Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZIMAKRO, STATUS GIZI, SERTA TINGKAT KEPUASAN


SISWA TERHADAP MUTU HIDANGAN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI
PONDOK PESANTREN ISLAMIYAH PADANG GARUGUR
KECAMATAN PADANG BOLAK KABUPATEN
PADANG LAWAS UTARA

Oleh :
SRI WAHYUNI HARAHAP
NIM. 131000222

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

 Kelompok usia remaja (10-18 tahun) sangat rentan


mengalami kekurangan zat gizimakro, seperti energi,
karbohidrat, lemak, dan protein. Angka prevalensi gizi kurang
yang sangat tinggi di Asia adalah akibat kekurangan zat
gizimakro yang kronis

 Asupan zat gizimakro zat gizi yang dibutuhkan dalam


jumlah besar. Masa remaja membutuhkan zat gizi yang lebih
besar jumlahnya. Bila konsumsi zat gizi tidak ditingkatakan
mungkin terjadi defesiensi sumber energi dapat
menyebabkan tumbuh langsing bahakan sampai kurus.
LATAR BELAKANG

 Asupan gizi anak remaja perlu diperhatikan


terutama mereka yang bersekolah dengan fasilitas
asrama karena tidak tinggal bersama orang tua.

 Menurut Mukrie, (1996) asupan zat gizi pada


siswa yang tinggal di asrama lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang tidak tinggal di
asrama. Beranjak dari hal tersebut, penting
dilakukan pengkajian tentang konsumsi siswa yang
tinggal di asrama serta sistem penyelenggaraan
makanan yang menyediakan makanan bagi siswa.
LATAR BELAKANG

 Insitusi makanan sekolah memperbaiki dan menjaga


status gizi anak sekolah, meningkatkan kehadiran di sekolah
(tidak sering sakit), memperbaiki prestasi akademik serta
merangsang, dan mendukung pendidikan gizi dalam
kurikulum.

 penelitian Sutyawan (2013) tingkat kesukaan siswa


terhadap mutu hidangan, sebagian besar siswa menilai
pada tingkatan cukup untuk keseluruhan menu yang
disediakan oleh asrama dari segi penilaian terhadap warna
(72.8%), aroma (68.8%), tekstur (71.0%), kesesuaian porsi
(70.8%), rasa (61.0%), dan suhu makanan (66.6%) .
LATAR BELAKANG

 Paramita (2011) yang melakukan penelitian di SD Marsuridini


daya terima siswa terhadap menu makanan yang disediakan oleh
sekolah cenderung baik walaupun persentase rata-rata preferensi
makanan siswa terhadap warna, aroma, rasa, tekstur porsi, dan
variasi makanan belum mencapai 50%.

 Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Asrina (2012) di


Asrama SMA Negeri 2 Tinggimoncong Sulawesi Selatan,
Responden pada umumnya menyatakan puas terhadap warna
makanan, bentuk makanan, tekstur nasi, tekstur lauk nabati
dan tekstur sayuran pada makan pagi dan siang. Namun untuk
makan malam, responden menyatakan kurang puas.
LATAR BELAKANG

Hasil survei awal di Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur Kec.


Padang Bolak Kab. Paluta

Penyelenggaraan makanan yang dilakukan tidak menggunakan


jasa catering tetapi dilakukan langsung oleh pihak sekolah.
Pendistribusian makananan pada siswa melalui pemberian makan pagi,
siang, dan malam. Biasanya siswa diberi makanan atau menu yang sama
untuk makan pagi dan makan siang, kemudian untuk makan malam
dengan menu yang berbeda.
siswa mengaku belum merasa puas dengan hidangan yang
diberikan oleh pihak pesantren terutama pada tekstur nasi dan porsi lauk
hewani yang terlalu kecil.
LATAR BELAKANG

Hasil survei awal terhadap 18 siswa

2 orang obesitas (11,11%)

6 orang kurus (33,33%)

4 orang sangat kurus (22,22%)

6 orang berat badannya normal (33,33%)

