Ni Wayan Martiningsih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan kemampuan dari
ekstrak etil asetat spons Dysidea sp. dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli (E.coli) dan
Staphylococcus aureus (S.aureus). Isolasi dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut
metanol:diklorometana (1:1). Campuran metanol:diklorometana disaring, diuapkan dengan rotary
evaporator dan kemudian dipartisi dengan etil asetat:air (3:2). Ekstrak kasar etil asetat dianalisis
kandungan metabolit sekundernya dengan cara skrining fitokimia. Uji bioaktivitas antibakteri dilakukan
dengan metode difusi agar pada konsentrasi 50; 25; 12,5; 6,25 dan 3,125%. Hasil skrining fitokimia
menunjukkan adanya senyawa alkaloid dan steroid. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak
kasar etil asetat Dysidea sp. mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli sampai konsentrasi uji 25%
dan bakteri S.aureus. sampai konsentrasi uji 3,125%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat spons
Dysidea sp. memiliki potensi antibakteri.
Abstract: The purpose of this study was to determine the secondary metabolites and ability of ethyl
acetate extract of sponge Leucetta sp. in inhibiting the growth of Eschericia coli (E.coli) dan
Staphylococcus aureus (S.aureus). The isolation was performed by extraction using a mixture of
methanol:dichloromethane (1:1). Methanol:dichloromethane extracts was filtered, evaporated with a
rotary evaporator and than partitioned with ethyl acetate: water (3:2). Crude ethyl acetate extract was
analyzed the secondary metabolites by phytochemical screening. Antibacterial testing with agar diffusion
method at concentrations of 50; 25; 12,5; 6,25 dan 3,125%. Phytochemical screening results indicate the
presence of alkaloid and steroid compounds. The result of antibacterial test showed that the crude ethyl
acetate extract of Dysidea sp. able to inhibit the growth of E.coli until the concentration of the test 25%
and S.aureus until the concentration of test 3,125%. It means that ethyl acetate extract of sponge Dysidea
sp. had antibacterial potency.
299
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
300
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
301
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
ungu-merah-coklat pada plat KLT jika Gray, 1867; Genus: Dysidea Johnston,
reaksi positif terpenoid dan warna biru- 1842.
hijau pada plat KLT jika positif
mengandung steroid (Harborne (1987)
dan Robinson (1991).
Pemeriksaan saponin dilakukan
dengan mengamati ada tidaknya busa
pada larutan sampel uji yang stabil
dalam waktu 10 menit dan tidak hilang
pada penambahan asam klorida 2N.
Uji senyawa golongan tanin
dilakukan dengan penambahan larutan
FeCl3 1%. Adanya tanin ditandai dengan Gambar 1. Spons Dysidea sp. setelah diambil
dari laut
terbentuknya endapan biru hingga hitam
kehijauan (Feigl, 1960). Ekstrak etil asetat yang
diperoleh dalam penelitian ini berwarna
Analisis Data kuning kecoklatan seberat 0,45 gram
kemudian diuji bioaktivitas
Zona jernih di sekitar paper disk
antibakterinya dengan metode difusi
(zona radikal) mengindikasikan adanya
agar dan uji fitokimia. Hasil uji aktivitas
aktivitas mematikan dari senyawa uji
antibakteri ekstrak etil asetat spons
dan zona pertumbuhan bakteri yang
Dysidea sp. disajikan pada Tabel 1.
tidak rapat di sekitar paper disk (zona
irradikal) mengindikasikan adanya Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
aktivitas hambatan dari senyawa uji. Ekstrak Etil Asetat Spons Dysidea
Kandungan senyawa metabolit sp.
sekunder yang terdapat dalam ekstrak Diameter Diameter
etil asetat dinyatakan dengan nilai positif hambatan hambatan
Konsentrasi
terhadap terhadap
(terdapat senyawa) dan negatif (tidak sampel (%)
E.coli (mm) S.aureus
terdapat senyawa). Hasil ini kemudian (mm)
dianalisa secara deskriptif. 50 15,50 17,50
25 10,13 10,25
12,5 - 8,75
6,25 - 8,38
Pembahasan Hasil
3,125 - 6,88
Kontrol - -
Spons yang digunakan sebagai
bahan penelitian ini Spons yang Hasil yang diperoleh
digunakan sebagai bahan penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat
berdinding tipis, permukaan tubuhnya spons Dysidea sp. memiliki aktivitas
sangat berkonulosa, berwarna kuning- antibakteri terhadap bakteri S. aureus
abu-ungu dan semua serat/fibernya dan E. coli. Ekstrak etil asetat dapat
tersusun secara konsentris berlapis. menghambat pertumbuhan bakteri S.
