Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MINGGU 2

KL-4182 PELABUHAN PERIKANAN

Dbuat Oleh:

Irsyad Ahmad 119300037


Kerelima Roito L 119300056
Musfira Dewi M 119300046
Luthfi Wira Yudha 119300083

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
PELABUHAN PERIKANAN YANG ADA DI INDONESIA

1. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan


2. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Haji, Aceh
3. Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan
4. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
5. Pangkalan Pendaratan Ikan Paotere
6. Pangakalan Pendaratan Ikan Muara Piluk Bakauheni
7. Pangkalan Pendaratan Ikan Ketapang

1. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan


Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan adalah pelabuhan yang terletak di Belawan, Kota
Medan, Sumatera Utara. Pelabuhan ini cukup strategis karena terletak diantara Perairan Pantai
Timur Sumatera (Selat Malaka), Perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) dan Laut Cina
Selatan. Merupakan pintu masuk bagi kegiatan ekonomi beberapa negara di Asia, serta pelabuhan
yang tergolong sebagai pelabuhan terbesar di Sumatera Utara. Terdapat fasilitas yang disediakan
pada pelabuhan ini antara lain adalah sebagai berikut.
A. Fasilitas Pokok
 Tanah Pelabuhan
Hingga akhir tahun 2019 lahan peruntukan yang tersedia seluas 549.500 m2 (54,95 Ha)
namun kenyataan di lapangan lahan yang bisa dimanfaatkan hanya seluas 285.678 m2
(28,57 Ha). Kemudian PPS Belawan membebaskan lahan baru seluas 65.772 m2 (6,6 Ha)
sedangkan sisanya seluas 198.050 m2 (19,80 Ha) belum diketemukan.
 Dermaga dan Jetty
Dermaga utama yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan memiliki panjang
154 meter dan lebar 8 meter dengan konstruksi beton.
Jetty yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan sebanyak 3 (tiga) unit dengan
ukuran masing-masing panjang 50 meter, lebar 4 meter yang digunakan sebagai tempat
tambat dan bongkar hasil tangkapan.
 Jalan Utama
Jalan utama Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan mempunyai panjang 4.837 m dengan
lebar 9 m. Jalan yang sudah kontruksi beton sepanjang 1.234 m sisanya sepanjang 3.603 m
masih dalam kondisi tanah.
B. Fasilitas Fungsional
 Gedung Kantor PPS Belawan
Gedung Kantor dengan luas bangunan 856 M² yang dibangun pada tahun 2006
yangpemanfaatannya sebagai tempat kegiatan administrasi dan dilengkapi Menara
Pengawas
 Tempat Pemasaran Ikan
Gedung Tempat Pemasaran Ikan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan
dibangun tahun 2013 dengan luas 200 m2 dengan kondisi yang kurang baik cenderung
kotor karena belum memnuhi standar pasar ikan.
 Tandon Air Bersih
Untuk memenuhi keperluan air bersih bagi keperluan kantor, kios dan keperluan kapal
melaut. Telah dibangun tandon air bersih sebanyak 7 unit dengan sumber air sumur
arthesis.
 Penyaluran BBM
Untuk mendukung operasional kapal perikanan dalam hal ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM) solar, tersedia unit penyaluran BBM yang beroperasi di PPS Belawan
sebanyak 8 unit.
 Pos Pelayanan Terpadu
Pos pelayanan terpadu berada di gedung pelayanan kesyahbandaran. Pelayanan yang
diberikan meliputi penerbitan STBLKK, SPB, rekom BBM, e-logbok, asuransi nelayan,
Perjanjian Kerja Laut (PKL), serta pelayanan penerbitan izin frekuensi radio.
 Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, terdiri dari Rumah
Negara, Balai Pertemuan Nelayan, Pos Pelayanan Terpadu, Kapal Syahbandar, Waserda
dan Masjid.
 Rumah Negara
Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan memiliki aset berupa rumah negara golongan II
dengan tipe A permanen sebanyak 3 unit yang terletak di kawasan PPS Belawan. Rumah
negara dimaksud diperuntukan bagi pegawai struktural. Saat ini rumah negara yang ada di
Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terdiri dari 2 unit dengan luas 150 m2 dan 1 unit
bangunan dengan luas 120 m2.
 Balai Pertemuan Negara
Balai pertemuan nelayan digunakan untuk kegiatan pertemuan, sosialisasi, serta berbagai
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan operasional pelabuhan. Balai pertemuan ini
memiliki luas 150 m2 dengan kondisi yang masih baik.
 Kapal Syahbandar
Kapal syahbandar digunakan untuk melaksanakan kegiatan patroli kesyahbandaran di
kawasan perairan PPS Belawan dengan tahun perolehan BMN adalah tahun 2012. Kondisi
kapal syahbandar ini sudah tidak layak operasi karena adanya kerusakan pada bagian body
kapal sehingga perlu dilakukan pemeliharaan besar.
 Kios Waserda
ios Waserda Kios waserda berfungsi sebagai penyedia perbekalan melaut bagi nelayan dan
ABK. Saat ini tersedia dan beroperasi waserda berjumlah 28 unit dengan luas keseluruhan
452,10 m2 . Kios waserda ini berdiri diatas lahan Perum Perindo, kondisi kios ini sudah
tidak layak karena apabila hujan maupun air laut naik maka kawasan kios ini akan
tergenang cukup dalam (lebih dari 1 meter).
 Masjid
Masjid yang dibangun di PPS Belawan berjumlah 1 unit dengan luas 120 m2 . Masjid PPS
Belawan terletak di tempat strategis di persimpangan jalan dan mudah diakses oleh
masyarakat di kawasan PPS Belawan untuk beribadah bagi umat muslim.
Adapun struktur organisasi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan adalah sebagai berikut.
Sumber: https://kkp.go.id/djpt/ppsbelawan

2. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Haji, Aceh


Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Haji merupakan jenis pelabuhan perikanan yang bertipe
C berdasarkan PERMEN-KP No 8 tahun 2012 untuk pelabuhan perikanan yang bertipe C itu
memiliki klasifikasi khusus. Berikut adalah tabel perbandingan antara PPP pada PERMEN-KP No
8 tahun 2012 dan PPP Labuhan Haji dengan kondisi existing.

