Anda di halaman 1dari 15

1

NASKAH PUBLIKASI

UNTAD

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI KELOR


(moringa oleifera L.) TERHADAP Staphylococcus aureus

MUH. AMAL AMANAH

N 101 17 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.)


TERHADAP Staphylococcus aureus

Muh. Amal Amanah1, Haerani Harun2

Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako


1

2
Departemen Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

Pendahuluan : Tumbuhan kelor atau Moringa oleifera L. Adalah salah satu tumbuhan yang
memiliki banyak manfaat. Tumbuhan kelor mengandung zat aktif seperti tanin, flavonoid,
saponin, dan polifenol yang dapat berperan sebagai antibakteri. Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri gram positif yang bersifat patogen. Bakteri ini dapat menginfeksi saluran
pernapasan dan kulit contohnya penyakit selulitis yang merupakan infeksi pada kulit.

Tujuan : Untuk mengetahui efek antibakteri pada ekstrak biji kelor dalam menghambat
Staphylococcus aureus.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan rancangan


penelitian Post test only group design untuk melihat daya hambat ekstrak biji kelor terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Hasil : Didapatkan hasil rata-rata diameter zona hambat ekstrak biji kelor terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, yaitu nilai tertinggi pada konsetrasi 80% 30,52 mm. Sedangkan nilai
terendah pada konsetrasi 20% 13,54 mm. Kemudian data di uji dengan uji one way ANOVA
sehingga didapatkan nilai (p=0,001) yang berarti terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Selanjutnya dilakukan uji post hoc LSD untuk menentukan besaran nilai perbedaan setiap
kelompok sehingga didapatkan nilai (p=0,001) yang berarti terdapat nilai perbedaan yang
signifikan.

Kesimpulan : Ekstrak biji kelor dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% memiliki daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Kata Kunci : Ekstrak biji kelor, Moringa oleifera L, Antibakteri, Staphylococcus aureus

3
ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF ANTIBACTERIAL IN MORINGA SEEDS (Moringa oleifera L.)


EXTRACT ON Staphylococcus aureus

Muh. Amal Amanah1, Haerani Harun2


1
Medical Student, Medical Faculty, Tadulako University
2
Clinical Pathology Department, Medical Faculty, Tadulako University

Introduction: Moringa plant or Moringa oleifera L. is a plant that has many benefits. Moringa
plants contain active substances such as tannins, flavonoids, saponins, and polyphenols which
can act as antibacterials. Staphylococcus aureus bacteria are gram-positive bacteria that are
pathogenic. This bacterium can infect the respiratory tract and skin, for example, cellulitis, which
is an infection of the skin.

Objective: to determine the effectiveness of antibacterial in Moringa seed extract to inhibit the
growth of Staphylococcus aureus.

Method: This research used a laboratory experimental method with a post test only group design
research design to see the inhibition of moringa seed extract on the growth of Staphylococcus
aureus.

Results: The results show that the average diameter of the inhibition zone of Moringa seed
extract against Staphylococcus aureus bacteria was the highest at a concentration of 80% 30.52
mm. While the lowest value at 20% concentration is 13.54 mm. Then the data was tested with a
one way ANOVA test so that a value (p = 0.001) was obtained, which meant that there was a
statistically significant difference. Then the LSD post hoc test was carried out to determine the
value of the difference in each group so that a value (p = 0.001) was obtained, which meant that
there was a significant difference.

Conclusion: Moringa seed extract with a concentration of 20%, 40%, 60%, and 80% has an
inhibitory effect on the growth of Staphylococcus aureus bacteria.

