Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

”CEKATAN (CERMATI TUMBUH KEMBANG ANAK) “


DI KELURAHAN KENJERAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA

Oleh :
1. Khairun Nisa’ Dewi Nur R
2. Uswatun Hasanah
3. Virna Safira Puspaningtyas
4. Aizah Ari Setyana Yuli
5. Anggreini Wahyu Prastika
6. Lilik Anggraini
7. Riza Nuria Ulfa
8. Sopiatun Nadariah
9. Anggraeni Puspita Dewi
10. Faqihati Husna
11. Ni Made Widiani Utami

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SAP (Satuan Acara Penyuluhan ) “CEKATAN (Cermati Tumbuh Kembang Anak)


di Kelurahan Kenjeran Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya” yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 28 September 2017

Telah disahkan oleh tim pembimbing pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Woro Setia Ningtyas, S.Keb., Bd., M. Kes Ika Sri Rahayu, Amd. Keb
NIP. 19860317 201608 7 201 NIP. 19820313 200801 2 005

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Cermati Tumbuh Kembang Anak
Tempat : Kelurahan Kenjeran
Sasaran : Perwakilan kader posyandu di Kelurahan Kenjeran wilayah kerja
Puskesmas Kenjeran Surabaya. Sebanyak 11 orang.
Hari/Tanggal : Kamis / 28 September 2017
Alokasi waktu : 60 menit

I. LATAR BELAKANG
Masa balita adalah masa keemasan (golden period) yaitu masa
puncak pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan tidak dapat diulang lagi. Berbeda dengan otak
orang dewasa, otak balita (bawah 5 tahun) lebih plastis. Plastisitas otak
pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya
otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya, lingkungan yang
tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi
dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Pembinaan tumbuh Kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis
tersebut diatas, melakukan stimulasi merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara, dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur
anak. Melakukan Deteksi Dini penyimpangan tumbuh Kembang artinya
melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang
tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Melakukan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembang
normal atau penyimpangan tidak semakin berat, apabila balita perlu
dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan
indikasi.
II. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang cekatan,
diharapkan perwakilan kader posyandu di Kelurahan Kenjeran wilayah
kerja Pusekesmas Kenjeran Surabaya mengetahui tentang tumbuh
kembang anak, dapat mengaplikasikan SDIDTK dan pengisian formulir
DDTK.
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat :
1. Mengetahui pengertian SDIDTK
2. Mengetahui stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah
3. Mengetahui deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Mengetahui intervensi dan rujukan dini penyimpangan tumbuh
kembang anak
5. Mengetahui deteksi penyimpangan perkembangan dengan KPSP
6. Mengaplikasikan form KPSP sesuai dengan contoh kasus.
IV. POKOK BAHASAN
1. Pengertian SDIDTK
2. Stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah
3. Deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Intervensi dan rujukan dini penyimpangan tumbuh kembang anak
5. Deteksi penyimpangan perkembangan dengan KPSP
6. Mengaplikasikan form KPSP sesuai dengan contoh kasus.
V. METODE
Ceramah, Tanya jawab, Pre-test dan Post-test
VI. MEDIA
Power point, Leaflet dan lembar form Score Denver, KMS, DDTK dan
KPSP

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


Tahap Kegiatanfasilitator KegiatanPeserta Media dan
Alat
Pendahuluan 1. Memberikan salam 1. Menyambut salam .
2. Perkenalan dan kontrak waktu
(5 menit) 2. Mendengarkan
3. Menyampikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan ruang lingkup materi yang 3. Memperhatikan dan
akan disampaikan dan metode yang akan aktif
digunakan. mengemukakan
5. Memotivasi peserta dengan menekankan
pendapat.
pentingnya materi ini untuk dipahami
6. Memberikan Soal pretest
Inti 1. 1. Peserta Metode:
(45 menit) memperhatikan Ceramah,
Menggali pengalaman yang berhubungan penjelasan yang Tanya
dengan balita paripurna dan tumbuh dilakukan oleh jawab,
kembang anak penyaji FGD
2. 2. Peserta aktif
Menyajikan materi dengan pokok bahasan: bertanya, menjawab
Media:
 Pengertian dan syarat balita paripurna
dan mengemukakan
 Pengertian SDIDTK LCD
 Stimulasi tumbuh kembang balita dan pendapat
Leaflet
anak pra sekolah Buku
 Deteksi dini tumbuh kembang anak
 Intervensi dan rujukan dini panduan

penyimpangan tumbuh kembang SDIDTK

anak
 Deteksi penyimpangan perkembangan
dengan KPSP
 Mengaplikasikan form KPSP sesuai
dengan contoh kasus.
3.
Tanya jawab
4.
Memberikan evaluasi kepada peserta (soal
post test)
Penutup 1. Menyimpulkan materi secara 1. Memperhatikan
2. Menjawab salam
(10Menit) keseluruhan.
2. Salam penutup