Hal ini diduga karena kecukupan asupan gizi dan tingkat


kepuasan terhadap mutu hidangan yang disediakan oleh pesantren tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa.
PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis, maka


permaslahan penelitian ini adalah siswa mengaku bahwa mereka
masih kurang puas dengan makanan yang disediakan dapur
pesantren, yaitu dari segi porsi yang terlalu kecil dan menu makanan
yang sering berulang, sehingga siswa lebih memilih makanan yang
ada di luar pesantren ataupun orang tua siswa membawa makanan
dari rumah setiap minggunya. Hal tersebut berdampak terhadap
asupan zat gizimakro dan status gizi siswa, karena ditemukan
beberapa siswa yang kurus bahkan sangat kurus.
Untuk mengetahuai gambaran
asupan zat gizimakro, status gizi, dan
tingkat kepuasan siswa terhadap mutu
TUJUAN UMUM hidangan pada penyelenggaraan makanan
di Pondok Pesantren Islamiyah Padang
Garugur Kecamatan Padang Bolak
Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2017.
TUJUAN KHUSUS

Mengetahaui jenis makanan yang dikonsumsi siswa Pondok Pesantren


Islamiyah Padanang Garugur Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang
Lawas Utara tahun 2017

Mengetahui sumbangan energi, karbohidrat, protein dan lemak makanan


yang diterima siswa Pondok Pesantren Islamiyah Padanang Garugur
Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2017.

Mengetahui status gizi siswa Pondok Pesantren Islamiyah Padanang


Garugur Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara tahun
2017.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan Makanan Sekolah
Pelaksanaan Penyelenggaraan Makanan Pesantren
Perencanaan Menu
Penghitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Persiapan dan Pengolahan Makanan
Pendistribusian Makanan
Susunan Hidangan
Cara Menilai Hidangan
Tingkat Kepuasan Terhadap Mutu Hidangan
Cita Rasa Makanan
2.5 Konsumsi Pangan
Asupan Zat Gizi
Kebutuhan gizi seimbang anak remaja
Energi
Karbohidrat
Protein
Lemak
Status Gizi
Masalah Gizi pada Remaja
Angka Kecukupan Gizi Remaja
KERANGKA KONSEP

Asupan Zat Gizimakro


- Energi
- Karbohidrat
- Lemak
- Protein

Status Gizi Siswa

Tingkat Kepuasan
Terhadap Mutu Hidangan
- Porsi
- Warna
- Tekstur
- Rasa
BAB III
METODE
PENELITIAN
JENIS Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain
PENELITIAN cross sectional (potong lintang)

Pesantren Islamiyah Padang Garugur Kecamatan


LOKASI Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara
PENELITIAN

WAKTU Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan


PENELITIAN November 2016 sampai bulan April 2017.
Seluruh siswa kelas VII-XII Pesantren
POPULASI Islamiyah Padang Garugur Kec. Padang
Bolak Kab. Paluta

SAMPEL

N = Ukuran
Populasi
n = Ukuran Sampel
d = Penyimpanan responden
statistic dari sampel
terhadap populasi,
ditetapkan sebesar 0,1
atau 10%.
Kemudian untuk menentukan jumlah sampel setiap kelas dilakukan secara
proportional Stratified Random Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
proporsi yang sama pada setiap kelas agar setiap siswa memiliki peluang yang
sama untuk dijadikan sampel sehingga mewakili setiap kelas. Digunakan rumus
sampel perkelas sebagai berikut:

Dimana :
Nh : besar sampel setiap
kelas
NH : besar populasi setiap
kelas
n : total sampel
N : total populasi

Selanjutnya pengambilan sampel di setiap kelas dilakukan dengan simple


random sampling.
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

VIIA 36 9
VIIB 43 10
VIIIA 29 7
VIIIB 31 8
IXA 23 6
IXB 29 7
X 40 10
XI 39 10
XII 37 9
Jumlah 307 76

Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel secara acak pada masing-masing


kelompok populasi (berdasarkan kelas) dipilih secara acak sederhana dengan
menggunakan absen.
METOE PENGUMPULAN DATA

Didapat dengan melakukan wawancara langsung


kepada responden menggunakan kuesioner , form food
Data primer recall 24 jam, Status gizi siswa diperoleh dengan
menimbang berat badan menggunakan timbangan injak
dan tinggi badan diukur menggunakan microtoise

Diperoleh dari pihak Pesantren untuk mendapatkan


informasi tentang jumlah siswa dan Jumlah kelas untuk
Data sekunder dijadikan sampel penelitian serta gambaran umum
Penyelenggaraan makanan Pesantren Islamiyah Padang
Garugur Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang
Lawas Utara.
DEFINISI OPERASIONAL

Asupan zat gizi makro adalah jumlah energi, karbohidrat, protein, lemak,
yang dikonsumsi oleh siswa diperoleh dari makanan dan minuman selama
sehari yang disesuaikan dengan Angka kecukupan Gizi (AKG) 2013.

