UUD ITE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehinggga saya dapat menyelesaikan penyusunan
tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul “UUD ITE”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanmya dapat
menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh Karena itu, saya mengharapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
YOHANNA LESTARI
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 1
BAB II KERANGKA PIKIR 2
BAB III PEMBAHASAN 4
BAB IV PENUTUP 6
4.1 Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian UU ITE
b. Mengetahui berjalannya UU ITE di Indonesia
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan UU ITE terhadap cyber di Indonesia
1.4 Manfaat
a. Menambah wawasan tentang UU ITE
b. Mengetahui sikap yang harus diambil dalam menghadapi UU ITE
c. Mengetahui contoh kasus dan analisa terhadap UU ITE
2
BAB II
KERANGKA PIKIR
Isu pornografi di dunia maya agaknya menjadi alasan yang kuat mengapa undang-
undang itu dibuat. Maraknya situs porno di internet yang dapat diakses secara bebas oleh
siapa saja diduga sebagai salah satu penyebab timbulnya kasus-kasus pelecehan dan
kejahatan seksual termasuk kalangan remaja dan anak-anak. Internet dapat digunakan
sebagai alat untuk melakukan tindak kejahatan yang jauh lebih luas dan terus berkembang
baik secara kuantitas maupun kualitas sejalan dengan kemajuan teknologi informasi itu
sendiri. Melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang tidak diizinkan
oleh peraturan organisasi atau penyusupan ke web server sebuah situs kemudian mengganti
halaman depan situs web tersebut. Tindakan penyalahgunaan kartu kredit orang lain di
internet. Contoh kejahatan internet tersebut menggambarkan bahwa teknologi internet
mengalami pergeseran fungsi utamanya sebagai alat penyebarluasan informasi dari segi
positifnya. Internet dijadikan untuk kepentingan sendiri sebagai alat propaganda politik,
kebebasan dan demokrasi. Sebenarnya upaya untuk mengatasi kejahatan internet ini sudah
disepakati di Hongaria pada 23 November 2001. Saat itu ada kurang lebih 30 negara
menandatangani convention on cyber crime sebagai wujud kerja sama multilateral untuk
menanggulangi aktivitas criminal melalui internet dan jaringan computer lainnya. Dalam
konteks ini Indonesia bisa memainkan perannya bersama-sama dengan Negara-negara lain
di dunia untuk mengatasi masalah kejahatan internet. Dalam lingkup nasional, kejahatan
internet pada saatnya akan menjadi bentuk kejahatan serius yang dapat membahayakan
keamanan individu, masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Dan satu hal yang tak kalah
penting adalah komitmen bersama untuk memfungsikan semua perangkat. Jika tidak ada
komitmen yang kuat untuk menjalankannya, maka semua upaya yang ditemput untuk
mengatasi penyalahgunaan internet akan menjadi sia-sia. UU ITE bisa menjadi paying
hukum bagi aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan selektif terhadap berbagai jenis
penyalahgunaan internet. Dengan demikian, kehadiran UU ini tidak menjadi momok yang
menakutkan bagi pengguna dan mematikan kreativitas seseorang di dunia maya.
Sosial memiliki arti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat kehadiran
orang lain. Dan lingkungan sosial juga memiliki arti sendiri yaitu lingkungan yang terdiri
dari makhluk sosial (manusia). Lingkungan sosial inilah yang membentuk system
3
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari atas bahwasanya pekerjaan dari Kominfo
sangatlah berat. Hal ini sejalan denan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia
sekarang. Apabila undang-undang yang diterapkan tidak sejalan seperti seharusnya tentu
akan berdampak negative bagi banyak pihak. Sudah banyak sekali kasus cybercrime yang
terjadi di Indonesia ini. Harapannya dengan revisi UU ITE ini dapat mengurangi tingkat
kejahatan cybercrime yang terus melanda pengguna internet Indonesia. Tentu juga dengan
adanya UU ITE ini semoga tidak membatasi kebebasan berekspresi dari rakyat Indonesia.
Karena pada hakikatnya menyampaikan pendapat merupakn hak dari seseorang. Namun
perlu kita cermati bahwa Kominfo tidak akan bisa bekerja dengan sndiri dan tentu butuh
bantuan serta pengawasan dari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tumbuhkan rasa
peduli dalam diri kita sehingga dapat ikut mengawal berjalannya pemerintahan yang ada
secara maksimal.
7
DAFTAR PUSTAKA