2, November 2011
Abstract
Potential resources of coastal area of Sumenep Regency is very dominant comparing other
regencies of Madura islan. These regency is well known by catching production, mangrove, coral reef,
seaweed, etc. Nevertheless, it has not comprehensive information especially potential resources data of
coastal area of Sumenep Regency until now. Through these research, it was concluded that these area is
visible to explore in fish catching, aquaculture and marine tourism.
235
Studi Sumberdaya Potensial......
kondisi tanah yang berlumpur atau berpasir. termasuk pada kategori buruk adalah kecamatan
Mangrove tidak dapat tumbuh di pantai yang Pasongsongan dan Ambunten. Jenis-jenis
terjal, berombak besar, atau yang mempunyai karang yang ditemukan di Utara Sumenep
pasang surut tinggi dan berarus deras. daratan adalah Platygyra, Goniopora,
Mangrove akan tumbuh dengan lebat pada Euphyllia, Heliofungia, Porites, Symphyllia,
pantai yang dekat dengan muara sungai atau Favia, Blastomusa, Hydnopora, Favites dan
delta sungai yang membawa aliran air dengan Turbinaria. Bentuk-bentuk pertumbuhan karang
kandungan lumpur dan pasir, karena secara umum yang ditemukan adalah massive,
menyediakan pasir dan lumpur yang merupakan encrusting, sub-massive, foliose dan soliter.
media utama pertumbuhannya Kondisi perairan adalah keruh, bergelombang,
Keberadaan hutan mangrove di Pantai beralun, visibility buruk dan didominasi oleh
Selatan Kabupaten Sumenep tahun 1993 substrat pasir/lumpur.
terdapat 18 kawasan yang berada di 20 (dua Pada bagian selatan Sumenep daratan,
puluh) desa dan 3 (tiga) kecamatan yaitu kecamatan yang memilki terumbu karang
kecamatan Pragaan, Saronggi dan Kalianget, adalah kecamatan Gapura dan kecamatan
dengan total luasan 417,7 ha. Sedangkan data Dungkek. Untuk kecamatan Pragaan hingga
pada tahun 2006 terdapat 19 (sembilan belas) kecamatan Kalianget hanya ada bekas karang
kawasan mangrove yang berada di 21 (dua dan substrat dasar didominasi oleh lumpur dan
puluh satu) desa dan 3 (tiga) kecamatan yaitu sedikit pasir. Kecamatan Gapura dan kecamatan
kecamatan Pragaan, Saronggi dan Kalianget Dungkek tergolong dalam kategori sedang,
dengan total luasan 320,5 ha. Kondisi hutan dengan persentase penutupan 46,22 % pada
mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Gapura dan 48,04 % pada Dungkek. Jenis-jenis
Sumenep mengalami perubahan luasan karang yang terdapat pada selatan Sumenep
(berkurang ) sebesar 97.2 ha yaitu kecamatan daratan adalah : Goniastrea, Pectinia, Merulina,
Pragaan berkurang seluas 23 ha, Kecamatan Echinopora, Porites, Seriatopora, Stylophora,
Saronggi berkurang 77 ha dan Kecamatan Acropora, Pachyseris, Euphyllia, Fungia,
Kalianget berkurang 2,8 ha. Secara lengkap Acropora, Galaxea, Merulina, Lobophyillia,
perubahan hutan mangrove di pesisir selatan dan Pavona. Bentuk pertumbuhan yang
Kabupaten Sumenep dapat dilihat dalam tabel mendominasi dua kecamtan ini adalah massive,
dibawah ini. sub massive, foliose, soliter, tabulate,
encrusting dan branching.
