Motivasi di sini adalah dasar bagi kita untuk memutuskan suatu jalan atau pilihan ke depan. Berasal dari kata movere (latin) atau dalam bahasa Inggris to move, yang artinya menggerakkan atau mendorong. Dengan motivasi-lah seseorang akan bergerak, melangkah menuju tujuan yang diinginkan. Bahkan orang yang tidak melakukan apa-apa pun juga memiliki motivasi. Yaitu motivasi untuk tidak melakukan apa-apa, alias malas !da banyak motivasi yang melatarbelakangi keputusan kita untuk masuk kuliah. "amun semisal semuanya disebutkan, nis#aya muaranya hanya ada pada $ (tiga) hal% prestise, profesi, dan kontribusi. Prestise Prestise adalah kebanggaan yang me&akili ji&a muda kita sebagai mahasis&a. 'einginan untuk bergaul dengan sesama dan men#ari ka&an sebanyak-banyaknya adalah beberapa di antara banyak motivasi yang terkadang hadir di dalam benak kita. (ermasuk di antaranya kebanggaan bisa masuk ke universitas)jurusan *avorit. +ara fresh graduate pasti akan bersemangat ketika disinggung tentang target mereka. 'alau ada yang menja&ab ,belum tahu, hehehe- sambil nyengir menunjukkan gigi-giginya, anggap saja dia #alon mahasis&a aneh, yang belum punya tujuan yang jelas "amun ada juga sis&a fresh graduate yang idealis dalam menentukan tempat persinggahan berikutnya. .is&a seperti mereka memiliki empat jenis patokan dalam memilih targetnya% Pertama, patokan perguruan tinggi. .emisal% /'alau gak kuliah di 0"!I1, tidak mau 2urusan apa saja terserah, yang penting 0"!I13 2adilah *okus usahanya hanya untuk masuk 0"!I1. Kedua, patokan jurusan. .emisal% /'alau gak kuliah di 'edokteran 0mum, tidak mau 0niversitas mana saja terserah, yang penting 'edokteran 0mum3 Maka dia akan berusaha mati-matian untuk masuk ke 'edokteran 0mum. Ketiga, patokan kota. .emisal, /'alau gak kuliah di .urabaya, tidak mau 0niversitas mana saja, jurusan apa saja, yang penting di .urabaya3 Maka dia #enderung men#ari perguruan tinggi yang ada di .urabaya saja. Keempat, patokan prospek. .emisal, /'alau gak kuliah di kedinasan)yang menjamin jadi +"., tidak mau Di mana saja boleh, asal kedinasan dengan prospek jelas3 2adilah dia akan berusaha agar diterima di jurusan dengan prospek jelas seperti yang dimaksud. 'ita pasti bangga ketika diterima di perguruan tinggi yang kita inginkan, dengan patokan seperti yang saya uraikan di atas. Dan kebanggaan itu bisa mendorong kita untuk berbuat lebih ketika perkuliahan sudah berjalan. "amun, motivasi seperti ini kurang kuat untuk bisa membuat kita bertahan. Mengapa4 'arena jika seorang mahasis&a hanya menggunakan motivasi ini, yang ada adalah dia berjuang hanya untuk bisa masuk di perguruan tinggi yang diinginkan saja. .etelah masuk, tidak ada jaminan bah&a dia akan berbuat yang terbaik untuk studinya tersebut. Memang, dengan adanya targetan seperti itu para #alon mahasis&a akan terarah dalam mengambil jalan yang akan mereka tempuh selanjutnya. "amun sayang, banyak yang terlalu ,ekstrim- dalam menyikapi targetan di atas. 0ntuk men#apainya, mereka akan bekerja keras, pagi-sore-siang-malam demi men#apai targetan itu. 'etika target mereka ter#apai5..(!-D! .eolah-olah mereka berada di pun#ak dunia, sambil memegang piala kemenangan (etapi, karena tenaga mereka habis terkuras untuk menjalani tes demi tes, ketika masuk kuliah semangat mereka malah turun5 6al di atas senada dengan yang diungkapkan oleh +ro*esor Dr. 