Sumber: PERMEN-KP/8/2012
Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Haji sebagai prasarana penunjang perikanan tangkap
juga didukung oleh sarana fasilitas pelabuhan perikanan dengan tujuan untuk mempermudah dan
memperlancar segala bentuk kegiatan perikanan di pelabuhan perikanan. Fasilitas yang tersedia di
PPP Labuhan Haji beserta dengan kondisinya antara lain sebagai berikut:
A. Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok adalah sebuah fasilitas yang digunakan oleh suatu pelabuhan perikanan untuk
tempat berlabuh dan bertambatnya kapal perikanan serta meminimalisir gangguan alam dan juga
merupakan bentuk aspek keselamatan pelayaran. Fasilitas pokok atau juga disebut sebagai infra
struktur fasilitas yang dipergunakan untuk keperluan keselamatan pelayaran, di samping itu juga
sebagai tempat berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal perikanan. Fasilitas pokok di
Pelabuhan Perikanan Labuhan Haji meliputi:
 Lahan
Lahan di Pelabuhan Perikanan Labuhan Haji memiliki luas 15 Ha, lahan ini tentunya akan
menampung setiap bentuk fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Labuhan
Haji. Secara umum lahan pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Labuhan Haji masih tergolong
baik. Tentunya dalam pemilihan lahan untuk pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Labuhan
Haji ini telah memenuhi kriteria Hidro-oseanografi. Tinjauan hidro-oseanografi adalah
menyangkut tinjauan pengaruh hidrodinamika perairan laut. Parameter utama yang
biasanya diperhitungkan adalah pasang surut, gelombang dan angin.
 Dermaga
Dermaga adalah struktur yang berfungsi untuk membongkar muatan hasil tangkapan ikan
dan memuat perbekalan melaut nelayan serta sebagai tempat berlabuh nya kapal perikanan.
Dermaga di Pelabuhan Perikanan Labuhan Haji terbagi atas dermaga yaitu dermaga
bongkar dengan luas 10x150 m dan berada dalam kondisi rusak ringan. Dermaga bongkar
ini memiliki peran sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan
nelayan.
Pelabuhan Perikanan Labuhan Haji terdapat juga dermaga tambat yang berfungsi sebagai
tempat berlabuhnya kapal-kapal perikanan dan sebagai tempat bagi kapal perikanan
mengisi perbekalan melaut. Dermaga tambat ini memiliki ukuran 5x110 m dan memiliki
kondisi yang baik.
 Kolam Pelabuhan
Kolam Pelabuhan adalah lokasi perairan tempat kapal berlabuh, mengisi perbekalan atau
melakukan aktivitas bongkar muat. Kondisi kolam pelabuhan yang tenang dan luas,
menjamin efisiensi operasi Pelabuhan. Kolam pelabuhan adalah wilayah perairan untuk
melakukan olah gerak kapal-kapal yang akan berlabuh di dermaga dan sebagai tempat
istirahat kapal sambil menunggu masuknya perbekalan melaut. PPP labuhan Haji memiliki
luas kolam pelabuhan 10 hektar dan kedalaman 3,5 m dengan kondisi tidak termanfaatkan
sepenuhnya karena 6 hektar dari bagian kolam tersebut belum dikeruk sehingga masih
dangkal.
 Breakwater
Breakwater merupakan salah satu prasarana fasilitas pokok yang berfungsi sebagai
pemecah gelombang yang ada di pesisir pantai pelabuhan perikanan Labuhan Haji.
Breakwater memiliki luas sekitar 5x360 m dengan strukturnya yang terdiri dari susunan
batu-batu besar dan kondisi dari breakwater ini masih dalam keadaan baik.
 Talut (Revertment)
Revertment adalah salah satu prasarana fasilitas pokok yang bangunannya berupa struktur
penahan gempuran gelombang sebagai proteksi terhadap tebing pantai yang ditempatkan
di sepanjang kawasan yang akan dilindungi. Penggunaan revetment dimaksudkan untuk
memperkuat tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan pantai akibat gempuran gelombang.
 Jalan komplek
Jalan komplek merupakan prasarana fasilitas pokok yang ada di PPP Labuhan Haji, untuk
kelancaran proses pendistribusian hasil tangkapan nelayan jalan didalam komplek sangat
diperlukan, jalan di dalam komplek PPP Labuhan Haji memiliki ukuran 6 x 300 m kondisi
dari jalan komplek ini masih bagus dengan struktur jalan terbuat dari cor beton.
 Drainase
Drainase adalah saluran air limbah yang berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah cair
yang berasal dari tempat-tempat yang ada di PPP labuhan Haji, saluran air limbah ini
berbentuk selokan yang mengelilingi area PPP labuhan Haji ukuran dari drainase ini yaitu
0,5 x 300 m dengan kondisi yang masih baik dan struktur dari drainase adalah terbuat dari
beton
 Docking
Docking kapal merupakan sebuah prasarana fasilitas pokok yang berfungsi untuk proses
pemindahaan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pendukung sebelum
melakukan proses pengedokan kapal. Pelabuhan perikanan Labuhan Haji memiliki 1
tempat Docking dengan luas 2x60 m dengan kondisi rusak berat dan tidak termanfaatkan
sebagaimana mestinya. Lokasi docking di PPP labuhan haji sekarang sudah tertimbun
dengan tanah, akibatnya nelayan yang ingin mengdockingkan kapal mereka harus mencari
alternatif lokasi baru.
Tabel Fasilitas Pokok PPP Labuhan Haji

