JUDUL PROGRAM
POTENSI LECTIN DARI ALGA EUCHEUMA SERRA (ESA) SEBAGAI
IMUNOMODULATOR UDANG VANAME (LITOPENAEUS
VANNAMEI) DALAM UPAYA PENANGGULANGAN PENYAKIT
UDANG DI INDONESIA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
i
ABSTRAK
Kata kunci: Eucheuma serra, Udang Vaname, Lectin dan Total Hemocyte Count,
iii
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Kegunaan Program ..................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2
BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 3
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................................ 3
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 3
3.3 Kerangka Konseptua dan Operasional ....................................................... 4
3.4 Hipotesis ..................................................................................................... 4
BAB 4. HASIL DAN POTENSI KHUSUS.......................................................... 6
BAB 5. KESIMPULAN ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Data ............................................................................. 11
Lampiran 2. Penggunaan dana ....................................................................... 13
Lampiran 3. Bukti – Bukti Pendukung Kegiatan ........................................... 17
Lampiran 4. Rancangan Percobaan dan Diagram Alur Penelitian ................ 19
Lampiran 5. Isolasi lectin Eucheuma serra ................................................... 19
Lampiran 6. Pembuatan Larutan Injeksi lectin Eucheuma serra ................... 20
Lampiran 7. Parameter Kualitas Air .............................................................. 21
Lampiran 8. Kelulushidupan udang vaname ................................................. 22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
1
BAB 1 PENDAHULUAN
4
3.3 Kerangka konseptual dan operasional
Eucheuma serra
Udang vaname
Lectin
Hemolymph
Imunomodulator dapat
meningkatkan sistem imun Lectin Hemosit
Inaktivasi antigen
I
Udang sehat dan produktivitas meningkat
K P1 P2 P3 P4 P5
Analisis Data
3.4 Hipotesis
H1: Lectin dari E. serra dapat meningkatkan sistem imun udang vaname
dengan peningkatan total hemocyte count (THC)
5
BAB 4 HASIL YANG TERCAPAI DAN POTENSI KHUSUS
4.1 Hasil
4.1.1 Identifikasi lectin dari Eucheuma serra
Eucheuma serra yang digunakan untuk penelitian ditemukan di Perairan
Pantai Pandawa, Bali. Kondisi perairan tersebut menunjukkan dapat memberikan
carrying capacity untuk pertumbuhan E. serra, yaitu airnya yang masih belum
tercemar oleh limbah organik dan anorganik serta jauh dari pemukiman penduduk.
Hal tersebut juga ditandai oleh adanya beberapa hewan karang yang dapat tumbuh
disekitar perairan yang menjadi tempat alga tersebut menempel dan tumbuh.
Konsentrasi lectin E. serra sebanyak 5,6% yang diperoleh dari berat kering
sebanyak 2 kg. Berat lectin yang diperoleh sebanyak 10 gram dari 2 kg berat kering.
Hasil absorbansi albumin untuk mengetahui kadar lectin dapat dilihat pada Gambar
4.
albumin standard curve
0,4
y = 0,0437x + 0,028
0,35
R² = 0,983
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 2 4 6 8 10
concentration
keenam diperoleh THC dengan rata-rata berkisar 6,15 x 106-18,45 x 106 sel/ml.
Hasil penghitungan dapat dilihat pada Gambar 5.
Grafik Jumlah Hemosit Sebelum dan Sesudah Perlakuan
25000000
20000000
15000000
Sebelum perlakuan
10000000
Setelah perlakuan
5000000
0
K P1 P2 P3 P4 P5
Kelompok Perlakuan
4.2 Pembahasan
Lectin merupakan protein yang berfungsi untuk mengenali dan mengikat rantai
oligosakarida (Sharon and Lis, 1972 dalam Kawakubo et al., 1997). Hal ini juga
didukung oleh Lee et al. (2007) yang menyatakan bahwa lectin dari E. serra
berfungsi dalam proses metabolisme karbohidrat, neoplastik, inflamasi, dan
aktivitas immunomodulator yang bisa diaplikasikan dalam berbagai masalah
kesehatan dan masalah biologi. Selain itu, Lectin yang dihasilkan dari E. serra juga
mempunyai aktivitas antibiotik, (Liao et al., 2003).
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa lectin dari E. serra dapat dijadikan
sebagai imunomodulator. Handayani (2010) menjelaskan bahwa imunomodulator
merupakan suatu senyawa yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem
imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan fungsi yang berlebihan.