Status gizi adalah keadaan atau penampilan siswa yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan dan pengeluaran zat gizi dan diukur menurut
Indeks Massa Tubuh (IMT) sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing.

Tingakat kepuasan adalah tanggapan emosional siswa terhadap kualitas


(warna, tekstur dan rasa), dan kuantitas (besar porsi) makanan yang
disajikan oleh pesantren.
ASPEK PENGUKURAN

Asupan Zat Gizimakro

diukur menggunakan metode food recall 24 jam sebanyak 2 kali pengukuran


kemudian dihitung menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
dengan rumus:

1. Lebih : >110% AKG


2. Baik : 80-110% AKG
3. Kurang : <80% AKG
Lanjutan……….. Tingkat Kepuasan

tingkat kepuasan responden terhadap mutu hidangan pada


penyelenggaraan makanan yang meliputi porsi, warna, tekstur, dan rasa
makanan diukur dengan indikator puas (1), dan tidak puas (1).

1. Kategori puas adalah apabila responden mendapat nilai ≥


50% dari total skor jawaban yang benar.

2. Kategori tidak puas adalah apabila responden mendapat


nilai <50%
Lanjutan………..

Status Gizi

Status gizi diukur menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus yang


diolah dari data berat badan, tinggi badan, dan umur
kemudian hasil IMT/U tersebut disesuaikan menggunakan
Standar Antropometri.
Editing
PENGOLAHAN Coding
DATA Data Entry

 Analisa data yang dilakukan adalah analisa


data deskriptif. Masing-masing variabel yaitu
variabel independen (asupan zat gizimakro dan
tingkat kepuasan siswa terhadap mutu
hidangan) dan variabel dependen (status gizi
ANALISIS
siswa) disajikan dalam bentuk tabel kemudian
DATA dianalisa menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan tabulasi silang. Kemudian
melihat hubungan asupan zat gizi makro
dengan status gizi dan hubungan tingkat
kepuasan dengan asupan zat gizi makro
dijelaskan berdasarkan tujuan penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur
terletak di Desa Padang Garugur Kecamtan
Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara,
dengan luas ± 20.000 m2.
Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur
merupakan salah satu Pesantren di Kecamatan
Gambaran
Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara
Umum yang menyelenggarakan makanan selama
Lokasi pendidikan. Penyelenggaraan makanan yang
Penelitian dilakukan tidak menggunakan jasa catering
tetapi dilakukan langsung oleh pihak sekolah.
Penyelenggraaan makan dilakukan mulai dari
perencanana menu, penghitungan kebutuhan
bahan makanan, pemesanan dan pembelian
bahan makanan, persiapan dan pengolahan
makanan, serta pendistribusian makanan.
Sumber dana pembelian bahan makanan ialah
dari pembayaran SPP siswa. Penyusunan menu
dilakukan oleh kepala dapur dan berkoordinasi
dengan bagian keuangan.
4.2 Gambaran Jenis Kelamin dan Umur Siswa

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Umur Siswa di Pesantren
Islamiyah Padang Garugur 2017

Jenis Umur Responden Total

Kelamin 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

n % n % n % n % n % n % n %

Perempuan 15 32,6 6 13,0 6 13,0 6 13,0 12 26,0 1 6,5 46 100

Laki-laki 9 30 6 20 4 13,3 5 16,6 4 13,3 2 3,3 30 100


4.3 Status Gizi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Siswa di Pondok Pondok Islamiyah Padang Garugur

No Status Gizi n %

1 Sangat Kurus 10 13,2

2 Kurus 28 36,8

3 Normal 36 47,4

4 Gemuk 2 2,6

Total 76 100,0
4.4 Asupan Zat Gizi Makro

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Asupan Energi Siswa di Pondok Pesantren


