Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON TERHADAP KUALITAS

AIR DI PERAIRAN MALANG RAPAT KABUPATEN BINTAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Esty Dewi Pratiwi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Mbik.esty@yahoo.co.id

Chandra Joei Koenawan


Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Andi Zulfikar
Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 di Perairan Malang Rapat, Kabupaten
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Persamaan regresi untuk menggambarkan
hubungan kelimpahan fitoplankton dengan kualitas air (suhu, salinitas, kecerahan, arus, pH,
dan DO) yaitu Y = 17,12 0,026X1 0,15X2 3.318 X3 0.03 X4 0.44 X5 + 1.41 X6.
Setiap kenaikan sebesar satu satuan suhu perairan, kelimpahan fitoplankton akan mengalami
penurunan sebesar 0,26 satuan. setiap peningkatan sebesar satu satuan salinitas perairan,
kelimpahan fitoplankton akan mengalami penurunan sebesar 0,15 satuan. Selanjutnya setiap
kenaikan sebesar satu satuan kecepatan arus perairan Malang Rapat maka kelimpahan
fitoplankton akan mengalami penurunan sebesar 3,318 satuan. Setiap kenaikan satu satuan
kecerahan perairan, kelimpahan fitoplankton akan mengalami penurunan sebesar 0,03
satuan. setiap kenaikan satu satuan Derajat Keasaman akan menyebabkan penurunan
kelimpahan sebesar 0,44 satuan. Oksigen Terlarut setiap peningkatannya sebesar satu satuan
akan meningkatkan kelimpahan fitoplankton sebesar 1,41 satuan. Kondisi tersebut dapat
menggambarkan tingkat hubungannya jika parameter lain bersifat tetap. Berdasarkan tingkat
pengaruh yang paling kuat adalah Oksigen Terlarut dengan nilai signifikan 0,000427 pada
tingkat kepercayaan 95%.

Kata Kunci : Kelimpahan Fitoplankton, Kualitas air, Tingkat hubungan (korelasi), Perairan
Malang Rapat
Phytoplankton Abundance relationship on the Quality of Water in Malang
Rapat, Bintan Riau Islands Province.

Esty Dewi Pratiwi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Mbik.esty@yahoo.co.id

Chandra Joei Koenawan


Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Andi Zulfikar
Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

ABSTRACT

This study was conducted in May 2015 in the waters of Malang Rapat, Bintan regency, Riau
Archipellago Province. Sampling used in this study using purposive sampling method. The
regression equation to describe the relationship with the phytoplankton abundance of water
quality (temperature, salinity, brightness, flow, pH, and DO) is Y = 17,12 0,026X1
0,15X2 3.318 X3 0.03 X4 0.44 X5 + 1.41 X6. Every increase of one unit of water
temperature , the abundance of phytoplankton will decrease by 0.26 units . each increase of
one unit of salinity waters , phytoplankton abundance will be decreased by 0.15 units . each
increase of one unit of the speed of water flow Malang Meeting of the abundance of
phytoplankton will be decreased by 3.318 units . Each increase of one unit of brightness
waters , phytoplankton abundance will be decreased by 0.03 units . each increase of one
degree of acidity of the unit will lead to a decrease in the abundance of 0.44 units . Dissolved
oxygen every increase of one unit will increase the abundance of phytoplankton by 1.41 units
. The condition can reflect the relationship if the other parameters are fixed . Based on the
degree of influence of the most powerful is the Dissolved Oxygen value of 0.000427
significant at 95% confidence level .

