Anda di halaman 1dari 23

Analysis Report

PEMBANGUNAN
KLINIK UTAMA RAWAT INAP
CITAMA CICURUG
KAB. SUKABUMI

BOGOR, JUNI 2022

~1~
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb

Semoga Allah S.W.T. selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Berikut kami sampaikan laporan hasil analisa struktur dengan menggunakan
Aplikasi Perhitungan yang Subtantiated sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
Struktur kantor PEMBANGUNAN KLINIK UTAMA RAWAT INAP CITAMA
CICURUG di daerah KAB. SUKABUMI, out put perhitungan aplikasi dilampirkan.
Demikian hasil analisa yang dilakukan. Semoga data yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk perencanaan yang aman dan efisien. Terima kasih kepada semua
pihak atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk melaksanakan penyelidikan ini.
Kami berharap akan kelanjutan kerja sama ini pada masa yang akan datang. Atas
perhatian dan kerja samanya selama ini, kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalammualaikum, wr.wb.

Bogor, Juni 2022


Dibuat Oleh,

Ir. Dedi Chairuddin

~2~
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia konstruksi belakangan ini sangat berkembang pesat, baik
dalam perkembangan ilmu pengetahuan maupun penerapannya didalam kehidupan sehari
hari. dalam perkembangan dunia konstruksi pada saat ini penggunaan baja sebagai struktur
utama dalam membuat konstruksi mulai pesat, hal ini dikarenakan kemudahan dalam
pengerjaanya serta proses pembangunan yang relatif lebih cepat. Namun dalam
kenyataanya banyak kegagalan struktur yang terjadi pada saat tahap pembangunan
maupun penggunaan, ini semua dikarenakan kurangnya atau bahkan tidak adanya
perencanaan atau perhitungan struktur rencana yang menyebabkan hal tersebut. Maka
untuk mengurangi resiko tersebut perlu adanya perencanaan struktur agar tidak terjadi hal-
hal yang merugikan dikemudian hari. dalam perencanaan struktur pada saat ini telah
banyak aplikasi-aplikasi perhitungan komputer yang subtantied sebagaimana yang telah
direkomendasikan para ahli struktur untuk mempermudah dalam melakukan proses
perhitungan perencanaan.
Maka oleh karena hal tersebut yang mendorong untuk melakukan evaluasi
perencanaan struktur PEMBANGUNAN KLINIK UTAMA RAWAT INAP CITAMA
CICURUGyang menggunakan baja sebagai struktur utama yang berada di wailayah Kab.
Sukabumi. Evaluasi perencanaan ini akan menggunakan aplikasi perhitungan komputer
yang subtantied sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Perencanaan ini
bertujuan untuk mengurangi resiko kegagalan struktur yang tidak diinginkan, dan evaluasi
perencanaan struktur beton 3 lantai ini merujuk pada peraturan yang berlaku yaitu
berdasarkan Standar yang berlaku.

~3~
1.2. Tujuan
Mendapatkan perencanaan yang aman dan efisien

1.3 Batasan
Batasan masalah yang akan dibahas, antara lain:
1. Membuat perencanaan struktur beton bertulang dengan metode SRPMM
2. Aspek-aspek yang ditinjau adalah dimensi balok dan kolom, gaya dalam, serta berat
struktur

~4~
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya dalam


Adalah gaya-gaya yang bekerja pada suatu struktur seperti momen, gaya geser, torsi
dan lainnya sehingga diperoleh kuat rencana (Ali Asroni, 2010).

