Anda di halaman 1dari 9

Laporan Hasil Eksplorasi Ekosistem di Kawasan Karst

Rammang-Rammang Maros-Pangkep

A. Deskripsi Umum Ekosistem Karst Maros-Pangkep


Indonesia memiliki potensi lanskap karst sekitar 154.000 km2atau sekitar
0.08% dari luas daratan Indonesia.Potensi terbesar berada di
ProvinsiSulawesi Selatan yang memiliki kawasan karsttersebar di beberapa
wilayah kabupaten (Ahmad dan Hamzah, 2016, dalam (Mandong, Budiarti, &
Munandar, 2022)). Kawasan Karst Rammang-Rammang Maros merupakan obyek
destinasi wisata yang memiliki banyak pengunjung, baik wisatawan dalam negeri
maupun luar negeri. Keindahan obyek alamnya menarik para wisatawan untuk
berkunjung walaupun para wisatawan harus menyusuri sungai yang melewati
gugusan-gugusan karst dan di pinggirnya teradapat pepohonan nipah dan
mangrove yang menambah keindahan perjalanan para wisatawan. Kawasan ini
merupakan sebuah rangkaian pegunungan atau perbukitan karst yang berada di
utara Maros dan selatan Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Kawasan Karst Maros Pangkep tersusun secara umum memiliki beberapa jenis
batuan seperti batu pasir, batu bara, lava, breksi, batu gamping, batu sedimen yang
dapat memberikan sedikit gambaran mengenai kondisi geologi di kawasan
tersebut. Formasi geologi di kawasan karst Maros Pangkep terbagi menjadi
beberapa formasi geologi yang tersebar di dua kabupaten dengan ekosistem
kawasan karst, jika dirincikan dari peta geologi pusat penelitian geologi bandung
kawasan karst maros terdiri dari 10 formasi geologi dengan formasi terluas adalah
formasi tonasa yaitu 19.851,54 ha dari total luas keseluruhan formasi geologi
yang masuk di kawasan karst kabupaten maros seluas 19.851,54 ha. Selain
formasi tonasa terdapat juga formasi alluvium, formasi batuan gunungapi camba
formasi basal dan retas basal, formasi batuan gunungapi baturape, formasi
endapan alluvium, formasi balangbaru, formasi camba, formasi malawa dan
formasi suit dondo. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian besar
formasi geologi yang berada di kawasan karst Kabupaten Maros yakni formasi
tonasa, yang secara geologi tersusun akibat proses sedimentasi sehingga
membentuk batuan gamping (batuan kapur). Sedangkan, sebaran formasi geologi
di kawasan karst Kabupaten Pangkep menunjukan sebaran yang sama dengan
kabupaten sebelumnya. Sebaran formasi tonasa yang berada di Kabupaten
Pangkep masih mendominasi dibandingkan formasi lain, hal tersebut ditunjukan
dengan luasan formasi tonasa di kawasan karst Maros Pangkep seluas 13.808,88
ha, selain itu formasi geologi yang tidak terdapat di kawasan karst maros namun
terdapat di kawasan karst pangkep yaitu formasi kerikil tak bernama, formasi
kompleks mélange dan formasi trakit. Berdasarkan data tabel luasan formasi
geologi di Kawasan Karst Maros Pangkep (KKMP) dapat disimpulkan bahwa
batuan gamping mendominasi jenis batuan yang ada di Kabupaten Maros dan
Kabupaten Pangkap dengan luasan terbesar adalah formasi tonasa seluas
33.660,43 ha sehingga membentuk bentang lahan karst yang terdapat di sebagian
wilayah kedua kabupaten tersebut. (Fatinaware, Fauzi, & Hadi, 2019).
Kawasan karst Maros Pangkep yang tersusun oleh limestone menjadikan
kawasan ini menjadi lokasi ekplorasi dan upaya eksploitasi karena memiliki
sumberdaya sebagai bahan baku semen. Mengingat hal ini sangat berpotensi untuk
mengganggu keberlanjutan ekosistem kawasan karst maros pangkep, maka
dipandang perlu untuk menyajikan wilayah konsesi yang masuk dalam kawasan
karst maros pangkep. Berdasarkan dokumen izin usaha pertambangan, konsesi di
kawasan karst maros adalah Kecamatan Bantimurung seluas 786,24 ha dan
Kecamatan Simbang seluas 0,02 ha. Untuk kawasan karst maros pangkep,
terkhususnya di sebagian wilayah pangkep belum dapat ditampilkan peta wilayah
konsesi yang masuk pada kawasan karst, dikarenakan ketersediaan data yang
belum memadai, sehingga pada bagian ini hanya menampilkan konsesi yang
masuk di kawasan karst di Kabupaten Maros (Fatinaware, Fauzi, & Hadi, 2019).
B. Kondisi Ekosistem Sungai

Kondisi ekosistem sungai di Rammang- rammang keruh akibat percampuran.