Keywords: phytoplankton , water quality, level of relationship (correlation),


Malang Rapat
I. PENDAHULUAN Mengingat pentingnya kelimpahan
Kelimpahan fitoplankton di suatu dari Fitoplankton yang ada di perairan
perairan dipengaruhi oleh beberapa sebagai sumber makanan oleh biota
parameter lingkungan dan karakteristik lainnya ini bergantung pada kualitas
fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan perairan yang ada. Untuk itu penting
fitoplankton akan berubah pada berbagai adanya informasi tentang hubungan
tingkatan sebagai respons terhadap keanekaragaman Fitoplankton di perairan
perubahan-perubahan kondisi lingkungan Malang Rapat dengan kualitas air, Peneliti
baik fisik, kimia, maupun biologi perlu melakukan kajian mengenai
(Reynolds et al. 1984). hubungan kelimpahan fitoplankton
Faktor penunjang pertumbuhan terhadap kualitas air yang ada di kawasan
fitoplankton sangat kompleks dan saling tersebut.
berinteraksi antara faktor fisika-kimia
perairan seperti intensitas cahaya, oksigen II. METODE
terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan Penelitian ini dilakukan pada bulan
unsur hara nitrogen dan fosfor, sedangkan Mei 2015 Juni 2015 di Perairan Malang
aspek biologi adalah adanya aktivitas Rapat, Kabupaten Bintan, Provinsi
pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, Kepulauan Riau. Waktu pengambilan
dan dekomposisi (Goldman dan Horne, sampel air dilakukan pada waktu siang.
1983). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
Penilaian kualitas perairan dengan pada Gambar berikut.
menggunakan pendekatan materi biologi,
khususnya organisme. Fitoplankton, akhir-
akhir ini mulai mendapat perhatian yang
besar. Pendekatan aspek biologi sangat
bermanfaat, karena organisme tersebut
mampu merefleksikan adanya perubahan
yang disebabkan oleh penurunan kualitas
suatu perairan. Kelimpahan fitoplankton
dipengaruhi oleh kondisi faktor fisika
kimia air karena keberadaannya sangat
bergantung pada kondisi perairan, kondisi
ini juga terjadi pada perairan laut Malang
Rapat.
Alat dan bahan yang digunakan
Malang Rapat merupakan salah
untuk pengambilan sampel plankton antara
satu desa yang berada di Kabupaten Bintan
lain: ember volume 10 liter, botol sampel
yang berdekatan dengan desa Teluk 100 ml, plankton net ukuran 40 m dan 3-5
Bakau. Perairan Malang Rapat tetes Lugol sebagai pengawet. Identifikasi
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sampel plankton dilakukan dengan
aktifitas nelayan seperti penangkapan ikan menggunakan mikroskop dan glass object
dan juga memiliki potensi perikanan serta haemacytometer dengan metode
tangkap yang cukup baik. Kelimpahan penyapuan.
ikan tergantung pada sumber makanannya
yaitu Fitoplankton.
Data yang diperlukan dalam Buku identifikasi Marine and
penelitian ini adalah data primer dan data Fresh palnkton (Dawes, 1971) dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan Website World Registration of Marine
cara observasi atau pengamatan langsung Species (Worms, 2014). Untuk
kelapangan, sedangkan data sekunder mempermudah identifikasi, jenis
diperoleh melalui penelusuran berbagai fitoplankton yang diamatidi foto dengan
pustaka yang ada serta dari berbagai menggunakan kamera digital.
instansi terkait.
Metode sampling yang digunakan 1. Kelimpahan Fitoplankton
pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pemilihan lokasi Fachrul (2007) penentuan
sampling dilakukan berdasarkan tujuan kelimpahan fitoplankton dilakukan
tertentu. Jumlah total titik sampel yang berdasarkan metode sapuan di atas gelas
akan diambil pada lokasi penelitian ini objek Segwick Rafter. Kelimpahan
adalah 30 titik sampel yang menyebar fitoplankton dinyatakan secara kuantitatif
sepanjang perairan Malang Rapat. Setiap dalam jumlah sel/ml. Kelimpahan plakton
titik sampel nantinya akan diambil titik dihitung berdasarkan rumus (Fachrul,
koordinatnya agar memudahkan untuk 2007):
menandai setiap titik stasiun pada peta.
Tujuan tersebut dilakukan pada N =n x Vr x1
Vo Vs
daerah yang dianggap sesuai sebagai
lokasi pengambilan sampel. Pengamatan
dilakukan dengan cara observasi langsung
Keterangan :
ke lapangan. Pengamatan akan diambil
hanya 1 waktu dalam sehari, yaitu pada N = Kelimpahan (ind/ml)
saat siang hari. Pengambilan waktu pada n = Jumlah sel yang diamati (ind)
siang hari yang merupakan waktu
Vr = Volume air yang tersaring (ml)
optimum terjadinya fotosintesis bertujuan
untuk melihat kelimpahan dan jumlah Vo = volume air yang diamati (ml)

fitoplankton yang ditemukan pada Vs = Volume air yang disaring (ml)


sepanjang perairan Malang Rapat tersebut.
Sampel fitoplankton yang telah
2. Analisis Keanekaragaman
diawetkan kemudian diamati di
laboraturium Ilmu Kelautan dan Perikanan Indeks keanekaragaman jenis
UMRAH. Pengamatan fitoplankton adalah suatu pernyataan atau
dilakukan dengan menggunakan penggambaran secara matematik yang
mikroskop Nikon Binokuler dan melukiskan struktur kehidupan dan dapat
mikroskop Optima Binokuler dengan mempermudah menganalisa informasi-
pembesaran 40 - 400 kali. Fitoplankton informasi tentang jenis dan jumlah
yang akan diamati di bawah mikroskop, organisme. Penghitungan indeks
pertama diteteskan ke atas gelas objek keanekaragaman fitoplankton dan
(object glass) yang kemudian ditutup Fitoplankton dilakukan dengan
dengan gelas penutup (cover slip) yang
tipis (Nontji, 2008).
menggunakan Indeks Shannon-Wiener maka populasi menunjukkan keseragaman
(Basmi, 1999) yaitu : yaitu jumlah individu setiap genus dapat
dikatakan relatif sama, atau tidak jauh
H = - pi ln pi berbeda (Odum,1993;Basmi,2000).
Dengan ketentuan : 4. Analisis Dominasi
H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (nits/individu)
Indeks dominansi digunakan untuk
ni = Jumlah individu jenis ke-i
melihat ada tidaknya suatu jenis tertentu
N = Jumlah total individu yang mendominasi dalam suatu jenis
populasi. Perhitungan indeks dominansi
Penggolongan kondisi komunitas
untuk fitoplankton dan Fitoplankton
biota berdasarkan H (Basmi, 1999) adalah
menggunakan rumus indeks dominansi
H < 2,30 = Keanekaragaman kecil Simpson sebagai berikut (Odum, 1993) :
2,30 < H< 6,91= Keanekaragaman sedang.

