Anda di halaman 1dari 5

Motivasi Masuk Kuliah

Posted by Ilham on 02.00


Motivasi di sini adalah dasar bagi kita untuk memutuskan suatu jalan atau pilihan ke depan. Berasal
dari kata movere (latin) atau dalam bahasa Inggris to move, yang artinya menggerakkan atau
mendorong. Dengan motivasi-lah seseorang akan bergerak, melangkah menuju tujuan yang
diinginkan. Bahkan orang yang tidak melakukan apa-apa pun juga memiliki motivasi. Yaitu motivasi
untuk tidak melakukan apa-apa, alias malas
!da banyak motivasi yang melatarbelakangi keputusan kita untuk masuk kuliah. "amun semisal
semuanya disebutkan, nis#aya muaranya hanya ada pada $ (tiga) hal% prestise, profesi, dan
kontribusi.
Prestise
Prestise adalah kebanggaan yang me&akili ji&a muda kita sebagai mahasis&a. 'einginan untuk
bergaul dengan sesama dan men#ari ka&an sebanyak-banyaknya adalah beberapa di antara banyak
motivasi yang terkadang hadir di dalam benak kita. (ermasuk di antaranya kebanggaan bisa masuk
ke universitas)jurusan *avorit.
+ara fresh graduate pasti akan bersemangat ketika disinggung tentang target mereka. 'alau ada
yang menja&ab ,belum tahu, hehehe- sambil nyengir menunjukkan gigi-giginya, anggap saja dia #alon
mahasis&a aneh, yang belum punya tujuan yang jelas "amun ada juga sis&a fresh graduate yang
idealis dalam menentukan tempat persinggahan berikutnya. .is&a seperti mereka memiliki empat
jenis patokan dalam memilih targetnya%
Pertama, patokan perguruan tinggi. .emisal% /'alau gak kuliah di 0"!I1, tidak mau 2urusan apa
saja terserah, yang penting 0"!I13 2adilah *okus usahanya hanya untuk masuk 0"!I1.
Kedua, patokan jurusan. .emisal% /'alau gak kuliah di 'edokteran 0mum, tidak mau 0niversitas
mana saja terserah, yang penting 'edokteran 0mum3 Maka dia akan berusaha mati-matian untuk
masuk ke 'edokteran 0mum.
Ketiga, patokan kota. .emisal, /'alau gak kuliah di .urabaya, tidak mau 0niversitas mana saja,
jurusan apa saja, yang penting di .urabaya3 Maka dia #enderung men#ari perguruan tinggi yang ada
di .urabaya saja.
Keempat, patokan prospek. .emisal, /'alau gak kuliah di kedinasan)yang menjamin jadi +"., tidak
mau Di mana saja boleh, asal kedinasan dengan prospek jelas3 2adilah dia akan berusaha agar
diterima di jurusan dengan prospek jelas seperti yang dimaksud.
'ita pasti bangga ketika diterima di perguruan tinggi yang kita inginkan, dengan patokan seperti yang
saya uraikan di atas. Dan kebanggaan itu bisa mendorong kita untuk berbuat lebih ketika perkuliahan
sudah berjalan. "amun, motivasi seperti ini kurang kuat untuk bisa membuat kita bertahan.
Mengapa4 'arena jika seorang mahasis&a hanya menggunakan motivasi ini, yang ada adalah dia
berjuang hanya untuk bisa masuk di perguruan tinggi yang diinginkan saja. .etelah masuk, tidak ada
jaminan bah&a dia akan berbuat yang terbaik untuk studinya tersebut.
