Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No.

2, November 2011

STUDI SUMBERDAYA POTENSIAL DI WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN KABUPATEN


SUMENEP

POTENTIAL RESOURCES STUDY AT COASTAL AREA OF SUMENEP REGENCY

Ach. Fachruddin Syah dan Mahfud Efendy

Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo


Kampus Unijoyo, Telang, PO. Box 2 Kamal, Bangkalan
Madura

Abstract

Potential resources of coastal area of Sumenep Regency is very dominant comparing other
regencies of Madura islan. These regency is well known by catching production, mangrove, coral reef,
seaweed, etc. Nevertheless, it has not comprehensive information especially potential resources data of
coastal area of Sumenep Regency until now. Through these research, it was concluded that these area is
visible to explore in fish catching, aquaculture and marine tourism.

Keywords : potential resources, coastal area, Sumenep

Pendahuluan memanfaatkan, mengelola dan melindungi


Kabupaten Sumenep merupakan salah wilayah pesisir dan lautannya untuk sebesar-
satu kabupaten di Bangkalan yang memiliki besarnya kemakmuran rakyat dalam batas
potensi suberdaya pesisir dan lautan paling kewenangan daerah wilayah kabupaten sejauh 4
dominan. Wilayah pesisir dan lautan Kabupaten mil laut diukur dari garis pantai. Kewenangan
Sumenep Madura terkenal dengan kekayaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan ini
keanekaragaman sumberdaya alamnya, baik meliputi kewenangan eksplorasi, eksploitasi,
sumberdaya yang dapat pulih (sumberdaya konservasi, penataan ruang, administratif, dan
perikanan laut, mangrove, terumbu karang, bantuan penegakan hukum dan keamanan. Di
padang lamun, rumput laut, dan bahan-bahan samping itu pelaksanaan otonomi daerah bagi
bioaktif) maupun sumberdaya yang tidak dapat Kabupaten Sumenep akan memberikan
pulih (minyak bumi, gas, mineral, pasir, dan tanggung jawab melestarikan sumberdaya
bahan tambang lainnya) serta berbagai macam pesisir dan lautannya untuk tidak mengurangi
energi kelautan (gelombang, pasang surut, dan peluang generasi yang akan datang menikmati
angin) dan jasa-jasa lingkungan (media kehidupan yang lebih baik dari sekarang.
transportasi dan komunikasi, pengaturan iklim, Berdasarkan hal di atas, maka
keindahan alam, dan penyerapan limbah). diperlukan informasi yang cukup tentang
Sebagian besar sumberdaya ini belum sumberdaya alam yang ada di wilayah pesisir
dimanfaatkan secara optimal. dan lautan Kabupaten Sumenep agar nantinya
Menuju era industrialisasi pasca dapat menjadi suatu informasi yang berkualitas
pembangunan jembatan suramadu (Surabaya- dan lengkap bagi pengelolaan sumberdaya
Madura), wilayah pesisir dan lautan Kabupaten pesisir dan lautan secara terpadu di Kabupeten
Sumenep termasuk prioritas utama untuk pusat Sumenep
pengembangan industri, pariwisata, aquabisnis,
transportasi dan pelabuhan. Kondisi yang Materi dan Metode
demikian menyebabkan banyak desa-desa yang Data yang diperoleh dalam tulisan ini
terletak di wilayah pesisir terus dikembangkan merupakan hasil studi literature dan hasil
untuk menyambut tata ekonomi baru dan kunjungan langsung ke lapang serta hasil
kemajuan industrialisasi pasca pembangunan analisa di laboratoirum.
suramadu nanti.
Dalam rangka pelaksaan otonomi daerah Hasil dan Pembahasan
(UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun Salah satu ekosistem pesisir yang
1999 tentang pemerintahan daerah dan mempunyai peranan sangat penting bagi
perimbangan keuangan pusat dan daerah), maka kehidupan manusia secara langsung maupun
daerah Kabupaten Sumenep dengan otonomi tidak langsung adalah ekosistem mangrove.
penuh, mempunyai peluang yang besar untuk Mangrove tumbuh di pantai yang landai dengan

