Anda di halaman 1dari 16

MASPARI JOURNAL

Januari 2021, 13(1):25-40

KAJIAN AWAL PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI


LABUHAN JUKUNG, KRUI, KABUPATEN PESISIR BARAT,
PROVINSI LAMPUNG

INITIAL STUDY ON THE PLANNING OF LABUHAN JUKUNG BEACH


PROTECTIVE BUILDINGS, KRUI, WEST PESISIR DISTRICT,
LAMPUNG PROVINCE

Nanda Nurisman* dan Trika Agnestasia br Tarigan


Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sumatera
E-mail: nanda.nurisman@kl.itera.ac.id

Registrasi: 12 Mei 2021; Diterima setelah perbaikan: 16 Juli 2020


Disetujui terbit : 13 September 2020

ABSTRAK

Berdasarkan dokumen Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Provinsi Lampung


(2000) diketahui telah terjadi erosi/abrasi dan sedimentasi di wilayah pesisir Provinsi
Lampung. Salah satu wilayah pesisir yang rentan mengalami proses erosi adalah pantai
Krui yang merupakan pantai wisata. Lokasi pantai Labuhan Jukung Krui berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia. Peneliti berpendapat perlu dilakukan kajian awal
tentang kondisi hidro-oceanografi dan struktur pelindung pantai yang sesuai dengan
fungsi pantai di lokasi penelitian. Data angin yang digunakan dalam peramalan gelombang
pada penelitian ini bersumber dari ECMWV, sedangkan untuk data kedalaman perairan
digunakan peta batimetri yang diproduksi oleh DISHIDROS TNI-AL. Berdasarkan
peramalan gelombang, diketahui bahwa tinggi gelombang ekstrim di lokasi studi
mencapai 6,04 meter untuk periode ulang 25 tahun. Gelombang tersebut dapat menjadi
ancaman bagi area sekitar pantai, sehingga peneliti berpendapat struktur groin dan atau
submerged breakwater merupakan pilihan yang tepat untuk pantai wisata Labuhan
Jukung, Krui. Elevasi puncak groin adalah 10.3 meter dari dasar perairan.

Kata Kunci : gelombang, erosi, groin, submeged breakwater

ABSTRACT

Based on the document of the Strategic Plan for the Management of the Coastal Region of
Lampung Province (2000), erosion/abrasion and sedimentation have occurred in the coastal
areas of Lampung Province. One of the coastal areas susceptible to erosion is the Krui beach
where is a tourist beach. The location of Labuhan Jukung Krui beach is directly opposite the
Indian Ocean. the researcher sees that it is necessary to do a preliminary study of the hydro-
oceanographic conditions and the protective structure of the coast in
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

accordance with the function of the coast of Labuhan Jukung. The wind data used in the
hindcasting analysis is ECMWV's wind data, while for the water depth data the bathymetry
map was produced by DISHIDROS TNI-AL. Based on the hindcasting analysis, it is known that
the extreme wave heights at the study site are 6.04 meters for a 25-year return period. These
waves can be a threat to the area around the coast, so researchers believe the structure of
the groyne and/or submerged breakwater is the right choice for the tourist beach of
Labuhan Jukung, Krui. The structure crest elevations of the groin are 10.3 meters from the
seabed.

Keywords: wave, erosion, groin, submerged breakwater

1. PENDAHULUAN Wilayah Pesisir Provinsi Lampung


Pantai adalah kenampakan (2000) telah terjadi erosi/abrasi
alam yang menjadi batas antara dan sedimentasi di wilayah pesisir
wilayah yang bersifat daratan Provinsi Lampung (Prayitno, dkk.,
dengan wilayah yang bersifat 2000).
lautan. Wilayah pantai dimulai dari Permasalahan erosi pantai
titik terendah air laut pada saat dapat disebabkan oleh faktor manusia
surut hingga arah ke daratan dan faktor alam. Faktor manusia
sampai batas paling jauh gelombang tersebut dapat berupa rekayasa pantai
menjangkau daratan. Batas antara seperti pembangunan struktur pantai,
pertemuan antara permukaan air pengerukan, reklamasi pantai,
laut dengan permukaan daratan tadi pengaturan sirkulasi air sungai, dan
dinamakan garis pantai (shore line) penebangan vegetasi pelindung pantai.
(Kasim, F., 2012). Wilayah pantai Sehingga dalam pemilihan struktur
sendiri merupakan wilayah yang pantai harus mengetahui apakah
sangat dinamis dengan garis pantai dampak dari metode perlindungan
yang dapat berubah-ubah. pantai yang dipilih terhadap
Garis pantai Provinsi lingkungan di sekitarnya (Claessen,
Lampung adalah ± 720 km, yang E.W.M dan Groenewoud, M.D., 1995).
terdiri dari pesisir Timur yang Adapun faktor alam yang berpotensi
menghadap ke Laut Jawa, pesisir sebagai penyebab terjadinya erosi
Selatan sepanjang ± 300 km yang adalah gelombang.
menghadap ke Teluk Lampung dan Salah satu wilayah pesisir
Teluk Semangka masing-masing Provinsi Lampung yang mengalami
sepanjang ± 130 km dan ± 140 km, permasalahan erosi adalah pantai
serta pesisir Barat yang menghadap Labuhan Jukung, Krui, Kabupaten
ke Samudra Indonesia sepanjang ± Pesisir Barat. Kondisi tersebut
150 km[2]. Berdasarkan dokumen ditandai dengan jogging track yang
Rencana Strategis Pengelolaan berada dipinggir pantai rusak
karena talur sebagai penahan

26
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

gelombang tidak berfungsi terlah diuraikan di atas, maka


maksimal (Citrawan, D., 2018). penelitian ini bertujuan untuk
Kerusakan pantai tersebut mengkaji karakterisik gelombang
dapat disebabkan oleh gelombang dan struktur bangunan pantai.
swell yang berasal dari Samudera Adapun yang menjadi batas
Hidia. Gelombang swell merupakan permasalahan dalam penelitian ini
gelombang yang dibangkitkan oleh adalah:
angin yang berhembus cukup lama 1. Penelitian ini merupakan kajian
dan memiliki area pembangkit awal, tanpa melakukan
gelombang yang panjang (lihat bab pengukuran arus dan batimetri
metodologi untuk lebih detail). (kedalaman perairan) di lokasi
Gelombang yang cukup tinggi studi
dan ditunjang dengan pemandangan 2. Data kedalaman di lokasi
pantai yang indah, membuat Krui penelitian diperoleh dari peta
menjadi tujuan wisatawan lokal dan batimetri yang diproduksi oleh
mancanegara untuk ber-olah raga DISHIDROS
surfing. Disisi lain, gelombang tinggi 3. Data tinggi gelombang diperoleh
yang sampai pada bibir pantai dapat dari perhitungan hindcasting
menggerus pasir di pinggir pantai dengan menggunakan data angin.
dan membawanya ke arah laut
lepas, sehingga dapat menyebabkan 2. BAHAN DAN METODE
terjadinya erosi pantai. Pantai Labuhan Jukung, Krui,
Permasalahan erosi ini jika tidak terletak pada kabupaten Pesisir
segera ditanggulangi, maka akan Barat. Adapun lokasi penelitian
sangat mempengaruhi dilakukan pada koordinat
perekonomian masyarakat. 5 11’30.04”S 103 55’49.43”T.
o o

Berdasarkan permasalahan yang

Gambar 1. Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kabupaten Pesisir Barat


(Sumber: Google Earth)

27
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Bahan waktu ini merupakan waktu yang


Alat yang digunakan dalam dibutuhkan node bulan dan ekliptik
penelitian ini adalah ekmen grab dalam posisi yang berhimpit
yang digunakan sebagai alat (Fitriana dkk, 2019). Datum pasang
pengambil sampel sedimen dasar surut pada penelitian ini diperoleh
perairan. Adapun bahan yang dari peramalan pasang surut 20
digunakan dalam penelitian ini tahunan dengan metode least
adalah data angin timeseries selama square. Peramalan pasang surut
10 tahun (tahun 2008-tahun 2017), diperlukan untuk mendapatkan
data batimetri yang diperoleh dari nilai elevasi penting yang sangat
peta wilayah perairan Teluk Krui. diperlukan dalam mendesain
Adapun data pasang surut yang bangunan pantai.
digunakan adalah data sekunder
hasil peramalan pasang surut di Angin
lokasi kajian. Gelombang yang digunakan
pada penelitian ini adalah
Data gelombang prediksi laut dalam
Data yang digunakan pada dengan menggunakan metode
penelitian ini berupa data angin, hindcasting. Hasil peramalan
data batimetri, data pasang surut, gelombang berupa tinggi dan
dan sedimen. Data batimetri perioda gelombang signifikan untuk
diperoleh dari peta laut yang setiap data angin (Goda,
dikeluarkan oleh DISHIDROS TNI- 2000). Data-data yang dibutuhkan
AL, sedangkan data pasang surut untuk meramal gelombang terdiri
yang digunakan merupakan data dari:
pasang surut hasil pengukuran yang 1. Data angin yang telah dikonversi
dilakukan oleh instansi BIG pada menjadi wind stress factor (UA).
bulan Juni 2018. Adapun data Data angin diperoleh dari
sedimen diperoleh melalui ECMWV dengan lokasi
pengambilan sampel sedimen pengambilan data pada
secara acak di 6 stasiun koordinat 103.5 BT, -5.25 LS.
pengamatan, dimana 3 stasiun Lokasi tersebut terletak pada
pengamatan di arah lepas pantai laut dalam, sehingga data angin
dan 3 stasiun pengamatan di dapat langsung digunakan untuk
kedalaman sekitar 1 meter. peramalan data gelombang
(hindcasting). Adapun panjang
Pengolahan Data data angin yang digunakan
Pasang Surut adalan 10 tahun, yaitu dari
Idealnya datum pasang surut Januari 2008 hingga desember
dibentuk dari pengamatan pasut 2017.
18,5 tahun, karena dalam rentang

28
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

2. Panjang fetch efektif (Feff). terbatas durasi dengan


Penentuan titik fetch diambil mengggunakan persamaan
pada posisi laut-dalam • Bila 𝑡𝑑 > 𝑡𝑐 maka tergolong
mendekati lokasi perairan yang gelombang terbatas fetch
ditinjau. Hal ini karena • Bila 𝑡𝑑 < 𝑡𝑐 maka tergolong
gelombang yang dibangkitkan gelombang terbatas durasi
oleh angin terbentuk di laut Dimana 𝑡𝑑 adalah durasi angin
dalam suatu perairan, kemudian berhembus dalam arah yang sama.
merambat ke arah pantai dan Jika gelombang yang terbentuk
pecah seiring dengan adalah tergolong gelombang
mendangkalnya dasar perairan terbatas fetch, maka persamaan
di dekat pantai. Panjang fetch yang digunakan untuk peramalan
efektif ditentukan melalui gelombang adalah
persamaan 1 𝑔𝐹 1/2 𝑈𝐴
2
k 𝐻𝑚𝑜 = 0.0016 (𝑈 2 ) (6)
𝑔
 F cos i i
𝐴

Feff = i =1 𝑔𝐹 1/3 𝑈𝐴
k 𝑇𝑝 = 0.2857 (𝑈 2 ) (7)
 cos i 𝐴 𝑔
i =1 (1) Dimana F adalah panjang fetch dan g
Berdasarkan buku Shore Protect adalah besaran gaya gravitasi.
Manual (1984), langkah awal dalam Namun jika gelombang yang
proses hindcasting adalah terbentuk adalah tergolong
pengecekan kondisi gelombang gelombang terbatas durasi, maka
yang terbentuk, apakah kondisi persamaan yang digunakan untuk
gelombang jenuh (swell), kondisi peramalan gelombang adalah
terbatas fetch, atau kondisi terbatas 𝑔𝐹𝑚𝑖𝑛 1/2 𝑈𝐴
2

durasi. Kondisi gelombang jenuh 𝐻𝑚𝑜 = 0.0016 ( 2 ) (8)


𝑈𝐴 𝑔
terbentuk apabila 𝑔𝐹𝑚𝑖𝑛 1/3 𝑈𝐴
𝑔 𝑡𝑐
𝑇𝑝 = 0.2857 ( 2 ) (9)
𝑈𝐴 𝑔
2 ≥ 71500 (2)
𝑈𝐴 𝑔 𝑡𝑑 3/2 𝑈 2
𝐴
𝑔 𝐹 2/3 𝑈𝐴
𝐹𝑚𝑖𝑛 = ( )
𝑈𝐴 68.8 𝑔
𝑡𝑐 = 68.8 ( 𝑈 2 ) (3)
𝐴 𝑔 (10)
Dimana 𝑡𝑐 adalah time critic. Maka Dimana 𝐹𝑚𝑖𝑛 adalah panjang fetch
persamaan yang digunakan untuk minimum yang terbentuk akibat
mencari gelombang dan periode angin berhembus dengan
adalah kecepatan dan durasi tertentu.
𝐻𝑚𝑜 = 0.2433𝑈𝐴2 (4)
𝑈𝐴
𝑇𝑚𝑜 = 8.132 (5) Perencanaan Bangunan Pantai
𝑔
Bila kondisi gelombang yang Penentuan berat butir batu
terbentuk tidak memenuhi kondisi pelindung struktur pantai
gelombang jenuh, maka dilakukan menggunakan persamaan Hudson
pengecekan apakah gelombang yang (Sorensesn, 2006)
terbentuk terbatas fetch atau

29
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

𝑊=
𝛾𝑟 𝐻 3 Dimana HWS merupakan tinggi
𝐾𝐷 (𝑆𝑟 −1)3 cot 𝜃
pasang surut tertinggi dan Ru adalah
𝛾𝑟
run-up gelombang dan freeboard
dimana 𝑆𝑟 = (11) yang digunakan adalah 0.5 meter.
𝛾𝑎
Dimana W adalah berat armor, K D
adalah koefisien stabilitas, H adalah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tinggi gelombang, 𝛾𝑟 adalah masa Pasang surut merupakan salah
armor, dan 𝛾𝑎 adalah massa jenis air satu faktor alam yang
laut. mempengaruhi aktifitas di wilayah
Adapun elevasi struktur bangun pesisir. Data pasang surut yang
pantai ditentukan dengan digunakan pada penelitian ini
menggunakan perasamaan berikut adalah data pasang surut hasil
ini pengukuran BIG (Gambar 2). Data
𝐸𝑙𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 = 𝐻𝑊𝑆 + 𝑅𝑢 + yang digunakan adalah data
𝑓𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑 (12) pengamatan dari tanggal 01 Juni
𝐻𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 = 𝐸𝑙𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 − 2018 hingga 30 Juni 2018. Interval
𝐸𝑙𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 (13) data yang digunakan adalah 1 jam.

Gambar 2. Grafik Pasang Surut Teluk Krui

Tipe pasang surut di lokasi studi (HWS) di Teluk Krui berada pada
adalah pasang surut campuran level 78,52 cm dari MSL (Tabel 1).
condong harian ganda, dengan nilai Elevasi HWS digunakan dalam
bilangan formzahl adalah 0,29. perhitungan tinggi struktur
Berdasarkan hasil pengolahan data, pelindung pantai (lihat pers.12)
diketahui bahwa pasang tertinggi

30
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Tabel 1. Elevasi Penting Pasang Surut Teluk Krui

Arah angin di lokasi 2017 yang menunjukan arah angin


penelitian berasal dari arah benua dominan berasal dari arah Barat
Asia dan benua Australia. Hasil Laut dan Tenggara (Gambar 3).
tersebut diperoleh dari data Angin dengan kecepatan > 8 m/s
kecepatan angin dari tanggal 1 memiliki persentase yang cukup
Januari 2008 hingga 31 Desember besar, yaitu sebesar 10.17%.

Kecepatan Angin (m)


Arah Total %
0,1 - 4,0 4,0 - 8,0 8,0 - 12,0 12,0 - 16,0 >= 16,0
N 10.91 3.86 0.78 0.29 0.02 15.86
NE 4.20 0.78 0.75 0.11 0.00 5.83
E 2.57 0.82 0.68 0.24 0.02 4.33
SE 5.94 8.21 2.33 1.05 0.61 18.14
S 6.75 5.39 0.68 0.18 0.44 13.43
SW 3.92 0.97 0.36 0.02 0.33 5.61
W 5.00 1.45 0.28 0.03 0.00 6.75
NW 11.31 17.56 0.64 0.29 0.06 29.87
Sub-total 50.59 39.05 6.49 2.21 1.48 99.82
Clam 0.02
2008-2017 Missing Data
Total
0.16
100

GAMBAR 3. WINDROSE 2008-2017

Berdasarkan penelitian sehingga distribusi arah datang


sebelumnya, penentuan tinggi gelombang menyerupai dengan
gelombang signifikan (SWH) telah distribusi arah datang angin.
dilakukan dengan menggunakan Lampiran 1 menampilkan pada
informasi data kecepatan angin bulan Desember hingga bulan April,
berdasarkan hubungan antara angin gelombang didominasi oleh
dan gelombang gelombang dari arah Tenggara dan
(Altunkaynak and Ozger, 2004; Selatan. Adapun arah datang
Khoirunnisa, H et.all 2017), gelombang dominan dari Barat Laut

31
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

terjadi pada bulan Mei hingga bulan Gelombang dominan berasal dari
November. Barat Laut. Namun pada arah Utara,
Secara keseluruhan, Timur Laut dan Timur tidak
persentase kejadian gelombang terdapat arah gelombang datang
2008-2017 di perairan Teluk Krui dikarenakan pada arah tersebut
bergelombang dengan kejadian merupakan area daratan, sehingga
gelombang diatas 4 m sekitar 1.77 diasumsikan tidak ada gelombang
% (Gambar 4) dari total kejadian. yang berasal dari arah pantai/darat.

Tinggi Gelombang(m)
Arah Total %
0,1 - 1,0 1,0 - 2,0 2,0 - 3,0 3,0 - 4,0 >= 4,0
N 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.03
NE 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
E 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
SE 5.75 5.61 3.57 1.73 1.05 17.71
S 6.33 3.92 1.83 0.69 0.25 13.03
SW 3.48 0.61 0.55 0.36 0.13 5.14
W 4.42 1.09 0.44 0.20 0.09 6.23
NW 10.75 14.59 3.36 0.47 0.25 29.42
Sub-total 30.74 25.85 9.75 3.45 1.77 71.56
Clam 2.32
2008-2017 Missing Data
Total
26.12
100

GAMBAR 4. Kejadian Tinggi dan Arah Gelombang 2008-2017

Tinggi dan periode Tinggi gelombang ekstrim


gelombang (HS dan TS) hindcasting (periode ulang 25 tahun) tidak
(data 2008-2017) digunakan untuk dapat langsung digunakan dalam
untuk perhitungan potensi desain bangunan pantai,
gelombang ekstrim di lokasi studi. dikarenakan hindcasting atau
Menurut Goda (2000), langkah peramalan gelombang dilakukan
pertama dalam mendesain struktur pada laut dalam. Pemodelan
laut adalah analisis gelombang penjalaran gelombang dari laut
ekstrem. Penelitian ini melakukan dalam menuju laut dangkal (lokasi
analisis gelombang ekstrim periode penelitian) pada penelitian ini
ulang 25 tahun, artinya terdapat dilakukan dengan menggunakan
peluang terjadinya gelombang perangkat lunak SMS10.
tertinggi sebanyak 1x dalam 25 Berdasarkan hasil pemodelan
tahun. Hasil analisis tinggi numerik gelombang, diketahui
gelombang ekstrim diperoleh bahwa tinggi gelombang ekstrim
sebesar 6,04 m dengan arah datang dengan periode ulang 25 tahun di
gelombang dari arah Tenggara. lokasi studi (pantai Labuhan Jukung,
Krui) adalah 3,4 meter (Gambar 5).

32
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Gambar 5. Simulasi Model Perambatan Gelombang

Perairan Teluk Krui yang yang dilakukan pada lokasi yang


menghadap langsung ke Samudera sama (Pantai Jukung, Teluk Krui),
Hindia menyebabkan gelombang diketahui bahwa terjadi transpor
berperan besar dalam pergerakan sedimen sejajar pantai sebesar 2.39
sedimen. Gelombang yang datang m3/s menuju arah barat laut dan
dari perairan dalam akan 2.47 m3/s menuju arah tenggara.
mengalami transformasi gelombang Adapun hasil survey sedimen pada
akibat berkurangnya kedalaman 6 (enam) lokasi pengambilan
perairan. Menurut Sorensen (2006), sampel sedimen, diperoleh hasil
gelombang datang menuju pantai sedimen di lokasi studi didominasi
akan membangkitkan arus sejajar oleh sedimen pasir (Gambar 6).
pantai dan transport sedimen. Perbedaan volume transport
Kecepatan maksimum arus sejajar sedimen dari kedua arah tersebut
pantai berada di area gelombang mengindikasikan proses erosi di
pecah. Pantai Jukung, Krui.
Berdasarkan hasil penelitian
Tarigan, T.A dan Nanda.N (2018)

Tabel 2. Hasil Analisis Sedimen

33
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Pemilihan struktur pelindung submerged breakwater memiliki


pantai harus memperhatikan nilai- puncak struktur yang selalu berada
nilai estetika dari lokasi studi di bawah permukaan air dan
(Hariyoni, et all. 2013). Menelaah mempercepat terjadinya gelombang
fungsi Pantai Labuhan Jukung yang pecah, sehingga tinggi gelombang
telah dijelaskan pada bab menuju pantai menjadi berkurang.
latarbelakang, maka peneliti Berdasarkan hasil penelitian yang
berpendapat beberapa kriteria dilakukan oleh Ahmed, M dan Rifat,
acuan dalam penerapan konsep A (2011) diketahui bahwa puncak
pelindung pantai di lokasi submerged breakwater yang lebih
penelitian: tinggi dapat mereduksi tinggi
1. Bangunan pelindung pantai atau gelombang datang lebih baik
sejenisnya tidak boleh dibanding puncak submerged
menghalangi pemandangan breakwater yang lebih rendah.
wisatawan ke laut. Keuntungan submerged
2. Bangunan pelindung pantai atau breakwater dibandingkan dengan
sejenisnya tidak boleh subaerial breakwater adalah biaya
mengganggu aktifitas wisatawan yang murah, estetika dan efektif
yang bermain surfing atau dalam memicu terjadinya
selancar. gelombang pecah tanpa
3. Dampak negatif terhadap pantai mengeliminasi aliran menuju pantai
tetangga yang mungkin terjadi yang menjadi penting untuk
akibat penerapan bangunan pertimbangan kualitas air
pelindung pantai dapat (Irtem, E., Seyfioglu, E., Kabdasli., S.,
diminimalkan. 2011). Submerged breakwater juga
Mempertimbang 3 (tiga) point di mampu mengurangi tinggi
atas, bangunan pelindung pantai gelombang transmisi sebesar
yang dapat diterapkan pada lokasi 40,41% serta menghalangi
studi adalah struktur groin dan atau transport sedimen menuju laut
submerged breakwater tenggelam. lepas (Nurisman, N., 2016).
Groin merupakan struktur yang Tipe konstruksi struktur groin dan
dibangun dari pinggir pantai hingga atau submerged breakwater yang
ke arah laut yang bertujuan sebagai dipilih adalah tipe rouble mound
perangkat sedimen (Nurisman, N (urugan) dengan material armor.
dan Trika. A.T, 2018). Besarnya berat armor dihitung
Groin dapat dibangun secara dengan menggunakan persamaan
ber-series yang berangsur–angsur Hudson (Pers.11). Berdasarkan
memendek dalam arah transpor hasil perhitungan, berat armor
sedimen dominan. Adapun disajikan pada Tabel 2.

34
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Tabel 2. Perhitungan Struktur Propertis Armor

Peneliti mengasumsikan tipe armor meter untuk perairan laut dalam


yang digunakan adalah tetrapod, dan 3.4 meter untuk d area pantai
head structure berada pada Labuhan Jukung, Krui. Berdasarkan
kedalaman 5 meter, maka dengan dokumen Rencana Strategis
menggunakan persamaan 12 dan Pengelolaan Wilayah Pesisir
persamaan 13. diperoleh tinggi Provinsi Lampung dan penelitian
struktur groin sebesar 10.3 meter terdahulu, diketahui bahwa terjadi
dari dasar perairan erosi pantai di wilayah Teluk Krui.
Peneliti berpendapat struktur yang
4. KESIMPULAN sesuai dengan fungsi pantai Krui
Pantai Labuhan Jukung untuk mengatasi ancaman
merupakan pantai yang terletak di gelombang dan erosi pantai adalah
Teluk Krui, Pesisir Barat, Provinsi groin dan atau submerged
Lampung. Pantai ini memiliki breakwater. Head structure groin
sedimen pasir yang halus dan tinggi berada pada kedalaman 5 meter,
gelombang yang bagus untuk olah dengan tinggi struktur rencana
raga selancar (surfing), sehingga adalah 10.3 meter dari dasar
banyak dikunjung oleh wisatawan perairan.
lokal dan mancanegara. Gelombang
di perairan pantai Labuhan Jukung, 5. UCAPAN TERIMA KASIH
Krui, sangat dipengaruhi oleh Penelitian ini terlaksana
gelombang di Samudera Hindia. dengan menggunakan sumber
Hasil prediksi gelombang pendanaan melalui Dana Hibah
menunjukan bahwa potensi Mandiri ITERA 2018. Peneliti juga
terjadinya tinggi gelombang ekstrim mengucapkan terima kasih kepada
periode ulang 25 tahun adalah 6,04 LP3 ITERA selaku pengelolaan

35
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

program ITERA SMART 2018 serta Hariyoni. 2013. Studi perencanaan


kepada Dinas Perikanan Kabupaten bangunan pengendalian akresi
Pesisir Barat, Provinsi Lampung. dan abrasi di Pantai
Tanjungwangi Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Banyuwangi. Jurnal Teknik
Pengairan. 4(1): 20–29.
Ahmed M, Rifat A. 2011.
Experimental study on the Irtem E, Seyfioglu E, Kabdasli S. 2011.
performance of submerged Proceedings of the 11th
breakwater as shore protection International Coastal Symposium
structure. International on Experimental Investigation on
Conference on Environment and the Effects of Submerged
BioScience, IPCBEE. 21: 156 – Breakwaterson Tsunami Run-up
160. Height. 64:516 - 520.

Citrawan D. 2018. Pantai Labuhan Kasim F. 2012. Pendekatan beberapa


Jukung Mulai Abrasi. metode dalam monitoring
http://www.lampost.co/berita- perubahan garis pantai
abrasi-ancam-pantai-labuhan- menggunakan dataset
jukung [Diakses: 11 Februari penginderaan jauh Landsat dan
2018]. SIG. Jurnal Ilmiah Agropolitan. 5.

Claessen EWM, Groenewoud MD. Nurisman N, Tarigan. 2018. Study of


1995. Effect of submerged Protection Structures Planning
breakwater on profile for Kuri Beach, Pesisir Barat
development. Thesis Program Regency, Lampung Province.
Master. Delft University of ICOSITER Proceeding. 162-168.
Technology, Belanda.
Prayitno. Rencana Strategis
Fitriana D. 2019. Analisa harmonik Pengelolaan Wilayah Pesisir
pasang surut dengan metode Lampung. Pemerintah Daerah
admiralty pada stasiun berjarak Provinsi Lampung. 2000.
kurang dari 50 km. Jurnal
Meteorologi Klimatologi dan Sorensen RM. 2006. Basic Coastal
Geofisika. 6(1):38-48. Engineering. Springer. New York.
324p.
Goda, Yoshimi. 2000. Random Seas
and Design of Maritime Sugito. 2014. Analisa perencanaan
Structures. World Scientific. bangunan pemecah gelombang
Singapore. 443. lokasi teluk semangka kota
agung kabupaten tanggamus.

36
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Jurnal Teknik Sipil UBL. 5(1):


540-551.

Tarigan TA, Nurisman N. 2018.


Coastal prosses and longshore
sediment transport along Krui
Boast, Pesisir Barat of Lampung.
ICOSITER Proceeding. 71-76.

US Army. 1984. Shore Protection


Manual Fourth Edition. US Army
Engineer Waterways Experiment
Station. US Goverment Printing
Office Washington (DC) USA
20402. 1260p.

37
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

Lampiran 1. Distribusi Gelombang Setiap Bulan

WAVEROSE Bulan Januari WAVEROSE Bulan Februari

WAVEROSE Bulan Maret WAVEROSE Bulan April

WAVEROSE Bulan Mei WAVEROSE Bulan Juni

38
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan,
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Ka. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

WAVEROSE Bulan Juli WAVEROSE Bulan Agustus

WAVEROSE Bulan September WAVEROSE Bulan Oktober

WAVEROSE Bulan November WAVEROSE Bulan Desember

39
Nanda Nurisman dan Trika Agnestasia br Tarigan
Kajian Awal Perencanaan Bangunan Pelindung
Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kab. Pesisir Barat,
Provinsi Lampung

40

Anda mungkin juga menyukai