Tabel 1. Perubahan Luasan Hutan Mangrove di Secara umum berdasarkan
Pesisir Selatan keanekaragaman jenis karang, perairan selatan
N Kecamat Kondi Kondi Perubah Sumenep lebih baik dibandingkan dengan
o an si si an (ha) perairan bagian utara Sumenep. Hal ini,
1993 2005 menjelaskan bahwa jenis terumbu karang yang
(ha) (ha) mampu tumbuh di perairan selatan Sumenep
1 Pragaan 124,3 101.3 - 23 lebih banyak. Berikut 2 contoh jenis terumbu
2 Saronggi 215,4 138.4 - 77 karang yang diketemukan di Kabupaten
3 Kalianget 78 80.8 - 2.8 Sumenep
Total 417,7 320.5 - 97.2
236
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2, November 2011
237
Studi Sumberdaya Potensial......
238
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2, November 2011
Pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berada di wilayah pesisir dan lautan
kelautan tanpa menerapkan konsep Kabupaten Sumenep masih cukup baik untuk
keberlanjutan (sustainable) dan keterpaduan terus dikembangkan dengan tetap
(integrated), dapat dipastikan lingkungan pesisir memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
dan lautan akan mengalami kerusakan lingkungannya.
(degradasi). Akibatnya lingkungan pesisir dan Diperlukan upaya-upaya yang terstruktur
lautan mengalami penurunan fungsi dimensi untuk tetap menjaga kondisi yang ada serta
ekologis yang dimilki sebagai : 1) penyedia memperbaiki kondisi yang kurang baik yang
sumberdaya (resources supplier), 2) penyedia salah satu caranya adalah dengan pengelolaan
kebutuhan pendukung kehidupan (life support), sumberdaya alam secara terpadu sehingga
3) penyedia jasa-jasa kenyamanan (amenities) pemanfaatannya dapat optimal dan
dan 4) penampung limbah. berkelanjutan.
Penurunan fungsi dimensi ekologis
yang dimiliki lingkungan pesisir dan lautan, Daftar Pustaka
secara umum disebabkan oleh 2 hal, yaitu : 1) [BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Provinsi
kegiatan manusia dan 2) bencana alam. Jawa Timur dalam Angka Tahun 2002.
Degradasi lingkungan yang umum terjadi, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
banyak disebabkan oleh kegiatan manusia Timur, Surabaya.
dalam pemanfaatan sumberdaya ataupun [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan. 2003.
kawasan di lingkungan pesisir dan lautan, tanpa Buku Tahunan Statistik Perikanan
memperhatikan kemampuan sumberdaya untuk Tahun 2002, Provinsi Jawa Timur,
pulih (carrying capacity), karakteristik Surabaya.
lingkungan dan kondisi oceanografi di Efendy M. 2000. Sistem Informasi
lingkungan pesisir dan lautan. Pengembangan Usaha Pemanfaatan
Degradasi lingkungan pesisir dan lautan Sumberdaya Perikanan Indonesia
yang terjadi di Kabupaten Sumenep, hasil [tesis]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
identifikasi di lapangan, berupa 1) kerusakan Kelautan. Institut Pertanian Bogor,
pantai akibat penambangan pasir, 2) konversi Bogor.
mangrove menjadi lahan pertambakan dan 3) [ESRI] Environmental Systems Research
penambangan karang, 4) Abrasi Institute. 1990. Understanding
Geographical Information System. The
ArcInfo Recland, California.
Jogiyanto HM. 1989. Analisis dan Desain
Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi
Bisnis. ANDI, Yogyakarta.
Jordan EW, JJ Machesky. 1990. System
Development: Requierements,
Evaluation, Design, and
Implementation. PWS-KENT
Penambangan pasir Konversi Publishing Company, Boston.
Hutan Mangrove Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
ANDI, Yogyakarta.
Minch RP, JR Burns. 1983. Conceptual Design
of Decision Support System Utilizing
Management Science Models. IEE
Transaction on System, Man on
Cybernetics.
Suryadi K, MA Ramdhani. 1998. Sistem
Pendukung Keputusan (Suatu Wacana
Struktural Idealisasi dan Implementasi
Abrasi Konsep Pengambilan Keputusan). PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan
hasil kunjungan langsung ke lapang maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum sumberdaya
239