Definisi Vektor
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.
Misal: perpindahan, kecepatan, gaya, percepatan, dan berat. Secara
grafis, vektor digambarkan oleh sebuah anak panah yang
mendefinisikan arahnya, sedang besarnya dinyatakan oleh panjang anak
panah. P
→
O A
titik asal sedang titik P dinamakan titik terminal atau terminus. Untuk
memudahkan penulisan, kita sepakati vektor disajikan dengan
lambang A (tanpa tanda panah diatasnya) atau a dan besarnya
dengan A atau a .
Definisi Skalar
Skalar adalah besaran yang mempunyai besar tetapi tanpa arah. Misal:
massa, laju, panjang, waktu, suhu, bilangan real, jarak, kalori, dsb.
Skalar dinyatakan dengan huruf seperti dalam aljabar elementer.
Operasi dengan skalar mengikuti aturan dalam aljabar elementer.
1
1.2 ALJABAR VEKTOR
A B
Gambar 1.
2. Vektor − A adalah vektor yang arahnya berlawanan dengan vektor A
dan mempunyai besar yang sama dengan besar A .
A
−A
Gambar 2.
3. Jumlah atau resultan dari vektor A dan B adalah vektor C ditulis
A + B = C yaitu vektor yang dibentuk dengan menempatkan titik
awal dari B pada titik terminal A dan kemudian menghubungkan
titik awal dari A dengan titik terminal B .
B
B
A A C
Gambar 3.
2
4. Selisih dari vektor A dan B adalah vektor C ditulis A − B = C yaitu
vektor yang apabila ditambah B menghasilkan vektor A. Perhatikan
bahwa A − B = A + (− B) dan jika A = B maka A − B = 0 disebut
vektor nol yaitu vektor yang besarnya nol dan tidak memiliki arah
tertentu. Selanjutnya, vektor yang bukan vektor nol disebut vektor
sejati (proper vector).
5. Hasil kali vektor A dengan sebuah skalar m adalah vektor mA yang
besarnya m kali besarnya A (= m A ) dan memiliki arah yang sama
6. m( A+ B) = mA + mB hukum distributif
3
P B Q
A A
R
O B
Gambar 4.
Latihan 1
1. Buktikan bahwa penjumlahan vektor adalah asosiatif!
2. Tentukan lima gaya yang besar dan arahnya berbeda bekerja pada
suatu obyek P, kemudian tentukan arah dan besar gaya resultannya!
3. Diketahui vektor A dan B adalah dua sisi berturutan pada suatu segi
enam beraturan, tentukan sisi-sisi yang lain!
4. Diketahui vektor A, B, dan C adalah sisi-sisi sebuah segitiga,
tentukan resultannya!
5. Diketahui dua vektor a dan b yang tak kolinier, tentukan suatu
pernyataan untuk sebarang vektor r yang terletak pada bidang yang
dibentuk oleh a dan b! (vektor a dan b ini disebut vektor basis)
6. Diketahui tiga buah vektor a , b , dan c yang tak koplanar, tentukan
suatu pernyataan untuk sebarang vektor r dalam ruang tiga dimensi
(R3)! (Selanjutnya vektor a , b dan c disebut vektor basis)
7. Buktikan bahwa, jika a dan b bukan vektor nol, keduanya tak
kolinier, dan xa + yb = 0 maka x = y = 0 !
4
8. Buktikan bahwa, jika a dan b tak kolinier dan
x1 a + y1 b = x2 a + y2 b maka x1 = x2 dan y1 = y2
9. Buktikan bahwa, jika a , b, dan c tak koplanar dan xa+yb+zc=0
maka x = y = z =0!
10. Buktikan bahwa, jika a , b, dan c tak koplanar dan
x1a + y1b + z1c = x2 a + y2b + z2c maka x1 = x2 , y1 = y2 , z1 = z2
11. Buktikan bahwa kedua diagonal dari jajaran genjang saling
berpotongan ditengah-tengah.
12. Jika titik tengah sisi-sisi segi empat sembarang dihubungkan akan
terbentuk segi empat baru. Sebutkan jenis segi empat baru ini dan
beri alasan secukupnya!
→ → →
5
sistem koordinat tegak lurus aturan tangan kanan, seperti gambar
berikut.
k
→ →
i j Y
X
Gambar 5.
Setiap vektor dalam ruang dimensi tiga dapat digambarkan dengan titik
asal O dari sistem koordinat tegak lurus.
