Anda di halaman 1dari 25

Bab 1

Analisis Vektor
Introducing
Introducing
 Nama : Sitti Nurrahmi, S.Si, M.Sc
 Panggilan : Rahmi
 TTL : Palu, 21 November 1988
 S1 : 2006 – 2011 FMIPA Jurusan Fisika UNTAD,
KBK Fisika Material dan Energi.
 S2 : 2012 – 2015 (Januari) FMIPA Jurusan Fisika
UGM Yogyakarta, KBK Fisika Material dan
Instrumentasi.
 CP : 085241406390
Any questions??
Kontrak Perkuliahan
Kontrak Perkuliahan
 Kontrak Perkuliahan :
UTS 35 %
UAS 35 %
Tugas 20 %
Kehadiran 10 %
Notasi Vektor
 Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen
vektor satuan sebagai
A = Axax + Ayay + Azaz
 Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A
didefinisikan sebagai
|A| =A= Ax 2  Ay 2  Az 2
 Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh

A A
aA  
| A | A'
Notasi Vektor
 Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen
vektor satuan sebagai
A = Axax + Ayay + Azaz
 Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A
didefinisikan sebagai
|A| =A= Ax 2  Ay 2  Az 2
 Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh

A A
aA  
| A | A'
Aljabar Vektor
 Vektor dapat dijumlahkan dan juga dikurangkan

A ± B = (Axax + Ayay + Azaz) ± (Bxax + Byay + Bzaz)


= (Ax±Bx)ax + (Ay ± By)ay + (Az ± Bz)az

 Sifat-sifat asosiatif, distributif, dan komutatif berlaku


dalam aljabar vektor
× A + (B + C) = (A + B) + C
× k(A + B) = kA + kB, (kl + k2)A = kIA + k2A
× A+B = B+A

C = A+B=B+A Komutatif

A+(B+C) = (A+B)+C Assosiatif


Komutatif & Assosiatif
Komunikatif Contoh : C= A+B=B+A

Assosiatif Contoh : D = A+(B+C) = (A+B)+C


Perkalian Vektor dengan Skalar
 Hasil perkalian vektor dengan skalar adalah vektor
 Besar perkalian vektor dengan skalar adalah kelipatan a (skalar)
dari nilai vektor asli
 Arah vektor yang dihasilkan adalah sama dengan arah vektor asal
bila a > 0, dan berlawanan dengan arah vektor asal bila a < 0
 Perkalian vektor dengan skalar memenuhi hukum distributif , yaitu
a (A +B ) = aA + aB

Contoh :

B = aA B = aA
a > 0, a<0,
B searah A B berlawanan A
Perkalian Titik (Dot) Dua Vektor
 A • B = AB cos  (dibaca sebagai "A titik B")
 Hasil perkalian titik atau dot product adalah besaran skalar

A.B  A B cos
 Perkalian titik adalah komutatif A.B = B.A

 Perkalian titik adalah distributif A.(B+C) = A.B + A.C

 Perkalian titik memenuhi perkalian skalar A • kB = k(A •B)

Contoh :
C  A B cos

di mana  adalah sudut antara A dan B yang lebih kecil.


Dalam bentuk komponen, perkalian titik adalah sama dengan

A • B = AxBx + AyBy + AzBz


Perkalian Silang Dua Buah Vektor
 Hasil perkalian silang atau cross product adalah besaran vektor
yang arah nya tegak lurus kedua vektor asal dengan aturan
tangan kanan.
C  AXB  A B sin

 Perkalian silang tidak memenuhi hukum komutatif AXB = -BXA

 Perkalian silang adalah distributif AX(B+C) = AXB + AXC

Contoh :

C  AXB  A B sin

  = sudut antara A dan B yang lebih kecil.


 an = Vektor satuan adalah normal terhadap bidang datar A dan B
 Hasil perkalian silang memenuhi aturan tangan kanan / putaran
skrup
 Perluasan perkalian silang dalam bentuk komponen-komponen
vektor akan menghasilkan,
A x B = (Axax + Ayay + Azaz) x (Bxax + Byay + Bzaz)
= (AYBZ – AzBz)ax + (AzBx - AxBz)ay + (AxBy – AyBx)az

Contoh : Jika A = 2ax + 4ay – 3aZ dan B = ax – ay, carilah A • B dan A x B !

Penyelesaian!

A  B  (2)(1)  (4)( 1)  (3)(0)  2

ax ay az
A B  2 4  3  3ax  3ay  6az
1 1 0
Tugas

1. Diberikan vektor A = 2i + 4j dan B = 6j – 4k. Carilah sudut


terkecil antara vektor A dan vektor B menggunakan (a)
perkalian titik, (b) perkalian silang.
Sistem koordinat

• Koordinat cartesian tidak cukup !!!