Keywords: Moringa seed extract, Moringa oleifera L, Antibacterial, Staphylococcus aureus

4
5
1. Pendahuluan aureus. Hasil dari beberapa penelitian,

Tumbuhan kelor (moringa oleifera L.) memperlihatkan bahwa kira-kira 28% strain

ialah salah satu tumbuhan yang tersebar jenis Staphylococcus aureus menunjukan sifat

diseluruh wilayah Indonesia dan mempunyai resisten terhadap berbagai jenis antibiotik

banyak manfaat. Tanaman kelor (moringa (Veronika et al, 2017).

oleifera L.) dikenal sebagai “miracle of tree” Bakteri Staphylococcus aureus merupakan

karena hampir seluruh bagian dari tumbuhan bakteri normal pada mulut dan saluran

ini seperti daun, kulit, batang, biji kelor sampai pernafasan jika dalam keadaan tidak normal

akarnya dimanfaatkan oleh manusia sebagai bersifat patogen yang menyebabkan infeksi

obat tradisional (Cholifah et al., 2020). pada kulit (Brooks et al, 2017). Transmisi
Staphylococcus aureus terjadi melalui infeksi
Penyakit infeksi adalah keadaan masuknya kulit ataupun kontak secara terus menerus pada
mikroorganisme ke dalam tubuh, kemudian permukaan seperti tangkai pintu, bangku,
berkembangbiak dan menimbulkan suatu handuk dan kran air. Staphylococcus aureus
kumpulan gejala yang kemudian menjadi merupakan tipikal bakteri yang menyebabkan
penyakit (Dima et al,2016). Penyakit infeksi infeksi kulit dan jaringan lunak, dan juga dapat
ialah salah satu masalah kesehatan utama di menyebabkan infeksi invasif seperti
Negara berkembang seperti Indonesia. bakteremia, sepsis, endokarditis, pneumonia,
Penyakit infeksi yang sering diderita antara maupun osteomyelitis (Veronika et al, 2017).
lain seperti penyakit diare, demam tifoid, Selulitis adalah penyakit infeksi yang
demam berdarah, radang paru-paru. Penyakit terjadi pada kulit, biasanya terjadi didermis
infeksi adalah sekumpulan jenis-jenis penyakit maupun jaringan subkutan. Gejala yang terjadi
yang mudah menyerang anak-anak yang berupa gejala akut dan juga gejala sistemik.
disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, Gejala akut berupa eritema, edema, nyeri,
dan infeksi parasit (Noor Mutsaqof, - and supurasi pada kulit, jaringan lemak subkutan,
Suryani, 2016) otot. Sedangkan gejala sistemik yaitu malaise,
Staphylococcus aureus merupakan salah menggigil, nyeri lokal, dan demam. Penyebab
satu patogen penting yang berasosiasi dengan paling sering penyakit selulitis adalah bakteri,
kesehatan, dan banyak studi yang salah satunya yaitu Staphylococcus aureus
memperlihatkan infeksi nosokomial khususnya (Meidania, 2020).
bloodstream infection oleh staphylococcus

4
Data yang didapatkan dari rumah sakit di sebagai antibakteri terhadap bakteri
Amerika Serikat pada tahun 2014 Staphylococcus aureus. Penelitian ini dimulai
menyimpulkan bahwa selulitis sering dari pengumpulan sampel yang dibutuhkan,
ditemukan pada orang dewasa. Penelitian di pembuatan ekstrak dengan konsentrasi 20%,
Minessota, Amerika Serikat mengatakan 40%, 60%, 80%.
bahwa selulitis tersering pada ekstremitas
bawah yakni 199 kejadian per 100.000 orang 2. Lokasi dan waktu penelitian
pertahun. Perbedaan jenis kelamin tidak Penelitian ini dilakukan pada bulan
mempengaruhi, namun dipengaruhi oleh Februari-Maret 2023. Pembuatan ekstrak biji
seiring bertambahnya usia. Agen penyebab kelor (moringa oleifera L.) dan uji aktivitas
penyakit selulitis paling sering yaitu antibakteri biji kelor terhadap bakteri
Staphylococcus aureus (Ezra, 2022). staphylococcus aureus dilakukan di UPT.
Data yang didapatkan oleh (Novarina, Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi
2015) dimana terjadi insidensi selulitis Tengah.
sebanyak 48 kasus (1,4%) di RSUD Dr. B. Sampel Penelitian
Soetomo Surabaya pada tahun 2008-2011, Sampel yang digunakan pada penelitian
berdasarkan gender dan jumlah pasien, ini adalah bakteri staphylococcus aureus yang
penyakit selulitis lebih banyak diderita oleh diambil di UPT Laboratorium Kesehatan
pria dibanding wanita dengan perbandingan Provinsi Sulawesi Tengah. Pada penelitian ini
1,2:1 dan pada kelompok usia paling banyak dilakukan 6 kelompok perlakuan masing-
ditemukan dengan jenjang usia 45-65 tahun. masing bahan uji, yaitu : Kelompok 1 : Ekstrak
2. Metode Penelitian biji kelor 20%, Kelompok 2 : Ekstrak biji kelor