235
Studi Sumberdaya Potensial......

kondisi tanah yang berlumpur atau berpasir. termasuk pada kategori buruk adalah kecamatan
Mangrove tidak dapat tumbuh di pantai yang Pasongsongan dan Ambunten. Jenis-jenis
terjal, berombak besar, atau yang mempunyai karang yang ditemukan di Utara Sumenep
pasang surut tinggi dan berarus deras. daratan adalah Platygyra, Goniopora,
Mangrove akan tumbuh dengan lebat pada Euphyllia, Heliofungia, Porites, Symphyllia,
pantai yang dekat dengan muara sungai atau Favia, Blastomusa, Hydnopora, Favites dan
delta sungai yang membawa aliran air dengan Turbinaria. Bentuk-bentuk pertumbuhan karang
kandungan lumpur dan pasir, karena secara umum yang ditemukan adalah massive,
menyediakan pasir dan lumpur yang merupakan encrusting, sub-massive, foliose dan soliter.
media utama pertumbuhannya Kondisi perairan adalah keruh, bergelombang,
Keberadaan hutan mangrove di Pantai beralun, visibility buruk dan didominasi oleh
Selatan Kabupaten Sumenep tahun 1993 substrat pasir/lumpur.
terdapat 18 kawasan yang berada di 20 (dua Pada bagian selatan Sumenep daratan,
puluh) desa dan 3 (tiga) kecamatan yaitu kecamatan yang memilki terumbu karang
kecamatan Pragaan, Saronggi dan Kalianget, adalah kecamatan Gapura dan kecamatan
dengan total luasan 417,7 ha. Sedangkan data Dungkek. Untuk kecamatan Pragaan hingga
pada tahun 2006 terdapat 19 (sembilan belas) kecamatan Kalianget hanya ada bekas karang
kawasan mangrove yang berada di 21 (dua dan substrat dasar didominasi oleh lumpur dan
puluh satu) desa dan 3 (tiga) kecamatan yaitu sedikit pasir. Kecamatan Gapura dan kecamatan
kecamatan Pragaan, Saronggi dan Kalianget Dungkek tergolong dalam kategori sedang,
dengan total luasan 320,5 ha. Kondisi hutan dengan persentase penutupan 46,22 % pada
mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Gapura dan 48,04 % pada Dungkek. Jenis-jenis
Sumenep mengalami perubahan luasan karang yang terdapat pada selatan Sumenep
(berkurang ) sebesar 97.2 ha yaitu kecamatan daratan adalah : Goniastrea, Pectinia, Merulina,
Pragaan berkurang seluas 23 ha, Kecamatan Echinopora, Porites, Seriatopora, Stylophora,
Saronggi berkurang 77 ha dan Kecamatan Acropora, Pachyseris, Euphyllia, Fungia,
Kalianget berkurang 2,8 ha. Secara lengkap Acropora, Galaxea, Merulina, Lobophyillia,
perubahan hutan mangrove di pesisir selatan dan Pavona. Bentuk pertumbuhan yang
Kabupaten Sumenep dapat dilihat dalam tabel mendominasi dua kecamtan ini adalah massive,
dibawah ini. sub massive, foliose, soliter, tabulate,
encrusting dan branching.
Tabel 1. Perubahan Luasan Hutan Mangrove di Secara umum berdasarkan
Pesisir Selatan keanekaragaman jenis karang, perairan selatan
N Kecamat Kondi Kondi Perubah Sumenep lebih baik dibandingkan dengan
o an si si an (ha) perairan bagian utara Sumenep. Hal ini,
1993 2005 menjelaskan bahwa jenis terumbu karang yang
(ha) (ha) mampu tumbuh di perairan selatan Sumenep
1 Pragaan 124,3 101.3 - 23 lebih banyak. Berikut 2 contoh jenis terumbu
2 Saronggi 215,4 138.4 - 77 karang yang diketemukan di Kabupaten
3 Kalianget 78 80.8 - 2.8 Sumenep
Total 417,7 320.5 - 97.2