H > 6,91 = Keanekaragaman tinggi


C = [ ni/N ]2
3. Analisis Keseragaman Dengan ketentuan :
C = Indeks dominansi Simpson
Penyebaran jumlah individu pada
ni = Jumlah individu ke-i
masing-masing organisme dapat
ditentukan dengan membandingkan nilai N = Jumlah total individu

indeks keanekaragaman dengan nilai s = Jumlah jenis


maksimumnya. Analisis indeks
keseragaman fitoplankton dan Nilai C berkisar antara 0 dan 1,
Fitoplankton menggunakan rumus sebagai apabila nilai C mendekati 0 berarti hampir
berikut (Odum, 1993) : tidak ada individu yang mendominasi,
sedangkan bila C mendekati 1 berarti ada
E = H/ Hmaks andividu yang mendominasi populasi
(Odum, 1993; Basmi, 1999).
Keterangan :
5. Analisis Hubungan
E = Indeks Keseragaman

H = Indeks Keanekaragaman
Analisis Hubungan digunakan
untuk melihat hubungan antara kelimpahan
Hmaks = ln S
fitoplankton dengan beberapa parameter
S = Jumlah Spesies fisika-kimia perairan. Hubungan tersebut
yaitu antara kelimpahan Fitoplankton
Dari perbandingan ini akan
dengan kekeruhan, kelimpahan
didapatkan nilai E antara 0 sampai 1,
Fitoplankton dengan suhu, kelimpahan
semakin kecil nilai E maka semakin kecil
Fitoplankton dengan salinitas, kelimpahan
juga keseragaman suatu populasi, artinya
Fitoplankton dengan derajat keasaman dan
penyebaran jumlah individu tiap genus
antara kelimpahan Fitoplankton dengan
tidak sama dan ada kecenderungan bahwa
arus. Secara statistik hubungan yang
suatu genera mendominasi populasi
tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai E,
umum digunakan adalah sebagai berikut
(Steel and Torrie, 1991).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 +
A. Komposisi Jenis
bX5 + bX6 Fitoplankton di Perairan Laut
Malang Rapat

Dimana Jenis jenis fitoplankton yang ditemukan


Y : Kelimpahan Fitopankton (ind/ml) pada perairan laut Malang Rapat sangat
X1 : Suhu
X2 : Salinitas
beranekaragam. Berdasarkan hasil
X3 : Kecepatan arus penelitian jenis jenis fitoplankton dan
X4 : Kecerahan
X5 : Derajat Keasaman komposisinya dapat dilihat pada tabel
X6 : Oksigen terlarut
a : slope (kemiringan) berikut.
b : intercept (titik potong)
GENUS JENIS JUMLAH

Bellerochea malleus 59
Untuk mencari rumus a dan b dapat Rhizoselenia alata 42
digunakan metode Least Square sebagai Bacteriastrum hispida 28
Bacteriastrum hyalinum 51
berikut: Suriella 73
Bacteriastrum varians 63
Chaetoceros dichaeta 54
Coscinodiscus nitidus 44
Bacillaria
Flagilaria islandica 28
Guitnardla flaccida 27
Hemiaulus indicus 70
Hemiaulus indie 62
Nitzschia lanceolata 38
Rhizoselenia fragilissima 51
Rhizoselenia imbricala 63
Stephanopyxis nipponica 49
Chaetoceros pseudocurvisetus 32
Cyanophyta Chaetoceros pseudodichaeta 43
Chaetoceros siamensis 46
Spirogyra 37
Chlorophyta
Streplotheca indica 59
Total 21 1019
Sumber: Data primer (2015)