A. Desain penelitian 40%, Kelompok 3 : Ekstrak biji kelor 60%,


Kelompok 4 : Ekstrak biji Kelor 80%,
1. Jenis Penelitian
Kelompok 5 : Ciprofloxacin sebagai kontrol
Desain penelitian yang digunakan dalam
positif, Kelompok 6 : Aquadest sebagai kontrol
penelitian ini yaitu eksperimental.
negatif
Menggunakan rancangan penelitian post test
Berdasarkan perhitungan diatas, maka
only control group design, yaitu peneliti
dilakukan replikasi sebanyak 4 kali sehingga
mengamati kelompok kontrol dan kelompok
jika dikalikan dengan 6 kelompok perlakuan
perlakuan untuk mengetahui apakah ada daya
hambat ekstrak biji kelor (moringa oleifera L.)

5
didapatkan besaran sampel sejumlah 24 konsentrasi 40%, konsentrasi 20%. Ekstrak
sampel. yang telah ditentukan konsentrasinya
kemudian diencerkan dengan DMSO. kontrol
C. Alat dan Bahan penelitian positif menggunakan ciprofloxacin 500 mg
Alat yang digunakan yaitu, jangka dan kontrol negatif menggunkan aquadest.
Sorong,mikropipet, tabung erlenmeyer, Pembuatan suspensi bakteri
Timbangan, autoklaf, colony counter , Mengambil koloni bakteri dari
incubator, rotary shaker, Ose steril, Bunsen, pembiakkan menggunakan ose yang steril,
gelas ukur, tabung reaksi, cawan petri, kapas lalu masukkan koloni bakteri staphylococcus
lidi, dan rak tabung. aureus kedalam tabung reaksi yang telah diisi
Bahan yang digunakan adalah biji Kelor Nacl 0,9%. Setelah itu tunggu hingga terjadi
(moringa oleifera), biakan staphylococcus kekeruhan pada suspensi bakteri kemudian
aureus, ciprofloxacin, DMSO, Aquades dan bandingkan dengan standar mc. Farland 0,5.
NA (nutrient agar). Pengujian Aktivitas Antibakteri
Bakteri Staphylococcus aureus yang telah
D. Prosedur Penelitian disesuaikan kekeruhannya dengan standar mc
Pembuatan ekstrak biji kelor farland 0,5 diswab secara merata pada cawan
Biji kelor (Moringa oleifera L.) yang telah petri menggunakan kapas lidi. Kertas cakram
dibersihkan kemudian dikeringkan di bawah kemudian direndam pada masing-masing
sinar matahari, Setelah kering kemudian larutan ekstrak 20%, 40% ,60%, 80% dan
sebanyak 450 gram biji kelor dihaluskan larutan kontrol selama 1 menit, setelah
menggunkan blender hingga menjadi bubuk direndam kemudian kertas cakram yang telah
halus. Serbuk kering lalu dimaserasi mengandung larutan ektrak diletakkan diatas
menggunkan etanol 96% selama 120 jam. medium nutrient agar cawan petri. Masukkan
Hasil maserasi disaring dan kemudian maserat cawan petri kedalam inkubator secara aseptis,
diuapkan dengan Rotary Evaporator sehingga kemudian inkubasi pada suhu 37℃ selama 24
dihasilkan ektrak kental biji kelor. jam. Setelah diinkubasi 24 jam, amati adanya
Pembuatan konsentrasi ekstrak pembentukan zona bening kemudian ukur
Konsentrasi ekstrak biji kelor dibuat diameter zona disekitar kertas cakram
dengan beberapa konsentrasi, dimulai dari menggunkan jangka sorong.
konsentrasi 80%, konsentrasi 60%,

