By
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas perairan, struktur komunitas
fitoplankton serta hubungan antara kualitas perairan dengan kelimpahan
fitoplankton di perairan muara Sungaitohor Kabupaten Kepulauan Meranti
Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah metode survei. Analisis sampel dan
identifikasi fitoplankton dilaksanakan di Laboratorium Biologi Laut Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Berdasarkan hasil penelitian, analisis
regresi korelasi menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara pH dengan
kelimpahan fitoplankton sedangkan analisis regresi korelasi menunjukkan
hubungan yang cukup atara salinitas dengan kelimpahan fitoplankton.
Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 25 ind/L — 75 ind/L, sedangkan nilai
indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara 0,81 — 1,89 pada kategori sedang,
untuk nilai indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,12 — 0,30 pada kategori
rendah dan untuk indeks dominansi (C) berkisar antara 0,29 — 0,67 pada kriteria
sedang dimana tidak ada jenis yang mendominansi. Berdasarkan sampel yang
diidentifikasi didapatkan 11 genus fitoplankton adalah: Leptocylindrus,
Protoperidinium, Trichodesmium, Isthmia, Gonyaulax, Nitzschia, Cestum,
Skeletonema, Thalassiosira, Stephanopyxis, Streptotheca. Genus yang dijumpai
pada setiap stasiun yaitu Protoperidinium.
1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
Structure of Phytoplankton Community In Sungaitohor Kepulauan Meranti
District, Riau Province
By
ABSTRACT
60
50 44 Stasiun H' C E
40 I 1,6 0,37 0,14
25 28 26
30
II 1,89 0,29 0,14
20
10 III 0,94 0,58 0,12
0 IV 0,81 0,67 0,18
I II III
Stasiun IV V V 0,97 0,52 0,30
Gambar 1. Rata-rata Kelimpahan Keterangan H’ : Indeks Keanekaragaman
Fitoplankton di Muara Sungaitohor C : Indeks Dominansi
Berdasarkan hasil perhitungan E : Indeks Keseragaman
kelimpahan fitoplankton tertinggi yaitu pada Indeks keanekaragaman (H’)
stasiun III dengan nilai kelimpahan 75 fitoplankton di Perairan Muara Sungaitohor
ind/L. Tingginya kelimpahan di stasiun III Kabupaten Kepulauan Meranti berkisar
diduga karena tingginya unsur hara pada antara 0,81 — 1,89, indeks keanekaragaman
daerah tersebut dan parameter fisika-kimia tertinggi yakni pada stasiun II dengan nilai
yang mendukung untuk pertumbuhan dan 1,89. Rendah ataupun tingginya indeks
perkembangan fitoplankton. Limining dan keanekaragaman pada setiap stasiun
Hendra (2009) menyatakan bahwa unsur dikarenakan adanya genus yang
hara berpengaruh pada pertumbuhan mendominasi terlihat dari indeks dominansi
plankton. pH perairan pada setiap stasiun tertinggi yaitu 0,67. sedangkan indeks
mempunyai nilai yang berbeda sehingga keseragaman berkisar antara 0,12 — 0,30
diduga memberi pengaruh terhadap dimana ini menyatakan bahwa nilai
fitoplankton. keseragaman tergolong rendah. Menurut
Hal ini sesuai dengan pendapat Pirzan et al. (2005) yang menyatakan bahwa
Yuliana dan Tamrin (2006) bahwa apabila keseragaman mendekati nol berarti
ketersediaan unsur hara dan cahaya dapat keseragaman antar spesies di dalam
digunakan dalam perkembangan komunitas tergolong rendah dan sebaliknya
fitoplankton. Menurut Pakpahan (2013) keseragaman yang mendekati satu dapat
dalam Siregar (2015) perbedaan kelimpahan dikatakan keseragaman antar spesies
disebabkan oleh perbedaan pengaruh tergolong merata atau sama.