Jenis fitoplankton yang ditemukan


di perairan mlang rapat terdapat 3 genus
Pengolahan data tersebut dilakukan
dan ada 21 jenis, fitoplankton yang banyak
dengan menggunakan Analisis Korelasi
dijumpai adalah jenis Suriella dengan
Pearson (SPSS) versi 16.00 antara faktor
jumlah yang ditemukan jumlahnya 73
fisik kimia terhadap Kelimpahan
jenis, sedangkan jenis yang paling sedikit
Fitoplankton. Menurut Sugiyono (2005),
adalah jenis Guitnardla flaccida dengan
tingkat hubungan nilai Indeks Korelasi
jumlah 27 jenis yang ditemukan. Namun
dinyatakan sebagaimana pada tabel berikut
secara keseluruhan kelompok fitiplankton
Interval Koeffisien Tingkat Hubungan dengan komposisi tertinggi adalah
0,00 0,199 Sangat lemah
0,20 0,399 Lemah
Bacillaria dengan total komposisi 802 ind,
0,40 0,599 Sedang sedangkan kelompok Cyanophyta dengan
0,60 0,799 Kuat
0,80 1,00 Sangat kuat
komposisi 121 ind, dan kelompok
Chlrophyta dengan komposisi 96 ind, yang didapat diperairan Malang Rapat
dengan total komposisi untuk semua jenis pada waktu siang hari kelimpahan yang
yaitu 1019 ind. Kemudian komposisi jenis paling banyak adalah kelas Bacillariciae.
fitoplankton di perairan malang rapat dapat Hal tersebut ditambahkan lagi dengan
digambarkan dengan diagram lingkaran pendapat Madinawati (2010) bahwa
sebagai berikut. kelompok plankton pada kelas
Bacillariciae bersifat fototaksis positif
Komposisi Fitoplankton Di perairan
Malang Rapat sehingga pada siang hari komposisinya
cenderung lebih tinggi.
chlorophyta Namun selain jenis Bacillariciae
9%
cyanophyta jenis lain yang juga dijumpai adalah kelas
12%
Chlrophyta dan Cyanophyta. Nontji
(2008), mengatakan selain kelompok
bacilaria
79%
Bacillariciae, diatom dan dinoflagelat,
fitoplankton yang juga sering dijumpai
dilaut adalah kelompok Sianobakteri
(Cyanobacteria) dari genus Cyanophyta
yang memiliki kemampuan untuk
Berdasarkan Hasil tersebut, melakukan fotosintesis dan sebagai
menunjukkan bahwa jenis yang memiliki produsen primer penting dalam ekosistem
komposisi tertinggi adalah kelompok perairan.
Bacillaria dengan persentase komposisi
sebesar 79%, sedangkan kelompok lain
yaitu Chlrophyta dan Cyanophyta
B. Kelimpahan Jenis Fitoplankton di
komposisi nya masing-masing sebesar 9%
Perairan Laut Malang Rapat
dan 12%. Dengan demikian, jenis yang
paling banyak ditemukan di perairan Kelimpahan fitoplankton yang
Malang Rapat adalah jenis dari kelompok ditemukan di perairan laut Malang Rapat
fitoplankton Bacillaria. Keberadaanya berdasarkan perhitungan kelimpahan jenis
tertinggi diduga karena jenis ini bersifat sampel plankton yang diambil secara
kosmopolit dan penyebarannya luas serta lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
memiliki tingkat toleransi yang tinggi
Kelimpahan
terhadap perubahan perubahan faktor Genus JENIS
(ind/ml)
lingkungan. Untuk beberapa kondisi, jenis Bellerochea malleus 11,8
ini dapat bersifat blooming ketika supan Rhizoselenia alata 8,4
Bacteriastrum hispida 5,6
nutrien berlebihan masuk ke badan Bacteriastrum hyalinum 10,2
perairan melalui buangan zat organik. Suriella 14,6
Bacteriastrum varians 12,6
Kelas Bacillariciae umumnya di Chaetoceros dichaeta 10,8
temukan laut dalam kondisi cuaca yang Bacillaria Coscinodiscus nitidus 8,8
Flagilaria islandica 5,6
berubah-ubah. Ini sesuai pendapat yang Guitnardla flaccida 5,4
dikemukakan oleh Nontji (2008), bahwa Hemiaulus indicus 14
Hemiaulus indie 12,4
diatom (Bacillariciae) merupakan jenis Nitzschia lanceolata 7,6
dari golongan fitoplankton yang paling Rhizoselenia fragilissima 10,2
Rhizoselenia imbricala 12,6
umum dijumpai dilaut. Hal ini sesui hasil
Stephanopyxis nipponica 9,8 dipengaruhi oleh sifatnya yang kosmopolit
Chaetoceros
pseudocurvisetus
6,4 (penyebarannya luas) umumnya pada
Cyanophyta
Chaetoceros pseudodichaeta 8,6 perairan laut. Ditegaskan oleh pendapat
Chaetoceros siamensis 9,2
Spirogyra 7,4
Nontji (2008) bahwa Kelimpahan dari
Chlorophyta
Streplotheca indica 11,8 kelas Bacillariciae dari golongan
Total 203,8 fitoplankton umumnya masing terlolong
Sumber: Data primer (2015) berlimpah di temukan laut meskipun
dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah.
Kelimpahan tertinggi diketahui Berdasarkan hasil tersebut,
pada jenis suriella (bacillaria) dengan kelimpahan fitoplankton total yaitu sebesar
kelimpahan 14,6 ind/ml dan jenis dengan 20 sel/ml, dengan demikian tergolong
kelimpahan terendah yaitu Guitnardla kedalam jenis perairan yang memiliki
flaccida dengan kelimpahan 5,4 ind/ml. tingkat kesuburan yang Tinggi. Menurut
Namun secara keseluruhan kelompok Basmi (1987) perairan dengan kelimpahan
fitoplankton dengan kelimpahan tertinggi > 15 sel/ml merupakan perairan dengan
adalah Bacillaria dengan total kelimpahan kategori eutropik yang memiliki tingakat
160 ind/ml, sedangkan kelompok kesuburan perairan yang tinggi. Kondisi
Cyanophyta dengan kelimpahan 24 ind/ml, ini diduga disebabkan oleh asupan unsur
dan kelompok Chlrophyta dengan hara dari daratan melalui buangan organik
kelimpahan 19 ind/ml dengan total dari pemukiman penduduk dan area
kelimpahan untuk semua jenis yaitu 204 rekreasi pantai sehingga menambah
ind/ml. Hasil pengukuran disajikan kandungan unsur hara di perairan yang
kedalam grafik seperti pada gambar dimanfaatkan organisme fitoplankton
berikut. untuk berkembang.
Kelimpahan Fitoplankton (ind/ml)
C. Keanekaragaman, Keseragaman,
180,00 160,40
160,00 Dominansi Fitoplankton di
140,00 Perairan Laut Malang Rapat
120,00
100,00
80,00
60,00 Menurut Odum (1993) dalam
40,00 24,20 19,20 Wijayanti (2011) bahwa ada dua macam
20,00
0,00 pendekatan yang digunakan untuk
bacilaria cyanophyta chlorophyta menentukan keanekaragaman jenis yaitu
Kelimpahan kelas Bacillaria yang kekayaan jenis dan kemerataan. Kekeyaan
tertinggi pada perairan Malang Rapat jenis merupakan jumlah jenis dalam
diduga karenajenis ini mampu bertahan persatuan komunitas. Kemerataan jenis
hidup pada saat cuaca berubah. adalah pembagian individu yang merata
Fotosintesis dapat tetap berlangsung oleh antar jenis keanekaragaman. Berdasarkan
jenis Bacillaria walaupun dalam kondisi data yang didapatkan nilai indeks
cuaca mendung separti pada saat Keanekaragaman, Keseragaman dan
pengambilan data lapangan. Dominansi fitoplankton di Perairan Laut
Kelimpahannya di perairan juga Malang Rapat dapat dilihat pada tabel
6dibawah ini.
Indeks Nilai Kategori Keanekaragaman jenis sabagai
Keanekaragaman 4,33 Sedang suatu karakteristik tingkat komunitas
Keseragaman 0,99 Tinggi berdasarkan organisme biologisnya yang
Dominansi 0,05 Rendah dapat digunakan untuk menyatakan
Sumber : Data Primer (2015) struktur komunitas. Suatu komunitas
dikatakan mempunyai keanekaragaman
Keanekaragaman Fitoplankton jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh
didapatkan hasil sebesar 4,33 yang banyak spesies dengan kelimpahan jenis
terkategorikan keseragaman yang sedang, yang sama atau hamper sama, sebaliknya
indeks keseragaman dengan nilai 0,99 jika komunitas iitu disusun oleh sedikit
dengan kategori keseragaman yang tinggi, spesies dan jika hanya sedikit saja spesies
sedangkan dominansi jenis tergolong yang dominan, maka keanekaragaman
dominansi yang rendah dengan nilai 0,05. jenis rendah. (Sugianto, 1994 dalam
Secara lengkap dapat dilihat pada grafik Wijayanti, 2007). Kesearagaman yang
indeks ekolologi seperti gambar. tinggi menunjukkan bahwa komunitas
fitoplankton dalam keadaan baik (stabil).
Indeks Ekologi Fitoplankton Karena jumlah dan keseragaman tidak
4,33
berbeda jauh atau tidak ada yang dan
5,00
4,00 mendominansi. Hal ini debuktikan dengan
3,00 0,99
2,00 0,05 nilai indeks dominansi yang rendah nilai
1,00 yang mengindikasikan bahwa jenis
0,00
fitoplankton tidak ada yang mendominansi
dari keseluruhan jenis-jenis fitoplankton
yang ditemukan.