Imunomodulator juga dapat memacu produktifitas antibodi pada antigen tertentu
(specific defense mechanism), senyawa dapat digunakan sebagai alternatif untuk
vaksin, antibiotik, dan zat kimia lain yang digunakan untuk perlindungan udang
terhadap berbagai macam penyakit (Kanagu et al., 2010).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P4 dengan dosis
8 ppm memberikan pengaruh tertinggi (p < 0.05). Rata-rata kenaikan jumlah
hemosit udang vaname dari perlakuan tersebut diperoleh sejumlah 18,45 juta sel/ml.
Pada penelitian Olmos et al. (2011), perlakuan menggunakan pakan komersial yang
ditambah probiotik dapat memberikan kenaikan jumlah hemosit udang vaname
dengan rata-rata sejumlah 9,6 juta sel/ml. Hal ini dapat 7
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
yaitu:
1. Perlakuan pemberian lectin dari Eucheuma serra dapat meningkatkan total
hemotocyte count (THC) pada udang sehingga dapat digunakan sebagai
imunomodulator udang.
2. Pengaruh tertinggi ditemukan pada perlakuan P4 dengan dosis 8 ppm yang
memberikan kenaikan hemosit sejumlah 18,45 juta sel/ml pada hari keenam.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Perlu dilakukannya penelitian tentang uji patogenesis secara invitro terhadap
penyakit vibriosis dengan menggunakan lectin dari Eucheuma serra.
2. Perlu dilakukannya penelitian tentang uji histopatologis terhadap udang yang
telah diberikan perlakuan lectin Eucheuma serra.
DAFTAR PUSTAKA
Kanagu, L., Senthilkumar, P., Stella, C. and Jaikumar, M. 2010. Effect of Vitamin
C and E and β-1,3 Glucan as Immunomodulators in P. monodon Disease
Management. Middle-East Journal of Scientific Research 6 (5): 537-543.
Kawakubo, A., H. Makino, J. Ohnishi, H. Hirohara, dan K. Hori. 1997. The Marine
Red Algae Eucheuma serraJ. Agardh, A High Yielding Source of Two
Isolectins. Journal of Applied Phycology, 9 : 331–338.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) Pola Tradisional
.http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/7519/budidaya-udang-
vannameilitopenaeus-vannamei-pola-tradisional-plus/?category_id=107.
4 September 2014. 1 hal.
Kusriningrum, R.S. 2012. Perancangan Percobaan. Cetakan ketiga. Penerbit : Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP). Surabaya.
Lee J.Y., Kim J.Y., Lee Y.G., Byeon S.E., Kim B.H., Rhee M.H., Lee A., Kwon
M., Hong S., Co J.Y., 2007. In Vitro Immunoregulatory Effects of Korean
Mistletoe Lecin on Functional Activitation of Monocytic and
Macrophagelike Cell. Biol Pharm Bull 30 : 2043-2051.
Liao, W-R., J-Y.Lin, W-Y. Shieh, W-L. Jeng, dan R. Huang. 2003. Antibiotic
activity of lectins from marine algae against marine vibrios. Journal of
Industrial Microbiol Biotechnol, 30 : 433–439.
Madeiros, D. S., Medeiros, T. L., Rebeiro, J. K. C, Monteiro, N. K. V., Migliolo,
L., Uchoa, A. F., Vasconcelos, M. I., Oliveira, A. S., de Sales M. P., Santos,
E. A. 2010. A Lactose Spesific Lectin from the Sponge Cinachyrella apion:
Purification, characterization, N-terminal Sequences Alignment and
Agglutinating Activity on Leishmania Prosmastigotes. B (155) : 211-216.
Olmos, J., Ochoa, L., Michael, P. J. and Contretas, R. 2011 Functional Feed
Assesment on Litopenaeus vannamei using 100% Fish Meal Replacement
by Soybean Meal, High Levels of Complex Carbohydrates and Bacillus
Probiotic Strains. Article of Marine Drugs. 9 : 1119-1132.
Putri, F. M. Sarjito. Suminto. 2013. Pengaruh Penambahan Spirulina sp. dalam
Pakan Buatan Terhadap Jumlah Total Hemosit dan Aktivitas Fagositosis
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Journal of Aquaculture
Management and Technology, 2 : 102 – 112.
Septiani, G. R. 2011. Pemberian Sinbiotik dengan Frekuensi Berbeda pada Pakan
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Mencegah IMNV. UT
Aquaculture, 750.
Sritunyalucksana, K., Gangnonngiw, W., Archakunakorn, S., Fegan, Daniel and
Flegel, W. T. 2005. Bacterial Clearance Rate and a new differential
hemocyte staining method to asses immunostimulant activity in shrimp.
Diseas of Aquatic Organisms. 68 : 89-94.
Teixeira. E. H., Francisco V., Kyria S., Victor A., Celso S. N., Bruno R., Alexandre
H. S. dan Benildo S. C. 2012. Biological Applications of Plants and Algae
Lectins: An Overview. Intech.