Klasifikasi taksonominya dilakukan aureus pada semua konsentrasi uji,
berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Gambar sedangkan untuk bakteri E. coli hanya
spons yang dijadikan bahan penelitian dapat dihambat pertumbuhannya sampai
ditunjukkan pada Gambar 1. Klasifikasi konsentrasi ekstrak etil asetat 25%.
taksonomi spons tersebut adalah Suatu zat aktif dikatakan
Kingdom: Animalia; Filum: Porifera; memiliki potensi yang tinggi sebagai
Kelas: Demospongia; Subkelas: antibakteri, jika pada konsentrasi rendah
Tetractinomorpha; Ordo: mempunyai daya hambat yang besar.
Dendroceratida; Familia: Dysideidae Davis dan Stout (1971) menyatakan
302
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
bahwa apabila zona hambat yang negatif memiliki membran lapisan luar
terbentuk pada uji difusi agar berukuran yang menyelimuti lapisan tipis
kurang dari 5 mm, maka aktivitas peptidoglikan, struktur luar
penghambatannya dikategorikan lemah. peptidoglikan ini adalah lapisan ganda
Apabila zona hambat berukuran 5-10 yang mengandung fosfolifid, protein dan
mm dikategorikan sedang, 10-19 mm lipopolisakarida. Lipopolisakarida
dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih terletak pada lapisan luar dan merupakan
dikategorikan sangat kuat. karakteristik bakteri Gram negatif.
Ekstrak etil asetat spons Dysidea Sementara sel bakteri Gram positif
sp. pada konsentrasi 3,125; 6,25 dan memiliki dinding sel yang terdiri atas
12,5% dapat menghambat pertumbuhan lapisan peptidoglikan yang tebal dan
bakteri S. aureus dengan zona hambat didalamnya mengandung senyawa
masing-masing yaitu 6,88 mm; 8,38 mm teikoat dan lipoteikoat (Pelczar, 2010).
dan 8,75 mm. Hasil ini menunjukkan Mekanisme penghambatan
bahwa pada ketiga konsentrasi tersebut, mikroorganisme oleh senyawa
ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antibakteri dapat disebabkan oleh
penghambatan yang sedang terhadap beberapa faktor, antara lain gangguan
bakteri S. aureus. Ekstrak etil asetat pada senyawa penyusun dinding sel,
spons Dysidea sp. tidak memiliki peningkatan permeabilitas membran sel
aktivitas penghambatan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan kehilangan
E.coli pada konsentrasi 3,125; 6,25 dan komponen penyusun sel, menginaktivasi
12,5% karena tidak terbentuknya zona enzim, dan destruksi atau kerusakan
bening pada ketiga konsentrasi uji fungsi material genetik.
tersebut. Hasil uji fitokimia terhadap
Pada konsentrasi 50% dan 25% ekstrak etil asetat spons Dysidea sp.
didapatkan hasil diameter zona hambat disajikan pada Tabel 2. Uji fitokimia
ekstrak etil asetat spons Dysidea sp. dengan pereaksi Dragendroff
terhadap bakteri S. aureus (masing- menghasilkan endapan berwarna jingga,
masing adalah 17,50 mm dan 10,25 mm) dengan pereaksi Wagner menghasilkan
serta bakteri E.coli (masing-masing endapan berwarna coklat dan dengan
15,50 mm dan 10,13 mm) menunjukkan pereaksi Meyer menghasilkan endapan
aktivitas penghambatan yang tergolong putih sehingga diduga ekstrak etil asetat
kuat. Hasil uji secara keseluruhan mengandung alkaloid. Selain itu reaksi
menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri positif juga ditunjukkan saat uji
ekstrak etil asetat spons Dysidea sp. menggunakan pereaksi Lieberman-
lebih baik dalam menghambat Burchard dan asam sulfat 50%, sehingga
pertumbuhan bakteri S. aureus diduga ekstrak etil asetat juga
dibandingkan dengan bakteri E. coli. Hal mengandung steroid.
ini kemungkinan disebabkan karena
perbedaan struktur membran bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif
yang mempengaruhi penetrasi ekstrak uji
ke dalam bakteri tersebut.
