dkk., 2000). Dalam budaya udang, infeksi Persiapan dan Sterilisasi Air Laut.
WSSV dapat menyebabkan kematian Air laut yang digunakan pada
kumulatif hingga 100% dalam waktu 3-4 penelitian ini menggunakan air laut yang
hari (Lightner, 1996). berasal dari Pantai Sendang Biru, Malang.
Timbulnya gejala penyakit pada Air laut tersebut ditaruh dalam bak besar
organisme merupakan interaksi antara tiga dengan volume 100 liter. Sebelum
faktor, yaitu inang, agen penyakit, dan digunakan sebagai media pemeliharaan,
lingkungan. Bila lingkungan tidak dijaga air laut tersebut disterilisasi menggunakan
dengan baik, maka cenderung berpengaruh kaporit 1 ml/l, Natrium tiosulfat 1ml/l dan
positif pada pertumbuhan patogen yang klorin 2 tetes dan diberi aerasi kuat.
dapat menimbulkan penyakit pada
organisme peliharaan (Supriatna, 2004). Sterilisasi Wadah Penelitian.
Pengaruh langsung salinitas yaitu efek Wadah yang digunakan dalam proses
osmotiknya terhadap osmoregulasi dan pemeliharaan, percobaan infeksi virus
pengaruh tidak langsung salinitas WSSV dan proses pengamatan terlebih
mempengaruhi organisme akuatik melalui dahulu didesinfeksi dengan menggunakan
perubahan kualitas air. Pada salinitas 30 kalium permanganat (KMnO4) 10 ppm
ppt infeksi WSSV pada udang windu lebih selama 24 jam, kemudian semua peralatan
rendah dibandingkan salinitas 10 ppt, 15 yang yang telah didesinfeksi tersebut
ppt, 20 ppt, dan 25 ppt (Rahma dkk., 2014). dibilas dengan air steril dan dikeringkan.
Menurut Raj & Raj (1982), salinitas
merupakan salah satu faktor lingkungan Penyiapan Virus.
yang memegang peranan penting terhadap Prosedur pembuatan inokulum virus
pertumbuhan dan sintasan pada udang. dibuat mengikuti metode Hameed dkk,.
Konsumsi makanan dan efisiensi konversi (1997), Pertama sebanyak 1 gram udang
pakan yang merupakan komponen utama yang terinfeksi WSSV digerus dengan
pada pertumbuhan dan kelulushidupan mortar sampai halus. Kemudian
dari udang dipengaruhi oleh salinitas dan disuspensikan dalam 9 ml air laut steril.
atau temperatur (Staples & Heales, 1991). Selanjutnya suspensi organ disentrifuse
Pengaruh tingkat infeksi WSSV dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20
terhadap kelulushidupan udang vannamei menit pada suhu 4oC, kemudian
pada rentang salinitas berbeda belum disentrifuse pada kecepatan 8.000 rpm
banyak diteliti, khususnya pada budidaya selama 30 menit pada suhu 4oC. Cairan
udang vannamei di Indonesia, sehingga supernatan yang dihasilkan disaring
diperlukan adanya penelitian mengenai dengan menggunakan kertas filter milipore
pengaruh tingkat infeksi WSSV terhadap 0,45 μm dan didapatkan suspensi virus
kelulushidupan udang vannamei. dengan konsentrasi 10% (w/v) yang setara
dengan konsentrasi 20 mg/ml virus.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilakasanakan pada bulan
Pengenceran Virus
Januari-Maret 2015 di Laboratorium Ilmu-
Untuk mendapatkan virus dengan
Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
konsentrasi 20 μg/ml yaitu dengan
Kelautan dan Laboratorium Sentral Ilmu
menyiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung
Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya,
1, ambil 1 ml larutan virus 20 mg/ml
Malang.
ditambahkan dengan 9 ml air laut
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 112
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
6 Kondisi tubuh Normal Ekor, kaki jalan, kaki Ekor sedikit Ekor sedikit
renang, ekor berwarna merah berwarna merah
berwarna kemerahan
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 114
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
Tingkat Infeksi Virus WSSV Berdasarkan morfologi yang nampak selain perubahan
Skoring. tingkah laku yang tidak normal pada udang
Penelitian pengaruh penginfeksian serta perubahan warna pada tubuh udang
White Spot Syndrome Virus (WSSV) vannamei. Menurut Sudha dkk., (1998),
terhadap morfologi udang vannamei menyebutkan bahwa bila udang yang
(Litopenaeus vannamei) pada salinitas yang terserang WSSV tetapi belum terdapat
berbeda menggunakan parameter utama tanda bintik putih, dikategorikan infeksi
yaitu kondisi morfologi udang vannamei ringan dimana infeksi yang dialami oleh
pada masing-masing perlakuan. Data jaringan rendah sehingga bintik putih dan
diperoleh melalui skoring, pemberian kode kemerahan pada udang tidak tampak. Pada
dalam penelitian ini berdasarkan tingkat gambar tersebut menunjukkan korelasi
infeksi terhadap morfologi udang positif dimana semakin tinggi rentang nilai
vannamei, yaitu untuk infeksi ringan diberi salinitas, maka jumlah udang yang memiliki
skor 1 (+), infeksi sedang skor 2 (++), dan nilai skoring 1 semakin tinggi.