'en 'a&an .oetanto, seorang pria asal .urabaya yang berhasil menggondol 7 gelar pro*essor dan kini menjadi dosen salah satu universitas s&asta terbesar di 2epang, 8aseda 0niversity. 'etika hostsebuah a#ara televisi dari Indonesia bertanya kepada beliau tentang mahasis&a 2epang yang 9ternyata- juga butuh dimotivasi, beliau menja&ab /..semangat belajar mereka (mahasis&a) hanya untuk masuk ke 8aseda (perguruan tinggi) saja..3 +ro*. .oetanto banyak menyinggung tentang mahasis&a seperti mereka. Beliau mengungkapkan semangat yang mahasis&a miliki hanya sampai tingkat masuk ke perguruan tinggi saja. 2arang ada mahasis&a yang memiliki semangat melebihi itu. :leh karena itu, jika motivasinya hanya sebatas prestise saja, maka itu belum bisa menjamin kelangsungan hidup kita selama menjadi mahasis&a. !palagi menjamin kehidupan kita di masa depan Profesi Profesi adalah orientasi hasil dari proses selama kita kuliah. ;ontoh konkretnya seperti ija<ah, gaji, jaminan kesejahteraan hidup, menjadi +ega&ai "egeri .ipil, pekerjaan layak, dsb. .angat logis jika banyak #alon mahasis&a memilih jurusan berdasar pertimbangan pro*esi. 'arena logika mereka adalah karir menjanjikan kesejahteraan hidup, dan kesejahteraan hidup menjanjikan kebahagiaan. 'etika para #alon mahasis&a melakukan survey jurusan, biasanya mereka akan menanyakan prospek kerja dari jurusan yang mereka inginkan. Bahkan tak jarang yang sampai bertanya gaji dan hal-hal lain yang menunjang kesejahteraan hidup mereka ke depan. Mayoritas #alon mahasis&a memiliki paradigma bah&a karir adalah hal penting. 'arena karir menentukan status sosial mereka di masyarakat. .ehingga mereka terdorong untuk men#ari sebesar- besar peluang, agar nanti setelah kuliah dengan mudah mendapatkan pekerjaan. 6al ini memang sedikit mirip dengan patokan keempat yang telah saya jelaskan di pembahasan prestise. 6anya saja di pembahasan sebelumnya saya lebih menekankan kepada keinginan seorang #alon mahasis&a untuk masuk ke jurusan dengan prospek kerja jelas. "amun ketika orientasi seorang #alon mahasis&a adalah pro*esi 9seperti yang saya bahas sekarang-, maka tujuannya setingkat lebih tinggi daripada sekedar masuk ke jurusan dengan prospek kerja baik. "amun, &alaupun setingkat lebih baik, logikanya tetap sama dengan yang prestise. .eandainya seorang mahasis&a sudah mendapat pro*esi yang diinginkan, maka semangatnya dalam menjalani kehidupan lambat laun akan menurun. 'arena orientasinya hanya terbatas pada pro*esi, jika sudah mendapatkan pro*esi yang diinginkan, lalu setelah itu apa4 'ebanyakan pasti bingung akan menentukan tujuannya Begitu juga ketika #ita-#ita yang diimpikan tidak ter#apai. .emisal, ia begitu ingin menjadi +ega&ai "egeri .ipil (+".). "amun karena ia diterima di jurusan yang ke#il kemungkinannya untuk menjadi +"., akhirnya semangatnya turun. .ehingga kadar usaha orang tersebut menjadi terbatas pada bayangan pekerjaan yang nanti akan dijalaninya. (idak ada gairah untuk menjalani hari-hari dalam menggapai #ita-#ita. .ekedar in*o, menurut data Badan +usat .tatistik (B+.) tahun =>?>, jumlah lulusan universitas yang menjadi pengangguran terbuka adalah @,$?A,BBA ji&a atau sekitar ??,A= persen. 