Memang, dengan adanya targetan seperti itu para #alon mahasis&a akan terarah dalam mengambil
jalan yang akan mereka tempuh selanjutnya. "amun sayang, banyak yang terlalu ,ekstrim- dalam
menyikapi targetan di atas. 0ntuk men#apainya, mereka akan bekerja keras, pagi-sore-siang-malam
demi men#apai targetan itu. 'etika target mereka ter#apai5..(!-D! .eolah-olah mereka berada di
pun#ak dunia, sambil memegang piala kemenangan (etapi, karena tenaga mereka habis terkuras
untuk menjalani tes demi tes, ketika masuk kuliah semangat mereka malah turun5
6al di atas senada dengan yang diungkapkan oleh +ro*esor Dr. 'en 'a&an .oetanto, seorang pria
asal .urabaya yang berhasil menggondol 7 gelar pro*essor dan kini menjadi dosen salah satu
universitas s&asta terbesar di 2epang, 8aseda 0niversity. 'etika hostsebuah a#ara televisi dari
Indonesia bertanya kepada beliau tentang mahasis&a 2epang yang 9ternyata- juga butuh dimotivasi,
beliau menja&ab /..semangat belajar mereka (mahasis&a) hanya untuk masuk ke 8aseda
(perguruan tinggi) saja..3
+ro*. .oetanto banyak menyinggung tentang mahasis&a seperti mereka. Beliau mengungkapkan
semangat yang mahasis&a miliki hanya sampai tingkat masuk ke perguruan tinggi saja. 2arang ada
mahasis&a yang memiliki semangat melebihi itu. :leh karena itu, jika motivasinya hanya
sebatas prestise saja, maka itu belum bisa menjamin kelangsungan hidup kita selama menjadi
mahasis&a. !palagi menjamin kehidupan kita di masa depan
Profesi
Profesi adalah orientasi hasil dari proses selama kita kuliah. ;ontoh konkretnya seperti ija<ah, gaji,
jaminan kesejahteraan hidup, menjadi +ega&ai "egeri .ipil, pekerjaan layak, dsb. .angat logis jika
banyak #alon mahasis&a memilih jurusan berdasar pertimbangan pro*esi. 'arena logika mereka
adalah karir menjanjikan kesejahteraan hidup, dan kesejahteraan hidup menjanjikan kebahagiaan.
'etika para #alon mahasis&a melakukan survey jurusan, biasanya mereka akan menanyakan
prospek kerja dari jurusan yang mereka inginkan. Bahkan tak jarang yang sampai bertanya gaji dan
hal-hal lain yang menunjang kesejahteraan hidup mereka ke depan.
Mayoritas #alon mahasis&a memiliki paradigma bah&a karir adalah hal penting. 'arena karir
menentukan status sosial mereka di masyarakat. .ehingga mereka terdorong untuk men#ari sebesar-
besar peluang, agar nanti setelah kuliah dengan mudah mendapatkan pekerjaan.
6al ini memang sedikit mirip dengan patokan keempat yang telah saya jelaskan di
pembahasan prestise. 6anya saja di pembahasan sebelumnya saya lebih menekankan kepada
keinginan seorang #alon mahasis&a untuk masuk ke jurusan dengan prospek kerja jelas. "amun
ketika orientasi seorang #alon mahasis&a adalah pro*esi 9seperti yang saya bahas sekarang-, maka
tujuannya setingkat lebih tinggi daripada sekedar masuk ke jurusan dengan prospek kerja baik.
"amun, &alaupun setingkat lebih baik, logikanya tetap sama dengan yang prestise. .eandainya
seorang mahasis&a sudah mendapat pro*esi yang diinginkan, maka semangatnya dalam menjalani
kehidupan lambat laun akan menurun. 'arena orientasinya hanya terbatas pada pro*esi, jika sudah
mendapatkan pro*esi yang diinginkan, lalu setelah itu apa4 'ebanyakan pasti bingung akan
menentukan tujuannya
Begitu juga ketika #ita-#ita yang diimpikan tidak ter#apai. .emisal, ia begitu ingin menjadi +ega&ai
"egeri .ipil (+".). "amun karena ia diterima di jurusan yang ke#il kemungkinannya untuk menjadi
+"., akhirnya semangatnya turun. .ehingga kadar usaha orang tersebut menjadi terbatas pada
bayangan pekerjaan yang nanti akan dijalaninya. (idak ada gairah untuk menjalani hari-hari dalam
menggapai #ita-#ita.
.ekedar in*o, menurut data Badan +usat .tatistik (B+.) tahun =>?>, jumlah lulusan universitas yang
menjadi pengangguran terbuka adalah @,$?A,BBA ji&a atau sekitar ??,A= persen. 'etika motivasi
mereka terbatas pada pro*esi, angka pengangguran terbuka lulusan universitas masih #ukup
mengkha&atirkan. Yang dikha&atirkan setelah lulus, mahasis&a yang motivasinya kurang tepat akan
terjebak pada kejumudan)disorientasi. :leh karena itu, alangkah baiknya kita men#ari alternati*
motivasi lain..