Rr = ø R n (2.1)

Dimana syarat kuat rencana adalah Rr atau ø Rn ≥ Ru.

dimana:
Rr = Kuat Rencana
Ø = Faktor reduksi kekuatan
Rn = Kuat nominal
Ru = Kuat perlu

2.2 Berat struktur


Adalah beban-beban yang bekerja pada struktur itu sendiri, seperti beban mati, beban
hidup dan beban kombinasi. Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing
beban yang bekerja pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda, tergantung dari
jenis kombinasi beban yang bersangkutan (Ali Asroni, 2010).
1) Jika struktur atau komponen struktur hanya menahan beban mati D saja, maka
dirumuskan :
U = 1,4.D (2.2)
2) Jika berupa beban mati D dan beban hidup L, maka dirumuskan :
U = 1,2.D + 1,6.L + 0,5.(A atau R) (2.3)
3) Jika berupa kombinasi beban mati D, beban hidup L dan beban angin W, maka
diambil pengaruh yang besar dari dua macam rumus berikut :
U = 1,2.D + 1,6.L + 0,5.(A atau R) (2.4)

~5~
U = 0,9.D ± 1,6 W (2.5)
4) Jika pengaruh beban gempa E diperhitungkan, maka diambil yang besar dari dua
macam rumus berikut :
U = 1,2.D + 1,0.L ± 1,0.E (2.6)
U = 0,9.D ± 1,0.E (2.7)

dengan:
U = kombinasi beban berfaktor, kN, kN/m’ atau kNm.
D = beban mati (Dead Load), kN, kN/m’ atau kNm.
L = beban hidup (Life Load), kN, kN/m’ atau kNm.
A = beban hidup atap, kN, kN/m’ atau kNm.
R = beban air hujan, kN, kN/m’ atau kNm.
W = beban angin (Wind Load), kN, kN/m’ atau kNm.
E = beban gempa (Earth Quake Load), kN, kN/m’ atau kNm.

~6~
BAB 3
METODOLOGI PERENCANAAN

3.1 Tahapan Perencanaan


Kerangka perencanaan struktur adalah pemilihan susunan dan ukuran dari elemen
struktur sehingga beban yang bekerja dapat dipikul secara aman, dan perpindahan yang
terjadi masih dalam batas batas yang disyaratkan. Prosedur perencanaan secara iterasi
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Perancangan, penetapan fungsi dari struktur;
2. Penetapan konfigurasi struktur awal (preliminary) sesuai langkah satu termasuk
pemeilihan jenis material yang akan digunakan;
3. Penetapan beban kerja struktur;
4. Pemilihan awal bentuk dan elemen struktur berdasarkan 1, 2, 3;
5. Analisis struktur untuk memperoleh gaya-gaya dalam dan perpindahan elemen;
6. Evaluasi, apakah perancangan sudah optimumdan sesuai yang diharapkan
7. Perencanaan ulang langkah 1 hingga 6;
8. Perencanaan akhir, apakah langkah 1 hingga 7 sudah memberukan hasil
maksimum.
Berikut adalah alur tahap perencanaan, yang ditunjukan oleh gambar 3.1 Alur
Tahap Perencanaan:

~7~
Perancangan, penetapan fungsi dari
Mulai Preliminary
struktur
data

Penetapan element struktur


yang akan digunkan dan
pembebanan rencana.

Perencanaan:
1. Analisis struktur
2. Evaluasi struktur

Gagal Berhasil

Perencanaan Akhir

Laporan

Selesai

Gambar 3.1 Alur Tahap Perencanaan

3.2 Profil konstruksi


1. Jenis konstruksi : Struktur Beton Bertulang
2. Tinggi konstruksi : 13,75 m
3. Lebar konstruksi : 30 m
4. Panjang konstruksi : 40 meter
5. Profil K1 (kolom) : 40 cm x 40 cm
6. Profil K2 (kolom) : 30 cm x 30 cm
7. Profil K3 (kolom) : 80 cm x 80 cm
8. Profil K4 (kolom) : 15 cm x 45 cm
9. Profil B1 (balok) : B1 50 cm x 30 cm
10. Profil B2 (balok) : B2 40 cm x 20 cm
11. Profil B3 (balok) : B3 30 cm x 15 cm
12. Profil B4 (balok) : B4 20 cm x 15 cm
13. Profil B5 (balok) : B5 70 cm x 40 cm
14. Profil B6 (balok) : B1 50 cm x 15 cm