Hal ini dikarenakan oleh adanya faktor pasang surut sungai, curah hujan yang
tinggi, Serta aliran air sekarang tak deras, membuat penumpukan di dasar sungai
mulai sampah manusia sampai sisa daun, ataupun patahan ranting, tak bergerak.

Disepanjang jalan dapat kami dapat melihat secara jelas kekeruhan air sungai
dikawasan Rammang - Rammang. Bahkan dari perhitungan kejernihan air
mencapai 73,5. Faktor curah hujan juga sangat berpengaruh dan hal ini terjadi
akibat musim kemarau yang terjadi pada saat pengamatan sehingga dapat kita
lihat pasang surut air sungai

Serta hal yang paling berpengaruh karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar
Rammang - Rammang dan parawisata yang membuang sampah sembarangan
serta penumpukan kotoran manusia benar - benar mencemari air sungai dikawasan
Rammang – Rammang.
C. Kaneekaragaman Tumbuhan dan Invertebrata
Pengamatan Spesies Tumbuhan
1. Titik 1

Pohon kapuk
(Coiba pontandra)

Buah nipah
(Palem)

2. Titik 4

Pohon nipah
(Nypa fruticans)
Pohon pisang
(Musa paradisiaca)

3. Titik 5

Paku laut
(Acrostichum aerum)

Bakau kurap
(Rhizophora mucronata)
Pengamatan Hewan Invertebrata

1. Titik 2

Siput laut
(Littorina obtusata)

Ikan julung - julung


(Hemiramphidae)

2. Titik 3

Lintah laut
(Discodoris sp)

Keong sawah
(Pila ampullacea)
Keong turbo
(Neritina turrita)

Kijing taiwan
(Anondonta Woodina)

3. Titik 5

Keong sumpil
(Subulina octona)

Gambar diatas adalah gambar beberapa spesies tumbuhan dan hewan


invertebrata dan dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa jenis spesies tanaman
yang ada pada kawasan kars rammang - rammang dalam ekosistem sungai yaitu
Pohon Nipah dimana disepanjang jalan dipinggir aliran sungai dipenuhi oleh
Pohon Nipah ini.
Sedangkan jenis hewan invertebrata yang dominan pada kawasan kars
rammang -rammanh dalam ekosistem sungai yang paling dominan adalah ikan
julung - julung yang banyak terdapat dipinggiran sungai.
D. Usulan Upaya Konservasi Kondisi
Berdasarkan permasalahan - permasalahan yang terjadi pada ekosistem
sungai di kawasan Kars Rammang - Rammang yaitu kekeruhan air, salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu reboisasi. Reboisasi sendiri adalah
melakukan kegiatan penanaman pohon di sekitar sungai untuk mengurangi
erosi tanah, meningkatkan infiltrasi udara, dan menyediakan habitat yang lebih
baik bagi berbagai spesies.
Reboisasi merupakan langkah sangat penting dalam pemulihan hutan yang
telah mengalami kerusakan melalui penanaman ulang kembali Pohon - pohon
yang telah gundul. Reboisasi membantu mengembalikan fungsi ekosistem,
menjaga kesuburan tanah, dan melindungi sumber air serta membwrikan
manfaat penting bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Dengan melakukan reboisasi akan mendapatkan manfaat sebagai berikut :
- Mencegah terjadinya erosi yang bisa disebabkan oleh angin dan hujan yang
berturut - turut
- Menjaga keanekaragaman satwa maupun spesies dalam sungai agar tetap
lestari
-Memberikan dampak sosial, ekonomi dan ekologis bagi flora dan fauna
E. Referensi

Fatinaware, A., Fauzi, A., & Hadi, d. S. (2019). Kebijakan Pengelolaan Ruang Dan
Keberlanjutan Kawasan Karst Maros Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Ekonomi, Pertanian, Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 30.

Mandong, I. A., Budiarti, T., & Munandar, A. (2022). Kajian Potensi Objek Daya Tarik
Wisata Alam Karst Rammang-Rammang Di Kabupaten Maros Diprovinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Lanskap Indonesia, 36.

Syafitri, A. (2022). Kandungan Mikroplastik Ikan Medaka (Oryzias celebensis) yang Hidup
di Perairan Sungai Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan=
Microplastic Content of Medaka Fish (Oryzias celebensis) that Lives in the Waters
of the Rammang-Rammang River, Maros Regency, South Sulawesi (Doctoral
dissertation, Universitas Hasanuddin)

Anda mungkin juga menyukai