VIII. PENGORGANISASIAN
1. Tugas Panitia
a. Moderator
1. Membuka acara
2. Membacakan susunan acara
3. Mengendalikan acara sesuai dengan jadwal
4. Menutup acara
b. Penyaji
Menyajikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
c. Fasilitator
Memfasilitasi jalannya penyuluhan
d. Observer
1. Mengevaluasi pelaksanaan peserta
2. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan
e. Perlengkapan
Mempersiapkan sarana
f. Pembimbing
Memberikan bimbingan kepada mahasiswa sehingga acara
penyuluhan berlangsung lancar
2. Pengorganisasian
1. Moderator : Khairun Nisa
2. Penyaji : Anggraeni Puspita Dewi, Virna Safira
3. Fasilitator : Aizah Ari Setyana Y, Sopiatun Nadariah,
Uswatun Hasanah, Anggreini Wahyu P
4. Observer : Lilik Anggaini, Riza Nuria U
5. Perlengkapan : Ni Made Widiani Utami, Faqihati Husna
6. Pembimbing klinik : Ika Sri Rahayu, Amd. Keb
7. Pembimbing pendidikan : Woro Setia Ningtyas, S.Keb., Bd. M.Kes

IX. EVALUASI
Struktur:
1. Semua anggota tim bertanggungjawab terhadap
tugasnya
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan media : leaflet, power point dan lembar
form Score Denver, KMS, DDTK dan KPSP
4. Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
5. Peserta hadir di tempat penyuluhan
Proses:
a. Pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
b. Tersedia sarana dan prasarana pendukung kegiatan
c. Peserta diharapkan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar
Hasil:
a. Peserta yang hadir minimal 7 orang
b. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang materi
sesuai dengan penyuluhan yang diajukan setelah penyuluhan

X. DAFTAR PERTANYAAN (Pre-test dan Post-test)


1 Apa syarat yang dibutuhkan untuk menjadi balita paripurna ?
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 6 kali setahun yang
tercatat dalam buku KIA/KMS
b. Pemberian Vitamin A dosisi tinggi (200.00 IU) 1x dalam setahun
c. SDIDTK minimal 2 kali dalam setahun
d. SDIDTK minimal 1 kali dalam setahun
2 Apa kepanjangan dari SDIDTK?
a. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
b. Stimulasi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak
c. Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
d. Stimulasi Tumbuh kembang Anak

3. Apa saja macam-macam stimulasi yang dapat merangsang kemampuan


dasar anak ?
a. Kemampuan Gerak Kasar, Kemampuan Gerak Halus,
Kemampuan berbicara dan bahasa, kemampuan bersosialisasi
dan kemandirian
b. Kemampuan Gerak Kasar, Kemampuan Gerak Halus, Kemampuan
berbicara dan bahasa
c. Kemampuan berbicara dan bahasa, dan kemampuan bersosialisasi
dan kemandirian
d. Kemampuan Gerak Kasar dan Gerak Halus

4. Sebutkan alat apa saja yang digunakan untuk mengukur penyimpangan


perkembangan pada anak ?
a. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) saja
b. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP), Tes Daya Dengar
(TDD)
c. Kuisioner pra skrining perkembangan (KPSP) dan Tes daya lihat
(TDL)
d. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP), Tes Daya
Dengar (TDD), dan Tes Daya Lihat (TDL)
5. Apa kepanjangan dari KPSP ?
a.Kuisioner Pra Skrining Perkembangan
b.Kuisioner Skrining Perkembangan
c.Kuisioner Pra Perkembangan
d.Kuisioner Perkembangan
6. Anak Andi umur 24 bulan datang ke posyandu diantar oleh ibunya untuk
memeriksakan perkembangannya. Formulir KPSP yang paling tepat
digunakan dalah umur (bulan)?
a. 24
b. 30
c. 36
d. 42
7. Hasil deteksi dini perkembangan Anak Andi menggunakan KPSP, terdapat
jawaban ‘Ya’ sebanyak 9. Bagaimana kesimpulan perkembangan Anak
Andi ?
a. Sesuai (S)
b. Meragukan (M)
c. Penyimpangan (P)
d. Tidak dapat dinilai