~8~
15. Profil TB1 (Tee Beam) : TB1 40 cm x 30 cm
16. Profil TB2 (Tee Beam) : TB2 40 cm x 20 cm
17. Fy : 2400 kg/cm2
18. Fu : 4000 kg/cm2
19. Pelat lantai (t=12 cm) : Beton K-300

3.3 Pembebanan
a) Beban mati (Dead load)
Berat sendiri elemen struktur dihitung sebagai beban mati dimana elemen struktur
tersebut adalah kolom, balok dan plat lantai. Berat elemen struktur tersebut akan
dihitung sebagai Self Weight pada aplikasi perhitungan konstruksi.
Selain berat sendiri pada elemen struktur dihitung pula berat dari beban arsitektural
sebagai beban mati, seperti:
1) Berat penutup lantai : 45 Kg/m 2
2) Berat plafond : 11 Kg/m 2
3) Pasangan dinding habel : 100 Kg/m’
4) Plesteran : 21 Kg/ m 2
5) Mekanikal & Elektrikal : 20 Kg/m 2
Pembebanan ini ditentukan dari Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
tahun 2013.

Gambar 3.2 Beban Mati

~9~
b) Beban hidup (Life load)
Untuk berat beban hidup sendiri ditentukan sebesar 400 Kg/m 2 untuk Rumah Sakit,
penentuan berat ini telah diatur dalam Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung tahun 2013.

Gambar 3.3 Beban Hidup

c) Beban gempa
Analisis beban gempa ini menggunakan metode SRPMM yang telah ditentukan oleh
SNI 1726-2021 dan SNI 1729-2015 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
dan Baja Untuk Bangunan Gedung. Analisis beban gempa digunakan metode analisis
dinamik spektrum respon. Besarnya beban gempa nominal yang diterima struktur
gedung dihitung dengan menggunakan persamaan:

. .
= (3.1)

dimana:
V = Beban gempa (Kg, Ton)
W = Beban gedung (Kg, Ton)
C = Koefisien percepatan gempa (Detik)
I = Faktor keutamaan struktur
R= Faktor reduksi gempa

~ 10 ~
Dari tabel 3.1 dapat ditentukan faktor keutamaan gedung dengan nilai I = 1, diambil dari
kategori gedung atau bangunan sebagai gedung umum seperti untuk penghunian,
perniagaan dan perkantoran.

Tabel 3.1. Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung atau bangunan
Kategori gedung atau bangunan Faktor
Keutamaan
(I)
Gedung umum, seperti untuk penghunian, perniagaan dan 1
perkantoran.
Monumen dan bangunan monumental. 1
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air 1,5
bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam
keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi.
Gedung tempat menyimpan barang berbahaya seperti gas, 1,5
produk minyak bumi, asam, dan bahan beracun.
Cerobong, tangki atas menara. 1,25
Sumber :SNI-03-1726-2003

Sedangkan untuk menentukan nilai R atau faktor reduksi gempa kita dapat
menentukan dengan mengggunakan tabel 3.2 yang diambil dari SNI-03-1726-2003 dengan
nilai R = 5,5 diambil dari sistem dan subsistem bangunan gedung dengan sistem rangka
pemikul momen (Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul
beban gravitasi secara lengkap, beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama
melalui mekanisme lentur) dan untuk uraian sistem pemikul beban gempa digunakan
sistem rangka pemikul momen menengah beton (SRPMM) (tidak unntuk wilayah 5 dan 6).