Kontribusi
Kontribusi! 0ntuk mengulas hal ini saya sampai bingung harus menga&alinya dari mana. 'arena jika
kontribusi sudah disinggung, ulasannya 9yang saya pikirkan- terasa sangat panjang. .ampai-sampai
ketika membahasakannya dalam tulisan saya tidak sanggup menjangkau semuanya. 'e depan,
kontribusi ini akan banyak kita bahas. 2adi jangan pernah bosan ya
'ontribusi itu seperti saat kita menyelam ke dasar laut. .ebelum kita menyelam, membutuhkan
persiapan yang optimal. 'etika sudah masuk ke dalam air, maka semua sudah harus ter-mindset ke
dalam otak, apa yang akan dilakukan, dengan mempertimbangkan &aktu yang diberikan (jatah
oksigen dalam tabung).
Baiklah, mari tetapkan aturan mainnya. (ujuanC menuju dasar, ambil mutiara, dan kembali 2ika
sebelum mendapatkan mutiara kita kembali, berarti gagal. 'alau oksigen habis sebelum
mendapatkan sebelum kembali, berarti mati.
.aya harap !nda sudah bisa memba&a analoginya ke pembahasan ini. 'ontribusi tidak bisa
setengah-setengah. Ia meminta kita terjun se#ara penuh ke dalam tugas yang diberikan. 'alau ia
menuntut tubuh kita basah, maka dari ujung rambut sampai ujung kaki harus ikut basah. (idak hanya
sebagian kaki atau tangan saja. (etapi semua
.ebelum tugasnya selesai, kita tidak bisa kembali. 'arena kalau kembali tanpa memba&a hasil,
berarti kita sudah membuang-buang energi. Debih baik kita tidak usah menyelam sekalian.
'ita juga harus pandai-pandai menakar kemampuan. 2angan sampai energi kita habis untuk
mengerjakan hal yang tidak strategis. Ingat, kita masih punya tujuan. E*ektivitas itu sangat diperlukan.
2ika kita tidak bisa me-manage dengan baik, bisa-bisa &aktu kita habis sebelum tujuan kita ter#apai.
'alau sudah begitu, tahu sendiri kan risikonya5
Mahasis&a yang ingin berkontribusi tidak terlalu memikirkan hal-hal teknis yang akan dibebankan
padanya 9dalam hal ini berupa pilihan jurusan-. 8alaupun dia memiliki ke#enderungan yang
membuatnya merasa nyaman untuk berkontribusi di sana, andai !llah memberikan jalan lain, ia akan
meman*aatkannya sebaik-baiknya. .ingkatnya, apabila ia ditempatkan pada jurusan yang ia
sukai, alhamdulillah. 'alau tidak, ya alhamdulillah. Bumi !llah sangat luas untuk dijadikan tempat
berkontribusi.
(argetnya tidak terpatok pada batas kelulusan saja, lebih tinggi lagi. Yaitu apa yang akan dilakukan
setelah lulus Bahkan lebih tinggi dari itu.. sapa yang akan dilakukan setelah bekerja !pa yang akan
dilakukan setelah berkeluarga !pa yang akan diberikannya pada masyarakat !pa yang akan
diberikannya pada umat !pa yang akan diberikannya pada dunia
Mahasis&a seperti ini memahami, bah&a kuliah hanyalah se#uil usaha dari banyak jalan yang bisa
ditempuh untuk menuju kematangan. .ehingga ia selalu belajar..belajar..dan belajar Ia pun sadar,
bah&a ilmu yang diperolehnya tidak sertamerta menjadi miliknya saja. 0mat juga berhak
mengaksesnya. :leh karena itu setelah menuntut ilmu, ia tidak enggan atau lupa untuk
berkarya..berkarya..dan berkarya
Dan mahasis&a yang ingin berkontribusi, selalu belajar dan berkarya 'arena di jalan dak&ah mereka
kuliah.

Anda mungkin juga menyukai