MATERI

A. Pengertian Balita Paripurna


Program pelayanan kesehatan balita paripurna merupakan upaya
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Balita (AKABA) oleh
pemerintah yang tercantum dalam rancangan Child Survival (CS) sejak
tahun 1985. Pelayanan kesehatan anak balita adalah jumlah anak balita
(12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi ;
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang
tercatat dalam buku KIA/KMS
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS. ( Lestyoningrum, 2014)

B. Pengertian Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang


(SDIDTK)
SDIDTK merupakan pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 6 tahun pertama
kehidupan dengan kemitraan antara keluarga (orangtua, pengasuh anak dan
anggota keluarga laiinya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi)dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah.
Tujuan dari kegiatan stimulasi dan intervensi dini adalah agar
semua balita 0-5 tahun dan anakprasekolah 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga
bergunabagi nusa dan bangsa,melalui kegiatan stimulasi dan intervensi
dini. Sasaran langsung stimulasi,deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang adalah semua anak umur 0-6 tahun yang ada di wilayah
kerja puskesmas.

C. Jadwal Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Adapun Jadwal kegiatan dan jenis deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan adalah
setiap 3 bulan pada saat berumur kurang dari 24 bulan dan setiap bulan pada
saat umur 24 sampai 72 bulan. jadwalkegiatan sebagai berikut :
Jenis Skrining/ Deteksi Dini penyimpangan Tumbuh Kembang

Umur Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan Deteksi Dini penyimpangan

Anak Penyimpangan Perkembangan Mental Emosional


Pertumbuhan
BB/TB LK KPSP TDL TDD KMME CHAT GPPH

0 bulan  

3 bulan    

6 bulan    

9 bulan    

12 bulan    

15 bulan  

18 bulan     

21 bulan   

24 bulan     

30 bulan    

36 bulan        

42 bulan      

48 bulan       

54 bulan      

60 bulan       

66 bulan      

72 bulan       

Keterangan :
BB/ TB : Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH : Gangguan Perhatian dan Hiper Aktifvitas
Aspek-Aspek Perkembangan yang dipantau :
1. Kemampuan Gerak Kasar (GK) atau Motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot – otot besar seperti duduk, berdiri, dsb.
2. Kemampuan Gerak Halus (GH) atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian bagian tubuh tertentu dan di lakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mangamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
3. Kemampuan berbicara dan bahasa adalah aspek yang bearhubungan
dengan kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.
4. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan selesai bermain, berpisah dengan ibu/atau
pengasuh anak, bersosialisasi dan ber interaksi dengan lingkungannya
dsb.
D. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Stimulasi tumbuh kembang adalah kegiatan merangsang kemampuan
dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak
dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota
keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan stimulasi ini
bertujuan untuk mendeteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
perkembangan, gangguan mental emosional, autism, hiperaktivitas dan
gangguan pemusatanperhatian pada anak.
Kemampuan anak yang dirangsang dengan stimulasi adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Prinsip dasar
stimulasi adalah sebagai berikut :
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan
kasih sayang
2. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompokumur
3. Lakukan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan
dasar anak.
4. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki
dan perempuan
5. Anak selalu diberi pujian

E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/
masalah tumbuh kembag ana, maka intervensi akan mudah dilakukan.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu
penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-masing
penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.
Jenis dan Cara Deteksi Dini Tumbuh Kembang sebagai berikut :
 Deteksi Penyimpangan Pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui status gizi
(baik/kurang/lebih/buruk) dan lingkar kepala (normal, mikrosefali dan
makrosefali).

