Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

VEKTOR

1. VEKTOR PADA BIDANG DATAR

A Vektor dan Notasinya


Suatu vektor ialah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah.
Dengan demikian maka dua vektor yang mempunyai besar dan arah yang
sama, maka dua vektor tersebut adalah sama, tanpa memandang di mana
vektor tersebut berada.
Suatu vektor digambarkan dengan suatu anak panah di mana panjangnya
anak panah menyatakan besarnya vektor dan arah anak panah menunjukkan
arah dari vektor.
B Gambar ini menunjukkan gambar vektor, A
disebut titik tangkap vektor / titik pangkal
vektor dan B disebut titik ujung vektor
(terminal).

A Vektor tersebut dinyatakan : AB atau a .

B. Vektor pada Bidang Datar R2 (Dimensi Dua)


Di dalam bidang datar (R2) suatu vektor yang titik pangkalnya di A (x1, y1)
dan titik ujungnya di B (x2, y2) dapat dituliskan dalam bentuk komponen :
 x 2 − x1 
AB =  
 y 2 − y1 
Dilukiskan sebagai :
y

B (x2, y2)

A (x1, y1) x

15
Vektor dalam bidang datar juga dapat dinyatakan dalam bentuk :
- Kombinasi linear vektor satuan i, j , misalnya vektor a = xi + yj.

- Koordinat kartesius, yaitu : a = (a1, a2).

- Koordinat kutub, yaitu : a = r ∠ θ dengan r = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 dan

y 2 − y1
tg θ = .
x 2 − x1

C Ruang Lingkup Vektor


1. Kesamaan Dua Vektor

Dua buah vektor a dan b dikatakan sama apabila keduanya

a b mempunyai besar (panjang) dan arah yang sama.

Diperoleh: a = b

2. Vektor Negatif

a b Vektor negatif dari a adalah vektor yang besarnya

sama dengan vektor a tetapi arahnya berlawanan

dan ditulis − a .

Diperoleh: a = − b .

3. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol dan arahnya tak
tentu. Pada sistem koordinat kartesius vektor nol digambarkan berupa titik.
0
Di ruang dimensi dua vektor nol dilambangkan dengan O =   .
0
4. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada pusat
koordinat O(0,0) dan titik ujungnya berada pada koordinat lain. Vektor

16
posisi pada R2 dari titik A(x,y) dinyatakan sebagai kombinasi linear vektor
satuan sebagai berikut :
 x
a =   = xi + y j
 y

Penulisan vektor i dan j menyatakan vektor satuan pada sistem koordinat.

Vektor satuan i adalah vektor yang searah dengan sumbu X positif dan

besarnya 1 satuan. Vektor satuan j adalah vektor yang searah dengan

sumbu Y positif dan besarnya 1 satuan.

5. Modulus atau Besar Vektor atau Panjang vektor


a 
Misalnya a =  1  = a1 i + a 2 j , panjang vektor a dinotasikan | a | dengan | a |
 a2 

= a1 + a 2 .
2 2

Jika diketahui titik A (x1, y1) dan B (x2, y2). Secara analitis, diperoleh
 x − x1 
komponen vektor AB =  2  .
 y 2 − y1 

Panjang vektor AB dapat dirumuskan :

| AB | = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 .

Contoh:
Diketahui titik A(3, -5) dan B(-2, 7), tentukan hasil operasi vektor tersebut !

a. Komponen vektor AB

b. Modulus/besar vektor AB

Jawab:
 − 2 − 3   − 5
a. Komponen vektor AB =   =  
 7 − (−5)   12 

b. Modulus/besar vektor AB = | AB | = (−5) 2 + 12 2 = 25 + 144 = 169 = 13

17
6. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang (besar) 1 satuan.
Vektor satuan dapat ditentukan dengan cara membagi vektor tersebut
dengan besar (panjang) vektr semula.
a
Vektor satuan dari vektor a dirumuskan: e = .
a

D Operasi Hitung Vektor di R2

1. Operasi Penjumlahan Vektor


Penjumlahan dua vektor dapat dikerjakan dalam dua cara yaitu cara grafis
dan analitis.
a. Cara Grafis
1) Dengan cara penjumlahan segitiga atau segitiga vektor

b a a +b

a b

Cara: pangkal vektor b digeser ke ujung vektor a maka vektor hasil

a + b adalah vektor yang menghubungkan pangkal vektor a dengan

ujung vektor b .

2) Dengan cara penjumlahan jajar genjang atau jajar genjang vektor

b ⇒ a +b
b
a a

Cara: pangkal vektor b digeser ke pangkal vektor a , dilukis jajar

genjang, maka diagonal dari ujung persekutuan adalah a + b .

18
Untuk melakukan penjumlahan lebih dari dua vektor digunakan aturan
segi banyak (potongan).

b c a +b +c c

a b
a

b. Cara Analitis
1) Apabila kedua vektor diketahui mengapit sudut tertentu , maka dapat
digunakan perhitungan dengan memakai rumus aturan cosinus
seperti pada trigonometri.

Apabila sudut antara a dan b adalah θ, :

b θ a +b maka ( a + b )2 = a 2 + b 2 + 2 a b Cos θ

( a +b ) = a + b + 2abCosθ
2 2
a

2) Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang


kartesius) maka penjumlahan dapat dilakukan dengan
menjumlahkan komponennya.
x  x   x + xB 
Misalnya: a =  A  dan b =  B  maka a + b =  A 
 yA   yB   y A + yB 
Contoh:
 2   − 4  2 + (−4)   − 2 
a) Apabila a =   dan b =   maka a + b =   =  
 − 3  3   −3+3   0 
b) Diketahui panjang vektor | a | = 2 dan panjang vektor | b | = 4,

sudut antara vektor a dan b adalah 60°, maka :

a +b = a + b + 2abCosθ
2 2

= 2 2 + 4 2 + 2.2.4.Cos 60°

= 4 + 16 + 16. 12 = 28 = 2 7

19
2. Pengurangan Vektor
Memperkurangkan vektor b dari vektor a didefinisikan sebagai

menjumlahkan vektor negatif b pada vektor a dan ditulis : a − b = a + (-

b ).

a ⇒ a

a −b

-b

Apabila vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius)


maka pengurangan dapat dilakukan dengan mengurangkan komponen-
komponennya.

3. Perkalian Vektor dengan Skalar


Jika a suatu vektor dan m adalah skalar (bilangan nyata), maka m a atau

a m adalah suatu vektor dengan kemungkinan :

a. Jika m > 0 maka m a adalah vektor yang besarnya m kali a dan searah

dengan a .

b. Jika m < 0 maka m a adalah vektor yang besarnya m kali a dan

arahnya berlawanan dengan a .

c. Jika m = 0 maka m a adalah nektor nol.

Contoh perkalian vektor dan scalar

20
a. Vektor diberikan dalam bentuk gambar

a 2a 1
2 a -3 a

b. Vektor diberikan dalm bentuk kmponen


 3  3 6
Jika a =   maka 2 a = 2   =  
 2  2  4
 4  4  2
Jika b =   maka 1
2 b = 1
2
  =  
 2  2 1
 2  2  − 4 
Jika c =   maka − 2c = −2  =  
5  5   − 10 
Apabila titik-titik dalam vektor dapat dinyatakan sebagai perkalian vektor
yang lain, titik-titik itu disebut kolinier (segaris).

4. Perkalian Dua vektor


Operasi perkalian pada vektor dapat dikerjakan melalui dua cara sebagai
berikut :
a. Sudut antara kedua vektor diketahui
Diberikan vektor a =(a1, a2), b =(b1, b2) dan sudut yang dibentuk oleh

vektor a dan b adalah α. Perkalian antara vektor a dan b dirumuskan

sebagai berikut :

a . b =  a . b . Cos α

Contoh:
6  3
Tentukan hasil kali kedua vektor a =   dan b =   serta sudut
1 6
antara kedua vektor adalah 60°!