D. Kondisi Perairan Laut Malang


Kondisi keanekaragaman jenis Rapat
fitoplankton tergolong sedang, dengan
demikian kondisinya di perairan Malang Beberapa jenis fitoplankton hanya dapat
Rapat masih dalam keadaan baik dan dapat hidup dan berkembang biak dengan baik
dikatakan beranekaragam. Untuk indeks dalam lokasi yang mempunyai kualitas
keseragaman, termasuk kedalam perairan bagus, walaupun beberapa jenis
keseragaman yang tinggi, dengan itu masih dapat hidup dan berkembang
kondisi perairan masih sesuai karena jenis dengan baik dalam perairan yang
fitoplankton cenderung seragam jumlah mempunyai kualitas buruk (Handayani dan
antar spesiesnya. Namun untuk indeks Tobing, 2008), maka perlu dilakukan
dominansi tergolong dalam dominansi analisis terhadap kondisi perairan.
spesies yang rendah, artinya tidak ada jenis Pengukuran parameter fisika dan kimia
fitoplankton yang mendominasi yang meliputi, salinitas, suhu, kekeruhan, arus,
mencirikan bahwa kondisi perairan derajat keasaman, oksigen terlarut. Hasil
Malang Rapat masih dalam keadaan Pengukuran kualitas air di perairan Malang
baik/sesuai. Rapat dapat dilihat pada tabel.
Hasil Baku baku mutu perairan malang Rapat 30 ppm
Parameter Satuan
Pengukuran Mutu
Suhu 0
C 28,69 25 30
33 ppm, ini menunjukkan hasil yang
Salinitas Ppm 36,02 30 33
didapat diperairan tersebut tergolong tinggi
Arus m/detik 0,0595 - karna diatas baku mutu perairan yang
Kecerahan Cm 103,61 - ditentukan .
Derajat Keasaman - 7,86 7-8,5 Hal ini di duga pada saat
Oksigen Terlarut mg/L 7,8 5,45-7,00 pengukuran salinitas cuaca perairan dalam
Sumber: Data primer (2015) keadaan gerimis sehingga hasil
pengukuran salinitas yang di dapat tinggi
1. Suhu dan perairan Malang Rapat dalam kondisi
menjelang pasang. Dengan demikian hasil
Pengukuran suhu di perairan salinitas perairan Malang Rapat. Menurut
Malang Rapat pada saat pengukuran dan Nontji (2008), bahwa salinitas di perairan
sebelum pengambilan sampel fitoplankton laut berkisar antara 24 0/00 35 0/00.
adalah 28,69 0C dengan baku mutu Sebaran salinitas dilaut dipengaruhi oleh
perairan 25 0C 30 0C artinya biota masih berbagai faktor seperti faktor seperti
dalam keadaan layak untuk hidup di sikrkulasi air, penguapan, curah hujan dan
perairan Malang Rapat. Hal ini sesuai aliran sungai.
dengan pendapat Wyrtki, 1961 dalam Asih
(2014), suhu optimum untuk pertumbuhan 3. Kecepatan Arus
plankton berkisar antar 25 0C sampai 32
0 Kecepatan Arus di perairan Malang
C. Dengan demikian, kondisi suhu
perairan Malang Rapat masih layak untuk Rapat pada saat pengukuran di dapatkan
kehidupan fitoplankton. kecepatan arus 0,0595 m/detik, kecepatan
Suhu juga dapat mempengaruhi arus merupakan faktor sebaran
penyebaran, komposisi, serta kelimpahan fitoplankton tidak merata di perairan
fitoplankton diperairan. Menurut Malang Rapat. Menurut Wijayanti, (2007)
Handayani (2009) suhu air merupakan Arus dari 0,1 m/dtk termasuk kecepatan
salah satu faktor fisika penting yang arus yang sangat lemah, sedangkan
banyak mempengaruhi kehidupan hewan kecepatan arus sebesar 0,1-1 m/dtk
dan tumbuhan air salah satunya adalah tergolong kecepatan arus yang sedang,
plankton. Pada perairan dangkal lapisann kecepatan arus > 1 m/dtk tergolong
suhu air bersifat homogen berlanjut sampai kecepatan arus yang kuat. Dengan
ke dasar, sedangkan pada perairan laut demikian kecepatan arus perairan Malang
yang lebih dalam terjadi perbedaan suhu Rapat dengan hasil yang didapatkan yaitu
antar kedalaman perairan sehingga dalam keadaan lemah.
mempengaruhi kelimpahan serta
komposisinya di perairan. 4. Kecerahan

