Anda di halaman 1dari 4

“ANALISIS MAKROINVERTEBRATA DAN PLANKTON SEBAGAI

BIOINDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DAN PERUBAHAN


LINGKUNGAN”

Shearen Cindyana Irda Mareta

201710070311059

BIOLOGI 6B

1. METODE PRAKTIKUM
Video 1 Tutorial Sampling Plankton Dengan Metode Timba Untuk Pemula
Metode yang digunakan dalam analisis plankton dinamakan metode timba atau
metode pengamatan sampel dengan menggunakan alat plankton net untuk mengetahui
jenis plankton yang didapatkan disuatu perairan. Proses sampling dilakukan dengan
mengambil air lalu menuangkan air ke dalam plankton net, menunggu hingga air habis
dan masuk ke dalam botol untuk penyimpanan. Salin atau pindahkan sampel air yang
telah didapatkan kedalam botol flakon untuk diidentifikasi. Jika ingin mengawetkan
sampel plankton di sampel air dapat dilakukan dengan menambahkan alkohol 70% atau
formalin. Pengamatan dilakukan dengan mengambil air sampel dengan pipet tetes lalu
meneteskan ke object glass dan menutup menggunakan over glass. Melakukan
pengamatan untuk mengetahui jenis plankton yang didapatkan. Metode pengambilan
plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton
horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik menuju ke titik lain, plankton net
ditarik untuk jarak dan waktu tertentu (biasanya ± 5-8 menit). Umumnya pengawetan
plankton dapat dilakukan dengan larutan formalin 2-5% (Soedarsono, 2014) .
Video 2 Bioindikator Untuk Penilaian Kualitas Air Sungai
Menggunakan Kit Bioindikator Bergambar untuk mengetahuai kualitas air sungai.
Untuk mengetahui kualitas air dapat menggunakan beberapa metode yaitu metode fisika,
metode kimia dan metode biologis atau bioindikator. Metode fisika dilakukan dengan
melihat dari tingkat kekeruhan, warna, rasa, bau dan suhu. Metode kimia dengan cara
meneliti kandungan unsur atau senyawa kimia didalam air. Kandungan yang diteliti yaitu
kandungan oksigen, bahan organik, kandungan mineral atau logam dan derajat keasaman
dari unsur hara. Penilaian kualitas air menggunakan metode biologi disebut Bioindikator
yaitu mengamati jenis makroinvertebrata yang terdeteksi dengan indikator warna pada kit
bioindikator dapat menunjukkan seberapa baik kualitas air tersebut. Kit biodindikator
bergambar terdapat warna dan biota, untuk melihatnnya dengan cara mencocokkan warna
air sungai dengan biota yang ditemukan. Warna biru (sangat baik) mengandung
kelompok biota sensitif atau intoleran, warna hijau (baik) mengandung kelompok biota
moderat menuju sensitif, warna kuning (sedang) mengandung biota kelopok moderat,
warna merah (buruk) mengandung kelompok biota toleran, warna hitam (sangat buruk)
tidak ditemukan adanya organisme makro (Krisanti, 2007).
2. MAKROZOOBENTOS YANG BISA DI TEMUKAN DI AIR
Makrozoobentos yang biasa ditemukan dialiran sungai banyak ditemukan dari
kelas bivalvia yaitu dari ordo arcida, Mytiloida, veneroida, dan kelas gastropoda yaitu
ordo Archaegastropoda, Caenogastropoda, Cycloneritimorpha dan Neogastropoda
(Simatupang, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Rachman (2016) komposisi
kepadatan makrozoobenthos yang tinggi pada sub DAS Cisukabirus yaitu dari ordo
Trichoptera dan Ephemeroptera. Kelompok ordo organisme ini termasuk kedalam
kelompok organisme intoleran, yaitu organisme yang dapat tumbuh atau berkembang
dalam kisaran kondisi lingkungan yang sempit dan jarang dijumpai di perairan yang kaya
bahan organik. Sedangkan pada sub DAS Ciseuseupan dan Cisuren, komposisi kepadatan
makrozoobenthos yang tinggi yaitu dari ordo Trichoptera (famili Hydropsychidae) dan
Diptera (famili Chironomidae).
3. PLANKTON YANG BISA DITEMUKAN DI AIR
Pada perairan sungai biasanya mengandung beberapa jenis zooplankton dan
fitoplankton. Jenis fitoplankton yang biasa ditemukan disungai dari jenis alga seperti
Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, dan untuk zooplankton ditemukan
jenis protozoa seperti Coleps sp. (Iswanto, 2015). Chlorophyceae umumnya banyak
ditemukan di perairan air tawar karena sifatnya mudah beradaptasi dan cepat berkembang
biak sehingga populasinya banyak ditemukan di perairan. Fitoplankton dari kelas
Chlorophyceae umumnya melimpah di perairan dengan intensitas cahaya yang cukup
seperti kolam, situ, dan danau (Yunita, 2015).
4. PERANAN DAN PENGARUH ADANYA MKROZOOBENTOS DAN PLANKTON
TERHADAP PERAIRAN
Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem
perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan.
Selain itu, tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan
sebagai indikator pencemaran. Makrozoobentos juga dimanfaatkan sebagai bioindikator
perairan, karena memiliki sifat yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan
yang ditempatinya (Pelealu et al, 2018).
Keberadaan fitoplankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai
perairan. Fitoplankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk
mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan, serta mengetahui jenis-jenis
fitoplankton yang mendominasi, adanya jenis fitoplankton yang dapat hidup karena zat-
zat tertentu yang sedang blooming, dapat memberikan gambaran mengenai keadaan
perairan yang sesungguhnya. Kelimpahan fitoplankton inilah digunakan untuk
menentukan nilai saprobitas di pantai dengan melihat nilai Tropik Saprobik Indeks
(Melati dkk, 2005). Menurut Suherman (2005), Zooplankton seperti halnya organisme
lain, hanya hidup dan berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang serasi.
Pola penyebaran dan struktur komunitas zooplankton dalam suatu perairan dapat
dipakai sebagai salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan kondisi suatu
perairan.
5. DAFTAR PUSTAKA