6
3. Hasil dan Pembahasan Tabel 4.1 Hasil Pengukuran diameter zona hambat

Uji aktivitas antibakteri dengan ekstrak biji kelor (Moringa Oleifera L.) terhadap
menggunakan ekstrak biji kelor (Moringa pertumbuhan bakteri Staphylococccus aureus.
Oleifera L.) dilakukan dengan berbagai
konsentrasi yakni eksrtak 80%, 60%, 40% dan Diameter zona hambat
20%, serta kontrol positif dan negatif untuk
mengetahui apabila terdapat aktivitas Perlak Percobaan Rat
uan a-
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
rata
aureus I II III IV

20% 13, 13, 13, 13, 13,


27 93 17 81 54

40% 20, 20. 20, 20, 20,


92 02 44 86 56

(a) (b) 60% 26, 26, 26, 26, 26,


34 44 24 32 33
80% 30, 30, 30, 30, 30,
58 33 68 50 52
Kontro 43, 44, 43, 43, 43,
l 18 20 30 58 56
positif

(c)
Kontro 0 0 0 0 0
l
Gambar 1. (a) Hasil uji antibakteri larutan Negati
kontrol positif dan negatif, (b) f
ekstrak biji kelor (Moringa
oleifera L.) pada konsentrasi Sumber : Data Primer, 2023
20% dan 40%, (c) ekstrak biji
Pada tabel 1 terdapat 6 kelompok perlakuan
kelor (Moringa oleifera L.) pada
dengan 4 kali pengulangan, menunjukkan
konsentrasi 60% dan 80%
terbentuknya diameter zona hambat.
dengan menggunakan media NA.
Didapatkan nilai rata-rata tertinggi pada
konsentrasi 80% yaitu 30,52 dan yang
terendah pada konsentrasi 20% yaitu 13,54.

7
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Kontrol positif 43,56 ± 0,45
konsentrasi ekstrak biji kelor maka semakin Kontrol negatif 0
besar diameter zona hambat yang terbentuk.
Sumber : Data primer, 2023
Hasil analisa data KET :
p : Nilai signifikan uji One way ANOVA
a. Uji One Way ANOVA

Uji One Way ANOVA merupakan salah Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA
satu metode analisis yang digunakan untuk yang terdapat pada tabel 4.2 didapatkan nilai
mengetahui apakah ada perbedaan yang siginifikansi yaitu p = 0,001 sehingga dapat
signifikan pada kelompok perlakuan. Untuk disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai
melakukan uji one way ANOVA populasi signifikansi antara kelompok-kelompok
yang diteliti haruslah berdistribusi normal, perlakuan. Hal ini berarti bahwa keempat
karena besaran sampel ≤50 maka dilakukan kelompok perlakuan ekstrak biji kelor terdapat
uji normalitas data Saphiro-wilk, sehingga efek antibakteri.
didapatkan hasil data yang berdistribusi
b. Uji post hoc LSD
normal. apabila didapatkan nilai signifikansi
p≥0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang Uji post hoc LSD yaitu uji yang digunakan
signifikan namun jika nilai signifikansi p≤0,05 untuk mengetahui apakah suatu kelompok
terdapat perbedaan yang signifikan pada perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan
kelompok perlakuan. teradap kelompok lainnya. Dimana jika p≤0,05
maka terdapat perbedaan yang siginifikan
Tabel 2. Hasil uji One Way ANOVA
sedangkan jika p≥0,05 maka tidak terdapat
Perlakuan Mean ± SD P perbedaan yang signifikan.
Konsentrasi 13,54 ± 0,38
20% Tabel 3. Hasil uji post hoc LSD