2. Salinitas Hasil pengukuran kecerahan


perairan Malang Rapat di daerah lokasi
Salinitas di perairan Malang Rapat penelitian yang didapatkan yaitu 103,61
hasil pengukuran salinitas di perairan cm, menurut Kecerahan adalah kondisi
malang Rapat adalah 36,02 ppm dengan perairan yang menggambarkan sifat optik
air yang ditentukan berdasarkan terlarut yang berkisar antara 5,45-7,00
banyaknya cahaya yang diserap dan mg/l cukup baik bagi proses kehidupan
dipancarkan oleh bahan bahan yang biota perairan. Barus (2001) dalam
terdapat didalam air. Kecerahan Yazwar (2008) menegaskan bahwa nilai
disebabkan oleh adanya bahan organik dan oksigen terlarut diperairan sebaiknya
bahan organik yang tersuspensi dan berkisar anatara 6,3 mg/l, Mangkin rendah
terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus) nilai oksigen terlarut maka maikn tinggi
maupun bahan anorganik dan organik tingkat pencemaran suatu ekosistem
yang berupa plankton dan mikroorganisme perairan tersebut. Plankton dapat hidup
lain (Davis dan Cornwell, 1991 dalam dengan baik pada konsentrasi lebih dari 3
Effendi, 2003). mg/l.

