Anda di halaman 1dari 3

Modul Kinematika Benda Titik: Kinematika satu dimensi

Segmen Besaran, satuan, dan vektor

Ringkasan Materi
Besaran pokok dan turunan
Fisika mempelajari berbagai fenomena yang terjadi di alam, mulai dari skala kecil (subatomik) hingga
skala besar (alam semesta). Hukum-hukum Fisika disusun sebagai cara untuk memahami kaitan
antara satu besaran fisis dengan besaran fisis yang lain. Jadi hal pertama yang harus dilakukan dalam
perumusan hukum-hukum Fisika adalah melakukan pengukuran besaran-besaran fisis. Terdapat 7
besaran pokok dalam Fisika, yakni panjang (dengan satuan baku meter), massa (kilogram), waktu
(detik/second), arus listrik (ampere), temperatur mutlak (kelvin), intensitas cahaya (candela) dan
jumlah zat (mol). Dari ketujuh besaran pokok tersebut, dapat dibentuk besaran-besaran turunan,
misalnya kecepatan (yakni jarak dibagi waktu, dengan satuan m/s), percepatan (kecepatan/waktu,
m/s2), dan gaya (massa kali percepatan, kg.m/s2).
Skalar dan vektor
Besaran-besaran fisis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu besaran skalar dan vektor. Besaran
skalar hanya mempunyai nilai saja dan operasinya memenuhi aljabar biasa. Contohnya massa, waktu,
dan temperature. Sedangkan besaran vektor mempunyai nilai dan arah serta operasinya memenuhi
aljabar vektor. Contohnya posisi, perpindahan, dan kecepatan.
Vektor

Sebuah vektor A, dapat dinyatakan dengan huruf tebal A atau dengan notasi ⃗
A . Dalam koordinat dua
dimensi, vektor dapat digambarkan sebagai sebuah anak panah dengan panjangnya menyatakan besar
vektor dan arahnya menyatakan arah dari vektor. Perhatikan Gambar 1. Dalam koordinat Kartesius,
vektor ⃗
A dapat diuraikan dalam komponen-komponennya,

A=A x i^ + A y ^j , (1)
dengan A x dan A y yang secara berurutan merupakan komponen vektor yang searah sumbu x dan y ,
serta vektor-vektor satuan i^ dan ^j adalah vektor-vektor yang panjangnya 1 satuan dan arahnya sejajar
dengan sumbu-sumbu x dan y positif. Sudut θ pada gambar tersebut adalah sudut yang dibentuk oleh
vektor ⃗A dengan sumbu x positif.

Gambar 1. Penggambaran vektor dalam dua dimensi.

Dari hukum Pythagoras untuk segitiga pada Gambar 1 kita ketahui bahwa besar vektor ⃗
A , kita
simbolkan dengan huruf A tanpa atribut apapun, dapat dinyatakan sebagai

A=√ A x + A y . (2)
2 2

Dari aturan trigonometri, dengan mudah kita dapatkan hubungan


A x = A cos θ dan A y =A sinθ . (3)
Kita juga dapat mendefinisikan vektor satuan dari ⃗
A sebagai
⃗ ^ A ^j
A A x i+ (4)
^
A≡ =
y
A √ A2+ A2
x y

Penjumlahan vektor
Vektor-vektor dapat dijumlahkan satu sama lain. Penjumlahan vektor dilakukan dengan
menjumlahkan komponen-komponennya, seperti pada Gambar 2 (b). Pengurangan vektor ⃗ A−⃗
B pada
dasarnya sama dengan penjumlahan ⃗
A+ (− ⃗
B ) seperti diilustrasikan pada Gambar 2 (c).
Gambar 2. Penjumlahan dan pengurangan vektor.

(a) (c)
(b)

Vektor dalam ruang tiga dimensi


Dalam koordinat Kartesius, vektor tiga dimensi dituliskan sebagai
⃗ ^ A y ^j+ A z k^ .
A=A x i+ (5)
^
Terlihat ada tambahan besaran A z dan k dibanding vektor pada dua dimensi (persamaan 1), yang
tidak lain merupakan komponen vektor dan vektor satuan pada arah sumbu z . Dengan penambahan
dimensi ini, persamaan (2) harus kita modifikasi menjadi A=√ A 2x + A2y + A2y.

Perkalian vektor

Vektor (misalnya ⃗
A ) dapat dikalikan dengan skalar (misalnya k ) menghasilkan sebuah vektor baru (⃗
B
),
⃗B=k ⃗ A (6)
⃗ ⃗
Dua buah vektor (misalnya A dan B) juga dapat dikalikan melalui perkalian titik (dot product),


A ⋅⃗
B= A x B x + A y B y + A z B z =AB cos θ AB , (7)
maupun perkalian silang (cross product),

| |
i^ ^j k^
⃗ ⃗
A × B= A x A y A z =i^ ( A y B z− A z B y )− ^j ( A x B z− A z B x ) + k^ ( A x B y −A y B x )
(8)
Bx By Bz
¿ n^ ABsin θ AB .
Perhatikan bahwa perkalian titik menghasilkan scalar sedangkan perkalian silang menghasilkan
vektor baru dengan arah n^ ditentukan melalui kaidah tangan kanan.

Anda mungkin juga menyukai