21
Jawab:
Diketahui dua buah vektor sebagai berikut :
 6
a =   → a1 = 6 dan a2 = 1
1

|a| = a1 + a 2 = 6 2 + 12 = 36 + 1 = 37
2 2

 3
b =   → b1 = 3 dan b2 = 6
6

|b | = b1 + b2 = 3 2 + 6 2 = 9 + 36 = 45
2 2

a . b =  a . b . Cos α

= 37 . 45 .Cos 60°

= 37 . 45 . 1
2

= 3
2 185

Jadi, hasil kali kedua vektor adalah 3


2 185 .

b. Sudut antara kedua vektor tidak diketahui


Diberikan vektor a =(a1, a2) dan b =(b1, b2). Hasil kali kedua vektor

dirumuskan sebagai berikut :

a . b = a1b1 + a2b2

Contoh:
5  3 
Diberikan vektor a =   dan b =   . Tentukan hasil kali vektor a
7  − 2
dan b !

Jawab:
5
Diketahui a =   → a1 = 5 dan a2 = 7 , serta
7
 3 
b =   → b1 = 3 dan b2 = -2
 − 2

22
a . b = a1b1 + a2b2

= 5.3 + 7(-2)
= 15 + (-14)
=1
Jadi, hasil kali vektor a dan b adalah 1.

Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat


kartesius dapat kita cari besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor
yang dirumuskan sebagai berikut :

a 1 b1 + a 2 b 2
Cos α =
ab

Latihan 1
1. Tulislah empat buah besaran skalar !
2. Tulisalah empat buah besaran vektor !
3. Nyatakan vektor ini dalam bentuk komponen !
Y
A(1,3)
B(3,2)

X
O

4. Tentukan a + b dan a - b jika diketahui :

a) a = (3, 4) dan b = (2, 3)

b) a = (-3, ) dan b = (0, -5)

5. Gambarlah vektor a , 2 a , -3 a , 1 12 a

23
2. VEKTOR PADA BANGUN RUANG

A Vektor pada Ruang (Dimensi 3)


Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang (R3) dapat
digunakan sistem sumbu koordinat siku-siku X, Y dan Z dengan masing-
masing sumbu saling tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O yang
disebut pusat sumbu koordinat.

Z Jarak P sampai bidang YOZ adalah X, atau PP1 = Xp.


Jarak P sampai bidang XOZ adalah Y, atau PP2 = Yp.
Jarak P sampai bidang XOY adalah Z, atau PP3 = Zp.
Zp P1 Dinyatakan bahwa koordinat ruang dari P
ditulis P (Xp, Yp, Zp).
Vektor OP dinyatakan dengan bentuk sebagai berikut:
P2 P
O Yp Y

Xp P3

a. OP = Xp i + Yp j + Zp k merupakan bentuk kombinasi linear dari i , j , k .

Dengan i , j , k merupakan vektor satuan dalam koordinat ruang ( i =

vektor satuan pada sumbu X, j = vektor satuan pada sumbu Y dan k =

vektor satuan pada sumbu Z).


X 
 p
b. OP =  Y p  merupakan bentuk kmponen vektor.
Z 
 p

B Ruang Lingkup Vektor


1. Vektor Posisi
Vektor posisi titik P adalah vektor OP yaitu vektor yang berpangkal di

O(0,0,0) dan berujung di titik P(x,y,z). Secara aljabar vektor OP dapat

24
ditulis sebagai berikut :
 x
 
OP =  y  atau OP = (x,y,z)
z
 

Vektor OP = (x,y,z) pada dimensi tiga dapat dinyatakan sebagaikombinasi

linear dari vektor satuan i , j , k sebagai berikut :

 x
 
OP =  y  = x i + y j + z k
z
 

Sebuah vektor AB dengan koordinat titik pangkal A (x1, y1, z1) dan
koordinat titik ujung B (x2, y2, z2) memiliki vektor posisi sebagai berikut
 x 2   x1   x 2 − x1 
     
AB = OB − OA =  y 2  −  y1  =  y 2 − y1 
z  z  z −z 
 2  1  2 1 

2. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang 1 satuan. Vektor
satuan dari vektor a didefinisikan vektor a dibagi dengan besar vektor a
a
sendiri, yang dirumuskan dengan : e =
a

3. Modulus Vektor
 a1 
 
Misalnya a =  a 2  = a1 i + a2 j + a3 k , panjang vektor a dinotasikan | a |
a 
 3

dengan | a | = a1 + a 2 + a3 .
2 2 2

Jika diketahui vektor AB dengan koordinat titik A (x1, y1, z1) dan B (x2, y2,
z2) maka modulus/besar/panjang vektor AB dapat dinyatakan sebagai
jarak antara titik A dan B yaitu :

