell et al., 1991). Bakteri al., 2003). Bacillus spp. dapat tumbuh
memanfaatkan bahan organik pada dan hidup pada suhu berkisar 25-35 0C
lingkungan tempat tumbuhnya sebagai dan pada pH 7,3-10,5 bahkan bakteri
sumber nutrisi, selain bahan organik Bacillus mampu bertahan hidup pada
keberadaan dan keanekaragaman suhu maksimum antara 40-45 0C (Holt
bakteri dalam perairan mangrove juga et al., 1994).
dipengaruhi oleh faktor suhu, salinitas, Bakteri yang ditemukan paling
pH, fisik, iklim, vegetasi dan lokasi sedikit yaitu Pseudomonas spp. Hal ini
(Hrenovic et al., 2003). diduga karena bakteri Pseudomonas
Keanekaragaman bakteri yang merupakan bakteri patogen, bakteri
ditemukan pada perairan mangrove patogen sering menimbulkan efek
KKMB menunjukkan bahwa bahan negatif bagi mikroorganisme perairan
organik yang terdapat pada perairan (Feliatra et al., 2012). Bakteri
mangrove sangat melimpah. Kelimpahan Pseudomonas spp. memiliki rentan
bahan organik diikuti dengan banyaknya waktu pertumbuhan yang lebih lama
bakteri yang di temukan di perairan dibanding bakteri Bacillus spp. Susana
KKMB, dari kelimpahan bakteri tersebut (2017) menyatakan bahwa bakteri
terdapat bakteri yang paling dominan heterotrofik mampu membentuk
yaitu bakteri Bacillus spp. Hal ini hambatan terhadap pertumbuhan
disebabkan Bacillus merupakan jenis bakteri patogen, bakteri heterotrofik
bakteri tanah, tetapi umum di jumpai di mampu menghasilkan produk antibiotik,
perairan tawar dan payau (Atlas dan bakteriosin, atau asam organik.
Bartha, 1987). Bacillus spp. merupakan Pseudomonas spp. dapat tumbuh dan
bakteri pengurai fosfat yang berperan hidup pada suhu berkisar 37-40 0C
dalam penyediaan kembali senyawa (Suriani et al., 2013).
fosfat pada ekosistem mangrove melalui
Staphylococcus spp. - 3 2 5
Actinobacillus spp. 2 - 2 4
dengan pendapat Indriani (2008) nilai Cowan dan Steel’s. (1974). Manual For
pH yang normal untuk permukaan the Identification of Medical
perairan Indonesia umumnya berkisar Bacteria. (Second Edition). London.
antara 6,0-8,5. Daulat et al (2014) Cambridge University Press.
mengacu kepada standar baku mutu air Daulat, A., Mariska, A. K., Rizki, A. A.,
laut yang dikeluarkan oleh Kementrian Widodo, S. P. (2014). Sebaran
Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, Kandungan O2 Terlarut di Perairan
pH yang disyaratkan untuk menunjang Pesisir Selatan Kepulauan Natuna.
kehidupan biota laut adalah 7-8,5. Jurnal Depik, 4(2), hal. 166-167.
Derajat keasaman (pH) adalah jumlah Dewi, N. (2010). Laju Dekomposisi
ion hydrogen yang terdapat pada Serasah Daun Avicennia marina
larutan. Tait (1981) menyatakan bahwa Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di
kisaran pH optimum untuk pertumbuhan Kawasan Hutan Mangrove
mikroorganisme adalah 5,6-9,4. Sicanang Belawan Medan. Skripsi
Sehingga nilai pH yang didapatkan Sarjana. Fakultas Pertanian
mendukung untuk pertumbuhan bakteri Universitas Sumatera Utara.
pada perairan (Aksornkoae, 1993). Medan.
Hasil pengukuran DO perairan di Farmer, J.J. III, Asbury, M.A. Hickman,
KKMB berkisar antara 1,04-5,20 mg/L, F.W. Brenner, D.J. The
nilai tersebut tergolong rendah diduga Enterobacteriaceae Study Group
karena kandungan bahan organik yang (USA). (1980). “Enterobacter
terdapat pada lingkungan tersebut sakazakii: a new species of”
cukup tinggi. Prabudi (2013) Enterobacteriacae” isolated from
menyatakan oksigen terlarut tergolong clinical specimens”. Int J Syst
sangat rendah disebabkan karena suhu Bacteriol 30:36.
di perairan tersebut tinggi dan banyak Feliatra, Y dan Nursyirwani. (2012).
partikel organik dalam air yang “Antagonis Bakteri Probiotik Yang
membutuhkan perombakan oleh bakteri Diisolasi Dari Usus dan Lambung
melalui oksidasi, makin banyak partikel Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes
organik maka semakin banyak aktivitas Altivelis) Terhadap Bakteri
bakteri perombak dan semakin banyak Patogen”. Jurnal Perikanan dan
oksigen yang dikonsumsi sehingga Kelautan, 17(1), hal 16-25.
makin berkurang oksigen dalam air. Gambrell, R.P., Wiesepage, J.B., Patrick,
J.R., dan Duff, M.C. (1991). “The
KESIMPULAN effect of pH, redox, and salinity on
Keanekaragaman bakteri pada metal release from a
perairan di Kawasan Konservasi contaminatedbsediment”. Jurnal
Mangrove dan Bekantan (KKMB) Water, Air and Soil Pollution, 4(2),
mendapatkan 9 jenis bakteri (genus) hal. 359-367.
diantaranya adalah Bacillus spp, , P.H.A. Sneath, J.T. Staley, and S.T.
Corynebacterium spp, Listeria spp, Williams. (1994). “Bergey’s Manual
Enterobacteria spp, Pseudomonas spp, of Determinative Bacteriology”,
Aeromonas spp, Micrococcus spp, Jurnal Biodiversitas, 4(2), hal 80-
Staphycoccus spp, dan Actinobacillus 82.
spp. Hreovic. J., Damir. V., dan Bozidar, S.
(2003). “Influence Of Nutrients
DAFTAR PUSTAKA And Salinity On Heterotrophic And
Aksomkoae, S. (1993). “Ecology And Coliform Bacteria In The Shallow”.
Management Of Mangrove”. Jurnal Jurnal Easten Adriatic Sea), 46,
Trap Biodiversitas. Bio Teknologi, hal. 29-37.
2, hal.28-33. Indriani, Y. (2008). Produksi Dan Laju
Atlas, R.M. and R. Bartha. (1987). Dekomposisi Serasah Daun
“Microbial Ecology”. Jurnal Mangrove Api-Api (Avicennia
Biodiversitas, 4(2), hal 80-82. marina Forssk. Vierh) di Desa
Lontar, Kecamatan