Misal titik ( A1, A2 , A3 ) koordinat titik terminal dari vektor A dengan titik
asal O. Z
Vektor A disebut vektor posisi titik ( A1, A2 , A3 ) A
→
. A3 k
→ → → →
6
→ → →
Secara khusus vektor posisi atau vektor jejari (radius vektor) r dari titik
O ke titik ( x, y , z ) adalah r = x i + y j + z k
→ → →
dan besarnya r = x2 + y 2 + z 2
Latihan 2:
→ → →
3. Ditentukan vektor A = 2 i − 4 j + k , B = i + 4 j + 3 k ,
→ → →
C = − 5 i + 2 j − k , carilah A + 2B − C dan A + 2 B − C
→ → → → → → → → →
4. Jika r1 = 2 i − j + k , r2 = 3 i + 2 j + 5 k , r3 = − 2 i + j − 3 k , dan
→ → →
7
5. Tentukan sudut-sudut , , dan yang terbentuk oleh vektor
→ → →
8
3. m( A B) = (mA) B = A (mB ) = ( A B)m
• • • • hukum asosiatif
→ → → → → → → → → → → →
4. i i = j j = k k = 1 dan i j = j k = k i = 0
• • • • • •
→ → → → → →
5. Jika A = A1 i + A2 j + A3 k dan B = B1 i + B2 j + B3 k
maka A B = A1B1 + A2 B2 + A3B3
•
2
dan A A = A = A12 + A2 2 + A32
•
Latihan 3.
1. Buktikan hukum-hukum perkalian titik di atas.
2. Buktikan hukum Phytagoras.
→ → →
B = 2i + j +2k
→ → →
4. Tentukan a, b, dan c sehingga vektor A = 3 i − 2 j + k ,
→ → → → → →
B = i − 3 j + 5 k , dan C = a i + b j + c k membentuk
segitiga siku-siku
→ → →
A a2 = b2 + c2 − 2bc cos
C
7. Buktikan bahwa diagonal-diagonal belah ketupat saling tegak lurus.
9
8. Tentukan vektor yang tegak lurus bidang yang dibentuk oleh
→ → → → → →
A = 3 i − 2 j + k dan B = i − 3 j + 5 k
9. Tentukan persamaan bidang yang tegak lurus vektor
→ → →
A = i + 2 j + 3 k dan melalui titik terminal vektor
→ → →
B = i − 3 j + 5 k , kemudian tentukan jarak titik asal kebidang
tersebut.
10
→ → → → → → → → → → → → → → →
4. i x i = j x j = k x k = 0 dan i x j = k , j x k = i , k x i = j
→ → → → → →
5. Jika A = A1 i + A2 j + A3 k dan B = B1 i + B2 j + B3 k
→ → →
i j k
maka AxB = A A A
1 2 3
B B B
1 2 3
Latihan 4
1. Buktikan hukum-hukum perkalian titik di atas.
→ → → → → →
2. Jika A = 2 i − 4 j + k , dan B = i + 4 j + 3 k ,
Tentukan a. AxB b. BxA c. ( A + B )x( A − B )
3. Tentukan luas segitiga PQR dengan P(2,3,1), Q(4,-1,5), dan R(2,1,1)
4. Tentukan vektor yang tegak lurus bidang yang dibentuk oleh
→ → → → → →
A = 3 i − 2 j + k dan B = i − 3 j + 5 k
sin sin sin
5. Buktikan hukum sinus dalam segitiga = =
a b c
11
2. A.(BxC) = B.(CxA) = C.( AxB ) = Volume paralel epipidum (prisma)
yang rusuk-rusuk utamanya A, B, dan C atau negatif, tergantung
dari vektor-vektor ini apakah ketiganya membentuk koordinat
sistem tangan kanan atau tidak.
→ → → → → →
Jika A = A1 i + A2 j + A3 k , B = B1 i + B2 j + B3 k dan
A1 A2 A3
→ → →
Latihan 5
1. Buktikan teorema-torema di atas!
2. Buktikan bahwa A.( AxC ) = 0
3. Buktikan bahwa syarat perlu dan cukup agar vektor-vektor A, B,
dan C sebidang adalah A.( BxC) = 0
→ → → → → →
4. Jika A = 3 i − 2 j + k , B = i − 3 j + 5 k , dan
→ → →
C = 4i + j − 2 k .