5. Derajat Keasaman E. Hubungan Kelimpahan


Fitoplankton dengan Kualitas Air
Hasil pengukuran Derajat
keasaman di perairan Malang Rapat saat Berdasarkan uji statistik dengan
penelitian didapatkan 7,86. KEPMEN LH menggunakan software SPSS, maka
(2004) yang menyatakan kondisi derajat didapatkah hasil korelasi statistik antara
keasaman optimal untuk kehidupan kelimpahan fitoplankton dengan kualitas
fitoplankton adalah 7- 8,5. Dengan air. Untuk menggambarkan hubungan
demikian, kondisi pH masih cukup sesuai antara kelimpahan plankton dengan
dengan kehidupan fitoplankton. Menurut kualitas air, maka harus dilakukan uji
Pescod, (1973) dalam Asmara, (2005) nilai ANOVA (Analysis of Variance) untuk
pH ini dipengaruhi oleh beberapa faktor melihat keeratan korelasi data. Hasil uji
antara lain aktivitas biologis misalnya ANOVA dapat dilihat pada tabel berikut.
fotosintesis dan respirasi organisme, suhu Hasil Uji ANOVA
dan keberadaan ion-ion dalam perairan Residual standard error 0.4234
tersebut. Kondisi fotosintesis akan terjadi degrees of freedom 11
optimal ketika pH dalam keadaan normal. Multiple R-squared 0.8111
Adjusted R-squared 0.708
6. Oksigen Terlarut F-statistic 7.871
p-value 0.001801
Hasil pengukuran oksigan terlarut Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 19
di perairan Malang Rapat di dapatkan hasil (2015)
pengukuran yaitu 7,8 mg/L dengan baku Melihat dari hasil tersebut, nilai p-
mutu 5,45 mg/L -7,00 mg/L. Hal ini value sebesar 0,0018 artinya < 0,05
sesuai dengan pendapat Wijayanti (2011), menunjukkan bahwa model regresi
plankton dapat hidup baik pada tersebut dapat digunakan untuk
konsentrasi oksigen lebih dari 3 mg/1. menjelaskan hubungan antara Kelimpahan
Dengan demikian fitoplankton yang Fitoplankton dengan Kualitas air. Nilai
ditemukan di perairan Malang Rapat Koeffisien Korelasi (R) sebesar 0,811
cukup banyak. menunjukkan bahwa hubungan antara
Sanusi (2004) dalam Yazwar kelimpahan fitiplankton dengan kualitas
(2008) mengatakan bahwa nilai oksigen air adalah kuat. Kemudian nilai Adjusted
R-Square menunjukkan nilai sebesar 0,708 terhadap tingkat kelimpahan fitoplankton
artinya persentase sumbangan penuh di perairan Malang Rapat. Berdasarkan
kualitas air (Suhu, salinitas, arus, tingkat pengaruh yang paling kuat adalah
kecerahan, pH, dan DO) terhadap Oksigen Terlarut dengan nilai signifikan
kelimpahan Fitoplankton yaitu sebesar 0,000427 pada tingkat kepercayaan 95%.
70,8% dan sisanya sebesar 29,2% Dari hasil diatas, dapat diartikan
dipengaruhi oleh faktor lainnnya. Tingkat bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan
hubungan antara variabel kualitas air suhu perairan, kelimpahan fitoplankton
dengan kelimpahan fitoplankton dapat akan mengalami penurunan sebesar 0,26
dilihat pada tabel berikut. satuan dengan asumsi parameter lainnya
Estimate Std, Error t value Sig. bersifat tetap. Dari hasil pengukuran suhu
Intersept
1.711.569 1.174.338 1.457 0,172934 tersebut menunjukkan suhu perairan
Suhu -0,26467 0,21922 -1.207 0,252635 cenderung tinggi karena pada saat
Salinitas -0,15259 0,24033 -0,635 0,538469 pengukuran cuaca dalam keadaan terik dan
0,003352
Arus -3.318.358 890.795 -3.725
** cerah, suhu yang terlalu tinggi juga akan
0,017744
Kecerahan -0,03345 0,01201 -2.785 *
mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton
pH -0,44596 0,23249 -1.918
0,081399 di perairan. Fitoplankton umumnya dapat
,
0,000427 hidup pada kisaran suhu 25 30 0C namun
DO
1,4136200 0,28484 4.963 ***
kondisi yang optimal adalah berkisar 25 0C
karena pada kondisi tersebut beberapa
Y = 17,12 0,026X1 0,15X2 3.318
jenis fitoplankton melakukan produktifitas
X3 0.03 X4 0.44 X5 + 1.41 X6
optimal (Asih, 2014).
Dari hasil tabel 7 diatas, dapat
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 19
diartikan bahwa setiap peningkatan sebesar
(2015)
satu satuan salinitas perairan, kelimpahan
Kelimpahan Fitoplankton = 17.12 - 0.26
fitoplankton akan mengalami penurunan
Suhu - 0.15Salinitas 3.318Arus -
sebesar 0,15 satuan dengan asumsi
0.03Kecerahan - 0.44pH + 1.41DO
parameter lainnya bersifat tetap. Kondisi
ini memperlihatkan hubungan negatif
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat
antara kelimpahan fitoplankton terhadap
nilai signifikan dan t hitung dari masing-
salinitas. Tingginya salinitas pada perairan
masing variabel. Dimana terdapat tiga
Malang Rapat mencapai 36,02 ppm
parameter yang berpengaruh secara nyata
diakibatkan karena tingginya suhu perairan
terhadap tingkat kelimpahan fitoplankton
sehingga terjadi penguapan. Kelimpahan
(F hitung > F tabel dan sig < 0,05) yaitu
fitoplankton akan mengalami kenaikan jika
DO yang berhubungan secara positif
salinitas turun mencirikan bahwa salinitas
terhadap tingkat kelimpahan fitoplankton
sudah terlalu tinggi untuk kehidupan
sedangkan variabel kecepatan arus dan
beberapa jenis fitoplankton yang ada di
kecerahan berpengaruh secara negatif
perairan Malang Rapat tidak memiliki
terhadap tingkat kelimpahan fitoplankton.
adaptasi yang luas terhadap perubahan
Sedangkan untuk parameter suhu, salinitas
salinitas.
dan pH diperoleh nilai signifikan > 0,05
Salanjutnya setiap kenaikan
yang artinya perubahan parameter suhu,
