MARINE BIODIVERSITY Diampu oleh : Prof. Dr. Ir. Diah Permata Wijayanti M.Sc. 196901161993032001
Disusun oleh : Lukas Aldo Daryono 26040118140179
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2021 Marine Phycology: The Hidden Diversity of Photosynthetic Organism Dibawakan oleh : Professor Scoichiro Suda
Alga hijau kerap digunakan oleh masyarakat Jepang sebagai pangan
sehari-hari oleh masyarakat Jepang, sehingga diemukan bakteri pencerna rumput laut di sistem pencernaan mereka. Beberapa alga planktonik memiliki peran yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Red Tides misalnya, yang dapat mengganggu kestabilan hasil tangkapan nelayan. Di lain sisi, terdapat peran alga sebagai pangan sehat seperti spirulina (cyanobacteria), serta dunaliella (penghasil beta-karoten). Perlu diingat, alga merupakan sebuah sebutan untuk sekelompok organisme yang hidup secara heterogen dan memiliki peran penting bagi bumi ini. Salah satu contoh nyatanya adalah hasil dari fotosintesis. Selain menghasilkan berbagai turunan karbon organik, fotosintesis juga berperan dalam penyumbang kuantitas oksigen yang akan terakumulasi di atmosfer bumi. Sebagian besar produk karbon organik yang dihasilkan dari fotosintesis digunakan sebagai pangan untuk hewan maupun manusia, bahkan juga dapat diolah menjadi bahan bakar (fosil alga) yang berguna sebagai tenaga pembangkit di era modern ini. Telah diketahui, bahan bakar sebagai tenaga pembangkit yang berasal dari fosil alga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh produk siap guna nya. Maka dari itu, seiring dengan berkembangnya zaman diberlakukanlah metode baru pemanfaatan alga dalam menghasilkan bahan bakar yang dapat diperbarui. Beberapa spesies alga dapat dibudidaya secara cepat dan mudah pada laboratorium sederhana pun menunjukan informasi penting terkait proses biokimia serta biomolekuler dari fotosintesis. Sayangnya, alga yang dikenal dapat dibudidayakan dengan mudah ini apabila berada pada lingkungan perairan berpolusi (kelebihan nutrien), akan berubah menjadi toksik hingga berujung pada peristiwa blooming algae. Salah satu contohnya adalah blooming alga yang disebabkan oleh cyanobacteria. Peristiwa ini dapat terjadi karena dihasilkannya Microcystin, yang tak lain adalah salah satu senyawa toksik dari alga cyanobacteria. Berperan penting dalam keanekaragaman hayati, alga terdiri atas 36.000 hinga 10 juta spesies di bumi ini, dengan eksistensinya berhubung dengan organisme lain baik dalam siklus biogeokimia, jarring-jaring makanan, serta asosiasi simbiotik. Salah satu contoh simbotik adalah hubungan antara Symsagittifera roscofferensis dengan Tetraselmis convolutae Ukuran tubuh alga sangat beragam, baik berukuran mikroskopis (disebut sebagai mikroalga), hingga berukuran makroskopis / dapat dilihat dengan mata telanjang (makroalga). Bagian tubuh dari alga seperti Chlamydomonas tersusun atas flagella, apparatus flagella, badan golgi, mitokondria, kloroplas, dan juga dinding sel. Kloroplas merupakan tempat terjadinya fotosintesis, sedangkan organel nya disebut plastid. Terdapat pula membrane didalam kloroplas yang disebut tilakoid. Terdapat beberapa tipe dari kloroplas yakni cup-shapped parietal, napkin ring-shaped parietal, axial plate-like, ribbon-like, reticulate, dan multiple discoid plastids. Beberapa tipe/bentuk dari plastid yang terdapat pada kloroplas berperan penting dalam proses klasifikasi pada tingkan genus maupun spesies. Terdapat pula skema pertumbuhan dari plastid (dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1), yakni : • Simbiosis primer (2-8): Sel eukariot yang telah memiliki mitokondria mengirim sinyal kepada cyanobacteria untuk membentuk kloroplas, kemudian simbiotik alga primer (alga hijau 8, alga merah 7, Glaucophyta 6) dibenruk • Simbiosis sekunder (9-16): Sel eukariot yang tidak memiliki kloroplas akan mengambila lih simbiotik alga primer untuk membentuk symbiosis alga sekunder (9,13, 15) • Simbiosis tersier: Simbiosis lanjutan yang telah mengalami proses lebih lanjut.
Gambar 1. Skema Pertumbuhan Plastid
Proses pewarnaan alga, umumnya diturunkan dari adanya pigmen fotosintesis (Gambar 2). Beberapa diantaranya seperti, alga biru-hijau (2, 3, 5) dimiliki oleh kelas cyanobacteria, alga hijau dimiliki oleh kelas chlorophyta, alga berwarna merah (1, 9) dimiliki oleh kelas rodhophyta, dan alga berwarna coklat dimiliki oleh kelas phaeophyta.
Gambar 2. Pigmentasi dari Alga
Gambar 3. Grafik Penyerapan warna pada Pigmentasi Alga
Habitat dari alga sangatlah bervariasi. Makroalga coklat serta makroalga
hijau biasanya kerap ditemukan pada area genangan pasang surut. Sedangkan mikroalga seperti cyanobacteria umumnya ditemukan pada area mata air panas, seperti yang terdapat di Hokkaido, Jepang. Tingkatan alga dalam tingkatan klasidikasi mencakup semua plantae, sebagian protista, serta sebagian bakteri (cyanobacteria), seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Keberadaan Alga dalam Tingkatan Klasifikasi
Melihat pernyataan di atas, alga dapat diartikan sebagai organisme penghasil oksigen dari fotosintesis yang tidak memiliki embriofit (organisme tingkat tinggi). Merka juga terdiri baik dari organisme mikro uniseluler hingga organisme makro multiseluler, dari garis klasifikasi yang beragam. Hal ini dapat mengartikan bahwa alga dapat dikarakterisasi berdasarkan karakteristik umum dari ekologisnya.