Islamiyah Padang Garugur

No Asupan Energi n %

1 Kurang 46 60,5

2 Baik 27 35,5

3 Lebih 3 3,9

Total 76 100,0
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat Siswa di Pondok
Pesantren Islamiyah Padang Garugur

No Asupan Karbohidrat n %

1 Kurang 27 35,5

2 Baik 47 61,8

3 Lebih 2 2,6

Total 76 100,0
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Asupan Protein Siswa di Pondok Pesantren
Islamiyah Padang Garugur

No Asupan Protein n %

1 Kurang 42 55,3

2 Baik 32 42,1

3 Lebih 2 2,6

Total 76 100,0
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Asupan Lemak Siswa di Pondok Pesantren
Islamiyah Padang Garugur

No Asupan Lemak n %

1 Kurang 45 59,2

2 Baik 31 40,8

3 Lebih 0 0,0

Total 76 100,0
4.5 Tingkat Kepuasan terhadap Mutu Hidangan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Besar Porsi
Hidangan di Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur

No Tingkat Nasi Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur

Kepuasan n % n % n % n %

1 Puas 70 92,1 31 40,8 30 39,5 34 44,7

2 Tidak Puas 6 7,9 45 59,2 46 60,5 42 55,3

Total 76 100,0 76 100,0 76 100,0 76 100,0

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Warna Hidangan
di Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur

No Tingkat Kepuasan Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur

n % n % n %

1 Puas 51 67,1 44 57,9 62 81,6

2 Tidak Puas 25 32,9 32 42,1 14 14,4

Total 76 100,0 76 100,0 76 100,0


Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Tekstur Hidangan
di Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur

No Tingkat Nasi Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur

Kepuasan n % n % n % n %

1 Puas 65 85,5 61 80,3 56 73,7 61 80,3

2 Tidak Puas 11 14,5 15 19,7 20 26,3 15 19,7

Total 76 100,0 76 100,0 76 100,0 76 100,0


Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Rasa Hidangan
di Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur

No Tingkat Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur

Kepuasan n % n % n %

1 Puas 64 84,2 50 65,8 57 75,0

2 Tidak Puas 12 15,8 26 34,2 19 25,0

Total 76 100,0 76 100,0 76 100,0


Tabel 4.11 Tabulasi Silang Asupan Zat Gizi Berdasarkan Status Gizi Siswa

Asupan zat Status Gizi p

Gizi Sangat kurus Kurus Normal+Gemuk Obesitas Total

n % n % n % n % n %

Energi

kurang 4 8,6 21 45,6 21 45,6 0 0,0 46 100 0,974

Baik+lebih 6 20,0 7 23,3 17 56,6 0 0,0 30 100

Karbohidrat

kurang 4 14,8 15 55,5 8 29,6 0 0,0 27 100 0,062

Baik+lebih 6 12,2 13 26,5 30 61,2 0 0,0 49 100

Protein

kurang 5 11,9 16 38,0 21 50,0 0 0,0 42 100 0,063

Baik+lebih 5 14,7 12 35,2 17 50,0 0 0,0 34 100

Lemak

kurang 8 17,7 18 40,0 19 42,2 0 0,0 45 100 0,517

Baik 2 6,4 10 32,2 19 61,2 0 0,0 31 100


Tabel 4.12 Tabulasi Silang Tingkat Kepuasan terhadap
Mutu Hidangan Berdasarkan Asupan Energi
Tingkat Kepuasan Asupan Energi p

Kurang Baik+Lebih Total

n % n % n %

Besar Porsi Nasi

Tidak Puas 6 100,0 0 0,0 6 100 0,076

Puas 40 57,1 30 42,8 70 100

Besar Lauk Hewani

Tidak Puas 29 64,4 16 35,5 45 100 0,546

Puas 17 54,8 14 45,1 31 100

Besar Porsi Lauk Nabati

Tidak Puas 27 58,6 19 41,3 46 100 0,870

Puas 19 63,3 11 36,6 30 100

Besar Porsi Sayur

Tidak Puas 26 61,9 16 38,0 42 100 0,970

Puas 20 58,8 14 41,1 34 100


Tabel 4.13 Tabulasi Silang Tingkat Kepuasan terhadap
Mutu Hidangan Berdasarkan Asupan Karbohidrat