• Terdapat beberapa kasus yang akan lebih mudah
penyelesaiannya dengan menggunakan koordinat tabung dan
bola
• Sebagai contoh, persoalan kabel yang menggunakan
koordinat silindris dan persoalan antena yang memiliki
penyelesaian menggunakan koordinat bola.
• Ilustrasi :
• Titik P digambarkan dalam 3 buah koordinat
• Koordinat cartesian = (x, y, z)
• koordinat silindris = (r, , z )
• koordinat bola = (r,,)
Pendefinisian Variabel-Variabel
Koordinat dalam Tiga Buah
Sistem Koordinat
Z Z Z

A (x, y, z) ,z)z)
AA(r,(r,φ,  A (r, ,θ)

z z r z

Y r Y Y
y
 
x
X X X

Bentuk komponen dari sebuah vektor dalam ketiga


sistem koordinat :
A = Axax + Ayay + Azaz (Cartesian)
A = Arar + Aa + Azaz (Silindris)
A = Arar + Aa + Aa(Bola)
Bidang-bidang Permukaan
Nilai Konstan untuk
.
Tiga sistem Koordinat
Arah vektor satuan untuk tiga
sistem koordinat

Masing-masing vektor satuan adalah normal terhadap bidang


permukaan koordinatnya dan memiliki arah di mana
koordinatnya bertambah.

Semua sistem merupakan sistem tangan kanan:


ax x aY = aZ ar x a = az ar x a = a
Transformasi skalar antar sistem
koordinat
Koordinat cartesian – koordinat silinder
vektor dalam Cartesian :

A = Axax + Ayay + Azaz


Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z;
vektor dalam Silinder :

A  Ar ar  A a  A a
  z z
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
Untuk mendapatkan komponen sebuah vektor, kita ingat pada
pembahasan perkalian titik yang menyatakan bahwa komponennya
dapat dicari dengan mengambil perkalian titik

ar a az
ax. cos  -sin  0
ay. sin  cos 0
az. 0 0 1

Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar

AΦ = (Axax + Ayay + Azaz)• aΦ

Az = (Axax + Ayay + Azaz) • az


Transformasi skalar antar sistem
koordinat
Koordinat cartesian – koordinat bola
vektor dalam Cartesian :

A = Axax + Ayay + Azaz


Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z;
vektor dalam Silinder :
A  Ar ar  A a  A a
 
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
Dengan cara yang sama …
ar a az

ax. Sin θ Cos  Cos θ Cos  -Sin 


ay.
Sin θ sin  Cos θ Sin  Cos 
az. Cos θ -Sin θ 0

Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar

A = (Axax + Ayay + Azaz)• a 

A θ = (Axax + Ayay + Azaz) • a θ


Diferensial volume pada tiga
sistem koordinat

Sebagai contoh, dalam koordinat bola, elemen diferensial


permukaan yang tegak terhadap ar adalah,
dS = (r d)(r sin d) = r2 sin d
Elemen diferensial garis, dl, adalah diagonal melalui P.
Jadi,
dl2 = dx2 + dy2 + dz2 (Cartesian)
d12 = dr2 + r2d2 + dz2 (Silindris)
d12 = dr2 + r2d2 + r2 sin2  d2 (Bola)
Soal-soal dan Penyelesaiannya
Soal 1

Carilah vektor C yang memiliki arah dari M(x1, y1, z1) ke N(x2, y2, z2)!
Berapakah magnituda dari vektor ini dan vektor satuan arahnya?

Penyelesaian :
Koordinat-koordinat titik M dan N digunakan untuk menuliskan posisi dari
kedua vektor A dan B pada Gambar 1-6.
Selanjutnya.
C = B – A = (x2 – x1)ax + (y2 – y1)ay + (z2 – z1)az

Magnituda C adalah
C | C | ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 ) 2

Vektor satuannya adalah


C ( x2  x1 )a x  ( y2  y1 )a y  ( z2  z1 )a z
aC  
C ( x2  x1 ) 2  ( y2  y1 ) 2  ( z2  z1 ) 2
Soal 2
Hitunglah jarak antara (5,3/2,0) dan (5,/2,10) dalam koordinat
silindris!

Penyelesaian :
Pertama carilah posisi Cartesian dari vektor A dan b

Panda gambar diperoleh


:
A = -5ay,
B = 5ay + 10az

Selanjutnya, B – A = 10ay + 10az, dan jarak ekuivalen


antara kedua titik
| B  A | 10 2
Soal 3
Diberikan A = (y – 1 )ax+2xay, carilah vektor pada (2,2,1) dan proyeksinya
pada vektor B = 5ax – ay + 2az!

Penyelesaian :
A = (2 – 1)ax + 2(2)ay = ax + 4ay. Seperti ditunjukkan pada Gambar,
proyeksi sebuah vektor pada vektor kedua dapat diperoleh dengan
menyatakan vektor satuan yang searah dengan vektor kedua serta
mengambil perkalian titiknya.
A B
A Proyeksi A pada B = A  aB 
|B|

Jadi pada (2,2,1)


aB
B Proyeksi A pada B =
A  B (1)(5)  (4)( 1)  (0)( 2) 1
Proyeksi A pada B A aB   
|B| (5) 2  (1) 2  (2) 2 30
Soal 4

Gunakanlah sistem koordinat bola untuk memperoleh luas area


dari sebuah lembaran tipis    pada selubung bola dengan jari-
jari r = r  ( Gambar 1-9).
Berapakah luas area yang diperoleh jika  = 0 dan  = ?
Penyelesaian :
Diferensial elemen permukaan adalah
[ lihat Gambar diferensial volume pada tiga sistem koordinat Bola ]
dS = r02 sin  d d

Selanjutnya, 2 
A  
0
r0 2 sin dd  2r0 2 (cos   cos  )

sehingga saat  = 0 dan  = , A = 4r02, yang merupakan luas permukaan bola.

Anda mungkin juga menyukai