B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang secara langsung dimanfaatkan oleh kepentingan
manajemen pelabuhan perikanan dan atau yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan
usaha, fasilitas fungsional sangat berperan penting dalam keberhasilan pelaksanaan aktivitas
disebuah pelabuhan perikanan. Baik terhadap persiapan melaut, pendaratan hasil tangkapan,
kualitas hasil tangkapan yang didaratkan dan pasar yang akan dituju. Pemanfaatan fasilitas
fungsional yang optimal diharapkan menjadi salah satu penunjang keberhasilan aktivitas-aktivitas
disebuah pelabuhan perikanan, fasilitas fungsional PPP Labuhan Haji meliputi:
 Kantor Administrasi Pelabuhan
Kantor administrasi pelabuhan perikanan pantai Labuhan Haji memiliki luas 4x16m yang
digunakan untuk keperluan administrasi pelabuhan. Kantor Administrasi digunakan untuk
pembuatan SIPI bagi nelayan, pembuatan surat Rekom minyak untuk nelayan, gudang
arsip dan sebagai tempat informasi.
 Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan sebuah prasarana fasilitas fungsional yang ada
di Pelabuhan perikanan pantai Labuhan Haji, TPI ini mempunyai luas sekitar 16x32 m, di
tempat ini proses pelelangan ikan hasil tangkapan nelayan terjadi. Kondisi TPI di Labuhan
Haji ini masih tergolong baik dengan struktural bangunannya terbuat dari beton.
 Pabrik Es
Pabrik es di Pelabuhan perikanan Labuhan Haji berdiri pada tahun 2014 dan mampu
menghasilkan es sebanyak 15 ton/hari, pabrik es ini merupakan prasarana fasilitas
fungsional yang perannya sangat dibutuhkan oleh nelayan, seperti yang telah kita ketahui
bahwasanya es merupakan salah satu komponen yang dapat menjaga kualiatas dan mutu
ikan hasil tangkapan, kondisi dari pabrik es saat ini dalam keadaan rusak ringan dan tidak
dapat difungsikan sehingga dampak dari kerusakan pabrik es ini sangat dirasakan oleh
nelayan PPP Labuhan Haji karena nelayan terpaksa harus menunggu es masuk dari daerah
lain disamping proses pengirimannya yang terkadang terhambat es yang dikirimkan pun
jumlahnya sangat terbatas sehingga nelayan tidak bisa dengan bebas menyimpan stok es
untuk perbekalan melaut mereka. Kontruksi bangunan dari pabrik es ini terbuat dari beton.
 Cold storage
Cold storage merupakan sebuah pabrik yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil
tangkapan nelayan guna untuk menjaga kualitas hasil tangkapan, disamping itu cold
storage juga dapat menjaga harga jual hasil tangkapan nelayan agar tidak mengalami
penurunan disaat hasil tangkapan sedang menurun. Pada Pelabuhan perikanan Labuhan
Haji terdapat 1 unit cold storage yang berkapasitas 50 ton dan dalam kondisi baik.
 Unit Pengolahan Ikan
Unit Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat UPI adalah tempat yang digunakan oleh
masyarakat untuk mengolah ikan, betuk pengolahan ikan pada UPI ini berupa pengolahan
ikan asin, untuk pengelolaan UPI sendiri itu dikelola oleh perorangan, namun ada juga
beberapa UPI yang dikelola secara berkelompok. Pada Pelabuhan perikanan Labuhan Haji
terdapat 11 unti UPI dalam kondisi baik dan temanfaatkan sepenuhnya.
 Tangki BBM Tangki BBM merupakan salah satu fasilitas fungsional yang sangat
dibutuhkan oleh nelayan, Hampir rata-rata armada penangkapan di PPP Labuhan Haji
mengunakan mesin, penggunaan mesin ini bertujuan untuk mempermudah nelayan dalam
melakukan operasi penangkapan dan tentunya agar mesin ini bisa berfungsi nelayan
membutuhkan bahan bakar minyak, bahan bakar minyak (BBM) di PPP Labuhan Haji
merupakan aset yang sangat penting bagi nelayan, untuk pengelolaannya bahan bakar
minyak di PPP Labuhan Haji di kelola oleh swasata (koperasi) yang bekerja sama dengan
pihak UPTD Labuhan Haji. Kapasitas penampungan tangki BBM di PPP Labuhan
berjumlah 32 ton, namun yang sering terisi hanya sekitar 16 ton, kondisi dari tangki BBM
di PPP Labuhan Haji masih baik dan termanfaatkan
 Instalasi air bersih
Instalasi air bersih di Pelabuhan perikanan Labuhan Haji yang diperuntukan untuk nelayan
berjumlah satu unit dengan 2 tangki berukuran 1000 liter/tangki. Kondisi dari instalasi air
bersih ini belum termanfaatkan karena berdasarkan hasil dari wawancara dengan pihak
UPTD ada kendala dalam proses pembangunan sumur bor yang merupakan sumber mata
air untuk mengisi tangki air tersebut, sehingga akibat dari tidak berfungsinya instalasi air
bersih ini nelayan untuk kebutuhan air dalam melakukan proses melaut harus membeli air
dari luar dengan harga 100.000/tonnya.
Tabel Fasilitas Fungsional PPP Labuhan Haji

C. Fasillitas Penunjang
Fasilitas penunjang atau fasilitas tambahan merupakan fasilitas yang secara tidak langsung
mendukung dan mempertinggi peranan pelabuhan perikanan sehingga para pengguna
mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang
identik dengan kegiatan sosial masyarakat nelayan yang ada di pelabuhan perikanan. Adapun
fasilitas penunjang yang terdapat Pelabuhan perikanan Labuhan Haji antara lain:
 Fasilitas mandi cuci kakus (MCK)
Fasilitas MCK merupakan prasarana fasilitas penunjang yang ada di PPP Labuhan Haji.
fungsi dari MCK ini sendiri sebagai tempat yang digunakan oleh nelayan ataupun
masyarakat biasa yang datang di PPP Labuhan Haji untuk mandi, mencuci dan buang air
kecil maupun besar, di PPP Labuhan Haji sendiri terdapat 3 kamar mandi (MCK) dengan
kondisi dari MCK ini masih baik dan berfungsi.
 Kantin
Kantin di dalam PPP Labuhan Haji berjumlah 2 unit fungsi dari kantin itu sendiri
merupakan tempat bagi nelayan maupun masyarakat yang datang di PPP tersebut untuk
istitrahat sekaligus sebagai tempat makan siang, kondisi dari kantin yang berada di PPP
Labuhan Haji masih bagus dan pengelolaannya dikelola oleh milik pribadi.
 Parkir
Parkir merupakan salah satu prasarana fasilitas penunjang yang ada di PPP Labuhan Haji,
seperti yang telah kita ketahui parkir merupakan sebuah tempat yang bergungsi untuk
memarkirkan kendaraan darat seperti mobil, motor dan lain sebagainya, di PPP Labuhan
Haji terdapat 2 unit lokasi parkir yang mana kondisi dari parkir tersebut masih bagus.
 Kios
Kios atau toko di PPP labuhan Haji berjumlah 2 unit fungsi dari kios ini sendiri adalah
sebagai tempat bagi nelayan untuk berbelanja kebutuhan melaut, kebutuhan yang
dimaksud disini adalah berupa kebutuhan milik pribadi seperti rokok, makanan dan
kebetuhan alat tangkap pribadi (pancing).
 Mushalla
Mushalla merupakan salah satu fasilitas penunjang yang ada di PPP Labuhan Haji, fungsi
dari mushalla adalah sebagai tempat peribadatan bagi nelayan dan masyarakat yang datang
di PPP tersebut, jumlah mushalla yang ada di PPP Labuhan Haji berjumlah 1 unit dengan
struktur bangunan terbuat dari beton dan lantai yang beralaskan keeramik kondisi dari
mushalla masih bagus dan termanfaatkan dengan baik.
 Pagar
Pagar merupakan struktur tegak yang sengaja dirancang untuk membatasi atau mencegah
gerakan melintasi batas yang dibuat, di PPP Labuhan Haji terdapat pagar dengan ukuran
52 m yang mengelilingi pusat aktifitas perkantoran dan pusat pendistribusian ikan, kondisi
pagar di PPP Labuhan Haji masih bagus dengan struktural pagar terbuat dari beton.
 Gapura
Gapura merupakan salah satu jenis fasilitas penunjang yang ada di PPP Labuhan Haji yang
merupakan pintu masuk atau gerbang ke dalam kawasan PPP Labuhan Haji tersebut,
jumlah dari gapura yang ada di PPP Labuhan Haji berjumlah 1 paket dengan struktur
bangunan terbuat dari beton dan besi, kondisi dari gapura PPP Labuhan Haji masih dalam
keadaan baik.
 Balai pertemuan nelayan
Balai pertemuan nelayan merupakan salah satu prasarana fasilitas penunjang yang
berfungsi sebagai tempat rapat nelayan, di PPP Labuhan Haji memiliki balai pertemuan
nelayan berjumlah 1 unit dengan kondisi yang masih bagus dan termanfaatkan, struktural
dari bangunan balai pertemuan nelayan ini terdiri dari 2 lantai dan terbuat dari beton.
Tabel Fasilitas Penunjang PPP Labuhan Haji

Berdasarkan peraturan Gubernur Aceh Nomor 27 tahun 2018 tentang susunan dan tata Kerja
Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh pasal
4 disebut bahwa susunan organisasi UPTD PPP Labuhan haji terdiri dari kepala UPTD, sub bagian
tata usaha, analisis kepelabuhan perikanan, dan administrasi umum. Struktural Organisasi
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan haji dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar Struktur Organisasi PPP Labuhan Haji Tahun 2021


PPP Labuhan Haji mempunyai jumlah produk hasil tangkapan yang signifikan. Jumlah hasil
tangkapan merupakan jumlah yang didapatkan selama melakukan operasi penangkapan, setiap
hasil tangkapan yang didapatkan pasti mengalami penurunan maupun kenaikan jumlah dan tentu
saja hal ini mempengaruhi nilai dari produksi hasil tangkapan nelayan PPP Labuhan Haji. Berikut
tabel data total produksi dan nilai produksi hasil perikanan di PPP Labuhan Haji pada 5 tahun
terakhir.

Gambar Volume Produksi PPP Labuhan Haji


Adanya kenaikan dan penurunan dari jumlah produksi disebabkan oleh beberapa hal salah
satunya Penyebab dari jumlah produksi menurun disebabkan oleh ikan yang bersifat musiman
serta keadaan cuaca yang tidak mendukung sehingga operasi penangkapan tidak bisa dilakukan.
Untuk lebih jelasnya terkait data perkembangan jumlah produksi di PPP Labuhan Haji dapat dilihat
pada gambar diagram jumlah produksi perikanan dibawah ini.

Gambar Jumlah Produksi Hasil Tangkapan Di PPP Labuhan Haji

3. Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan


Pelabuhan Tamperan merupakan dermaga atau pelabuhan kapal nelayan yang dibangun di
pinggiran kota Pacitan yang cukup dekat dengan laut. Keberadaannya cukup dikenal karena
berdekatan dengan wisata unggulan Pantai Teleng Ria. Kawasan pelabuhan ini telah dibangun dan
mampu digunakan untuk berlabuh kapal nelayan berukuran sedang. Pelabuhan ini merupakan
Pelabuhan Perikanan yang secara administratif berada di Jalan Pelabuhan Tamperan, Teleng,
Sidoharjo, Kec. Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan di laut perlu ditunjang dengan tersedianya
prasarana perikanan, terutama Pelabuhan Perikanan. Pemerintah melalui Dinas Perikanan dan
Kelautan Propinsi Jawa Timur membangun salah satu prasarana perikanan (Pelabuhan Perikanan)
di kawasan Kabupaten Pacitan. Pelabuhan tersebut yaitu Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Tamperan, Pacitan. Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas usaha penangkapan ikan di Jawa Timur, meningkatkan
pemasaran hasil tangkap dan pengolahan ikan, meningkatkan pendapatan nelayan, serta
melakukan pembinaan kepada nelayan.
Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan dan kegiatan operasional Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Tamperan ditunjang pembangunan sarana dan prasarana berupa :
A. Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok yaitu fasilitas dasar yang diperlukan oleh suatu pelabuhan guna melindungi
terhadap gangguan alam. Fasilitas pokok yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan
adalah:
1) Tanah (3,5 Ha)
2) Breakwater (765,6 m)
3) Revertment
4) Dermaga Coison (360 m)
5) Kolam labuh (6,4 Ha)
B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok
dengan cara memberikan pelayanan yang diperlukan. Fasilitas fungsional yang ada di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Tamperan adalah :
1) Gedung TPI (1.160 m²)
C. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang yaitu fasilitas yang secara tidak langsung meninggikan peranan pelabuhan
perikanan dan tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok kedua golongan tersebut. Yang menjadi
fasilitas penunjang di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan adalah :
1) Pasar ikan (288 m²), (belum berfungsi)
2) Pabrik es (288 m²), (belum berfungsi)
3) Toilet umum (80 m²)
4) Rumah dinas (120 m²), (belum berfungsi)
5) Kantor pelabuhan (220 m²)
6) Pos jaga (12,6 m²)
7) Kantor keamanan pelabuhan (45 m²)
8) Ground reservoir (50 m²)
9) Power house (81 m²)
10) Kantin (45 m²), (belum berfungsi)
11) Kantor koperasi (45 m²)
12) Masjid / mushola (100 m²)
13) Gedung pertemuan nelayan (220 m²)
14) Menara air (25 m²)
15) Gudang garam, Es dan Box (288 m²), (belum berfungsi)
16) Bengkel umum (288 m²), (belum berfungsi)
17) Tangki dan tempat distribusi BBM (1 unit)
18) Tempat parkir
19) Kantor BBM (45 m²)
20) Balai pertemuan
21) Pos KAMLADU
Struktur organisasi Pelabuhan Perikanan Tamperan adalah sebagai berikut :

Pelabuhan Perikanan Tamperan pada perairan Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera
Indonesia memiliki dasar perairan yang berkarang dengan ombak yang besar. Namun perairan ini
memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan melimpah. Panjang pantai 70,709 km dan luas
wilayah kewenangan perairan laut sebesar 523,82 km. Kondisi dasar pantai adalah berpasir dan
berkarang, dengan perairan pantai berwarna jernih. Arus di Pantai Selatan Jawa dikenal dengan
sebutan Arus Katulistiwa Selatan (South Equatorial Current) yang sepanjang tahun bergerak
menuju arah barat.
Akan tetapi pada musim barat terdapat arus yang menuju ke timur dengan pola rambatan
berupa jalur sempit yang menyusuri pantai Jawa. Pada musim barat arah arus berlawanan dengan
Arus Katulistiwa sehingga disebut Arus Pantai Jawa (Java Coastal Current). Musim kemarau
terjadi pada bulan Mei hingga bulan Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan November
hingga bulan April. Musim paceklik atau musim angin barat biasanya terjadi pada bulan Desember
hingga bulan Maret. Potensi lestari sumberdaya perikanan laut Kabupaten Pacitan sebesar tidak
kurang dari 40 ton per tahun dengan jenis sumberdaya perikanan terdiri dari : Sumberdaya
perikanan demersal, yaitu : Ikan Layur, Kerapu, Kakap, Bawal, Sebelah, Bambangan, Udang
Lobster. Sumberdaya perikanan pelagis besar, yaitu : Ikan Tuna, Cakalang, Tongkol,
Tengiri, Marlin, lemadang. Sumberdaya perikanan pelagis kecil, yaitu : Selar, Layang.

4. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan


Pelabuhan Perikanan Pekalongan pada awalnya merupakan Pelabuhan Umum yang telah
dikelola oleh Departemen Perhubungan, karena pemanfaatannya telah banyak digunakan oleh
kapal-kapal perikanan, sejak Desember 1974 pengelolaan dan assetnya diserahkan kepada
Departemen Pertanian cq.
Direktorat Jenderal Perikanan dengan diubah statusnya menjadi Pelabuhan Khusus
Perikanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : KEP.26.I/MEN/2001
tanggal 1 Juni 2001, PPN Pekalongan menjadi Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan
Perikanan, dibidang Prasarana Perikanan dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap.
Terdapat fasilitas yang disediakan pada pelabuhan ini antara lain adalah sebagai berikut.
A. Fasilitas Pokok
 Dermaga sebelah barat seluas 346 m’
 Dermaga sebelah timur seluas 190 m’
 Penahan gelombang/pier barat (breakwater) sebelah barat 320 m’
 Penahan gelombang/pier timur (breakwater) sebelah barat 275 m’
 Alur pelayaran (kedalaman rata-rata -2lws).
 Sarana navigasi 1 unit.
 Bangunan pemecah gelombang/ pier timur (onshore) 350 m’
B. Fasilitas Fungsional
 Perbengkelan 1 unit (dikelola perum perindo)
 Slip way (docking) 1 unit (dikelola perum perindo dan swasta).
 Tempat perbaikan/ penjemuran jaring 300 m2 (dikelola perum perindo)
 Tempat parker 1.500 m2 (dikelola perum perindo)
 Menara air bersih dan jaringan instalasi air 2 unit.
 Tempat pelelangan ikan (TPI) sebelah selatan seluas 1.930 m2 (dikelola perum perindo).
 Tempat pelelangan ikan (TPI) sebelah utara seluas 3.704 m2 (dikelola perum perindo).
 Tempat pelelangan ikan higenis seluas 400 m2.
C. Fasilitas Penunjang
 Tempat Peristirahatan Nelayan seluas 100 m².
 Pasar Pengecer Ikan 135 m².
 Rumah Genset 30 m² dan genset 100 KVA.
 Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan seluas 513 m² (2 lantai).
 Palai Pertemuan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan seluas 247,08 m².
 Drainase Unit Pengolah Limbah & Kawasan 1500 m1.
 Pagar Keliling Timur Sepanjang 710 m’ dan Barat Sepanjang 600 m’.
 Pos Pemeriksaan Terpadu 175,28 m².
 Bangunan Penyaluran BBM Seluas 342,73 m² (dikelola Perum Perindo & KUD Makaryo
Mino).
 Gudang Keranjang Ikan 243 m² (dikelola Perum Perindo).
 Pos Keamanan TPI 18 m².
 Pos Keamanan timur sungai 30 m².
 Pos Keamanan Pintu Masuk PPNP Seluas 20 m2.
 Jalan Komplek Pelabuhan Sebelah Barat & wisata bahari 10.941 m².
 Jalan Komplek Pelabuhan Sebelah Timur 3.857 m².
 Gedung Laboratorium Mini 100 m².
Adapun struktur organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah sebagai berikut.
Sumber: https://kkp.go.id/

5. Pangkalan Pendaratan Ikan Paotere


Pangkalan Pendaratan Ikan Paotere merupakan salah satu pangkalan pendaratan ikan di Kota
Makassar disamping TPI Rajawali. Pangkalan Pendaratan Ikan Paotere termasuk dalam Wilayah
Kecamatan, Ujung Tanah Kota Makassar dengan tipe pelabuhan D dalam klasifikasi Pelabuhan
Perikanan .
PPI Paotere adalah pusat pendaratan ikan yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) yang bertanggung jawab langsung dengan Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan
Kota Makassar UPTD. PPI Paotere yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya atau bertambatnya
perahu/kapal perikanan untuk mendaratkan hasil tangkapannya, serta memuat perbekalan kapal
dan awak kapal perikanan serta sebagai basis kegiatan peroduksi, pemasaran dan pengolahan hasil
laut serta tempat pembinaan masyarakat nelayan. TPI Paotere terletak di Jalan Sabutung no. 1
Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar, berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Makassar
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Patingalloang
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tamalabba (Komp. TNI AU)
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Cambayya
Fasilitas pelabuhan perikanan secara umum dibagi dalam tiga kelompok yaitu: fasilitas pokok,
fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan. Adapun ketiga kelompok fasilitas tersebut yang
dimiliki oleh PPI Paotere yaitu:
A. Fasilitas pokok
Fasilitas pokok yaitu fasilitas dasar yang dimaksudkan untuk melindungi kegiatan di pelabuhan
terhadap gangguan alam seperti gelombang, arus, angin, pengendapan lumpur atau pasir.
Termasuk ke dalam fasilitas pokok adalah: dermaga, alur pelayaran, pemecah gelombang break
water, tembok penahan tanah, kolam pelabuhan jetty dan dolpin. Berikut penjelasan secara rinci
setiap fasilitas tersebut:
 Luas Lahan PPI Paotere
Memiliki luas lahan kurang lebih sebesar 33 502 m 2 atau 3.35 ha, yang terdiri dari gedung
tempat pelelangan ikan dengan luas sebesar 1 176 m 2 , luas tempat pendaratan ikan berupa
dermaga beton sebesar 586 m 2 , luas pelataran parkir yang telah dibangun saat ini seluas
400 m 2 , luas kolam pelabuhan sebasar 29 300 m 2 Kawasan PPI Paotere sudah tidak bisa
lagi dikembangkan atau diperluas, karena di sebalah Selatan adalah markas TNI Angkatan
Laut dan sebelah Utara adalah Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika BMG serta
sebelah Barat adalah perumahan penduduk dan ruko. Kawasan tersebut sudah tidak
memungkinkan lagi untuk dibangun fasilitas-fasilitas tambahan lainnya seperti
perkantoran untuk perusahaan-perusahaan perikanan dan lain sebagainya. serta fasilitas-
fasilitas lainnya.
 Dermaga
Fasilitas dermaga yang tersedia di PPI Paotere sepanjang 340 m, sebagai tempat
bersandarnya kapal untuk melakukan pendaratan hasil tangkapan serta mengisi perbekalan
untuk melaut. Pada awalnya bentuk dermaga di PPI Paotere berbentuk dermaga
memanjang, dimana muka dermaga adalah sejajar dengan garis pantai, namun karena
banyaknya kapal yang akan bertambat, maka dermaga ditambah keluar dengan bentuk
dermaga menyerupai jari finger type warf dermaga ini dibangun biasanya bila garis
kedalaman terbesar menjorok ke laut dan tidak teratur.
 Kolam Pelabuhan
Luas kolam pelabuhan perikanan yang tersedia di PPI Paotere sebesar 29 300 m 2.
 Penahan Gelombang / Break Water
Dengan kedalaman antara -1 sampai dengan -7 m pada saat surut terendah. Kapasitas
fasilitas ini dipersiapkan untuk dapat mengakomodir kapal ikan berbobot sampai dengan
50 GT. Penahan gelombang atau pemecah gelombang merupakan pelindung utama bagi
pelabuhan buatan. Tujuan utama dari penahan gelombang adalah melindungi kawasan
pelabuhan baik kolam maupun daratan pelabuhan guna memperkecil gelombang laut,
sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang dan melakukan bongkar muat. Pada dasarnya
PPI Paotere tidak memiliki penahan gelombang, namun karena TNI AL letaknya
bersebelahan dan telah membangun penahan gelombang break water, sehingg PPI Paotere
tidak perlu lagi membangun penahan gelombang.
 Rambu Navigasi
Rambu navigasi bertujuan untuk memandu kapal ikan yang akan masuk atau keluar
pelabuhan perikanan terutama pada malam hari, letaknya pada ujung penahan gelombang
dipasang dua buah rambu navigasi berwarna hijau dan merah sebagai tanda alur keluar
masuk kapal perikanan.
B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional yaitu fasilitas yang langsung menunjang fungsi pelabuhan dalam
memberikan pelayanan yang menjadi kewajiban pelabuhan seperti: gedung tempat pelelangan
ikan, tempat penyimpanan ikan cold storage, pabrik es, bengkel dok, instalasi air bersih, instalasi
bahan bakar, instalasi listrik, telekomunikasi, balai pertemuan nelayan dan perkantoran. Berikut
penjelasan secara rinci fasilitas fungsional yang dimiliki PPI Paotere:
 Gedung Tempat Pelelangan Ikan
Gedung tempat pelelangan ikan merupakan pusat kegiatan nelayan yang merupakan tempat
bertemunya nelayan sebagai produsen dan pedagang ikan sebagai pembeli. Fasilitas ini
dibangun dengan luas bangunan 1 176 m 2 , fasilitas ini dimanfaatkan oleh nelayan,
pedagang bakul, pedagangan ikan serta masyarakat umum dengan jumlah rata-rata perhari
berkisar antara 900-3 900 orang.
 Ruang Pendingin / Cold Room
Ruang pendingin cold room merupakan salah satu fasilitas fungsional yang ada di PPI
Paotere yang berfungsi untuk menampung produksi hasil tangkapan nelayan yang tidak
dapat dipasarkan sehingga mutu dan kualitas ikan dapat dipertahankan dengan kapasitas 5
ton. Namun saat ini, kondisi gudang pendingin yang ada tidak dapat berfungsi dengan baik,
oleh karena itu nelayan menggunakan kotak box yang diisi dengan es curah cold box yang
telah disiapkan oleh pihak pengelola PPI Paotere atau Dinas Perikanan dan Kelautan
setempat, dengan jumlah sebanyak 99 unit dengan kondisi baik.
 Pabrik Es
Salah satu kebutuhan logistik nelayan yang dibutuhkan sebelum melaut adalah es, untuk
mempertahankan mutu dan kualitas ikan hasil tangkapannya. Kapasitas produksi es balok
di PPI Paotere saat ini hanya mencapai 400 balok perhari, namun produksi ini hanya dapat
memenuhi kebutuhan di dalam kawasan tempat pelelangan ikan, sedangkan kebutuhan
nelayan rata-rata 600-700 balok perhari, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
pihak pengelola mendatangkan es balok dari luar kawasan PPI. Di PPI Paotere juga telah
tersedia pabrik yang berfungsi untuk menghancurkan es balok menjadi es curah, hal ini
sangat membatu nelayan karena tidak lagi mengancurkan es secara mekanik dan waktu
yang dibutuhkan relatif lebih cepat.
 Instalasi Listrik
Instalasi listrik merupakan salah satu fasilitas fungsional pada suatu pelabuhan perikanan,
instalasi listrik yang ada di kawasan PPI Paotere dengan kapasitas 10 000 watt, untuk saat
ini kapasitas tersebut masih cukup karena cold room tidak berfungsi dengan baik.
 Tangki Bahan Bakar Minyak
Stasiun pengisian bahan bakar minyak berupa tangki BBM sebanyak dua unit, masing-
masing berkapasitas 5 000 liter. Pengelolaannya ditangani oleh koperasi nelayan yang
bekerjasa dengan pengelola PPI Paotere berupa dua buah tangki berkapasitas masing-
masing 5 000 liter yang berada di areal PPI Paotere
C. Fasilitas tambahan
Fasilitas tambahan adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan pelaksanaan
fungsi pelabuhan dalam memberikan pelayanan pada kegiatan perikanan. Yang termasuk dalam
fasilitas tambahan yaitu: lahan parkir, wisma nelayan, kantin, rumah jaga. Berikut penjelasan
setiap fasilitas tersebut.
 Lahan parkir
Lahan parkir yang dimiliki oleh PPI Paotere hanya seluas 400 m 2
 Wisma Nelayan
Kendaraan yang menggunakan jasa parkir yaitu mobil pengangkut ikan rata-rata setiap hari
dapat mencapai 10-50 unit, sedang sepeda motor rata-rata perhari dapat mencapai 100-200
unit, dan sepeda rata-rata 200-450 unit perhari. Wisma nelayan di PPI Paotere sebanyak
satu unit dengan luas 400 m 2
 Kantin / Kios ,
Diperuntukkan bagi nelayan yang berasal dari luar daerah untuk menginap. Kantin yang
tersedia di PPI Paotere seluas 192 m 2
 Rumah Jaga
Diperuntukkan bagi nelayan yang ingin makan atau pengunjung yang datang di kawasan
pelabuhan perikanan dan ingin menikmati ikan bakar. Rumah jaga yang di bangun di PPI
Paotere sebagai tempat istirahat para petugas pelabuhan perikanan yang dibangun dengan
luas 15 m 2 .
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis
Daerah (UPTD) dari Dinas Perikanan Kota Makassar. Hal ini merupakan surat keputusan dari
Walikota Makassar NO. 320 A/ S KEP/061/1992 Tanggal 20 Juni 1992 dengan struktur Organisasi
di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar Struktur Organisasi PPI Paotere


Saat ini, Pelabuhan Paotere telah dijadikan sebagai kawasan pariwisata dikarenakan mampu
mampu menarik wistawanuntuk berkunjung ke pelabuhan ini. Untuk mereliasasikan ini, PEMKOT
Makassar akan melakukan penataan dermaga yang lebih baik, dengan menambahan luasan
dermaga sehingga kapal kapal yang bersnadar di Plebuhan Paotere akan tertata lebih baik
sehingga.
Paotere akan tetap di fungsikan menjadi pelabuhan rakyat dalam melayani kapal kapal kecil
dan tradisonala lainnya. Selain terkenal dengan bongkar muat hasil tangkapan ikannya, Pelabuhan
Paotere dikenal dengan beberapa makanan khasnya seperti ikan bakar dengan sambal cobe cobe.
Sambal cobe cobe merupakan sambal khas Makassar.
Ikan yang disajikanpun beragam, seperti ikan kerapu, ikana cepak, dan ikan baronang.
Ketiganya adalah menu andalan. Selain itu, ada juga makanan seafood lainnya seperti kepiting
udang, dan cumi cumi. Untuk oleh-oleh, ada juga ikan yang telah diawetkan seperti ikan teri, ikan
kakp merah, ikan asin. Ikan ikan olahan ini dapt kita jumpai di sepanjang warung warung Paotere.

6. Pangakalan Pendaratan Ikan Kronjo


Kronjo merupakan kecamatan di Kabupaten Tangeran yang ditetapkan sebagai kawasan
minapolitan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kronjo berada di tepi Sungai Pasilian yang bermuara secara
langsung dengan Laut Jawa. Peran penting bagi PPI Kronjo terlihat dari banyaknya jumlah unir
armada penangkapan yang bertambat. PPI Kronjo juga strategis karena dekat dengan kawasan
penangkapan, yakni sekitar perairan Pulau Cangkir dan Laut Jawa.
A. Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok dari PPI Kronjo adalah:
 Dermaga 800 m
 Kolam pelabuhan volume 800 x 20 m
 Alur pelayaran 4000 m
 Jalanan komplek 200 m
B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional dari PPI Kronjo adalah:
 Gedung TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 481 m2
 Bengkel 20 m2
 Instalasi air bersih volume 1 unit
 Instalasi listrik: (a) PLN 1 1300 KVA, dan (b) PLN 2 900 KVA
 SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) 16.000 liter
 Depot es 2 unit
 Tempat pengolahan 1 unit
 Docking 1 unit
C. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang dari PPI Kronjo adalah:
 BPN (Balai Pertemuan Nelayan) 28 m2
 Kantor pelabuhan 56,8 m2
 MCK 1 unit
 Masjid 1 unit
 Tempat parkir 28 m2
 Kios-kios 8 unit
PPI Kronjo hanya mempunyai luas area pelabuhan 804,5 m2. Sedangkan, luas area pelabuhan
yang dibutuhkan sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2012, yakni seluas 1 hektar.
Untuk kedepannya, maka PPI Kronjo harus melakukan penambahan luas area pelabuhan seluas
196 m2 agar kriteria tersebut terpenuhi.
PPI merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas perikanan yang memiliki tugas untuk mengelola,
memelihara, dan mengambangkan PPI dalam tujuan pemberian pelayanan kepada masyarakat
nelayan dan pengusaha perikanan. Secara yuridis, PPI Kronjo telah terbentuk UPTD, namun secara
organisasi UPTD tersebut belum terbentuk (belum ada pelaku yang menduduki jabatan di UPTD),
sehingga pengelolaan di PPI Kronjo terbatas pada ruang lingkup pengelolaan gedung TPI dan
proses pelelangannya. Berikut ini merupakan struktur organisasi PPI Kronjo:

Gambar Struktur Organisasi PPI Kronjo


Pada struktur organisasi tersebut, manager mengatur dan memimpin organisasi. Terdapat juru
tawar hingga kasir yang membantu mengelola PPI Kronjo.
Fasilitas pelabuhan PPI Kronjo hampir masih baik kondisinya. Hanya beberapa yang perlu
perbaikan atau maintenance seperti dermaga, depot es, docking, dan MCK yang kondisinya cukup
kotor. Selain itu, kolam pelabuhan juga mengalami pendangkalan. Pengembangan yang perlu
dilakukan diantaranya adalah pengerukan kolam pelabuhan, perbaikan lantai TPI, pembuatan
bollard dan vender, pembangunan pabrik es, penambahan luas lahan, dan penampungan air bersih
yang cukup.
7. Pangkalan Pendaratan Ikan Pasir
Mengingat potensi sumber daya perikanan yang melimpah, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Pasir di Kabupaten Kebumen bisa menjadi sumber potensi perikanan yang besar. Kabupaten
Kebumen diuntungkan dari wilayah penangkapan ikan yang cukup besar, sumber daya perikanan
laut yang melimpah, armada perikanan yang cukup besar, populasi nelayan yang cukup besar,
sektor pengolahan ikan yang berkembang, upaya pemasaran yang aktif, dan dukungan kuat dari
komunitas nelayan setempat. Adapun fasilitas di Pangkalan Pendaratan Ikan Pasir, yakni:
A. Fasilitasi Pokok
Fasilitas pokok dari PPI Pasir adalah:
 Penahan gelombang (piers)
 Alur pelayaran
 Kolam pelabuhan
 Dermaga
B. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional dari PPI Pasir adalah:
 Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
 Sarana logistik
 Sarana handling atau processing ikan
 Sarana untuk perbaikan atau perawatan
 Sarana untuk crew kapal
 Sarana komunikasi dan navigasi
C. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang dari PPI Pasir adalah:
 Kantor administrasi
 Toko/warung
 Balau pertemuan nelayan
 Perumahan karyawan
 MCK umum
 Sarana ibadah
 Sarana kesehatan
 Perumahan atau pemukiman nelayan
 Tempat penginapan nelayan
 Saluran drainase
 Fasilitas pembersih limbah kapal dan industri perikanan
Adapun struktur organisasi dari PPI Pasir diambil berdasarkan struktur organisasi PPI secara
umum (karena tidak menemukan sumber yang valid) yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar Struktur Organisasi PPI


Pada bagan tersebut terdapat kepala yang memimpin berjalannya dan fungsi operasi dari PPI.
Terdapat juga kepala seksi yang mendukung kinerja organisasi tersebut, antara lain ada kepala
seksi fasilitas usaha, pelelangan ikan, kepelabuhan, dan pemukiman nelayan, keamanan, dan
ketertiban. Selain itu, kelompok jabatan fungsional dan kepala subbagian tata usaha turut
membantu dalam memajukan PPI.
PPI merupakan instansi pemerintah yang menjadi dasar dari pembangunan infrastruktur bagi
bisnis kegiatan perikanan tangkap. Prospek dalam pengembangan lanjutan PPI, yakni
meningkatkan fasilitas PPI dengan memanfaatkan dukungan pemerintah dan masyarakat,
meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya ikan, meningkatkan produksi
hasil tangkap dengan memanfaatkan SDM, memperluas dan mengembangkan ekonomi dengan
memerhatikan pemanfaatan secara lestari, mengembangkan IPTEK, meningkatkan SDM dan
sarana prasarana pendukung pengelolaan ikan.

Anda mungkin juga menyukai