Hitung a. A.BxC b. ( A.B )C c. ( AxB )xC d . ( AxB ).A
12
BAB II
DIFERENSIASI VEKTOR
R (u + u ) R = R (u + u ) − R (u )
0
R (u )
Gambar 7.
dR
Karena adalah sebuah fungsi vektor dengan skalar u, maka kita
du
dapat meninjau turunannya terhadap u, jika turunan ini ada kita tulis
d 2R
. Dengan cara yang sama kita dapat meninjau turunan dengan orde
du 2
yang lebih tinggi.
13
2.1.1 KURVA-KURVA RUANG
r (u + u ) r = r (u + u ) − r (u )
0
r (u )
Gambar 8.
dr lim it r lim it r (u + u ) − r (u )
Jika = = ada,
du u →0 u u →0 u
dr
maka berupa sebuah vektor yang searah dengan arah garis
du
singgung pada kurva ruang di ( x, y, z ) dan diberikan oleh
dr dx dy
→
dz → →
= i + j+ k
du du du du
dr dr
Jika u adalah waktu t, maka = menyatakan kecepatan V dan titik
du dt
dv d 2 r
terminal r melukiskan kurvanya, dan = menyatakan
dt dt 2
percepatan a sepanjang kurva.
14
2.1.2 KONTINUITAS DAN DIFERENSIABEL
d dA dB
1. ( A + B) = +
du du du
d dB dA
2. ( A.B ) = A. + .B
du du du
d dB dA
3. ( AxB ) = Ax + xB
du du du
d dA d
4. (A) = + A
du du du
d dC dB dA
5. ( A.BxC ) = A.Bx + A. xC + .BxC
du du du du
d dC dB dA
6. [ Ax ( BxC)] = Ax[ Bx ] + Ax[ xC ] + x[ BxC]
du du du du
15
2.1.4 GEOMETRI DIFERENSIAL
dx 2 + dy 2 + dz 2 ds
2 2 2
dr dx dy dz
= + + = = =1
ds ds ds ds ds 2 ds
dr
jadi adalah vektor singgung satuan. ...............................................(1)
ds
→ → →
16
Laju perubahan T terhadap s adalah ukuran dari kelengkungan C dan
dr dr d 2r
d
diberikan oleh
dT
= ds d
= dt . 1 = dt
2
ds ds dt dr ds dr 2
dt
dt dt
dT
arah dari adalah normal terhadap kurva di titik tersebut.
ds
Jika N adalah vektor satuan normal pada arah ini, maka N disebut
dT
normal utama (pricipal normal) jadi = N dengan
ds
1
kelengkungan (curvature) dari C di titik tersebut. Besaran =
disebut jari-jari kelengkungan (radius of curvature).
17
Latihan 6
→ → →
dr d 2r dr d 2r
a. b. c. d.
dt dt 2 dt dt 2
C = e 2t i + sin 2t j + t k . Carilah
a.
d
( A.B) b.
d
( AxB ) c.
d
(BxC ) d . d A.BxC
dt dt dt dt
4. Carilah vektor singgung satuan di sembarang titik pada kurva
x = t 2 − 1; y = 4t + 2; z = (3t − 1) , kemudian carilah di titik t= 0 dan
2
t= 3.
5. Buat sketsa kurva ruang x = 4 cos 2t , y = 4 sin 2t , z = 3t kemudian
carilah di t =
2
a) vektor singgung satuan, f) torsi
b) vektor normal satuan, g) jari-jari torsi
c) vektor binormal, h) bidang oskulasi
d) kelengkungan, i) bidang normal
e) jari-jari kelengkungan, j) bidang meralat
18
2.2 TURUNAN PARSIAL DARI FUNGSI VEKTOR
Jika A adalah fungsi vektor yang bergantung pada lebih dari satu
variabel skalar misal A = A( x, y, z ) turunan parsial terhadap
variabelnya didefinisikan sebagai berikut:
A A( x + x, y, z ) − A( x, y, z )
= lim jika ada
x x →0 x
A A( x, y + y, z ) − A( x, y, z )
= lim jika ada
y y →0 y
A A( x, y, z + z ) − A( x, y, z )
= lim jika ada
z z →0 z
Rumus-rumus turunan parsial vektor
B A
1. ( A.B) = A. + .B
u u u
B A
2. ( AxB ) = Ax + xB
u u u
Rumus- rumus turunan parsial fungsi vektor lainnya mengikuti aturan
turunan parsial dalam kalkulus fungsi dua peubah atau lebih.
19
Demikian pula bila v tetap misalnya v = v0 , v = v1 , v = v3 , ..., dst ,
u=u0
u=u1
u=u2
Gambar 9.