Iswanto, C. Y. (2015). Analisis Kesuburan Peraairan Berdasarkan Keanekaragaman


Plankton, Nitrat dan Fosfat Di Sungai Jali dan Sungai Lereng Desa
Keburuhan, Purwokerto. Diponegoro Journal Of Maquares, 4(3).

Krisanti, M. (2007). Penilaian Kualitas Air Berdasarkan Sistem Saprobik Disungai


Ciapus. Jurnal Perikanan, IX(2).

Melati, Herman dan Listari. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator


Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA. Depok.
Pelealu, Grasideo Vinda Ester., Roni Koneri., Regina Rosita Butarbutar. 2018.
Kelimpahan Dan Keanekaragaman Makrozoobentos Di Sungai Air Terjun
Tunan, Talawaan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Sains.
Vol. 18 No. 2

Rachman, Hamdani (2016). MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI BIOINDIKATOR


KUALITAS AIR SUNGAI DI SUB DAS CILIWUNG HULU. Media
Konservasi . Vol. 21 No. 3

Simatupang, L. L. O. (2017). Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos Di Muara


Sungai Nipah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra
Barat. BioLink, 4(1).

Soedarsono, Prijadi. 2014. STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON PADA


PADANG LAMUN DI PANTAI PULAU PANJANG, JEPARA.
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES . Volume 3, Nomor 2

Suherman. 2005. Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Teluk Jakarta. Skripsi


Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Yunita, Etyn. 2015. FITOPLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR SAPROBITAS


PERAIRAN DI SITU BULAKAN KOTA TANGERANG . Jurnal Biologi.
Volume 8 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai