Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP) TUMBUH KEMBANG ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Salahsatu tugas dalam menyelesaikan


Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

ISTI KHOMATUL MASITA


NIM : P07220423092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PROFESI
NERS
SAMARIND
A 2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keperawatan Anak


Sub Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak
Hari / Tanggal : Senin, 19 Februari 2024
Waktu : 30 menit, pukul 15.00 WITA
Tempat : Rumah pasien
Sasaran : Orang tua Pasien
Penyuluh : Isti Khomatul Masita

A. Latar Belakang Kegiatan


Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan
ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, yang ditujukan
untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (intact
survival). Upaya yang dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan
sampai lima tahun pertama kehidupannya.
Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa. Kualitas
generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa
Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak
dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi.
Karena jika penangananmya terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi akan
semakin sukar diperbaiki. anak-anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan
fisik seperti berat badan dan tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak
dan kecerdasannya, yang antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik
halus, motorik kasar dan lainnya.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 % dari seluruh
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang
balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik,
stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas
termasuk deteksi dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang.
Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.
Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang
tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang
secara relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.
Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi
antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan
sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama
dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang “Tumbuh
Kembang”, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami
pentingnya Perkembangan Tumbuh Kembang anak.

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu menjelaskan kembali :
a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang

C. Materi (terlampir)
a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang

D. Media
Leaflet

E. Metode
 Presentasi
 Diskusi / Tanya jawab

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan pembelajaran memperhatikan
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi  Menyimak dan


penyuluhan secara berurutan: memperhatikan penjelasan
 Pengertian Tumbuh Kembang materi.
dan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
 Jenis-jenis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
 Intervensi dan pencegahan
Tumbuh Kembang
 Jenis layanan Intervensi Tumbuh
Kembang
3 10 menit Evaluasi:  Bertanya kepada pemateri.
 Tanya jawab tentang materi  Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
 Memberi pujian atau dukungan  Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang
telah diberikan.
4 5 menit Penutup:  Menjawab salam
 Mengucapkan terima kasih.
 Mengucapkan salam.

G. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
Persiapan Media : Media yang digunakan dalam penyuluhan semua
lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang
diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
3. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga mengikuti kegiatan sampai selesai.
TEORI TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A. MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING


Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi
jasmani. Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang
mahluk yang tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi
seorang yang secara relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.
Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil
interaksi antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu
berjalan sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa,
terutama dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN


MEMBIMBING ANAK
Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh
faktor bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan
dalam mengasuh anak.
1. Faktor bawaan
Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :
 Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas,
bodoh, dll
 Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang
berkulit hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll
Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan
pengaruh faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada
satu anak pun yang persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak,
kita tidak boleh membandingkan perkembangan anak yang satu dengan
yang lainnya, tanpa memperhatikan sifat mereka masing-masing.
2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan
dalam keluarga dan hal lain yang berpengaruh dalam perkembangan anak,
seperti sarana dan prasarana yang tersedia, misalnya alat bermain,
lapangan bermain atau televisi.
Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu
dari anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor
lingkungan juga dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan
perkembangan anak. Peran orangtua adalah menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan anak ke arah yang positif.

C. HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK


1. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama
perkembangan anak
2. Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian
anak dapat berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi manusia
dewasa yang bertanggung jawab.
3. Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian
anak, baik aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta
aspek norma dan nilai.
4. Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih
sayang dan rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh
karena itu, diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia
5. Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam
kelauraga, juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan
memuaskan.
6. Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kesabaran orangtua
D. PRINSIP DALAM MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK
1. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 0 – 1,5 TAHUN
a. Ciri dan tuntutan perkembangan
 Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan
merupakan dasar yang penting dalam hubungan anak dengan
lingkungannya
 Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang
menyenangkan dengan ibunya dan sesedikit mungkin
mengalami hal-hal yang kurang mneynangkan
b. Sikap orang tua
 Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan
menimbulkan perasaan aman serta percaya pada bayi
 Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga
menimbulkan rasa aman dan percaya pada bayi
 Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu
ketat dengan jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda
 Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti
bayi minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya
 Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah
masalahnya. Tangisan tidak selalu berarti bayi lapar.
 Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling
rumah/halaman sambil menunjukkan benda-benda yang ada di
sekitarnya
 Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada
saat memakaikan pakaian, memberinya makan, memandikan,
atau ketika melakukan kesibukan rumah tangga lainnya. Bayi
tidak pernah terlalu muda untuk diajak berbicara
 Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah
gerakan, mimik, dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan
kegiatan anda pula.
 Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan,
sehingga ia akan tertidur dengan nyaman.
 Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan
warna. Hal ini akan mempercepat perkembangan bayi anda.
 Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam
hubungan ibu dan anak pada tahap ini akan menyebabkan
terganggunya pembentukan rasa aman dan percaya. Hal ini
menyebabkan goyahnya tahap perkembangan berikutnya. Anak
diliputi rasa tidak aman dan tidak percaya.
c. Gagguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
 Kesulitan makan
 Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)
 Menolak segala sesuatu yang baru
 Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu
dan menolak lingkungan
 Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada
masa dewasa kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa
yang bercorak ketergantungan yang kuat seperti :
 Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)
 Adiksi obat (ketergantungan obat)
 Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)
2. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 1,5 – 3 TAHUN
a. Ciri dan tuntutan perkembangan
 Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan
keamuannya sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa
yang dapat dilakukannya
 Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau
tidak ia kehendaki
 Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan
mengatur badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi
dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di
kemudian hari
b. Sikap orang tua

 Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih


melakukan hal-hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan,
sehingga akan menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun
harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya, karena
dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemmapuan untuk
melaksanakannya secara wajar dan rasional
 Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan
demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan
permainan. Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau
berhubungan dengan orang lain, anak masih bersifat egoistis,
yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain
sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri
 Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang
mudah dimengerti
 Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan
doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia
lihat atau dengar
 Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau
tempat lainnya
 Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,
membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan
menanggalkan pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih
anak untuk bertanggung jawab.
 Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil
dan buang air besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu
ketat
 Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu,
dan ajaklah ia makan bersama keluarga
 Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak
mau bermain balok-balok atau menggambar
 Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua
pun jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan
tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya
dan mengajaknya berbicara.
c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

 Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan


 Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)
 Tingkah laku kejam
 Tingkah laku menentang dan keras kepala
 Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai
oleh sikap menyerang
3. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN
a. Ciri dan tuntutan perkembangan

 Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan


meniru kegiatan di sekitarnya.
 Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan
menunjukkan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak
mementingkan hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas
ini amat penting artinya bagi anak.
 Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah
dan meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk
melakukan yang lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru
karena hal itu bertentangan dengan lingkungan yang semakin
menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan
 Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna
bagi anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting
baginya. Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-
ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya,
dan anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya
 Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang,
benci, irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula
perasaan takut dan cemas.
 Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak
melalui tahap ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan
tokoh ibu sangat penting
 Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan
mau dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih
sayang yang sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak
laki-laki
 Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak
wanita akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki
dengan ayahnya (identitas seksual maupun identitas diri)
 Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah
tangga, sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada
(absen) baik secara lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi
identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-laki akan
beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih
mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya
 Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-
kadang, ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat
anak laki-laki memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan
dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila
diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada usia
6 tahun.
b. Sikap orang tua

 Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan


inisiatifnya, sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat
kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut
 Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu,
berbelanja ke pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang
rusak
 Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat
cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan
alat kelaminnya (kastrasi), sedangkan pada anak perempuan
timbul rasa iri hati.
 Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan
oleh anak
 Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak
 Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan
ayah perlu lebih akrab dengan anak laki-lakinya
 Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi
atau menunda jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana
caranya adik keluar dari perut mama, jawablah bahwa keluarnya
melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini
akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada
jiwanya
 Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng.
Kemudian diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa
pertanyaan kepada anak
 Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan
saudara tanpa ditemani.
 Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak.
Dengarkanlah ia dan tunjukkanlah bahwa anda mengerti
pembicaraannya dengan mengulangi apa yang dikatakannya.
Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan
menyepelekannya
 Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta
tata tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat
setempat
 Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah
anak bermain bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai
teman bagi anak
 Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan
anak merasa bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut
mengemukakan sesuatu, serta serba salah dalam bergaul
c. Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

 Kesulitan belajar
 Masalah sekolah
 Masalah pergaulan dengan teman
 Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang
inisiatif

Anda mungkin juga menyukai