Tabel 3.2. Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum dan faktor
tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan
subsistem struktur bangunan gedung
Sistem dan subsistem Rm
struktur bangunan Uraian sistem pemikul beban µm Pers. F
gedung (5)
1.sistem dinding penumpu 1. dinding geser beton bertulang. 2,7 4,5 2,8
(Sistem struktur yang 2. dinding penumpu dengan 1,8 2,8 2,2
tidak memiliki rangka rangka baja ringan dan bresing
ruang pemikul beban tarik.
gravitasi secara lengkap. 3. rangka bresing dimana
Dinding penumpu atau bresingnya memikul beban
sistem bresing memikul gravitasi.
hampir semua beban a. baja 2,8 4,4 2,2
gravitasi. Beban lateral b. beton bertulang (tidak untuk 1,8 2,8 2,2
dipikul dinding geser atau wilaya 5 & 6)
rangka bresing).

~ 11 ~
2. sistem rangka gedung 1. rangka bresing eksentris baja 4,3 7,0 2,8
(sistem struktur yang pada (RBE)
dasarnya memiliki rangka 2. dinding gesr beton bertulang 3,3 5,5 2,8
ruang pemikul beban 3. rangka bresing biasa
gravitasi secara lengkap. a. baja 3,6 5,6 2,2
Beban lateral dipikul b. beton bertulang (tidak untuk 3,6 5,6 2,2
dinding geser atau rangka wilayah 5 & 6)
bresing). 4. rangka bresing kosentrik
khusus
a. baja 4,1 6,4 2,2
5. dinding geser beton bertulang 4,0 6,5 2,8
berangkai daktail
6. dinding geser beton bertulang 3,6 6,0 2,8
kantilever daktail penuh
7. dinding geser beton bertulang 3,3 5,5 2,8
kantilever daktail parsial
3. sistem rangka pemikul 1. rangka pemikul momen khusus
momen (sistem struktur (SRPMK)
yang pada dasarnya a. baja 5,2 8,5 2,8
memiliki rangka ruang b. beton bertulang 5,2 8,5 2,8
pemikul beban gravitasi 2. rangka pemikul momen 3,3 5,5 2,8
secara lengkap. Beban menengah beton (SRPMM) (tidak
lateral dipikul rangka untuk wilayah 5 & 6)
pemikul momen terutama 3. rangka pemikul momen biasa
melalui mekanisme (SRPMB)
lentur) a. baja 2,7 4,5 2,8
b. beton bertulang 2,1 3,5 2,8
4. rangka batang baja pemikul 4,0 6,5 2,8
momen khusus (SRPMK)
4. sistem ganda 1. dinding geser
(terdiri dari: 1) rangka a. beton bertulang dengan 5,2 8,5 2,8
yang memikul seluruh SRPMK beton bertulang
beban gravitasi; 2) b. beton bertulang dengan 2,6 4,2 2,8
pemikul beban lateral SRPMB baja
berupa dinding geser atau c. beton bertulang dengan 4,0 6,5 2,8
rangka bresing dengan SRPMM beton bertulang
rangka pemikul momen 2. RBE baja
harus direncanakan secara a. dengan SRPMK baja 5,2 8,5 2,8
terpisah mampu memikul b. dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
sekurang-kurangnya 25% 3. rangka bresing biasa
dari seluruh beban lateral; a. baja dengan SRPMK baja 4,0 6,5 2,8
3) kedua sistem harus b. baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
direncanakan untuk c. beton bertulang dengan 4,0 6,5 2,8
memikul secara bersama- SRPMK beton bertulang (tidak
sama seluruh beban lateral untuk wilayah 5 & 6)
dengan memperhatikan d. beton bertulang dengan 2,6 4,2 2,8
interaksi/sistem ganda) SRPMM beton bertulang (tidak
untuk wilayah 5 & 6)
4.rangka bresing konsentrik