Adapun jenis mengrove yang


diketemukan di ketiga kecamatan tersebut
adalah jenis Rhizophora macronata.
Secara geografis Kabupaten Sumenep
terletak pada 1130132’54” – 116016’48” BT dan Euphyllia Goniopora
4055’ – 7024’ LS. Kabupaten Sumenep bagian
daratan terdiridari beberapa kecamatan, tapi Kabupaten Sumenep secara garis besar
tidak semua kecamatan memiliki terumbu dibagi menjadi dua bagian yaitu daratan dan
karang. Di bagian Utara kabupaten Sumenep kepulauan. Kabupaten Sumenep di bagian
yang memiliki terumbu karang adalah daratan yang menjadi pusat perhatian adalah
kecamatan Pasongsongan, Ambunten dan kecamatan-kecamatan yang berhubungan
Dasok. Keadaan terumbu karang di bagian utara langsung dengan laut yaitu ada 11 kecamatan
tegolong dalam kategori buruk dan baik. yang kemudian bisa dibagi menjadi kecamatan
Berdasarkan persentase penutupan hard coral, sisi bagian selatan dan bagian utara.
terumbu karang yang termasuk pada kategori Kecamatan-kecamatan yang terletak di sebelah
baik adalah kecamatan Dasok sedangkan yang

236
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2, November 2011

utara yaitu Kecamatan Pasongsongan, Tipe pantai di kecamatan Ambunten adalah


Kecamatan Ambunten, Kecamatan Dasuk, berpasir putih. Komponen pasir putih umumnya
Kecamatan Batu Putih, dan Kecamatan Batang- berasal dari pecahan karang dan cangkang biota
batang. Sedangkan sisi bagian selatan terdiri laut yang terbawa arus ke tepi pantai. Pasir
dari Kecamatan Pragaan, Kecamatan Bluto, putih ini memiliki luasan sekitar 10 – 100 meter
Kecamatan Saronggi, Kecamatan Kalianget, dari garis pantai
Kecamatan Gapura, dan Kecamatan Dungkek. Pengambilan data primer untuk kualitas
Data kualitas air ini diperoleh perairan diambil pada jarak 50 – 150 m dari
berdasarkan data primer yang telah diambil bibir pantai tergantung dari kelandaian pantai
dengan melakukan pengukuran dan tersebut, dan kedalaman yang digunakan yaitu
pengambilan sampel di 11 kecamatan tersebut 1.5 m. Secara umum kawasan perairan di
serta penganalisaan sampel di laboratorium. kecamatan Ambunten masih memiliki kualitas
Data tentang kualitas air ini meliputi data fisik air yang baik, dengan kecerahan perairan yang
seperti suhu, kecerahan dan lan-lain serta data baik (cukup tinggi). Data rataan nilai beberapa
kimia seperti kandungan nitrat, amonium serta parameter kualitas air di kawasan kecamatan
data biologi misalnya tentang klorofil dan Abunten di sajikan dalam tabel berikut:
sebagainya Dari tiap-tiap kecamatan diambil 3
desa yang dijadikan sebagai tempat Tabel 3. Data kualitas air Kecamatan Ambunten
pengambilan data kualitas air yang kemudian
diambil nilai rata-ratanya menjadi nilai rata-rata Parameter Perairan Satuan Rata-Rata
per kecamatan.
Berikut nilai kualitas air pada beberapa suhu permukaan °C 30.5
contoh kecamatan yang diambil. salinitas ‰ 30
Tipe pantai di kecamatan Pasongsongan adalah pH 8.37
pasir putih berbatu dengan kelandaian yang
kecerahan % 100
cukup landai. Komponen pasir putih umumnya
berasal dari pecahan karang dan cangkang biota DO mg/l 7.29
laut yang terbawa arus ke tepi pantai. Pasir Nitrat mg/l 0.15
putih ini memiliki luasan sekitar 10 – 100 meter Amonium mg/l 0.45
dari garis pantai
Pengambilan data primer untuk kualitas Tipe pantai di kecamatan Bluto adalah berpasir
perairan diambil pada jarak 50 – 200 m dari putih dan berbatu. Komponen pasir putih
bibir pantai tergantung dari kelandaian pantai umumnya berasal dari pecahan karang dan
tersebut, dan kedalaman yang digunakan yaitu cangkang biota laut yang terbawa arus ke tepi
1.5 m. Secara umum kawasan perairan di pantai. Pasir putih ini memiliki luasan sekitar 10
kecamatan pasongsongan masih memiliki – 100 meter dari garis pantai.
kualitas air yang baik, dengan kecerahan
perairan yang baik (sangat tinggi). Data rataan Secara umum kawasan perairan di kecamatan
nilai beberapa parameter kualitas air di kawasan Bluto masih memiliki kualitas air kurang bagus.
kecamatan pasongsongan di sajikan dalam tabel Ini bisa dilihat dari kecerahan yang sangat
berikut: minim
Data rataan nilai beberapa parameter kualitas air
Tabel 2. Data kualitas air Kec. Pasongsongan di kawasan kecamatan Bluto di sajikan dalam
tabel berikut:
Parameter Perairan Satuan Rata-Rata
Tabel 4. Data kualitas air Kecamatan Bluto
suhu permukaan °C 29.83
salinitas ‰ 29.67 Parameter Perairan Satuan Rata-Rata
pH 8.33 suhu permukaan °C 33.6
kecerahan % 90 salinitas ‰ 30.3
DO mg/l 6.43 pH 7.2
Nitrat mg/l 0.093 kecerahan % 16.6
Amonium mg/l 0.087 DO mg/l 7.35
Nitrat mg/l 0.15
Amonium mg/l 0.53