infeksi berat diberi skor 3 (+++). grafik Skor 2 (tingkat infeksi sedang) dengan
skoring dapat dilihat pada Gambar 1. ciri-ciri infeksi sedang yang terjadi, yaitu
perubahan warna pada bagian tubuh dan
ekor menjadi kemerahan serta timbulnya
bintik putih antara 1-3 buah pada karapas
dan ekor gerimpis. Menurut Wang dkk.,
(1997), pada kasus WSSV adanya bintik
putih pada bagian karapas sudah menjadi
tanda umum, dan Mahardika dkk. (2004),
menjelaskan pada induk udang warnanya
menjadi merah. Pada gambar tersebut
menunjukkan adanya korelasi positif
dimana semakin tinggi rentang nilai
Gambar 1. Grafik rata-rata skoring tingkat
infeksi udang yang diinfeksi salinitas, maka jumlah udang yang memiliki
WSSV. nilai skoring 2 semakin tinggi.
Keterangan : Skor 3 (tingkat infeksi tinggi)
Skor 1 = Infeksi ringan merupakan perbandingan perlakuan
Skor 2 = Infeksi sedang perbedaan rentang salinitas dengan jumlah
Skor 3 = Infeksi berat. rata-rata udang memiliki nilai skoring 3
(tingkat infeksi berat), dengan ciri-ciri
Gambar 1 menunjukkan persentase infeksi berat yang terjadi, yaitu bintik putih
rata-rata skoring infeksi, berdasarkan sudah menyebar ke bagian tubuh udang
Gambar 1 di atas persentase tertinggi skor serta adanya perubahan warna menjadi
1 pada perlakuan salinitas 21-30 ppt kemerahan pada ekor dan tubuh udang,
sebesar 30%, persentase tertinggi skor 2 selain itu ekor gerimpis, antena patah dan
pada perlakuan salinitas 21-30 ppt sebesar mata rusak. Ditjen Perikanan Budidaya
37%, persentase tertinggi skor 3 pada (2006), menjelaskan infeksi berat (akut),
perlakuan salinitas 21-30 ppt sebesar 57%. udang mengalami perubahan warna tubuh
Skor 1 (tingkat infeksi ringan) dengan kemerahan yang lebih tegas warna merah
ciri-ciri infeksi ringan pada morfologi udang dapat dilihat pada ekor serta Departemen
vannamei, yaitu belum adanya perubahan Kelautan dan Perikanan (2003), bila sudah
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 115
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
parah bercak putih menyebar sampai ke patogen-patogen yang lain (Joseph &
seluruh bagian tubuh. Pada gambar Philip, 2007).
tersebut memiliki korelasi negatif dimana Setelah mendapatkan data skoring
semakin tinggi rentang nilai salinitas tingkat infeksi WSSV pada perlakuan
jumlah udang yang memiliki nilai skoring 3 salinitas berbeda, kemudian dilakukan
semakin rendah. analisis kovarian untuk menentukan
WSSV dapat menginfeksi pada stadia pengaruh yang terjadi selama penelitian.
Post Larvae (PL) sampai udang memiliki Hasil analisis keragaman dapat dilihat pada
berat 40 gram. WSSV dapat menyebabkan Tabel 2.
kematian udang sampai 100% selama 3-10
hari setelah timbulnya gejala klinis. Gejala Tabel 2. Analisis keragaman skoring tingkat
klinis yang timbul pada udang yang infeksi WSSV.
F F tabel
terinfeksi WSSV ditunjukkan oleh SK DB JK KT
Hitung 0,05 0,01
penurunan konsumsi pakan, lemah,
Perlakuan 3 992,25 330,75 5,13 4,07 7,39
kutikula lepas, dan terjadi pelunturan
Galat 8 516,00 64,50
warna (diskolorisasi) pada hepatopankreas
dari warna merah muda hingga menjadi Total 11 1508,25
Kualitas Air
Penelitian pengaruh penginfeksian White Spot Syndrome Virus (WSSV) terhadap
morfologi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) pada salinitas yang berbeda didapatkan
hasil pengamatan kualitas air (suhu, salinitas, DO dan pH) yang disajikan pada Gambar 4-7.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 119
AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
sejumlah energi yang berasal dari simpanan ATP (adenosine trifosfat). Namun pada kondisi
isoosmotik, yaitu konsentrasi cairan tubuh sama atau mendekati konsentrasi cairan media,
maka upaya udang untuk mengontrol osmoregulasi (keseimbangan ion-ion) menjadi lebih
mudah.