Untuk nilai u=u0 dan v=v0 tertentu kita diperoleh titik potong kurva
r = r (u0 , v) dan r = r (u , v0 ) yaitu titik (u0 , v0 ) pada permukaan S.
Dalam hal ini dikatakan bahwa (u, v) mendefinisikan koordinat-
koordinat kurvalinear, jika kurva-kurva tersebut dititik potongnya tegak
lurus maka koordinatnya disebut koordinat kurvalinear ortogonal.
r
di P menyatakan vektor singgung satuan pada kurva r = r (u , v0 )
u
r
di P menyatakan vektor singgung satuan pada kurva r = r (u 0 , v)
v
Kedua vektor singgung ini menyinggung permukaan S di P.
20
r r
Oleh karena itu, vektor x di P adalah vektor normal terhadap
u v
permukaan S di P.
Latihan 7.
A 2 A 2 A 2 A
Carilah: a. b. c. d.
x y 2 yx xy
→ → →
2. Jika = x y z dan A = xy i − xz
3 2 2
j+ y zk 2
2 (A) 3 (A)
Carilah a. di titik (2,1,1) b. di titik (0,1,2)
xy y 2 z
3. Carilah persamaan bidang singgung untuk permukaan
z = x2 + y 2 + 1 di titik (1, 1, 3)
4. Carilah sudut antara permukaan x + y + z = 9 dengan
2 2 2
21
BAB III
GRADIEN, DIVERGEN, DAN CURL
Definisi Nabla
Operator diferensial vektor del atau nabla dilambangkan dengan
adalah sebuah vektor yang didefinikan sebagai
→
→
→
→
→ →
= i + j+ k = i +j + k
x y z x y z
3.1 GRADIEN
Definisi Gradien
Andaikan ( x, y, z ) mendefinisikan suatu fungsi skalar yang
x y z
Turunan Berarah.
( x + x, y + y, z + z ) − ( x, y, z )
yang berdekatan maka =
s s
dengan s jarak titik P dan Q menyatakan rata-rata perubahan
d
persatuan jarak dan menyatakan laju perubahan terhadap jarak
ds
di titik P ke arah titik Q yang disebut turunan berarah dari .
22
Perhatikan bahwa,
d
= limit
ds s →0 s
x y z
= limit + limit + limit
s → 0 x s s → 0 y s s → 0 z s
dx dy dz
= + +
x ds y ds z ds
dr
= •
ds
dr d
Karena vektor satuan maka adalah turunan berarah pada
ds ds
arah vektor satuan ini.
Secara umum turunan berarah pada arah vektor satuan u adalah
.u
Turunan berarah
23
y
Bentuk umum vektor satuan sin θ u
u = cos i + sin j
2 2
u = u i + u j dengan u1 +u2 = 1 j u =1
1 2
= (u , sb x pos)
u cos = cos dan u sin = sin i cos θ x
Gambar 10
Definisi turunan berarah:
Notasi lain
1. Bila vektor satuannya berbentuk u = u1 i + u2 j maka
f
(x, y ) = ( )
limit f x + hu − f (x )
bila limit ini ada.
u h→0 h
Pikirkan! Jika pada definisi turunan berarah sudut = 0 apa yang
terjadi?, juga apa yang terjadi jika = ?
2
24
Arti geometris turunan berarah
Gambar 11
f
(x, y ) = gradien garis singgung di titik (x,y,z) pada kurva C, kurva C
u
adalah kurva perpotongan permukaan dengan bidang melalui
(x,y,z) sejajar vektor arah.
Contoh:
Tentukan turunan berarah dari fungsi f ( x, y) = 2x 2 y + 3 y 2 dalam arah
vektor satuan yang membentuk sudut 300 dengan sumbu x positif di titik
(1,– 1)
25
Jawab:
1 → 1→
u= 3 i+ j
2 2
g (t ) = f ( x + t cos , y + t sin )
1 1
= f (x + 3 t, y + t )
2 2
2
1 1 1 2
= 2 x +
3 t y + t + 3 y + t
2 2 2
g (0) = x2 + 2 3 xy + 3 y
f
Jadi ( x,y) = x2 + 2 3 xy + 3 y
u
f
(1, − 1) = 12 + 2 31.(−1) + 3(−1) = −2 − 2 3
u
f
( x, y ) = f ( x , y ) • u
u
f → f →
dengan f ( x, y ) = ( x, y ) i + ( x, y ) j ,
x y
adalah gradien dari fungsi skalar f
f f
Kondisi dan kontinu pada B ( x, y )
x y r
dengan B ( x, y ) = (u, v ) (u − x )2 + (v − y )2 r
r
26
f
(x, y ) = f ( x, y) • u
u
→ → 1 → 1 →
2
= 4 xy i + 2 x + 6 y j • 3 i + j
2 2
3.4 xy + 2 x 2 + 6 y
1 1
=
2 2
= 2 3 xy + x 2 + 3 y
f
(1, − 1) = 2 31.(−1) + 12 + 3(−1) = −2 − 2 3
u
f f
Dengan kondisi dan kontinu di ( x0 , y0 ) , akan dicari
x y
f
vektor satuan u pada R2 sehingga ( x0 , y0 ) maks/min.