Tingkat Kepuasan Asupan p

Karbohidrat

Kurang Baik+Lebih Total

n % n % n %

Besar Porsi Nasi

Tidak Puas 4 66,6 2 33,3 6 100 0,178

Puas 23 32,8 47 67,1 70 100

Besar Lauk Hewani

Tidak Puas 15 33,3 30 66,6 45 100 0,812

Puas 12 38,7 19 61,2 31 100

Besar Porsi Lauk Nabati

Tidak Puas 14 30,4 32 69,5 46 100 0,366

Puas 13 43,3 17 56,6 30 100

Besar Porsi Sayur

Tidak Puas 16 38,0 26 61,9 42 100 0,780


Tabel 4.14 Tabulasi Silang Tingkat Kepuasan terhadap
Mutu Hidangan Berdasarkan Asupan Protein
Tingkat Kepuasan Asupan Protein p

Kurang Baik+Lebih Total

n % n % n %

Besar Porsi Nasi

Tidak Puas 4 66,6 2 33,3 6 100 0,686

Puas 38 54,2 32 45,7 70 100

Besar Lauk Hewani

Tidak Puas 23 51,1 22 48,8 45 100 0,521

Puas 19 61,2 12 38,7 31 100

Besar Porsi Lauk Nabati

Tidak Puas 23 50,0 23 50,0 46 100 0,365

Puas 19 63,3 11 36,6 30 100

Besar Porsi Sayur

Tidak Puas 25 59,5 17 40,4 42 100 0,550

Puas 17 50,0 17 50,0 34 100


Tabel 4.15 Tabulasi Silang Tingkat Kepuasan terhadap
Mutu Hidangan Berdasarkan Asupan Lemak

Tingkat Kepuasan Asupan Lemak p

Kurang Baik Total

n % n % n %

Besar Porsi Nasi

Tidak Puas 5 83,3 1 16,6 6 100 0,391

Puas 40 57,1 30 42,8 70 100

Besar Lauk Hewani

Tidak Puas 25 55,5 20 44,4 45 100 0,587

Puas 20 64,5 11 35,4 31 100

Besar Porsi Lauk Nabati

Tidak Puas 23 50,0 23 50,0 46 100 0,74

Puas 22 73,3 8 26,6 30 100

Besar Porsi Sayur

Tidak Puas 26 61,9 16 38,0 42 100 0,767


BAB V
PEMBAHASAN
Hasil: hanya 47,4% yang berstatus gizi normal,
5.1 Status Gizi Siswa selebihnya siswa berada pada status gizi sangat
kurus 13,2%, kurus 36,8%, dan 2,6% gemuk
Muchlisa (2013): 10,6% sangat kurus, 22,5% kurus,
61,2% normal dan, 1,9% gemuk.

Kurang dari batas tingkat konsumsi : energi yaitu sebanyak


46 orang (60,5%), karbohidrat kategori kurang 27 orang
(35,5%), protein kurang yaitu 42 orang (55,3%),dan
asupan lemak yaitu sebanyak 45 orang (59,2%). untuk
memastikan kecukupan gizi remaja perlu dilakukan
5.2 Asupan zat pengaturan makanan yang bergizi baik, seimbang dan
Gizi Makro beraneka ragam jenis. karena apa yang biasa mereka
makan akan berdampak pada usia dewasanya nanti
seperti penyakit kurang energi kronik, kekurangan
kalsium, maupun obesitas, akan berdampak pada penyakit
degeneratif. (Mann & Truswell, 2012).
5.1 tingkat kepuasan
iswa

• tingkat kepuasan siswa terhadap mutu hidangan sebagian besar berada


pada kategori puas dengan persentase masing-masing 100%, kecuali
pada porsi lauk hewani, lauk nabati, dan sayur siswa lebih banyak merasa
tidak puas yaitu 59,2%, 60,5%, dan 55,3 %. Porsi yang terlalu kecil
menjadi alasan utama siswa menjadi tidak merasa puas terhadap porsi
makanan yang disediakan oleh pesantren.
•Fatimah (2008). menyatakan besar porsi hidangan yang tidak sesuai
terutama pada hidangan lauk hewani (48,5%), sayur (48,5%) dan buah
(72,7%), sedangkan taruna yang menyatakan besar porsi hidangan telah
sesuai adalah penilaian terhadap hidangan nasi (81,8%) dan lauk nabati
(66,7%).
5.4. Asupan Zat Gizi Makro Berdasarkan Status Gizi

•Sebgian besar asupan zat gizi makro siswa kurang, kemudian status gizi siswa
sebagian besar kurus dan normal. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang berstatus
gizi normal beresiko untuk mengalami status gizi kurus.