sebesar satu satuan kecepatan arus perairan
salinitas dan pH tidak berpengaruh nyata
Malang Rapat maka kelimpahan
fitoplankton akan mengalami penurunan utama oksigen di perairan selain dari
sebesar 3,318 satuan dengan asumsi proses difusi oksigen dari udara den dari
parameter lainnya bersifat tetap. Setiap hasil fotosintesis Fitoplankton, sehingga
kenaikan satu satuan kecerahan perairan, tingginya kandungan oksigen di perairan
kelimpahan fitoplankton akan mengalami akan mencirikan tingginya kelimpahan
penurunan sebesar 0,03 satuan dengan organisme fitoplankton pada perairan
asumsi parameter lain bersifat tetap. tesebut. Selanjutnya Wulandari (2009)
Dengan demikian kelimpahan fitoplankton mengatakan bahwa keberadaan organisme
akan mengalami peningkatan pada arus fitoplankton umumnya tidak begitu
yang cukup lemah, karena fitoplankton dipengaruhi oleh suhu, salinitas, arus, pH,
akan terbawa tersebar ke badan perairan dan faktor lain, kelimpahannya lebih
bila arus perairan terlalu kuat. Jika arus dipengaruhi oleh kandungan unsur hara
terlalu deras akan mengakibatkan pada perairan seperti nitrat dan pospat.
kekeruhan perairan yang tinggi yang
mempengaruhi tingkat kecerahan dan
mempengaruhi fotosintesis optimal. DAFTAR PUSTAKA
Untuk parameter kimia, kondisi
Derajat Keasaman perairan menunjukkan Asih. P. 2014. Produktivitas Primer
nilai hubungan yang negatif. Dapat Fitoplankton di Perairan Teluk
disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu Dalam Desa Malng Rapat
Bintan.Skripsi. UMRAH FIKP:
satuan Derajat Keasaman akan
Tanjung Pinang.
menyebabkan penurunan kelimpahan
sebesar 0,44 satuan dengan asumsi Basmi, J. 1988. Plankton Sebagai
parameter lain bersifat tetap. Dan untuk Makanan Ikan Kultur. Makalah
Oksigen Terlarut setiap peningkatannya Mata Ajaran Budidaya Perairan
sebesar satu satuan akan meningkatkan (Air 54) Program Studi Ilmu
Perairan (S2) FPS IPB. Fakultas
kelimpahan fitoplankton sebesar 1,41
Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 37
satuan dengan asumsi parameter lainnya hal.
tetap. Terlihat jelas bahwa diantara
beberapa parameter tersebut, hanya Basmi, J. 1999. Planktonologi
Oksigen Terlarut yang memiliki hubungan :Bioekologi Plankton Algae.
positif terhadap kelimpahan fitoplankton. Tidak Dipublikasikan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelauan.
Menurut pendapat Arinardi (1997)
IPB. Bogor. 110 h.
dalam Wulandari (2009) peningkatan nilai
pH tidak terlalu berpengaruh terhadap Dawes. C.J. 1971. Marine Botany. A
peningkatan kelimpahan fitoplankton dan Willey Interscience: Publ 682
menjelaskan bahwa perubahan pH kurang pp.
begitu mempengaruhi kondisi lingkungan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
perairan estuari. Korelasi antara suhu dan Bagi Pengelolaan Sumberdaya
salinitas terhadap kelimpahan fitoplankton dan Lingkungan Perairan.
adalah negatif yang artinya peningkatan Kanisius.Yogyakarta. 258 hal
suhu dan kadar garam suatu perairan justru
akan mengurangi kelimpahan fitoplankton Fachrul, M. F, 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Jakarta
diperairan. Menurut Siregar (2009) sumber
Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983. Nontji.A.2008.Plankton Laut. LIPI
Limnology. McGraw Hill Press,anggotaIkapi: Menteng,
International Book Company. Jakarta
Tokyo. 464 p.
Odum, E. P. 1993. Dasar-
Handayani. D. 2009. Kelimpahan dan dasarEkologi.Diterjemahkanole
Keanekaragaman Plankton di hTjahjonoSamingan.UGM
Perairan Pasang Surut Tambak Press.Yogyakarta.697
Blanakan, Subang. Skripsi, hal.Omori, I and T. Ikeda. 1976.
Jurusan Biologi. UIN Syarif Method in Marine Zooplankton
Hidayatullah: Jakarta. Ecology. JohnWilley and Son.
New York. 271 p.
Handayani. S & Patria M.P., 2009,
Komunitas Zooplankton di Siregar.M.H.2010. Keanekaragaman
Perairan Waduk Krenceng Plankton di Hulu Sungai
Cilegon, Banten, Makara Sains., Asahan Porsea.
vol 9 no 2: 75-80. Skripsi.Universitas Sumatera
Utara (USU):Medan
Http//www.Marine Species.org//World
Registration Of Marine Species. Sugiyono, 2005, Analisa Statistik
Korelasi Linier Sederhana, 06
Kep MENLH. 2004. Keputusan Kantor November 2008.
Menteri Negara
LingkunganHidup No.Kep 51 / Wijayanti. 2011. Keanekaragaman Jenis
MENLH / I / Plankton Pada Tempat Yang
2004.TentangPedomanPenetap Berbeda Kondisi
an Baku MutuLingkungan.11 Lingkungannya Di Rawa
hal. Pening Kabupaten Semarang.
Skripsi. IKIP PGRI
Madinawati. 2010. Kelimpahan Dan Semarang:Semarang.
Keanekaragaman Plankton Di
Perairan Laguna Desa Wulandari.D.2009. Keterikatan Antara
Tolongano Kecamatan Banawa Kelimpahan Fitoplankton
Selatan Dengan Parameter Fisika
Jurnal.VOLIII(2):119123. Kimia Di Estuari Sungai
Universitas Tadulako(UT): Brantas (Porong),Jawa
Sulawesi Tenggara. Timur.Skripsi. Institut Pertanian
Bogor(IPB):Bogor
Muharram, N. 2006. Struktur Komunitas
Perifiton dan Fitoplankton di Yazwar. 2008. Kelimpahan Plankton
Bagian Hulu Sungai Ciliwung, dan kaitannya dengan kualitas
Jawa Barat. [Skripsi]. air di prapatan danau toba.
Departemen Sumberdaya Tesis. USU : Medan
Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.

Nontji, A. 1987.Laut Nusantara.


Jambatan. Jakarta. 368 hal.

Anda mungkin juga menyukai