~ 12 ~
khusus
a. baja dengan SRPMK baja 4,6 7,5 2,8
b. baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
5. sistem struktur Sistem struktur kolom kantilever 1,4 2,2 2
bangunan gedung kolom
kantilever: (sistem
struktur yang
memanfaatkan kolom
kantilever untuk memikul
beban lateral)
6. sistem interaksi dinding Beton bertulang menengah (tidak 3,4 5,5 2,8
geser dengan rangka untuk wilayah 3, 4, 5 & 6)
7. subsistem tunggal 1. rangka terbuka baja 5,2 8,5 2,8
(subsistem struktur bidang 2. rangka terbuka beton bertulang 5,2 8,5 2,8
yang memebentuk 3. rangka terbuka beton bertulang 3,3 5,5 2,8
struktur bangunan gedung dengan balok beton pratekan
secara keseluruhan) (bergantung pada indeks baja
total)
4. didnding geser beton bertulang 4,0 6,5 2,8
berangkai daktail penuh
5. dinding geser beton bertulang 3,3 5,5 2,8
kantilever daktail parsial
Sumber :SNI-03-1726-2003

Tabel 3.3. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah
untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia
Wilayah Percepatan Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
Gempa puncak Tanah Tanah Tanah Tanah khusus
batuan dasar keras sedang lunak
(‘g’)
1 0,03 0,03 0,04 0,08 Diperlukan evaluasi
2 0,10 0,12 0,15 0,23 khusus di setiap
3 0,15 0,18 0,22 0,30 lokasi
4 0,20 0,24 0,28 0,34
5 0,25 0,29 0,33 0,36
6 0,30 0,33 0,36 0,36
Sumber :SNI-03-1726-2003

Tabel 3.4. Spektrum respon gempa rencana


Wilayah Tanah keras Tanah sedang Tanah lunak
gempa Tc = 0,5 det Tc = 0,6 det 0,4<Tc<1,0
Am Ar Am Ar Am Ar Tc
1 0,08 0,04 0,10 0,06 0,20 0,09 0,45
2 0,30 0,15 0,38 0,23 0,58 0,33 0,57

~ 13 ~
3 0,45 0,23 0,55 0,33 0,75 0,50 0,67
4 0,60 0,30 0,70 0,42 0,85 0,64 0,75
5 0,73 0,36 0,83 0,50 0,90 0,76 0,84
6 0,83 0,42 0,90 0,54 0,90 0,84 0,93
Sumber :SNI-03-1726-2003

Dengan demikian parameter untuk mencari beban gempa dapat ditentukan


sebagai berikut :
1. Fungsi konstruksi : Rumah Sakit
2. Zona gempa : 4 (Sukabumi)
3. Kondisi tanah : Sedang
4. Percepatan puncak batuan dasar : 0,20 g
5. Percepatan puncak dipermukaan tanah(Ao) : 0,28 g
6. Waktu getar alami (Tc) : 0,6
7. Spektrum percepatan maksimum (Am) : 0,70
8. Faktor respon gempa (Ar) : 0,42
9. Faktor keutamaan gedung (I) : 1,5
10. Faktor modifikasi respon struktur (R) : 4,2

Setelah parameter-parameter untuk mencari beban gempa sudah ditentukan maka


tahap selanjutnya adalah menentukan periode natural agar pada akhirnya didapat
nilai koefisien percepatan gempa (C).

T= 0,0731 x h(3/4) (3.2)

Dimana :
T = Periode Natural
h = Banyak lantai

Dengan menggunakan persamaan (3.2) maka didapat nilai periode natural sebagai
berikut :

T = 0,0731 x 2(3/4)

~ 14 ~
= 1,68 detik

Setelah mendapatkan periode natural (T) maka tahap selanjutnya adalah pengecekan
dengan menggunakan persamaan-persamaan dibawah ini :

Untuk T ≤ Tc :
C = Am (3.3)

Untuk T > Tc:

C= (3.4)

Karena nilai periode natural (T) lebih besar dari pada waktu getar alami (Tc).
Sehingga persamaan yang digunakan adalah persamaan (3.4) sebagai berikut :

C=

= 0,42/1,68
= 0,25

~ 15 ~
3.4 Evaluasi

Gambar 3.2 Layout rencana konstruksi

Setelah semua parameter rencana dimasukan seperti profil konstruksi dan pembebanan
maka didapat hasil 3D layout seperti pada gambar 3.2

~ 16 ~
Gambar 3.3 Detail hasil Evaluasi

Setelah semua parameter rencana dimasukan seperti profil konstruksi dan pembebanan
maka didapat hasil gaya dalam seperti pada gambar 3.3

~ 17 ~
BAB 4
HASIL DAN BAHASAN

4.1 Analisis Rencana


Setelah analisis perencanaan dilakukan dan parameter-parameter yang dimasukan
sesuai dengan point 3.2 profil konstruksi dan 3.3 pembebanan maka didapat hasil
seperti gambar dibawah:

Gambar 4.1 Hasil analisis

~ 18 ~
Gambar 4.2 Hasil Analisis Momen

Dari gambar 4.1dan 4.2 Hasil analisis di atas menyatakan bahwa output dari pengunaan
profil beton yang direncanakan dapat menahan beban yang bekerja, hasil tersebut dapat
dilihat dari output perencanaan bangunan yang menampilkan rekomendasi pembesian
struktur. Maka dengan demikian perencanaan dinyatakan berhasil.

~ 19 ~
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisi perencenaan yang dilakukan untuk struktur Gedung Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bogor, dinyatakan bahwa perencanaan berhasil dengan profil yang
digunakan seperti dibawah ini:
1. Jenis konstruksi : Struktur Beton Bertulang
2. Tinggi konstruksi : 13,75 m
3. Lebar konstruksi : 30 m
4. Panjang konstruksi : 40 meter
5. Profil K1 (kolom) : 40 cm x 40 cm
6. Profil K2 (kolom) : 30 cm x 30 cm
7. Profil K3 (kolom) : 80 cm x 80 cm
8. Profil K4 (kolom) : 15 cm x 45 cm
9. Profil B1 (balok) : B1 50 cm x 30 cm
10. Profil B2 (balok) : B2 40 cm x 20 cm
11. Profil B3 (balok) : B3 30 cm x 15 cm
12. Profil B4 (balok) : B4 20 cm x 15 cm
13. Profil B5 (balok) : B5 70 cm x 40 cm
14. Profil B6 (balok) : B1 50 cm x 15 cm
15. Profil TB1 (Tee Beam) : TB1 40 cm x 30 cm
16. Profil TB2 (Tee Beam) : TB2 40 cm x 20 cm
17. Fy : 2400 kg/cm2
18. Fu : 4000 kg/cm2
19. Pelat lantai (t=12 cm) : Beton K-300

~ 20 ~
5.2 Saran
Sebaiknya struktur yang akan dibangun mengikuti dari hasil perencanaan yang sudah
dilakukan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dan semua profil konstruksi harus
sesuai dengan evaluasi perencanaan. Bila dalam tahap pembangunan ada perubahan profil
baja, maka harus ada evaluasi ulang.

~ 21 ~
DAFTAR PUSTAKA

Ali Asroni. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Graha Ilmu. Yoyakarta.
Eri Setia Romadon. 2009. Struktur Beton Sesuai Dengan Standart SKSNI 03-2847-2002.
TS FTUIKA. Bogor
M. Firdaus Alkaff. 2005. STAAD 2004 Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang.
M. Firdaus Alkaff. 2006. STAAD 2004 Untuk Tingkat Menengah. Maxikom. Palembang.
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. 1983. Badan Standar Nasional. Jakarta.
SNI 03-1726-2003. 2003. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempauntuk Bangunan
Gedung. RSNI 3. Badan Standar Nasional. Jakarta.
SNI 03-1729-2002. 2002. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. RSNI 3.
Badan Standar Nasional. Jakarta
SNI 03-2847-2002. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung. RSNI 3. Badan Standar Nasional. Jakarta.
Spektra Indo. 2010. ITB. Bandung

SNI 1729:2015 Dan Direct Analysis Method (Metode Baru Perencanaan Baja Berbasis
Komputer)

~ 22 ~
LAMPIRAN 1
HASIL ANALISA STRUKTUR

~ 23 ~

Anda mungkin juga menyukai