u
f
(
( x0 , y0 ) = f ( x0 , y0 ) • u = f ( x0 , y0 ) . u cos f , u )
u
konstan 1 maks = 1 min = −1
f
Jadi nilai maksimum dari ( x0 , y0 ) = f ( x0 , y0 )
u
Terjadi bila u searah dengan f (f , u ) = 0
f
dan nilai minimum dari ( x0 , y0 ) = – f ( x0 , y0 )
u
Terjadi bila u berlawanan arah dengan f (f , u) =
27
3.2 DIVERGEN
Definisi Divergen
→ → →
Andaikan V ( x, y, z ) = V1 i + V2 j + V3 k mendefinisikan suatu
( →
k • V1 i + V2 j + V3 k
z
→ →
)
V V2 V3
= 1 + +
x y z
3.3 CURL
Definisi Curl
→ → →
Andaikan V ( x, y, z ) = V1 i + V2 j + V3 k mendefinisikan suatu
y
j+
z
→ →
( →
k x V1 i + V2 j + V3 k
→ →
)
→ → →
i j k
=
x y z
V1 V2 V3
28
3.4 RUMUS-RUMUS TERKAIT DENGAN
2 2 2
9. .( ) = = 2 + 2 +
2
x y z 2
2 2 2
dengan 2 = + + disebut operator Laplace
x 2 y 2 z 2
10. x( ) = 0
11. .(xA) = 0
Latihan 8
→ → → → → →
1. Jika A = 2 yz i − x 2 z j + xy 2 k , B = x 2 i + xy 2 j − z k dan
= 2 x 2 yz 3 . Carilah:
a) Divergen A b) Crul B c) Gradien
d) Divergen dari gradien e) ( A. ) f) (B.)A
29
g) ( Ax) h) Ax
2. Jika r adalah vektor posisi dari titik (x, y, z ) dalam ruang. Carilah
r
a) r b) e c) .
r
30
BAB IV
INTEGRASI VEKTOR
R(u ) du =
d
(S (u)) du = S (u) + c , dengan c vektor konstan
du
( )
→ → →
3
R(u ) du = i u − u du + j 2u du − k 4 du
2
= u 3 − u 2 + c1 i + u 4 + c2 j − (4u + c3 ) k
→ → →
1 1 1
3 2 2
1
3
1
2
1
2
→ →
(
= u 3 − u 2 i + u 4 j − 4u k + c1 i + c2 j − c3 k
→ → → →
)
= u 3 − u 2 i + u 4 j − 4u k + C
→ → →
1 1 1
3 2 2
31
2
R(u ) du =
0
( u − u )i +
1
3
3 1
2
2
→
1 4
2
u
→
j − 4u k
→
2
2→ → →
= i + 8 j − 8k
3
Cara lain
R (u ) du = i (u − u )du + j 2u du − k 4du
2 → 2 → 2 → 2
2 3
0 0 0 0
= u − u i + j − 4u k
1
3
3 1
2
2
2
0
→
1 4
2
u
2
0
→
2
0
→
2→ → →
= i + 8 j −8k
3
INTEGRAL GARIS
→ → →
u = u2 untuk P2 .