• Tidak ada hubungan bermakna antara asupan zat gizi makro dengan status gizi
siswa. kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi, seperti
sanitasi lingkungan sehat secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan siswa yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi kondisi status gizi siswa. Berdasarkan penelitian
Hidayat dan Fuada (2012), menunjukkan adanya hubungan antara sanitasi lingkungan
dengan status gizi.

Waruis,dkk (2015) tidak terdapat hubungan antara asupan energi, karbohidrat,


protein, dan lemek dengan status gizi IMT/U pada pelajar di SMP Negeri 13 Manado.
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan
dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi
kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi.
5.5. Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Mutu Hidangan Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Makro

• Pada umumnya tingkat kepuasan siswa termasuk dalam kategori puas kecuali pada
porsi lauk hewani, lauk nabati, dan sayur siswa lebih banyak menyatakan tidak puas,
namun asupan zat gizi makro siswa lebih banyak pada kategori kurang dan baik. Hal
ini menunjukkan bahwa apabila tingkat kepuasan siswa rendah maka ia akan
memiliki peluang untuk berada pada kategori tingkat asupan zat gizi kurang.
•Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kepuasan dengan asupan
zat gizi makro siswa.

•Sama halnya dengan penelitian Amelia (2013). didapatkan hasil bahwa asupan santri
puteri tergolong kurang. Hal ini kemungkinan terjadi karena tidak sesuainya porsi
makanan yang disediakan pihak Yayasan dalam hal ini pihak penyelenggaraan
makanan.

•Yani (2013). bahwa tingkat kepuasan responden cukup tinggi, lebih dari 70%
responden menyatakan cukup puas terhadap penampilan makanan utamanya untuk
warna dan tekstur makanan, juga terhadap rasa dan aroma makanan. Namun masih
cukup tinggi tingkat ketidakpuasan pada porsi dan suhu makanan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Status gizi siswa Pondok Pesantren Islamiyah Padang Garugur lebih banyak
berada pada kategori normal sebanyak 47,4%, kurus 36,8%, sangat kurus
13,2%, dan gemuk 2,6%.

2. Asupan energi 60,5%, karbohidrat lebih banyak pada kategori baik yaitu
sebanyak 61,8%, asupan protein siswa lebih banyak pada kategori kurang yaitu
sebanyak 55,3%, dan yang terkhir adalah asupan lemak lebih banyak berada
pada kategori kurang yaitu sebanyak 59,2%.

1. Tingkat kepuasan terhadap mutu hidangan pada umumnya siswa menyatakan


puas terhadap porsi nasi, warna, tekstur dan rasa makanan, namun masih
cukup tinggi persentase ketidak puasan siswa terhadap porsi, warna tekstur
dan rasa makanan. Kemudian tingkat kepuasan siswa terhadap porsi lauk
hewani, lauk nabati, dan sayur lebih banyak menyatakan tidak puas yaitu
masing-masing 59,2%, 60,5%, dan 55,3%.
6.2 Saran

1. Pihak sekolah diharapkan agar meningkatkan kualitas makanan di Pondok


Pesantren Islamiyah Padang Garugur Kecamatan Padang Bolak Kabupaten
Padang Lawas Utara khususnya porsi dan variasi makanan yang disajikan
kepada siswa agar asupan zat gizi siswa terpenuhi.

2. Petugas kesehatan diharapkan melakukan pendampingan dengan memberikan


penyuluhan bagi siswa tentang asupan zat gizi yang seimbang sehingga status gizi
mereka juga berada dalam kategori normal.

3. Kemudian disarankan juga kepada pihak sekolah agar menambahkan menu buah
pada siklus menu yang ditetapkan di sekolah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai