Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE

MK. PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UUD ITE

NAMA MAHASISWA : YOHANNA LESTARI


NIM : 4171240009
KELAS : FISIKA NONDIK 2017
DOSEN PENGAMPU : Dr. WISMAN HADI, S.Pd., M.Hum
MATA KULIAH : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehinggga saya dapat menyelesaikan penyusunan
tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul “UUD ITE”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk  maupun pedoman
bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi  makalah ini sehingga kedepanmya dapat
menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh Karena itu, saya mengharapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

MEDAN, MEI 2019

YOHANNA LESTARI
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 1
BAB II KERANGKA PIKIR 2
BAB III PEMBAHASAN 4
BAB IV PENUTUP 6
4.1 Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Maraknya kasus-kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan kebebasan berpendapat
masyarakat didalam social media. Kasus-kasus tersebut muncul disebabkan karena
masyarakat yang kurang peduli terhadap aturan yang ada pada UU ITE. UU ITE atau biasa
disebut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan Undang-Undang
(UU) yang didalamnya mengatur segala hal tentang teknologi informasi yang beraku di
Indonesia. UU ini mulai dirancang pada tahun 2003 oleh Kementrian Komunikasi dan
Informasi (Kominfo) yang saat itu dijabat oleh Syamsul Mu’arif. Adanya UU ITE yang
mengatur kegiatan di media elektronik namun mereka kurang begitu memahai dan peduli
dengan aturan tersebut. Oleh karena itu sebagai rakyat Indonesia hendaknya ikut aktif
mengawal jalannya konstitusi yang ada ini sehingga tidak terjadi yang namanya
kesewenang-wenangan dari para pemangku jabatan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan UU ITE?
b. Bagaimana UU ITE dapat berjalan di Negara Indonesia
c. Analisa dampak UU ITE terhadap arus cyber di Indonesia

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian UU ITE
b. Mengetahui berjalannya UU ITE di Indonesia
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan UU ITE terhadap cyber di Indonesia

1.4 Manfaat
a. Menambah wawasan tentang UU ITE
b. Mengetahui sikap yang harus diambil dalam menghadapi UU ITE
c. Mengetahui contoh kasus dan analisa terhadap UU ITE
2

BAB II
KERANGKA PIKIR

Isu pornografi di dunia maya agaknya menjadi alasan yang kuat mengapa undang-
undang itu dibuat. Maraknya situs porno di internet yang dapat diakses secara bebas oleh
siapa saja diduga sebagai salah satu penyebab timbulnya kasus-kasus pelecehan dan
kejahatan seksual termasuk kalangan remaja dan anak-anak. Internet dapat digunakan
sebagai alat untuk melakukan tindak kejahatan yang jauh lebih luas dan terus berkembang
baik secara kuantitas maupun kualitas sejalan dengan kemajuan teknologi informasi itu
sendiri. Melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang tidak diizinkan
oleh peraturan organisasi atau penyusupan ke web server sebuah situs kemudian mengganti
halaman depan situs web tersebut. Tindakan penyalahgunaan kartu kredit orang lain di
internet. Contoh kejahatan internet tersebut menggambarkan bahwa teknologi internet
mengalami pergeseran fungsi utamanya sebagai alat penyebarluasan informasi dari segi
positifnya. Internet dijadikan untuk kepentingan sendiri sebagai alat propaganda politik,
kebebasan dan demokrasi. Sebenarnya upaya untuk mengatasi kejahatan internet ini sudah
disepakati di Hongaria pada 23 November 2001. Saat itu ada kurang lebih 30 negara
menandatangani convention on cyber crime sebagai wujud kerja sama multilateral untuk
menanggulangi aktivitas criminal melalui internet dan jaringan computer lainnya. Dalam
konteks ini Indonesia bisa memainkan perannya bersama-sama dengan Negara-negara lain
di dunia untuk mengatasi masalah kejahatan internet. Dalam lingkup nasional, kejahatan
internet pada saatnya akan menjadi bentuk kejahatan serius yang dapat membahayakan
keamanan individu, masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Dan satu hal yang tak kalah
penting adalah komitmen bersama untuk memfungsikan semua perangkat. Jika tidak ada
komitmen yang kuat untuk menjalankannya, maka semua upaya yang ditemput untuk
mengatasi penyalahgunaan internet akan menjadi sia-sia. UU ITE bisa menjadi paying
hukum bagi aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan selektif terhadap berbagai jenis
penyalahgunaan internet. Dengan demikian, kehadiran UU ini tidak menjadi momok yang
menakutkan bagi pengguna dan mematikan kreativitas seseorang di dunia maya.
Sosial memiliki arti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat kehadiran
orang lain. Dan lingkungan sosial juga memiliki arti sendiri yaitu lingkungan yang terdiri
dari makhluk sosial (manusia). Lingkungan sosial inilah yang membentuk system
3

pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Lingkungan


sosial seseorang pertama dibentuk dalam lingkungan keluarga, lingkungan keluarga
merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perlaku anak. Didalam
lingkungan keluarga kita diberikan pendidikan agar anak menjadi mandiri, tidak hanya
mandiri saja tetapi kita juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk
menggembangkan kemampuan fisik, mental, sosial, dan emosional yang dimilikinya,
sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produktif. Untuk suasana
dalam lingkungan keluarga kita harus menciptkan suasana yang konduksif, yaitu suasana
yang saling terbuka, saling menyayangi dan saling mempercayai. Lingkungan keluarga
merupakan bekal untuk kita dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungan sosial yang
mencakup luas dan tidak hanya dalam suasana rumah, tetapi juga bisa kita menggunakan
bekal itu dalam lingkungan sosial dalam masyarakat dan lainnya.
4

BAB III
PEMBAHASAN

Undang-Undang adalah sebuah peraturan yang mengikat setiap orang selaku


Negara untuk mengatur, mengajurkan, menyediakan dana, menghukum, memberikan, atau
membatasi sesuatu hal. Undang-Undang dibuat untuk mengatur kehidupan bersama,
sebagai alat untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin ditimbulan oleh okum
pribadi/kelompok dalam lingkungan masyarakat. Pentingnya keberadaan undang-undang
yang mengatur mengenai informasi dan transaksi elektronik adalah sebagai sebuah respon
atas perubahan di masyarakat, pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan bangsa,
perbuatan hukum baru akibat teknologi, mencegah penyalahgunaan, melaksanakan
Undang-Undang Dasar 1945. UU ITE juga terdapat kata-kata teknologi informasi,
dokumen elektronika dan system elektronik. Teknologi informasi adalah suatu teknik
untuk menyiapkan, memproses, mengumpulkan, menyimpan, menganalisa,
mengumumkan dan menyebarkan informasi. Ruang lingkup Undang-Undang ITE ini
secara tegas dalam pandangan hukum mengatur segala perlindungan hukum yang terjadi
akibat memanfaatkan internet sebagai media, baik memanfaatkan informasi maupun
melakukan berbagai macam transaksi. Dampak dari pelanggaran atau perbuatan melawan
hukum terhadap Undang-Undang ITE ini diatur pula segala bentuk ancaman hukum.
Dengan demikian, pelaku yang memanfaatkan media internet maupun masyarakat luas
yang memanfaatkan internet mendapat kepastian hukum. Kepastian hukum ini, diantaranya
dengan tanda tangan digital dan berbagai macam bukti elektronik sebagai alat bukti yang
bisa diajukan didepan pengadilan.
Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan usaha juga diatur
dalam undang-undang ini. Undang-undang ini menerangkan bahwa pelaku usaha yang
menawarkan produknya melalui system elektronik. Selain itu, setiap pelaku yang
menyelenggarakan transaksi elektronika dapat disertifikasi oleh lembaga sertifikasi
keandalan. Lembaga ini berwenang untuk melaukan audit terhadap pelaku usaha tersebut.
Hasil audit ini adalah sertifikasi keandalan transaksi elektronik. Sertifikat ini memastikan
bahwa pelaku usaha cukup dapat diandalkan/diyakini aman dalam hal pertukaran data pada
layanan transaksi elektronika tersebut.
5

Asas Pemanfaatan Teknologi


Beberapa asas pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik adalah sebagai
berikut:
1. Asas Kepastian Hukum
Landasan hukum bagi pemanfaatan teknologi mendapatkan pengakuan hukum di
dalam dalm diluar pengadilan.
2. Asas Manfaat
Pemanfaatan teknologi informasi diupayakan untuk mendukung proses
berinformasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Asas Kehati-hatian
Landasan bagi semua pihak, agar memperhatikan segenap aspek yang berpotensi
mendatangkan kerugian dalam pemanfaatan teknologi informasi.
4. Asas Iktikad Baik
Dalam menggunakan teknologi informasi, tidak bertujuan untuk secara sengaja
mengakibatkan kerugian bagi pihak lain, tanpa sepengetahuan pihak tersebut.
5. Asas Netral Teknologi
Yaitu kebebasan memilih teknologi. Pemanfaatannya tidak terfokus pada
penggunaan teknologi spesifik tertentu, sehingga dapat mengikuti perkembangan
pada masa yang akan datang.
6

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari atas bahwasanya pekerjaan dari Kominfo
sangatlah berat. Hal ini sejalan denan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia
sekarang. Apabila undang-undang yang diterapkan tidak sejalan seperti seharusnya tentu
akan berdampak negative bagi banyak pihak. Sudah banyak sekali kasus cybercrime yang
terjadi di Indonesia ini. Harapannya dengan revisi UU ITE ini dapat mengurangi tingkat
kejahatan cybercrime yang terus melanda pengguna internet Indonesia. Tentu juga dengan
adanya UU ITE ini semoga tidak membatasi kebebasan berekspresi dari rakyat Indonesia.
Karena pada hakikatnya menyampaikan pendapat merupakn hak dari seseorang. Namun
perlu kita cermati bahwa Kominfo tidak akan bisa bekerja dengan sndiri dan tentu butuh
bantuan serta pengawasan dari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tumbuhkan rasa
peduli dalam diri kita sehingga dapat ikut mengawal berjalannya pemerintahan yang ada
secara maksimal.
7

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia


2. Setumpuk PR pasca revisi UU ITE dijalankan
http://indotelko.com/kanal?c=ed&it=setumpuk-pr-pasca-revisi-uu
3. Majalah Konstitusi Berita Mahkamah Konstitusi
https://books.google.co.id/books?
id=K6a6BAAAQBAJ&pg=PA10&dq=uud+ite&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwia1umV
yvnhAhXaWisKHeUNDMYQ6AEIMzAD#v=onepage&q=uud%20ite&f=false

Anda mungkin juga menyukai