237
Studi Sumberdaya Potensial......

Berdasarkan data-data yang diperoleh Sumenep juga bagi masyarakatnya. Dengan


maka dapat kita ketahui bahwa kondisi perairan pengelolaan yang baik akan menghasilkan
di Kabupaten Sumenep pada umumnya berupa keuntungan yang berlipat untuk pendapatan
lumpur, berbatu dan pasir yang berwarna putih. daerah. Salah satunya untuk kegiatan budidaya,
Suhu permukaan perairan yang ada berada pada baik di laut atau didarat. Selain kondisi perairan
kisaran yang dapat menunjang ekosistem yang masih bagus daerah pantainya memeiliki
perairan yang ada di lokasi tersebut. Kecerahan substrat yang cocok untuk budidaya seperti,
yang ada menunjukan bahwa kondisi perairan budidaya rumput laut, ikan, udang. Budidaya
cukup baik dengan tingkat kecerahan yang yang perlu dikembangkan adalah rumput laut.
tinggi terutama di daerah sisi sebelah utara yang Selain Sumenep sudah dikenal diluar daerah
berhubungan langsung dengan Laut Jawa Sumenep juga dikenal sebagai penghasil rumput
Kabupaten Sumenep memiliki potensi laut terbesar di Propinsi Jawa timur dengan
yang cukup besar dalam bidang perikanan, kualitas bagus.
meliputi penangkapan ikan di laut dan
penangkapan ikan di perairan umum. Secara
keseluruhan produksi yang dihasilkan bidang
perikanan dapat digolongkan ke dalam 3 jenis
ikan, yaitu ikan laut, ikan air tawar dan ikan air
payau. Di antara ketiga jenis produksi ikan
tersebut, produksi ikan laut merupakan yang
tertinggi.
Salah satu potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Sumenep adalah pada penangkapan
ikan karangnya. Potensi ikan karang meliputi Petani rumput laut Rumput laut Eucheuma
ikan kerapu, kakap, lobster, ekor kuning dengan spinosum
lokasi penangkapan di perairan Pulau Raas,
Pulau Kangean, Pulau Sapeken, Pulau Kabupaten Sumenep sebagai
Masalembu, Pulau Sapudi, Pulau Gili Genting Kabupaten Kelautan memiliki sejumlah potensi
dan Talango. Selain ikan karang, kabupaten wisata yang dapat dijadikan sebagai daya tarik
Sumenep juga memiliki potensi ikan layangnya. wisatawan. Kunggulan kompetitif yang dapat
Potensi ikan layang terutama terdapat di daerah dijadikan daya tarik tersebut berupa : tipologi
perairan utara Kabupaten Sumenep serta daerah ekosistem pesisir (terumbu karang, mangrove,
kepulauan terutama di sekitar perairan estuaria, pantai dan pulau kecil), kondisi
kepulauan Masalembu, Kangean, Sapeken dan oceanografi (gelombang dan arus), serta nilai-
Sapudi. nilai budaya yang eksotik. Potensi yang terkait
Kabupaten Sumenep memiliki 19 dengan tipologi ekosistem yang menonjol dan
Kecamatan yang terdapat sumberdaya pesisir telah dikembangkan menjadi wisata kelautan
dan lautnya. Sebelas kecamatan ada ada di berupa 1) Keindahan panorama pantai Slopeng
pulau Madura dan 8 kecamatan lainnya terdapat dan Lombang, 2) Keindahan terumbu karang, 3)
di kepulauan sumenep. Dari 19 kecamatan Komunitas mangrove dan 4) Budaya upacara
tersebut, produksi penangkapan ikan terbesar Tabur Tase’.
terdapat di kecamatan Masalembu dengan
jumlah produksi 2772,424 ton/tahun, kemudian
diikuti oleh kecamatan Pasongsongan sebesar
1198,856 ton/tahun. Sedangkan produksi
terendah adalah di kecamatan Nonggunong
sebesar 56,153 ton/tahun. Alat tangkap yang
umum dipakai oleh masyarakat nelayan
sumenep antara lain adalah payang jurung, Keindahan
dogol, gill net, bubu, purse seine, payang, Pantai Slopeng Terumbu Karang
pancing, jaring klitik, pancing tonda, pancing
prawe. Jenis perahu/kapal yang biasa digunakan
adalah perahu tanpa motor, motor tempel dan
kapal motor.
Kabupaten Sumenep mempunyai potensi
pengelolaan laut yang besar. Karena posisi
kabupaten Sumenep dikelilingi laut sangat
banyak manfaatnya bagi pemerintah kabupatan
Upacara Tabur Tase’