Konsentrasi 20,56 ± 0,41


0,001
40%
Konsentrasi 26,33 ± 0,08
60%
Konsentrasi 30,52 ± 0,14
80%

8
Sumber : Data Primer, 2023
KET : Sig(p)
20 40 60 80
Sig(p) : Nilai signifikansi uji post hoc LSD Perakuan % % % % (=) (-)
Konsentras 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
i 20% - 01 01 01 01 01
Berdasarkan hasil uji post hoc LSD pada konsentrasi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
tabel 4.3 didapatkan nilai signifikansi p=0,001 40% 01 - 01 01 01 01
Konsentras 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
sehingga dapat diketahui bahwa terdapat i 60% 01 01 - 01 01 01
perbedaan yang signifikan diantara keempat Konsentras 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
i 80% 01 01 01 - 01 01
kelompok perlakuan. Kontrol 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
positif 01 01 01 01 - 01
Menurut Davis dan stout yang dikutip Kontrol 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
negatif 01 01 01 01 01 -
dalam jurnal (chaerunnisa, 2015) berdasarkan
bakteri gram negatif maupun gram positif,
zona jernih yang terbentuk, daya hambat dapat
dimana mekanisme kerjanya dapat
dikategorikan sebagai berikut : sangat kuat ≥
menghambat sintesis polipeptida bakteri.
20 mm, kuat 10-20 mm, sedang 5-10 mm dan
Sementara itu pada kontrol negatif tidak
lemah ≤ 5 mm. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan terbentuknya zona hambat.
didaptakan zona hambat yang terbentuk pada
Pada penelitian ini terbukti bahwa
kelompok ekstrak biji kelor (Moringa Oleifera
efektivitas ekstrak biji kelor (Moringa oleifera
L.) dengan konsentrasi 80% ,60% dan 40%
L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dengan urutan rata-rata diameter 30,52 mm,
Staphylococcus aureus, ditandai dengan
26,43 mm, 20,56 mm masuk dalam kategori
ditemukannya zona hambat yang terbentuk
sangat kuat, dan ekstrak biji kelor 20%
pada media NA. Diameter zona hambat yang
didapatkan rata-rata diameter zona hambat
terbentuk dipengaruhi oleh besarnya
13,54 mm sehingga masuk dalam kategori
konsentrasi ektrak biji kelor, semakin besar
kuat. Pada kelompok kontrol positif
diameternya maka semakin besar zona
didapatkan diameter rata-rata 43,56 mm
terbentuk begitupun sebaliknya. Hal ini terjadi
masuk dalam kategori sangat kuat, hal ini
dikarenakan adanya zat aktif yang terkandung
menunjukkan bahwa efektivitas dari
dalam ekstrak biji kelor yaitu senyawa
kelompok kontrol positif lebih besar daripada
flavonoid, tanin saponin dan polifenol yang
efektivitas ekstrak biji kelor dikarenakan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
ciprofloxacin merupakan salah satu antibiotik
bakteri Staphylococcus aureus.
yang berspektrum luas yang dapat membunuh

9
Menurut Fachlevy (2017), dengan judul mengetahui apakah ada perbedaan yang
Efektivitas Ekstrak Biji Kelor (Moringa signifikan pada kelompok-kelompok
oleifera) Terhadap Bakteri Escherichia coli, perlakuan sehingga didapatkan hasil p=0,001
menyatakan bahwa ekstrak biji kelor efektif yang berarti terdapat perbedaan signifikan.
dalam menghambat bakteri E.coli yang Selanjutnya dilanjutkan dengan uji post hoc
ditandai dengan terbentuknya zona hambat LSD untuk mengetahui besaran nilai
pada kelompok perlakuan, hal ini dikarenakan perbedaan antara kelompok-kelompok
kandungan zat aktif biji kelor seprti tanin, perlakuan, didapatkan hasil p=0,001 yang
polifenol dan Flavonoid. berarti terdapat perbedaan yang signifikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh antara kosentrasi yang satu dengan yang lain.
pujianto (2019), ekstrak biji kelor memiliki Sehingga berdasarkan hasil penelitian dapat
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri disimpulkan bahwa ekstrak biji kelor
Staphyloccous aureus ditandai dengan (moringa oleifera L.) memiliki efektivitas
terbentuknya zona hambat tertinggi pada antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
konsentrasi 75% sebesar 20,75 mm, diameter
zona hambat yang terbentuk dipengaruhi oleh 4. Kesimpulan dan Saran
besarnya kosentrasi yang diberikan, semakin A. Kesimpulan
tinggi konsentrasi maka semakin besar pula
Dari hasil penelitian efektivitas ekstrak biji
diameter zona hambat yang terbentuk, kelor (Moringa oleifera) sebagai antibakteri
semakin kecil kosentrasi yang diberikan maka terhadap bakteri Staphylococcus aureus dapat
semakin kecil pula diameter yang terbentuk. disimpulkan bahwa :