Dengan menganggap kurva C tersusun atas sejumlah berhingga kurva
→ → →
32
Contoh
→ → →
i. kurva x = t , y = t , z = t
2 3
Penyelesaian:
a) A dr = (( x 2 + y 2 ) dx − 4 yz 2 dy + 3x 2 y dz)
•
C C
karena
x = t dx = dt dari (0,0,0) ke (1,1,1)
y = t dy = 2t dt
2
dan bersesuian dengan
z = t 3 dz = 3t 2 dt dari t = 0 ke t = 1
Maka
C C
(
A • dr = ( x + y ) dx − 4 yz
2 2 2
dy + 3x 2 y dz)
0
( 2
) 1
0
( 2
)
= t 2 + (t 2 ) dt − 4(t 2 )(t 3 ) .2tdt + (3t 2 .(t 2 )) 3t 2 dt
1 1
= (t 2 + t 4 ) dt − 8t 9 dt + 9t 6 dt
1 1 1
0 0 0
33
b) A dr = ( x 2 + y 2 ) dx − 4 yz 2 dy + 3x 2 y dz
•
C C
dx = dy = dz = dt
1 1 1
maka A dr = 2t 2 dt − 4t 3 dt + 3t 3 dt
•
C 0 0 0
= (2t 2 − 4t 3 + 3t 3 ) dt
1
atau
0
c) A dr = ( x 2 + y 2 ) dx − 4 yz 2 dy + 3x 2 y dz
•
C C
maka
A dr = ( x + y ) dx − 4 yz dy + 3 x y dz
2 2 2 2
•
C1 C1
1 1 1
= ( x 2 + 0)dx − 0 + 0 = x 2 dx =
0 0 3
ii) sepanjang garis lurus dari (1,0,0) ke (1,1,0)
x = 1 konstan maka dx = 0
y berubah dari y = 0 ke y = 1
z = 0 konstan maka dz = 0
maka
A dr = ( x + y ) dx − 4 yz dy + 3x y dz
2 2 2 2
•
C2 C2
= 0 − 0dy + 0 = 0dy = 0
1 1
0 0
34
y = 1 konstan maka dy = 0
z berubah dari z = 0 ke z = 1
maka
A • dr = ( x + y ) dx − 4 yz dy + 3x 2 y dz
2 2 2
C3 C3
1
0
1
= 0 − 0 + 3.12.1.dz = 3 dz = 3
0
1 1
Jadi A dr = A dr + A dr + A dr =
• • • • +0+3= 3
C C1 C2 C3 3 3
Teorema
Jika A = di setiap titik pada suatu daerah R di ruang yang
didefinisikan oleh a1 x a2 ; b1 y b2 ; c1 z c2 dengan
2. A•dr =0
C
Dalam hal demikian A disebut medan vektor konservatif dan disebut
skalar potensial.
Suatu medan vektor A adalah medan vektor konservatif jika hanya jika
xA = 0 yang ekuivalen dengan A = dalam hal ini
A • dr = A1 dx + A2 dy + A3 dz = d suatu diferensial eksak.
35
4.3 INTEGRAL PERMUKAAN
Andaikan S adalah permukaan bersisi dua, sisi yang satu kita pandang
sebagai sisi positif (jika S permukaan tertutup, ini diambil sisi luar) dan
sisi yang lain kita pandang sisi negatif. n positif
dS , φndS , Ax dS , A•dS
S S S S
A • dS = A • ndS = limit Ai • n S i
S →0 i =1
i
S S
M
= limit Ai • ni S i
M → i =1
M
= limit Ai • ni Si
M → i =1
jika limit ini ada.
36
Andaikan permukaan S kita proyeksikan pada bidang XOY maka
proyeksi Si adalah (n i S i ) • k = ni .k S i = xi .yi
Contoh
→ → →
37
6 z − 36 x + 12 y 4
Sehingga A.n = dan n.k =
29 29
dxdy 6 z − 36 x + 12 y
Jadi A • ndS = A • n = dxdy
S S n.k S 4
4
=
12−3 y
2 4
6 12 − 2 x −3 y − 36 x + 12 y
dxdy
0 0 4
Silahkan anda lanjutkan sendiri!
Kemudian hitunglah integral tersebut dengan cara memproyeksikan S
pada bidang YOZ dan XOZ.
Latihan 9.
1. Hitung n dS dengan = 2xyz 2 dan S adalah permukaan bagian
S
INTEGRAL VOLUME
38
Pandang sebuah permukaan tertutup dalam ruang yang menutup volume
V. Maka A dV dan dv adalah contoh integral volume.
v v
Kontruksi integral ini dapat anda pelajari dalam konsep integral volume
di mata kuliah kalkulus lanjut.
Contoh
→ → →
Latihan 10.
1. Hitung . A dv dengan A = (2 x 2 -3z) i − 2 xy j + 4 x k dan V adalah
→ → →
BAB V
39
TEOREMA DIVERGEN, TEOREMA STOKES, DAN
TEOREMA INTEGRAL YANG BERKAITAN
Teorema Stokes
40
41