238
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2, November 2011

Pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berada di wilayah pesisir dan lautan
kelautan tanpa menerapkan konsep Kabupaten Sumenep masih cukup baik untuk
keberlanjutan (sustainable) dan keterpaduan terus dikembangkan dengan tetap
(integrated), dapat dipastikan lingkungan pesisir memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
dan lautan akan mengalami kerusakan lingkungannya.
(degradasi). Akibatnya lingkungan pesisir dan Diperlukan upaya-upaya yang terstruktur
lautan mengalami penurunan fungsi dimensi untuk tetap menjaga kondisi yang ada serta
ekologis yang dimilki sebagai : 1) penyedia memperbaiki kondisi yang kurang baik yang
sumberdaya (resources supplier), 2) penyedia salah satu caranya adalah dengan pengelolaan
kebutuhan pendukung kehidupan (life support), sumberdaya alam secara terpadu sehingga
3) penyedia jasa-jasa kenyamanan (amenities) pemanfaatannya dapat optimal dan
dan 4) penampung limbah. berkelanjutan.
Penurunan fungsi dimensi ekologis
yang dimiliki lingkungan pesisir dan lautan, Daftar Pustaka
secara umum disebabkan oleh 2 hal, yaitu : 1) [BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Provinsi
kegiatan manusia dan 2) bencana alam. Jawa Timur dalam Angka Tahun 2002.
Degradasi lingkungan yang umum terjadi, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
banyak disebabkan oleh kegiatan manusia Timur, Surabaya.
dalam pemanfaatan sumberdaya ataupun [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan. 2003.
kawasan di lingkungan pesisir dan lautan, tanpa Buku Tahunan Statistik Perikanan
memperhatikan kemampuan sumberdaya untuk Tahun 2002, Provinsi Jawa Timur,
pulih (carrying capacity), karakteristik Surabaya.
lingkungan dan kondisi oceanografi di Efendy M. 2000. Sistem Informasi
lingkungan pesisir dan lautan. Pengembangan Usaha Pemanfaatan
Degradasi lingkungan pesisir dan lautan Sumberdaya Perikanan Indonesia
yang terjadi di Kabupaten Sumenep, hasil [tesis]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
identifikasi di lapangan, berupa 1) kerusakan Kelautan. Institut Pertanian Bogor,
pantai akibat penambangan pasir, 2) konversi Bogor.
mangrove menjadi lahan pertambakan dan 3) [ESRI] Environmental Systems Research
penambangan karang, 4) Abrasi Institute. 1990. Understanding
Geographical Information System. The
ArcInfo Recland, California.
Jogiyanto HM. 1989. Analisis dan Desain
Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi
Bisnis. ANDI, Yogyakarta.
Jordan EW, JJ Machesky. 1990. System
Development: Requierements,
Evaluation, Design, and
Implementation. PWS-KENT
Penambangan pasir Konversi Publishing Company, Boston.
Hutan Mangrove Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
ANDI, Yogyakarta.
Minch RP, JR Burns. 1983. Conceptual Design
of Decision Support System Utilizing
Management Science Models. IEE
Transaction on System, Man on
Cybernetics.
Suryadi K, MA Ramdhani. 1998. Sistem
Pendukung Keputusan (Suatu Wacana
Struktural Idealisasi dan Implementasi
Abrasi Konsep Pengambilan Keputusan). PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.

Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan
hasil kunjungan langsung ke lapang maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum sumberdaya

239

Anda mungkin juga menyukai