'etika motivasi mereka terbatas pada pro*esi, angka pengangguran terbuka lulusan universitas masih #ukup mengkha&atirkan. Yang dikha&atirkan setelah lulus, mahasis&a yang motivasinya kurang tepat akan terjebak pada kejumudan)disorientasi. :leh karena itu, alangkah baiknya kita men#ari alternati* motivasi lain.. Kontribusi Kontribusi! 0ntuk mengulas hal ini saya sampai bingung harus menga&alinya dari mana. 'arena jika kontribusi sudah disinggung, ulasannya 9yang saya pikirkan- terasa sangat panjang. .ampai-sampai ketika membahasakannya dalam tulisan saya tidak sanggup menjangkau semuanya. 'e depan, kontribusi ini akan banyak kita bahas. 2adi jangan pernah bosan ya 'ontribusi itu seperti saat kita menyelam ke dasar laut. .ebelum kita menyelam, membutuhkan persiapan yang optimal. 'etika sudah masuk ke dalam air, maka semua sudah harus ter-mindset ke dalam otak, apa yang akan dilakukan, dengan mempertimbangkan &aktu yang diberikan (jatah oksigen dalam tabung). Baiklah, mari tetapkan aturan mainnya. (ujuanC menuju dasar, ambil mutiara, dan kembali 2ika sebelum mendapatkan mutiara kita kembali, berarti gagal. 'alau oksigen habis sebelum mendapatkan sebelum kembali, berarti mati. .aya harap !nda sudah bisa memba&a analoginya ke pembahasan ini. 'ontribusi tidak bisa setengah-setengah. Ia meminta kita terjun se#ara penuh ke dalam tugas yang diberikan. 'alau ia menuntut tubuh kita basah, maka dari ujung rambut sampai ujung kaki harus ikut basah. (idak hanya sebagian kaki atau tangan saja. (etapi semua .ebelum tugasnya selesai, kita tidak bisa kembali. 'arena kalau kembali tanpa memba&a hasil, berarti kita sudah membuang-buang energi. Debih baik kita tidak usah menyelam sekalian. 'ita juga harus pandai-pandai menakar kemampuan. 2angan sampai energi kita habis untuk mengerjakan hal yang tidak strategis. Ingat, kita masih punya tujuan. E*ektivitas itu sangat diperlukan. 2ika kita tidak bisa me-manage dengan baik, bisa-bisa &aktu kita habis sebelum tujuan kita ter#apai. 'alau sudah begitu, tahu sendiri kan risikonya5 Mahasis&a yang ingin berkontribusi tidak terlalu memikirkan hal-hal teknis yang akan dibebankan padanya 9dalam hal ini berupa pilihan jurusan-. 8alaupun dia memiliki ke#enderungan yang membuatnya merasa nyaman untuk berkontribusi di sana, andai !llah memberikan jalan lain, ia akan meman*aatkannya sebaik-baiknya. .ingkatnya, apabila ia ditempatkan pada jurusan yang ia sukai, alhamdulillah. 'alau tidak, ya alhamdulillah. Bumi !llah sangat luas untuk dijadikan tempat berkontribusi. (argetnya tidak terpatok pada batas kelulusan saja, lebih tinggi lagi. Yaitu apa yang akan dilakukan setelah lulus Bahkan lebih tinggi dari itu.. sapa yang akan dilakukan setelah bekerja !pa yang akan dilakukan setelah berkeluarga !pa yang akan diberikannya pada masyarakat !pa yang akan diberikannya pada umat !pa yang akan diberikannya pada dunia Mahasis&a seperti ini memahami, bah&a kuliah hanyalah se#uil usaha dari banyak jalan yang bisa ditempuh untuk menuju kematangan. .ehingga ia selalu belajar..belajar..dan belajar Ia pun sadar, bah&a ilmu yang diperolehnya tidak sertamerta menjadi miliknya saja. 0mat juga berhak mengaksesnya. :leh karena itu setelah menuntut ilmu, ia tidak enggan atau lupa untuk berkarya..berkarya..dan berkarya Dan mahasis&a yang ingin berkontribusi, selalu belajar dan berkarya 'arena di jalan dak&ah mereka kuliah.