1. Pengukuran Berat Badan


Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk.
2. Pengukuran Lingkar Kepala
Anak (LKA)
Untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau
diluar batas normal
 Deteksi Penyimpangan Perkembangan, yaitu untuk mendeteksi
keterlambatan perkembangan yang dapat dilakukan dengan:
1) Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
2) Tes Daya Dengar (TDD)
Untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar
dan bicara anak.
3) Tes Daya Lihat (TDL)
Untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat
dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.
 Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk menemukan
gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional
terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
1. Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah.
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah
2. Deteksi dini autis pada anak pra sekolah.
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur
18 bulan sampai 36 bulan.

F. Intervensi dan Rujukan Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak.


Intervensi adalah tindakan tertentu pada anak untuk mengatasi
perkembangan kemampuannya yang menyimpang karena tidak sesuai dengan
umurnya. Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi
kemandirian anak. Tuuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah
untuk mengkoreksi,memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan
perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensinya. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang anak
dilakukan secara berjenjang, sebagai berikut :
1) Tingkat keluarga dan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat ( orangtua, anggota keluarga laiinya, kader)
dianjurkan untuk membawa anaknya ke tenaga kesehatan di Puskesmas
dan jaringan atau Rumah Sakit
2) Tingkat puskesmas dan jaringannya
- Pada rujukan dini,bidan dan perawat di posyandu,polindes,pustu,
puskesling melakukan tindakan intervensi dan penyimpangan tumbuh
kembang sesuia pedoman
- Bilakasus tersebut butuh penanganan lebih lanjut, maka dilakukan
rujukan ke tim medis di puskesmas.
3) Tingkat Rumah sakiit rujukan
Bila kasus penyimpangan tidak dapat ditangani dipuskesmas
makadirujukke rumah sakit kabupaten (tingkat rujukan prmer) yang
mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak
G. Deteksi Penyimpangan Perkembangan menggunakan KPSP.
 Tujuan screening menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahuiperkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
 Jadwal Screening KPSP rutin adalah pada umur
3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Apabilaorangtua
datang dengan kelhuan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang,
sedangkan umur anak bukan umur screening makapemeriksaan
menggunakan KPSP untukumur screening terdekat – yang lebih muda.
 Alat/ instrumen yang digunakan adalah :
- Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan
tentang perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur
0-72 bulan
- Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
 Cara menggunakan KPSP
1. Pada waktu
pemeriksaan,anak harus dibawa
2. Tentukan umur anak dengan
menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih
16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila
umur bayi 3 bulan 15 hari,dibulatkan menjadi 3 bulan.
8. Setelah menentukan umur anak,pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
9. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan,yaitu :
- Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh
“Dapatkah bayi makan kuesendiri?”
- Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.Contoh :” Pada posisi
bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
11. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban yaitu Ya/Tidak. Catat jawaban pada
formulir
12. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/ pengasuh anak
menjawab pertanyaan terlebih dahulu.
13. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
 Interpretasi hasil KPSP :
- Hitunglah berapa jawaban Ya
1. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab :
anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
2. Jawaban Tidak, bila ibu/ pengasuh anak menjawab :
anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh
anak tidak tahu.
- Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
perkembangannya (S).
- Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
- Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
(P)
 Intervensi hasil KPSP
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut
:
- Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh nakanya dengan baik.
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahapperkembangan anak.
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin,sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan
di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan
Bina Keluarga Balita (BKG). Jika anak sudah memasuki usia
prasekolah (36-72 bulan),anak dapat diikutkan pada kegiatan di
Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),kelompok bermain dan
taman kanak-kanak.
- Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3
bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
2. Bila perkembangan anakmeragukan (M),lakukan tindakan berikut :
- Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi,setiap saat dan sesering mungkin.
- Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
- Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ atau tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P)
3. Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan
(P),lakukan tindakan berikut : Rujukan ke rumah sakit dengan
menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak
kasar, gerak halus,bicara &bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
DAFTAR PUSTAKA:
Depkes RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Depkes RI.

Depkes RI. 2010. Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Diakses dari www.depkes.go.id pada 22-09-2017 pk. 17.09 WIB.

Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta


:Salemba Medika: Jakarta

Lestyoningrum, Setya. 2014.” Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Balita


Paripurna Di Kota Malang”.JurnalAdministrasi Kesehatan Indonesia Vol.
2 No. 2.138-140

Maritalia, Dewi. 2009. Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk) Balita Dan Anak Pra Sekolah
Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC.

Suherman. 2000. Buku saku perkembangan anak. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai