Anda di halaman 1dari 30

RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

BAB II
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012


(Lampiran III) tentang Pedoman Penyusunan Dokumen RKL-RPL
menjelaskan mengenai aturan utama dalam penyusunan rencana
pengelolaan dan pematauan lingkungan. Dalam penyusunan rencana
pengelolaan lingkungan, maka perlu diketahui beberapa hal berikut: dampak
lingkungan yang dikelola, sumber dampak, indikator keberhasilan
pengelolaan lingkungan hidup, bentuk pengelolaan lingkungan hidup, lokasi
pengelolaan lingkungan hidup, periode pengelolaan lingkungan hidup dan
instansi pengelolaan lingkungan hidup.
Kegiatan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan
tahapan yang menguraikan bentuk – bentuk pengelolaan dampak yang
ditimbulkan akibat Kegiatan Pembangunan PLTM Lapai I (2x2000 KW) oleh
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan.
Dampak tersebut bersumber dari dampak yang bersifat penting hasil kajian
ANDAL dan dampak yang tidak penting namun perlu dilakukan pengelolaan
dari pembahasan Kerangka Acuan (KA). Penguraian bentuk pengelolaan
dimulai dari kegiatan pada tahap prakonstruksi hingga tahap pasca
operasional seperti yang disajikan sebagai berikut;

A. Tahap Prakonstruksi
1) Kegiatan Sosialisasi
 Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
2) Kegiatan Pembebasan Lahan dan Tanaman
 Perubahan Pola Kepemilikan Dan Penguasaan Sumberdaya Alam
 Peningkatan Pendapatan Masyarakat
 Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
 Timbulnya Keresahan Masyarakat
 Gangguan Keamanan dan Ketertiban
B. Tahap Konstruksi
1) Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja
 Meningkatnya Mobilitas Penduduk
 Timbulnya Kesempatan Kerja dan Berusaha
 Peningkatan Pendapatan
 Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-1


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Timbulnya Keresahan Masyarakat


2) Kegiatan Pembangunan Jalan Masuk (Access Road)
 Perubahan Bentang Lahan
 Gangguan Hidrologi
 Peningkatan Erosi Dan Sedimentasi
 Penurunan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
3) Kegiatan Pembangunan Intake dan Bendung
 Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Bising Dan Getaran
 Perubahan Bentang Alam
 Peningkatan Erosi Dan Sedimentasi
 Gangguan Hidrologi
 Penurunan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
4) Kegiatan Pembangunan Saluran Pengarah dan Pembawa
 Peningkatan Erosi Dan Sedimentasi
 Penurunan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
5) Kegiatan Pembangunan Bak Pengendapan (sediment trap) dan Kolam
Penenang (surge tank)
 Peningkatan Bising Dan Getaran
 Penurunan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
6) Kegiatan Pembangunan Pipa Pesat (Penstock)
 Peningkatan Bising Dan Getaran
 Peningkatan erosi dan sedimentasi
 Penurunan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
7) Kegiatan Pembangunan Gedung Pembangkit (Power House) dan
Fasilitas Penunjang Lainnya
 Peningkatan Bising Dan Getaran
C. Tahap Operasional
1) Kegiatan Penerimaan Karyawan
 Meningkatnya Mobilitas Penduduk
 Timbulnya Kesempatan Kerja
 Timbunya Kesempatan Berusaha
 Peningkatan Pendapatan
 Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-2


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Timbulnya Keresahan Masyarakat


2) Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan akses
 Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Aksesibilitas
 Timbulnya Kesempatan Berusaha
 Peningkatan Pendapatan
 Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
 Perubahan Pola Penyakit
 Terjadinya Kecelakaan Kerja
3) Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Bendung, Intake dan
Saluran
 Perubahan Bentang Alam
 Peningkatan Tinggi Muka Air
 Perubahan Kualitas Air
 Gangguan Biota Perairan
 Timbulnya Sikap Dan Persepsi Masyarakat
4) Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Pembangkit dan Transmisi
 Peningkatan Pendapatan
 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
 Timbulnya Sikap Dan Persepsi Masyarakat

Bentuk rencana pengelolaan lingkungan hidup atas berbagai dampak


yang ditimbulkan oleh Kegiatan Pembangunan PLTM Lapai I (2 x 2000 KW)
dilakukan dengan beberapa pendekatan, seperti: pendekatan teknologi,
pendekatan sosial dan pendekatan institusional. Adapun uraian rencana
pengelolaan lingkungan hidup terhadap kegiatan ini yaitu;

2.1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP PRAKONSTRUKSI


A. TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT – TIMBULNYA
KERESAHAN MASYARAKAT – GANGGUAN KEAMANAN DAN
KETERTIBAN
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa sikap dan persepsi masyarakat dan berlanjut pada timbulnya
keresahan masyarakat serta gangguan keamanan dan ketertiban yang
merupakan dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan sosialisasi dan
kegiatan pembebasan lahan dan tanaman pada tahap prakonstruksi.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-3


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Tidak terdapat masyarakat di wilayah studi yang berpersepsi negatif
selama kegiatan sosialisasi dan kegiatan pembebasan lahan dan
tanaman
- Tidak terdapat masyarakat di wilayah studi yang resah selama
kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
- Tidak terdapat adanya gangguan kemanan dan ketertiban di wilayah
studi yang resah selama kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang survey
yang akan dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan
PLTM Lapai I (2 x 2000 KW) selama sosialisasi
- Memasang pengumuman terkait rencana kegiatan di tapak proyek
- Mengumumkan pada media lokal mengenai rencana kegiatan
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Kolaka Utara.
- Berkoordinasi dengan Pihak Keamanan (Polsek dan Koramil)
setempat
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan sosialisasi dan
kegiatan pembebasan lahan dan tanaman pada tahap prakonstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Polsek dan Koramil Kecamatan Ngapa
- Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-4


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Instansi Penerima Laporan :


- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

B. PERUBAHAN POLA KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBER


DAYA ALAM – PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT
– TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa perubahan pola kepemilikan dan penguasaan sumberdaya alam
dan berlanjut pada peningkatan pendapatan masyarakat dan timbulnya
sikap dan persepsi masyarakat yang merupakan dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembebasan lahan
dan tanaman pada tahap prakonstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat yang mengalami pola kepemilikan lahan dan
penguasaan sumber daya alam
- Jumlah masyarakat yang mengalami peningkatan pendapatan
- Tidak terdapat masyarakat di wilayah studi yang berpersepsi negatif
selama kegiatan pembebasan lahan dan tanaman.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Menjalin interaksi sosial yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi
proyek diantaranya dengan keterbukaan informasi dan sosialisasi
rencana kegiatan sebelum dilakukan pelaksanaan proyek.
- Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat lahan – lahan
yang terkena aktifitas kegiatan PLTM Lapai I dan menyajikan dalam
bentuk peta
- Melakukan proses penggantian lahan dan tanaman yang layak dan
disetujui oleh pemilik lahan/tanaman
- Mengumumkan pada masyakat mengenai rencana kegiatan.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Kolaka Utara.
- Berkoordinasi dengan Pihak Keamanan (Polsek dan Koramil)
setempat
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-5


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembebasan lahan
dan tanaman pada tahap prakonstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Polsek dan Koramil Kecamatan Ngapa
- Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

2.2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP KONSTRUKSI


A. MENINGKATNYA MOBILITAS PENDUDUK
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa peningkatan mobilitas penduduk.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat pendatang yang berpindah menuju lokasi kegiatan
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan adanya potensi
datangnya tenaga kerja pendatang dan proses sosial yang mungkin
terjadi di lokasi sekitar tapak proyek.
- Melakukan pendataan kepada warga masyarakat yang datang dan
berpindah menuju lokasi kegiatan.
- Mengumumkan pada masyakat mengenai rencana kegiatan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-6


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Pihak Keamanan (Polsek dan Koramil)
setempat
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Polsek dan Koramil Kecamatan Ngapa
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

B. TIMBULNYA KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA –


PENINGKATAN PENDAPATAN
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa timbulnya kesempatan kerja dan berusaha masyakarat dan
meningkatnya pendapatan masyarakat sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat sekitar tapak proyek (lokal) yang diterima sebagai
tenaga kerja konstruksi minimal sebesar 80% dari jumlah tenaga kerja
konstruksi yang dapat diisi oleh tenaga kerja local

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-7


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Besarnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai tenaga kerja


konstruksi minimal sama dengan UMP yang tetapkan oleh pemerintah
Kabupaten Kolaka Utara dalam Sektor Konstruksi.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Penggunaan tenaga kerja mengutamakan masyarakat sekitar tapak
proyek utamanya pemilik lahan atau penggarap lahan yang
kehilangan atau mengalami perubahan mata pencaharian.
- Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan (diumumkan di
kantor desa dan kecamatan setempat) serta melibatkan media lokal
(surat kabar atau televisi) dengan mensyaratkan kualifikasi pendidikan
dan keahlian atau keterampilan yang dibutuhkan.
- Melakukan pelaporan penggunaan tenaga kerja
- Memberikan jaminan ketenagakerjaan seperti BPJS ketenagakerjaan.
- Memanfaatkan alat dan kendaraan kendaraan milik masyarakat
setempat untuk mobilisasi material.
- Melakukan pembinaan terhadap masyarakat dalam rangka
peningkatan usaha (wirausaha)
- Memberikan upah kerja berdasarkan tingkat upah yang dikeluarkan
oleh pemerintah Kabupaten Kolaka Utara
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
- Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kolaka Utara berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja
(wajib lapor tenaga kerja) dan sistem pengupahan yang diberlakukan
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada bagian penerimaan tenaga
kerja, keuangan serta humas perusahaan.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-8


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa


Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

C. TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT – TIMBULNYA


KERESAHAN MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa timbulnya sikap dan persepsi masyarakat dan timbulnya
keresahan masyarakat sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi maksimal 5 % dari dari jumlah
kebutuhan tenaga kerja lokal.
- Jumlah masyarakat yang menjadi resah terhadap kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi maksimal 5 % dari jumlah
kebutuhan tenaga kerja lokal.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Mengumumkan pada media lokal mengenai kebutuhan tenaga kerja
yang diperlukan dalam tahap konstruksi.
- Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua tenaga kerja
(pendatang termasuk asing dan lokal).
- Memberikan hak – hak tenaga kerja seperti yang diamanatkan oleh
perundang-undangan seperti jaminan keselamatan kerja (K3), upah
lembur dan cuti serta tunjangan.
- Memberikan kesempatan kepada penduduk lokal yang memilik
kecakapan/pendidikan untuk mencapai level tertinggi dalam
perusahaan.
- Melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja lokal.
- Melakukan aktifitas sosial (seperti olah raga, rekreasi dll) yang
melibatkan tenaga kerja pendatang dan tenaga kerja lokal
- Memberikan pemahaman budaya lokal terhadap tenaga kerja
pendatang

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-9


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha.
- Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kolaka Utara berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja
(wajib lapor tenaga kerja) dan sistem pengupahan yang diberlakukan.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

D. PERUBAHAN BENTANG ALAM


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya perubahan bentang alam.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road) serta kegiatan pembangunan intake dan bendung
pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Morfologi wilayah tidak signifikan berubah akibat perubahan bentang
alam dan tidak adanya potensi terjadinya longsoran.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-10


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Pendekatan Teknologi
- Melakukan sistem pembukaan secara bertahap (sistem blok),
sehingga tidak terjadi perubahan bentang alam secara drastis.
- Melakukan pendekatan pembukaan lahan berdasarkan morfologi
wilayah (kemiringan dan posisi material yang akan dipindahkan)
- Menstabilkan lereng – lereng seperti membuat terasering yang akan
dijadikan bangunan sipil PLTM Lapai I terutama bangunan Jalan
akses dan Saluran pembawa serta power house.
- Meminimalkan bukaan lahan pada lokasi – lokasi dengan kemiringan
di atas 30 %.
- Melakukan penataan lereng dan sisi lahan – lahan terutama pada
lahan untuk jalan akses agar tidak terjadi longsor
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road) serta kegiatan pembangunan intake dan bendung
pada tahap konstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-11


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

E. GANGGUAN HIDROLOGI
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya gangguan hidrologi.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road) serta kegiatan pembangunan intake dan bendung
pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Peningkatan laju aliran permukaan tidak signifikan terjadi.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Melakukan pendekatan pembukaan lahan berdasarkan morfologi
wilayah (kemiringan dan posisi material yang akan dipindahkan).
- Secepat mungkin menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air
tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan tersebut.
- Tidak melakukan penebangan pohon secara liar.
- Tidak menggali tanah dibawah lereng terjal
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan sistem kerja yang
dilaksanakaan dalam rangka menjaga kondisi aliran air sungai.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road) serta kegiatan pembangunan intake dan bendung
pada tahap konstruksi.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-12


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa


Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

F. PENINGKATAN EROSI DAN SEDIMENTASI – PENURUNAN


KUALITAS AIR – GANGGUAN BIOTA PERAIRAN
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya peningkatan erosi dan sedimentasi yang
berlanjut pada penurunan kualitas air (peningkatan TSS) dan komponen
biologi berupa gangguan biota perairan sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road), kegiatan pembangunan intake dan bendung,
kegiatan pembangunan saluran pengarah dan pembawa, kegiatan
pembangunan bak pengendapan (sediment trap) dan kolam penenang
(surge tank) serta kegiatan pembangunan pipa pesat (penstock) pada
tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Erosi: Besarnya erosi yang terjadi tidak melebihi baku mutu kerusakan
tanah.
- Kualitas Air: tidak melampaui baku mutu zat padat tersuspensi (TSS)
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
- Biota Perairan: penurunan nilai populasi dan keragaman jenis
plankton dan benthos tidak lebih dari 10% dari data pada rona
lingkungan.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Tidak melakukan penebangan vegetasi di luar dari areal lokasi jalan
yang akan dibangun.
- Lahan yang telah dibuka segera dikeraskan dengan menggunakan
sirtu.
- Pembuatan drainase di samping kiri kanan jalanan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-13


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Tanah hasil galian pondasi bendung disimpan pada soil Bank yang
aman erosi (daerah cekungan).
- Pembangunan drainase di sekeliling spoil bank untuk menghindari
erosi tanah yang disimpan di spoil bank.
- Pemasangan sekat berupa kayu pada pinggiran spoil bank.
- Secepat mungkin menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air
tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan tersebut.
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan sistem kerja yang
dilaksanakaan dalam rangka menjaga kondisi aliran air
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembangunan jalan
masuk (accses road), kegiatan pembangunan intake dan bendung,
kegiatan pembangunan saluran pengarah dan pembawa, kegiatan
pembangunan bak pengendapan (sediment trap) dan kolam penenang
(surge tank) serta kegiatan pembangunan pipa pesat (penstock) pada
tahap konstruksi
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-14


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

G. PENURUNAN KUALITAS UDARA


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya penurunan kualitas udara.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan
intake dan bendung pada tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Kualitas udara: kandungan partikel debu dan gas (NO2, SO2, NH3, CO,
O3, Pb) di udara tidak melampaui baku mutu berdasarkan PP No. 41
tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Kendaraan dan alat berat yang digunakan harus lulus uji emisi.
- Melakukan perawatan kendaraan secara periodik
- Mengoptimalkan penggalian bendung dan intake dengan sistem Cut
and fill yang bertahap
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Membuat posko sebagai tempat pengaduan masyarakat terkait
dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini
- Tidak melakukan aktivitas pembangunan bendung dan intake saat
angin kencang
 Pendekatan Institusional
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembangunan intake
dan bendung pada tahap konstruksi
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-15


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran


Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara

G. PENINGKATAN BISING DAN GETARAN


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya peningkatan intensitas bising dan intensitas
getaran.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan
intake dan bendung, kegiatan pembangunan bak pengendapan
(sediment trap) dan kolam penenang (surge tank), kegiatan
pembangunan pipa pesat (penstock) serta kegiatan pembangunan
gedung pembangkit (power house) dan fasilitas penunjang lainnya pada
tahap konstruksi.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Intensitas bising: intensitas bising yang ditimbulkan tidak melampaui
baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan
- Getaran: getaran yang dihasilkan tidak melampaui baku mutu
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun
1996 tentang baku mutu getaran
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Kendaraan dan alat berat yang digunakan harus lulus uji emisi.
- Menjamin pelaksanaan konstruksi dengan sistem Jack – in Pile atau
Bor pile system pada pemasangan sheet piles/tiang pancang.
- Kegiatan pemancangan dilakukan sesuai dengan SOP dan bertahap.
- Pemilihan genset yang digunakan adalah yang menimbulkan
kebisingan minimal.
- Tidak melakukan kegiatan pengangkutan material pada jam istirahat
kecuali pengangkutan peralatan (turbin dan generator)
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Mengurangi volume pekerjaan pada saat jam – jam istirahat dan atau
tidur serta sholat.
- Melakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar tapak proyek tentang
jadwal kegiatan kosntruksi yang akan dilaksanakan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-16


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Pendekatan Institusional
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pembangunan intake
dan bendung pada tahap konstruksi
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
- Kontraktor Pelaksana
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

2.3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP OPERASIONAL


A. MENINGKATNYA MOBILITAS PENDUDUK
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa peningkatan mobilitas penduduk.
2. Sumber Dampak
Dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan karyawan pada
tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat pendatang yang berpindah menuju lokasi kegiatan
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan adanya potensi
datangnya tenaga kerja pendatang dan proses sosial yang mungkin
terjadi di lokasi sekitar tapak proyek.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-17


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Melakukan pendataan kepada warga masyarakat yang datang dan


berpindah menuju lokasi kegiatan.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Pihak Keamanan (Polsek dan Koramil)
setempat
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan penerimaan
karyawan pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Polsek dan Koramil Kecamatan Ngapa
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

B. TIMBULNYA KESEMPATAN KERJA – PENINGKATAN PENDAPATAN


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
ekonomi berupa meningkatnya kesempatan kerja yang berlanjut pada
peningkatan pendapatan sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan
karyawan pada tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat sekitar tapak proyek (lokal) yang diterima sebagai
tenaga kerja operasional minimal sebesar 80% dari jumlah tenaga
kerja operasional yang dapat diisi oleh tenaga kerja lokal

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-18


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Besarnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai tenaga kerja


operasional minimal sama dengan UMP yang tetapkan oleh
pemerintah Kabupaten Kolaka Utara dalam sektor energi/industri.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Penggunaan tenaga kerja mengutamakan masyarakat sekitar tapak
proyek terutama di Desa Koreiha dan Desa Watumotaha, Kecamatan
Ngapa.
- Penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan transparan (diumumkan di
setiap desa dan kecamatan) atau media lokal, dengan mensyaratkan
kualifikasi pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan.
- Memberikan Upah kerja berdasarkan tingkat upah yang dikeluarkan
oleh dewan pengupahan Kabupaten Kolaka Utara.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kolaka Utara berkaitan penggunaan tenaga kerja (wajib
lapor tenga kerja) dan sistem pengupahan yang diberlakukan.
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan penerimaan
karyawan pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-19


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

C. TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT – TIMBULNYA


KERESAHAN MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa timbulnya sikap dan persepsi masyarakat yang berlanjut pada
timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan
karyawan pada tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan
penerimaan karyawan maksimal 5 % dari jumlah kebutuhan tenaga
kerja lokal.
- Jumlah masyarakat yang menjadi resah terhadap kegiatan
penerimaan karyawan maksimal 5 % dari kebutuhan tenaga kerja
lokal.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua tenaga kerja
(pendatang dan lokal).
- Memberikan hak – hak tenaga kerja seperti yang diamanatkan oleh
perundang-undangan seperti jaminan keselamatan kerja (K3), upah
lembur dan cuti serta tunjangan.
- Memberikan kesempatan kepada penduduk lokal yang memilik
kecakapan/pendidikan untuk mencapai level tertinggi dalam
perusahaan
- Memberikan pemahaman budaya lokal terhadap tenaga kerja
pendatang.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
- Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan penerimaan
karyawan pada tahap operasional.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-20


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

D. TIMBULNYA KESEMPATAN BERUSAHA – PENINGKATAN


PENDAPATAN
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
ekonomi berupa peningkatan kesempatan berusaha yang berlanjut pada
peningkatan pendapatan sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan
karyawan serta kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jalan akses
pada tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Jumlah masyarakat membuka unit usaha barang/jasa seama
pengoperasian PLTM Lapai I
- Besarnya pendapatan masyarakat yang membuka unit usaha
barang/jasa seama pengoperasian PLTM Lapai I.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Memberikan bantuan dalam peningkatan usaha masyarakat sekitar.
- Memberikan arahan pada pekerja untuk dapat manfaatkan tempat kos
dan warung/kios sekitar lokasi PLTM Lapai I.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Ngapa serta Desa Koreiha
dan Desa Watumotaha
- Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-21


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan pada warga Desa Koreiha dan Desa
Watumotaha, Kecamatan Ngapa.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasional PLTM
Lapai I berlangsung.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

E. PENURUNAN KUALITAS UDARA – PERUBAHAN POLA PENYAKIT –


TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik
kimia berupa penurunan kualitas udara yang berlanjut pada komponen
kesehatan berupa perubahan pola penyakit dan komponen sosial berupa
timbulnya sikap dan persepsi masyarakat sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan jalan akses pada tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Kualitas udara : kandungan partikel debu dan gas (NO2, SO2, NH3,
CO, O3, Pb) di udara tidak melampaui baku mutu berdasarkan PP No.
41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
- Gangguan kesehatan : Tidak terjadi peningkatan ISPA, batuk serta
penyakit pernapasan turunan lainnya dari pencemaran udara secara
signifikan sehingga mengubah pola penyakit
- Timbulnya keresahan masyarakat : jumlah masyarakat yang
mengalami keresahaan akibat kegiatan ini maksimal 5 % dari total
penerima dampak.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-22


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Pendekatan Teknologi
- Kendaraan dan alat berat yang digunakan harus lulus uji emisi.
- Batas kecepatan mobil yang melintas maksimal 40 km/jam.
- Penanaman vegetasi jenis pohon tinggi, berdaun lebat, tidak mudah
patah sebagai zona penyangga (buffer zone) di sekitar jalan akses
yang berfungsi meyerap gas dan debu.
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja dan masyarakat
sekitar secara periodik.
- Memberikan bantuan terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
Utara dan puskesmas Ngapa dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap warga sekitar lokasi PLTM Lapai I.
- Membuat posko sebagai tempat pengaduan masyarakat terkait
dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara dan
puskesmas Ngapa dalam rangka pemeriksaan kesehatan pekerja dan
masyarakat secara periodik.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada sekitar lokasi jalan akses PLTM
Lapai I.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasional PLTM
Lapai I berlangsung.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-23


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

F. PENINGKATAN AKSESIBILITAS
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik
kimia berupa meningkatnya aksesibilitas.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan jalan akses pada tahap operasional.
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Tidak terdapat gangguan aksesibilitas masyarakat dan kendaraan
selama pengoperasian dan pemeliharaan jalan akses.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Memasang Rambu Lalu Lintas berupa Lampu peringatan dan Papan
Pengumuman pada jalan masuk dan keluar lokasi PLTM Lapai I
- Memastikan jalan akses dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
beraktfitas
- Melengkapi jalan akses dengan marka jalan dan rambu-rambu lalu
lintas yang memadai
 Pendekatan Sosial Ekonomi
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk kendaraan yang
masuk dan keluar lokasi PLTM Lapai I
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Kolaka Utara.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada sekitar lokasi jalan akses PLTM
Lapai I.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasional PLTM
Lapai I berlangsung.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-24


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten


Kolaka Utara.
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

G. PERUBAHAN BENTANG ALAM


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya perubahan bentang alam.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Morfologi wilayah tidak signifikan berubah akibat perubahan bentang
alam dan tidak adanya potensi terjadinya longsoran.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Menstabilkan lereng – lereng seperti membuat terasering disekitar
bangunan sipil PLTM Lapai I terutama bangunan bendung, intake dan
saluran.
- Melakukan penataan lereng dan sisi lahan – lahan terutama pada
lahan untuk bendung, intake dan saluran agar tidak terjadi longsor
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-25


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa


Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

H. PENINGKATAN TINGGI MUKA AIR


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya peningkatan tinggi muka air.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Genangan yang ditimbulkan akibat peningkatan tinggi muka air yang
melebihi ambang batas.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Melakukan penataan lereng dan sisi lahan – lahan terutama pada
lahan untuk bendung, intake dan saluran.
- Melakukan pembersihan vegetasi pada daerah genangan yang
berpotensi menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengotori badan
air.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-26


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

 Instansi Pengawas:
- Dinas Kehutanan Kabupaten Kolaka Utara.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

I. PERUBAHAN KUALITAS AIR – GANGGUAN BIOTA PERAIARAN –


TIMBULNYA SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen geo fisik
kimia berupa terjadinya penurunan kualitas air yang berlanjut pada
komponen biologi berupa gangguan biota perairan serta komponen
sosial berupa timbulnya sikap dan persepsi masyarakat sebagai dampak
turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Kualitas air: Nilai parameter TSS, pH, Mn, Fe dan Minyak dan lemak
tidak melampaui baku lingkungan dalam Peraturan Pemerintah No 82
Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air.
- Biota Perairan: nilai populasi dan keragaman jenis plankton dan
benthos tidak mengalami penurunan 10% dari rona lingkungan.
- Sikap dan Persepsi: Tidak terdapat masyarakat yang memiliki
persepsi negatif.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Memasang jebakan minyak (Oil Catcher) dan Oil Seperator.
- Membuat saluran khusus untuk ceceran minyak yang terhubung
dengan tempat penampungan.
- Membuat penampung ceceran minyak dan oli bekas pada sarana
khusus untuk kemudian diserahkan pada pihak ketiga yang
berkompoten dan memiliki izin untuk diproses.
- Rutin melakukan pengerukan pada bendung dan saluran pengarah.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan,
Pemakanan, dan Kebakaran Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-27


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan bendung, intake dan saluran pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

J. PENINGKATAN PENDAPATAN – TIMBULNYA SIKAP DAN


PERSEPSI MASYARAKAT
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
berupa terjadinya peningkatan pendapatan yang berlanjut pada
timbulnya sikap dan persepsi masyarakat sebagai dampak turunannya.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit dan transmisi pada tahap operasional
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pendapatan: Besarnya pendapatan masyarakat akibat ketersediaan
energi listrik.
- Sikap dan Persepsi: Tidak terdapat masyarakat yang memiliki
persepsi negatif.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Teknologi
- Menjaga kondisi lingkungan agar ketersediaan air, sebagai sumber
energi tetap seimbang.
- Mengupayakan pemenuhan kebutuhan energi listrik pada masyarakat
sekitar tapak lokasi.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-28


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

- Pemeliharaan dan perawatan alat agar operasional PLTM dalam


rangka menyediakan energi listrik tetap terjaga.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan
Kabupaten Kolaka Utara dan aparat setempat mengenai operasional
dan sistem pembayaran listrik.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada wilayah tapak proyek.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit dan transmisi pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

J. PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial
ekonomi berupa terjadinya peningkatan pendapatan asli daerah.
2. Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit dan transmisi pada tahap operasional
3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pendapatan: Besarnya pajak yang dibayarkan ke pemerintah.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pendekatan Sosial
- Melakukan pembayaran pajaak penggunaan air secara rutin.
 Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kolaka
Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-29


RKL-RPL PEMBANGUNAN PLTM LAPAI I (2X2000 KW)

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan pada bagian manajemen operasional
PLTM Lapai I.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan selama kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit dan transmisi pada tahap operasional.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Instansi Pelaksana
- PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Selatan.
 Instansi Pengawas:
- Aparat pemerintahan Desa Koreiha dan Desa Watumotaha serta
Kecamatan Ngapa.
- LSM di Kabupaten Kolaka Utara dan Tokoh Masyarakat di Desa
Koreiha dan Desa Watumotaha.
- Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kolaka Utara
 Instansi Penerima Laporan :
- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pemakanan, dan Kebakaran
Kabupaten Kolaka Utara.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup II-30

Anda mungkin juga menyukai