 AB  = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2 + ( z 2 − z1 ) 2

25
Contoh:
Tentukan modulus/besar vektor berikut :
a. AB dengan titik A (1,4,6) dan B (3,7,9)

b. a = 2 i + j + 3 k

Jawab:
1  3  3 1  3 −1   2
           
a. Diketahui A =  4  dan B =  7  , maka AB =  7  -  4  =  7 − 4  =  3 
6 9 9 6  9 − 6  3
           

 AB  = (3 − 1) 2 + (7 − 4) 2 + (9 − 6) 2 = 2 2 + 3 2 + 3 2 = 22

Jadi, modulus vektor AB adalah 22 .

b. | a | = 22 + 12 + 32 = 14 .

Jadi, modulus vektor a adalah 14 .

4. Kesamaan Vektor

Dua buah vektor a dan b dikatakan sama apabila keduanya

a b mempunyai besar (panjang) dan arah yang sama.

Diperoleh: a = b

Misal :
 a1   b1 
   
a =  a 2  atau a = a1 i + a2 j + a3 k , dan b =  b2  atau b = b1 i + b2 j
a  b 
 3  3

+ b3 k
a = b jika dan hanya jika a1 = b1, a2 = b2, a3 = b3 .

26
5. Vektor Negatif

Vektor negatif dari a adalah vektor yang besarnya sama

a b dengan vektor a tetapi arahnya berlawanan dan ditulis − a .

Diperoleh: a = − b .

Misal :
 a1  b 
   1
a =  a 2  atau a = a1 i + a2 j + a3 k , dan b =  b2  atau
a  b 
 3  3

b = b1 i + b2 j + b3 k

a = − b jika dan hanya jika a1 = −b1, a2 = −b2, a3 = −b3 .

6. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol satuan dan arahnya
tak tentu (berupa titi).
Vektor nol pada dimensi 3 dilambangkan dengan O = (0,0,0) atau O =

0
 
0 .
0
 

C. Operasi Hitung Vektor di R3


1. Penjumlahan Vektor dalam Ruang
 a1   b1 
   
a. Jika dua vektor a =  a 2  dan vektor b =  b2  adalah vektor-vektor
a  b 
 3  3
tidak nol di R3 maka operasi penjumlahannya didefinisikan sebagai
berikut :
 a1   b1   a1 + b1 
     
a + b =  a 2  +  b2  =  a 2 + b2 
a  b   
 3  3  a3 + b3 

27
b. Jika vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dan vektor b = b1 i + b2 j + b3 k maka

operasi penjumlahannya didefinisikan sebagai berikut :

a + b = (a1 + b1) i + (a2 + b2) j + (a3 + b3) k

Contoh:
Hitunglah jumlah dari dua buah vektor berikut !
 2   −1
   
a. a =  − 3  dan b =  4 
 5   − 2
   

b. a = 2 i + j - 4 k dan b = 3 i + 5 j + k

Jawab:
 2   −1  2 + (−1)   1 
       
a. a + b =  − 3  +  4  =  − 3 + 4  =  1 
 5   − 2  5 + (−2)   3 
       

b. a + b = (2 + 3) i + (1 + 5) j + (-4 + 1) k = 5 i + 6 j - 3 k

2. Selisih Dua Vektor pada R3


 a1  b 
   1
a. Jika dua vektor a =  a 2  dan vektor b =  b2  maka operasi
a  b 
 3  3
pengurangan kedua vektor didefinisikan sebagai berikut :
 a1   b1   a1 − b1 
     
a − b =  a 2  −  b2  =  a 2 − b2 
 a  b  a −b 
 3  3  3 3 

b. Jika vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dan vektor b = b1 i + b2 j + b3 k maka

operasi pengurangan kedua vektor didefinisikan sebagai berikut :

a − b = (a1 − b1) i + (a2 − b2) j + (a3 − b3) k

28
Contoh:
Hitunglah a − b jika :

8  3
   
a. a =  6  dan b =  1 
7  
   4

b. a = 8 i + 6 j + 9 k dan b = 3 i + 5 j + 2 k

Jawab:
8  3  8 − 3)   5 
       
a. a − b =  6  -  1  =  6 − 1  =  5 
7  4  7 − 4)   3 
       

b. a − b = (8 - 3) i + (6 - 5) j + (9 - 2) k = 5 i + j + 7 k

3. Perkalian Skalar dengan Vektor


 a1   c.a1 
   
a. Hasil kali vektor a =  a 2  dengan suatu skalar c adalah c. a =  c.a 2 
   c.a 
 a3   3

b. Hasil kali vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dengan skalar c adalah

a = c.a1 i + c.a2 j + c.a3 k

Contoh:
5  3.5  15 
     
1. Diberikan vektor a =  2  , maka 3. a =  3.2  =  6 
 4  3.4  12 
     

2. Diberikan vektor b = 2 i + j - 3 k , maka 4. b = 4.2 i + 4. j - 4.3 k =

8 i + 4 j - 12 k

29
4. Perkalian Skalar Dari Dua Vektor / Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian skalar dari dua vektor a dan b didefinisikan dengan rumus :

a . b =  a . b . Cos α

Apabila α = 0° maka a . b =  a . b 

Apabila α = 90° maka a . b = 0

Apabila α = 180° maka a . b = − a . b 

Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk komponen :


 a1   b1 
   
a =  a 2  dan b =  b2 
a  b 
 3  3
Diperoleh : a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3

Contoh:

1. Hitunglah perkalian skalar antara a = 2 i + 3 j + 5 k dan b = 2 i + j + 3 k

Jawab:
a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3

= 2.2 + 3.1 + 5.3 = 4 + 3 + 15 = 22


1  2
   
2. Jika a =  3  dan b =  1  , hitunglah a . b !
 5 6
   
Jawab:
a .b = 1 . 2 + 3 . 1 + 5 . 6

= 2 + 3 + 30 = 35
3. Hitunglah a . b jika diketahui  a  = 3,  b  = 4 dan sudut antara a dan

b adalah 60° !

Jawab:
a . b =  a . b . Cos 60°

=3.4. 1
2
=6

30
5. Sudut Antara Dua Vektor
Dari definisi : a . b =  a . b . Cos α

a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3


Diperoleh :

a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
Cos α = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2

Contoh:

Hitunglah besar sudut di antara a = i + 2 j + 2 k dan b = 2 i + 3 j - 6 k !

Jawab:
a.b a1b1 + a 2 b2 + a3 b3
Cos α = =
ab (a1 + a 2 + a3 )(b1 2 +b2 + b3 )
2 2 2 2 2

1.2 + 2.3 + 2(−6)


=
(1 + 2 2 + 2 2 )(2 2 + 3 2 + (−6) 2 )
2

−4 −4
= = = −0,190
9.49 21
Dari daftar diperoleh α = 180° - 79° = 101°

6. Perkalian Vektor Dari Dua Vektor/Perkalian Silang (Cross Product)

Apabila vektor disajikan dalam bentuk a = a1 i + a2 j + a3 k dan

b = b1 i + b2 j + b3 k maka:

i j k
a x b = a1 a2 a3
b1 b2 b3

Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan aturan Sarrus atau Cramer

31
Contoh:

Diketahui vektor a = 2 i + 3 j + 2 k dan vektor b = 3 i + 2 j - 3 k .

Tentukan a x b !

Jawab:
i j k
a x b = 2 3 2
3 2 −3

3 2 2 2 2 3
=i -j +k
2 −3 3 −3 3 2

= (-9 – 4)i – (-6 – 6)j + (4 – 9)k


= -13i + 12j – 5k

Latihan 2

1. Tentukan komponen vektor AB jika A (2, -3, 4) dan B (3, 2, -1) !


3 1
   
2. Jika a =  − 1 ; b = 10  maka hitunglah 2 a - 3 b !
0 2
   

3. Diketahui titik P (3, -2, 4). Hitunglah besar OP !

4. Diketahui : a = 3 i - 2 j + k dan b = i + 3 j - 2 k

Hitunglah perkalian vektor a dan b !

 1   3 
   
5. Diketahui : a =  − 2  ; b =  1  . Hitunglah :
 3   − 2
   
a. a . b

b. Besar sudut antara a dan b

6. Diketahui : a = 2 i - 3 j + p k ; b = 6 i + 2 j - 4 k dan a . b = 10

Hitunglah nilai p !

32

Anda mungkin juga menyukai