Oleh :
1. Khairun Nisa’ Dewi Nur R
2. Uswatun Hasanah
3. Virna Safira Puspaningtyas
4. Aizah Ari Setyana Yuli
5. Anggreini Wahyu Prastika
6. Lilik Anggraini
7. Riza Nuria Ulfa
8. Sopiatun Nadariah
9. Anggraeni Puspita Dewi
10. Faqihati Husna
11. Ni Made Widiani Utami
Hari :
Tanggal :
Woro Setia Ningtyas, S.Keb., Bd., M. Kes Ika Sri Rahayu, Amd. Keb
NIP. 19860317 201608 7 201 NIP. 19820313 200801 2 005
I. LATAR BELAKANG
Masa balita adalah masa keemasan (golden period) yaitu masa
puncak pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan tidak dapat diulang lagi. Berbeda dengan otak
orang dewasa, otak balita (bawah 5 tahun) lebih plastis. Plastisitas otak
pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya
otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya, lingkungan yang
tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi
dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Pembinaan tumbuh Kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis
tersebut diatas, melakukan stimulasi merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara, dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur
anak. Melakukan Deteksi Dini penyimpangan tumbuh Kembang artinya
melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang
tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Melakukan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembang
normal atau penyimpangan tidak semakin berat, apabila balita perlu
dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan
indikasi.
II. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang cekatan,
diharapkan perwakilan kader posyandu di Kelurahan Kenjeran wilayah
kerja Pusekesmas Kenjeran Surabaya mengetahui tentang tumbuh
kembang anak, dapat mengaplikasikan SDIDTK dan pengisian formulir
DDTK.
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat :
1. Mengetahui pengertian SDIDTK
2. Mengetahui stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah
3. Mengetahui deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Mengetahui intervensi dan rujukan dini penyimpangan tumbuh
kembang anak
5. Mengetahui deteksi penyimpangan perkembangan dengan KPSP
6. Mengaplikasikan form KPSP sesuai dengan contoh kasus.
IV. POKOK BAHASAN
1. Pengertian SDIDTK
2. Stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah
3. Deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Intervensi dan rujukan dini penyimpangan tumbuh kembang anak
5. Deteksi penyimpangan perkembangan dengan KPSP
6. Mengaplikasikan form KPSP sesuai dengan contoh kasus.
V. METODE
Ceramah, Tanya jawab, Pre-test dan Post-test
VI. MEDIA
Power point, Leaflet dan lembar form Score Denver, KMS, DDTK dan
KPSP
anak
Deteksi penyimpangan perkembangan
dengan KPSP
Mengaplikasikan form KPSP sesuai
dengan contoh kasus.
3.
Tanya jawab
4.
Memberikan evaluasi kepada peserta (soal
post test)
Penutup 1. Menyimpulkan materi secara 1. Memperhatikan
2. Menjawab salam
(10Menit) keseluruhan.
2. Salam penutup
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Tugas Panitia
a. Moderator
1. Membuka acara
2. Membacakan susunan acara
3. Mengendalikan acara sesuai dengan jadwal
4. Menutup acara
b. Penyaji
Menyajikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
c. Fasilitator
Memfasilitasi jalannya penyuluhan
d. Observer
1. Mengevaluasi pelaksanaan peserta
2. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan
e. Perlengkapan
Mempersiapkan sarana
f. Pembimbing
Memberikan bimbingan kepada mahasiswa sehingga acara
penyuluhan berlangsung lancar
2. Pengorganisasian
1. Moderator : Khairun Nisa
2. Penyaji : Anggraeni Puspita Dewi, Virna Safira
3. Fasilitator : Aizah Ari Setyana Y, Sopiatun Nadariah,
Uswatun Hasanah, Anggreini Wahyu P
4. Observer : Lilik Anggaini, Riza Nuria U
5. Perlengkapan : Ni Made Widiani Utami, Faqihati Husna
6. Pembimbing klinik : Ika Sri Rahayu, Amd. Keb
7. Pembimbing pendidikan : Woro Setia Ningtyas, S.Keb., Bd. M.Kes
IX. EVALUASI
Struktur:
1. Semua anggota tim bertanggungjawab terhadap
tugasnya
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan media : leaflet, power point dan lembar
form Score Denver, KMS, DDTK dan KPSP
4. Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
5. Peserta hadir di tempat penyuluhan
Proses:
a. Pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
b. Tersedia sarana dan prasarana pendukung kegiatan
c. Peserta diharapkan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar
Hasil:
a. Peserta yang hadir minimal 7 orang
b. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang materi
sesuai dengan penyuluhan yang diajukan setelah penyuluhan
MATERI
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan
Keterangan :
BB/ TB : Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH : Gangguan Perhatian dan Hiper Aktifvitas
Aspek-Aspek Perkembangan yang dipantau :
1. Kemampuan Gerak Kasar (GK) atau Motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot – otot besar seperti duduk, berdiri, dsb.
2. Kemampuan Gerak Halus (GH) atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian bagian tubuh tertentu dan di lakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mangamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dsb.
3. Kemampuan berbicara dan bahasa adalah aspek yang bearhubungan
dengan kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.
4. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan selesai bermain, berpisah dengan ibu/atau
pengasuh anak, bersosialisasi dan ber interaksi dengan lingkungannya
dsb.
D. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Stimulasi tumbuh kembang adalah kegiatan merangsang kemampuan
dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak
dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota
keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan stimulasi ini
bertujuan untuk mendeteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
perkembangan, gangguan mental emosional, autism, hiperaktivitas dan
gangguan pemusatanperhatian pada anak.
Kemampuan anak yang dirangsang dengan stimulasi adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Prinsip dasar
stimulasi adalah sebagai berikut :
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan
kasih sayang
2. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompokumur
3. Lakukan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan
dasar anak.
4. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki
dan perempuan
5. Anak selalu diberi pujian
Depkes RI. 2010. Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Diakses dari www.depkes.go.id pada 22-09-2017 pk. 17.09 WIB.