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh 1. Ekstrak biji kelor yang diteliti dengan
peneliti dimana ekstrak biji kelor (moringa konsentrasi 20%, 40%,60% dan 80%
oleifera L.) memilki daya hambat terhadap memiliki efektivitas antibakteri
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus terhadap bakteri Staphylococcus
terbukti dengan terbentuknya diameter zona aureus.
hambat pada kelompok-kelompok perlakuan, 2. Berdasarkan konsentrasi yang
yang tertinggi pada konsentrasi 80% yaitu ditentukan ekstrak biji kelor 80%
30,52 mm. memiliki daya hambat paling tinggi,
Data hasil penelitian selanjutnya diolah hal ini berarti bahwa semakin tinggi
menggunakan uji One way ANOVA untuk konsentrasi ekstrak biji kelor maka

10
semakin besar zona hambat yang Chairunnisa, S., Nursyamsi., Setyawati, T. 2015.
terbentuk. Inhibition Betel Leaf Extract (Piper Betle
Linn) Against Candida Albicans. Jurnal
B. Saran
Ilmiah Kedokteran. 2(3). viewed on 2
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan April 2023. From
mengenai kandungan senyawa zat aktif C:/Users/acer/Downloads/8011-26331-1-
yang terdapat pada biji kelor dan PB.pdf
menentukan masing-masing senyawa
Dima, H.L., Fatimawali, Lolo, A.W., 2016. Uji
tersebut.
aktivitas antibakteri ekstrak daun kelor
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
(Moringa oleifera L.) terhadap bakteri
mengenai efektivitas ektrak biji kelor
Escherichia coli dan Staphylococcus
terhadap bakteri lainnya.
aureus. Pharmacon jurnal ilmiah farmasi.
DAFTAR PUSTAKA 5(2).Viewed on 25 mei 2020. From
https://ejournal.unsrat.ac.id/
Andareto, O. (2015) Apotik herbal disekitar anda.
Jakarta:Pustaka ilmu semesta Ezra, D., Setyawati, T., Sofyan, A. 2022.
Cellulitis in The Anterior Tibia and
Brooks, F.G., Carroll, C.K., Butel, S.J., Morse,
Posterior Sinistra Region. Jurnal
A.S., Mietzner, A.T., 2017. Jawetz,
Kesehatan Tadulako. 8(2). Viewed on 19
Melnick, & Adelberg Mikrobiologi
April 2023. From http://jurnal.untad.ac.id/
Kedokteran. Jakarta:EGC
Fachlevy, A. F., Sari, R.K., Tina, L. 2017.
Cholifah, N. et al. 2020. Aktivitas Antibakteri
Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera L.)
Ekstrak Metanol dari Kulit Batang Kelor
Terhadap Bakteri Escherichia coli Dalam
(Moringa oleifera Lam.) Terhadap Bakteri
Upaya Pencegahan Penyakit Diare. 2(6).
Staphylococcus aureus dan Escherichia
Viewed on 8 juni 2023. From
coli: Antibacterial Activity of Methanol
https://media.neliti.com/media/publication
Extracts from The Stem Bark of Moringa
s/198250-none.pdf
oleifera Lam. Against Staphylococcus
aureus and Escherichia coli. KOVALEN: Hayati, L.N. et al. 2019. Isolasi dan Identifikasi
Jurnal Riset Kimia. 6(1).Viewed on 25 mei Staphylococcus aureus pada Susu
2020. From https://bestjournal.untad.ac.id/ Kambing Peranakan Etawah Penderita