Bakteri Gram negatif
mengandung lipid, lemak atau substansi
seperti lemak dalam persentase lebih
tinggi daripada yang dikandung bakteri
Gram positif. Dinding sel bakteri Gram
negatif lebih tipis dibanding bakteri
Gram positif. Struktur bakteri Gram
303
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etil Marine Sponge Dysidea sp.,
Asetat Spons Dysidea sp. Tetrahedron, 56, 5247-5262.
Uji
Davis, W.W. dan Stout, T.R., 1971, Disc
No Fitok Pereaksi Warna Hasil
imia Plate Method Of Microbiological
1 Flavo HCl kuning - Antibiotic Assay. J. Microbiol.,
noid pekat + muda 22, 4.
Mg
2 Alkal Dragendr endapan + Feigl, F. 1960. Spot Test in Organic
oid off jingga Analysis. Translate by Ralph E.
endapan + Oesper. Sixth English Edition.
Wagner coklat
endapan + Handayani, D., Edrada, R.A., Proksch,
Meyer putih P., Wray, V., Witte, L., Soest,
3 Sapo Air panas tidak - R.W.M.V., Kunzmann, A. dan
nin + HCl terbentuk
busa
Soedarsono, 1997, Four New
4 Tri- Lieberma Biru + Bioactive Polybrominated
terpe n- kehijaua Diphenyl Ethers of the Sponge
noid Burchard n + Dysidea herbacea from West
/Stero H2SO4 Biru Sumatra, Indonesia, J. Nat.
id 50%
5 Tanin FeCl3 1% tidak ada -
Prod., 60, 1313-1316.
perubaha Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia:
n
Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan, Jilid II.,
Penerbit ITB, Bandung.
SIMPULAN
Mathers, C.D. dan Loncar, D., 2005,
Ekstrak etil asetat spons Dysidea Updated Projections of Global
sp. mampu menghambat pertumbuhan Mortality and Burden of Disease,
bakteri E.coli sampai konsentrasi uji 2002-2030: Data Sources,
25% dan bakteri S.aureus. sampai Methods and Results, Evidence
konsentrasi uji 3,125%. Berdasarkan uji and Information for Policy,
fitokimia ekstrak etil asetat spons World Health Organization.
Dysidea sp. diduga mengandung alkaloid Pelczar, M.J. dan Chan,E.C.S., 2010,
dan steroid. Dasar-Dasar Mikribiologi, jilid I,
Perlu dilakukan penelitian lebih (diterjemahkan oleh:
lanjut untuk mengisolasi senyawa aktif Hadioetomo, R. S, Imas, T.,
yang bersifat antibakteri dari spons Tjitrosomo, S.S. dan Angka,
Dysideaa sp. S.L), Penerbit UI Press, Jakarta.
Proksch P. 2004. Defensive Roles for
DAFTAR RUJUKAN Secondary Metabolites from
Marine Invertebrates and
Anonim. 2008. Indonesia Country Associated Microorganism. Di
Profile 2007. Departemen dalam: Soemodihardjo S,
Kesehatan RI. Jakarta. Rachmat R, Saono S, editor.
Prosiding Seminar Bioteknologi
Cameron, G.M., Stapleton, B.L., Kelautan Indonesia I; Jakarta 14
Simonsen, S.M., Brecknell, D.J. 15 Oktober 1998. Jakarta: LIPI.
dan Garson, M.J., 2000, New hlm 33-40.
Sesquiterpene and Brominated
Metabolites from the Tropical Robinson, T., 1991, Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi, terjemahan
304
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
305