10
Yeh, S.P., Chen, N.Y, Hsieh, L.S, Cheng, W., Liu, H.C. 2008. Immune Respone of
White Shrimp, Litopenaeus vannamei, after a Concurrent Infection with
White Spot Syndrome Virus and Infectious Hypodermal and
Hematopoietic Necrosis Virus. Fish and Shellfish Immunology. 26 (200)
582-588.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Data
Analisis data dilakukan pada data penghitungan sel hemosit yang diperoleh.
Berdasarkan Fhit > Ftab 0.01 menunjukkan bahwa pemberian perlakuan hasil
isolasi lectin alga ESA memberikan perbedaan yang sangat nyata pada total
hemocyt count (THC) pada udang vaname (p < 0.01). Hasil penghitungan sidik
ragam dapat dilihat pada Tabel 1.
Analisis pada uji jarak Duncan diperoleh pengaruh tertinggi P4 (p < 0.05)
dan pengaruh terendah P1, P2, P3 (p < 0.05), sedangkan analisis ortogonal
polinomial diperoleh pemberian lectin ESA mampu diberikan sampai pada derajat
keempat (kuartik) meskipun pada derajat ketiga (kubik) tidak terdapat perbedaan
yang nyata. Hasil penghitungan jarak Duncan tersaji pada Tabel 2. dan
penghitungan ortogonal polinomial dapat dilihat pada Tabel 3.
Ftab
S.K. Db JK KT Fhit
0.05 0.01
Perlakuan 5 335.559271 67.1118542 19.0364** 2.77 4.25
Galat 18 63.458125 3.525451389
Total 23 399.017396
0.05 0.01
Perlakuan 5 335.559271 67.1118542
- Linier 1 165.0125089 165.0125089 46.8061** 4.41 8.28
- Kuadratik 1 68.53590030 68.53590030 19.44032**
- Kubik 1 14.29458681 14.29458681 4.0547
- Kuartik 1 77.80555804 77.80555804 22.0697**
- Kuintik 1 9.910716766 9.910716766 2.81119
Galat 18 63.458125 3.525451389
Total 23
14
- Rp.11.880.000,00
Ekstraksi Lectin Rp. 2.000.000,00 Rp. 9.880.000,00
Jas Hujan Rp. 250.000,00 Rp. 9.630.000,00
Makan
Rp. 113.000,00 Rp. 8.753.151,00
Bensin
Rp. 22.000,00 Rp. 8.731.151,00
08-02-2015 Tiket Tol Bali Mandara
Rp. 8.000,00 Rp. 8.723.151,00
Tiket Masuk Pantai
Rp.4.000,00 Rp. 8.719.151,00
Pandawa
18
19
untuk mengendapkan protein agar tidak tercampur dengan garam dan terlepas
dari cincin-cincin oligosakarida. Hasil endapan yang diperoleh merupakan
protein dengan kandungan lectin. Protein yang tidak berikatan dengan garam
dan oligosakarida tidak larut dan campur homogen dengan larutan dapar fosfat
pH 7,4. Endapan protein yang diperoleh pada Madeiros et al, (2010) lebih
banyak daripada menggunakan metode pertama. Hasil persamaan kurva
regresi kurva standar albumin adalah y = 0,0437x + 0,028 sehingga diperoleh
kadar lectin 2,5814 ppm atau 5,6%.
Ekstrak : 2,5 mg
3. Pembuatan larutan baku kerja 2,0 ppm, 4,0 ppm, 6,0 ppm, 8,0 ppm dan 10,0
ppm yaitu:
1. Siapkan lima labu takar 50,0 ml
2. Pipet larutan baku induk sejumlah tertentu untuk kadar tertentu :
a. Pipet 1,0 ml larutan baku induk 100,0 ppm ke dalam labu takar
50,0 ml
b. Pipet 2,0 ml larutan baku induk 100,0 ppm ke dalam labu takar
50,0 ml
c. Pipet 3,0 ml larutan baku induk 100,0 ppm ke dalam labu takar
50,0 ml
d. Pipet 4,0 ml larutan baku induk 100,0 ppm ke dalam labu takar
50,0 ml
e. Pipet 5,0 ml larutan baku induk 100,0 ppm ke dalam labu takar 50,0
ml
23
3. Tuang larutan dapar fosfat pH 7,4 pada lima labu takar 50,0 ml hingga
tepat tanda
4. Diperoleh larutan baku kerja 2,0 ppm, 4,0 ppm, 6,0 ppm, 8,0 ppm dan
10,0 ppm yang diinjeksikan pada udang
21
1 Ke-3 29 ºC 15 ppt
2 Ke-6 29 ºC 15 ppt
3 Ke-9 29 ºC 15 ppt
4 Ke-12 29 ºC 15 ppt
24