11
Matitis Subklinis di Kelurahan Kalipuro, Penyakit Infeksi Menggunakan Forward
Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. 2(2). Chaining. Jurnal Teknologi & Informasi
Viewed on 04 April 2023. From https://e- ITSmart. 4(1). Viewed on 25 mei 2020.
journal.unair.ac.id/JMV From
https://jurnal.uns.ac.id/itsmart/article/view/
Hendroko, R., Prihandana, R. 2008. Energi Hijau.
1758
Jakarta : Penebar Swadaya
Novarina, R. M., Sawitri. 2015. Profil Pasien
Luliana, S., Rijayanti, R.P., Trianto, H.F. 2014.
Erisipelas dan Selulitis. 27(1).Viewed on
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
20 April 2023. From https;//
Daun Mangga Bacang (Mangifera feotida
file:///C:/Users/acer/Downloads/admin.
L.) Terhadap Staphylococcus aureus
Secara In Vitro. Jurnal Mahasiswa PSPD Nucahyati, E. (2014) Khasiat dahsyat daun kelor.
FK Universitas Tanjungpura. 1(1).Viewed Jakarta:Jendela sehat
on 19 April 2023. From
Pujianto, S., Suprihadi, A., Wigunarti, A.H. 2019.
Http://jurnal.untan.ac.id
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji
Mustariani, B. A. P. 2023. Ragam Bioaktivitas Kombinasi Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap
Tanaman Kelor: Ekstraksi, Fitokimia, dan Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Antibakterinya. Yogyakarta:Samudra Biru aureus dan Bakteri Escherichia coli.
Berkala Bioteknologi. 2(2). Viewed on 20
Meidania, N., Pratiwi, J. N. 2020. Potensi Daun
mei 2020. From
Serai Sebagai Terapi Komplimenter pada
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/bb/
Selulitis. Jurnal Penelitian Perawat
article/view/6712
Profesional. 2(2). Viewed on 19 April
2023. From Rollando. (2019). Senyawa Antibakteri Dari
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com Fungi Endofit. Malang : CV.Seribu
/index.php/JPPP Bintang

Najib, A. (2018) Ekstraksi senyawa bahan alam. Suriaman, E., Khasanah, S., 2017. Skrining
Yogyakarta:Deepublish aktivitas antibakteri daun kelor (Moringa
oleifera), daun bidara laaut (Strychnos
Noor Mutsaqof, A.A.W. and Suryani, E. 2016.
ligustrina Blume), dan amoxicillin
Sistem Pakar untuk Mendiagnosis
terhadap bakteri patogen Staphylococcus

12
aureus. Jurnal biota. 3(1). ). Viewed on 25
mei 2020. From
https://www.researchgate.net/publication/3
13654664

Tammi, A. (2015). Aktifitas Antibakteri Buah


Makasar (Brucea javanica) terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus.
2(2). Viewed on 26 november 2020.From
https://juke.kedokteran.unila.ac.id.

Triana, D. 2014. Frekuensi β-Lactamase Hasil


Staphylococcus aureus Secara Iodometri
Di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.10(2).
Viewed on 25 mei 2020. From
https://www.researchgate.net/publication/3
21686994

Veronika, M, Purwijantiningsih, E, Pranata, S.,


2017. Efektivitas ekstrak daun kelor
(Moringaoleifera) sebagai biosanitizier
tangan dan daun selada (Lactuca sativa).
Ejournal Universitas Atma Jaya
Yogyakarta : 4-12. Viewed on 25 mei
2020. From
http://e-journal.uajy.ac.id/12533/

13

Anda mungkin juga menyukai