kegiatan sekitar perairan dan kondisi pada Nilai indeks dominansi (C)
setiap stasiun, dimana setiap lokasi memiliki fitoplankton di Muara Sungaitohor
pengaruh antropogenik yang berbeda dan Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi
pasokan unsur hara mempengaruhi Riau pada seluruh stasiun memperlihatkan
pertumbuhan fitoplankton di perairan. nilai yang rendah (baik) yang berarti tidak
terjadi dominansi genus tertentu di perairan
tersebut. Apabila nilai dominansi mendekati
nilai 1 berarti di dalam komunitas terdapat punya peranan penting baik kehidupan
genus yang mendominansi genus lainnya, organisme air maupun dalam pengaturan
sebaliknya apabila mendekati nilai 0 berarti ketersediaan unsur hara dalam perairan itu
di dalam struktur komunitas tidak terdapat sendiri. Salinitas disuatu perairan menjadi
genus yang secara ekstrim mendominasi faktor utama sebagai penentu keberadaan
genus lainnya (Basmi, 2000). Faktor utama tumbuhan dan organisme laut. Salinitas
yang mempengaruhi jumlah organisme, seringkali menjadi suatu indikasi penting
keseragaman jenis dan dominansi antara lain untuk menentukan sirkulasi dan
adanya perusakan habitat alami seperti percampuran sebagai akibat adanya interaksi
pengkonversian lahan mangrove menjadi antara masuknya air tawar dan air laut
tambak atau peruntukan lainnya, pecemaran (Nurhayati dan Suyarso, 2000).
kimia dan organik, serta perubahan iklim
(Widodo, 1997). KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hubungan Kelimpahan Fitoplankton Hasil penelitian perairan kawasan
dengan Parameter Kualitas Air Pantai Sungaitohor ditemukan 11 genus
Dari analisis regresi korelasi fitoplankton yaitu Leptocylindrus,
sederhana antara salinitas dengan Protoperidinium, Trichodesmium, Isthmia,
kelimpahan menunjukkan nilai positif yang Gonyaulax, Nitzschia, Cestum, Skeletonema,
menunjukan bahwa ada hubungan yang Thalassiosira, Stephanopyxis, Streptotheca.
signifikan dengan persamaan matematis y = Genus yang dijumpai pada setiap stasiun
- 60.634 + 3.629x dengan nilai koefisien yaitu Protoperidinium.
determinasi (R2) sebesar 0,1285 dan Berdasarkan hasil perhitungan nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,3585 hal ini kelimpahan, menunjukan kelimpahan
menunjukkan korelasi yang cukup. Korelasi tertinggi di stasiun III dengan nilai 75 ind/L,
sederhana antara pH dengan kelimpahan sedangkan nilai indeks keanekaragaman
menunjukkan nilai positif yang berarti ada (H’) terdapat pada kategori sedang pada
hubungan yang signifikan dengan setiap stasiun, untuk nilai indeks
persamaan matematis y = - 9.135+ 7.9719x keseragaman (E) terdapat pada kategori
dengan nilai koefisien determinasi (R2) rendah dan untuk indeks dominansi (C)
sebesar 0,0134 dan koefisien korelasi (r) terdapat pada kriteria sedang dimana tidak
sebesar 0,1158 hal ini menunjukkan ada jenis yang mendominansi. Untuk hasil
korelasi yang sangat lemah. analisis regresi korelasi salinitas dengan
Salinitas dan pH diperlukan bagi kelimpahan fitoplankton menunjukkan
pertumbuhan fitoplankton pada Muara hubungan yang cukup sedangkan kerelasi
Sungaitohor Kabupaten Kepulauan Meranti antara pH dengan kelimpahan fitoplankton
Provinsi Riau. Kedua paramater perairan menunjukkan hubungan yang sangat lemah.
tersebut cukup berperan bagi kelangsungan
hidup fitoplankton. Hal ini didukung dengan
Syafriadiman (2009) menyatakan bahwa pH
Saran Davis, G. C. 1995. The Marine and
Perlu dilakukan pengambilan sampel Freshwater Plankton. Michigan State
secara kontinyu pada lokasi stasiun yang University Press. USA. 526p.
sama di beberapa kedalaman untuk melihat
penyebaran fitoplankton pada kedalaman Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
tertentu. Sebaiknya dilakukan pula Pengelolaan Sumberdaya Air dan
penelitian mengenai parameter lainnya Lingkungan Perairan. Penerbit
seperti kecepatan arus, debit air, oksigen Kanisius. Yogyakarta.
terlarut, dan pasang surut yang ikut Kreb, C. J. 1985. The Eksperimental
mempengaruhi penyebaran fitoplankton di Analysis of Distribution and
Muara Sungaitohor, Kabupaten Kepulauan, Abudance. Third Edition. New
Meranti Provinsi Riau. York : Harper & Row Publisheri.