Anda di halaman 1dari 10

DAYA DUKUNG RANU GRATI UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA

DALAM KERAMBA JARING APUNG

Mulyanto
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
Email : ciguatera.234@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Danau (di Jawa Timur disebut ranu) merupakan badan air yang tergenang
sepanjang tahun dan sumber air yang potensial (Tandjung dkk., 2003). Ranu
sebagai sumberdaya air mempunyai fungsi yang beragam, antara lain tempat
berlangsungnya siklus hidup hewan dan vegetasi perairan, keseimbangan muka air
tanah, sumber air irigasi, sumber air bagi kegiatan masyarakat, memelihara iklim
mikro, penghasil energi melalui PLTA, sarana rekreasi dan objek pariwisata. Untuk
menjaga kelestarian sumberdaya air tersebut, maka ranu perlu dikelola dengan
bijaksana. Aspek pengelolaan menurut Kodoatie dan Ruslam (2005) adalah (1)
konservasi sumberdaya air yang meliputi perlindungan dan pelestarian sumberdaya
air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, (2)
pendayagunaan sumberdaya air yang meliputi penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumberdaya air, (3) pengendalian
daya rusak air yang meliputi upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan,
(4) sistem informasi sumberdaya air yang meliputi pengelolaan sistem informasi
hidrologi dan hidrogeologi.
Pemanfaat ranu mempunyai dampak positif bagi masyarakat dan juga dampak
negatif bagi perairan itu sendiri. Dampak negatif dapat berupa pencemaran organik
dari sisa pakan dan sisa metabolisme ikan budidaya, limbah domestik dari aktifitas
masyarakat sekitar dan pengunjung wisata, hilangnya spesies dan penurunan stok
ikan alami akibat penangkapan berlebih dan masuknya spesies ikan baru. Limbah
yang masuk ke dalam ranu sebagian besar diendapkan ke dasar perairan, dan tetap
tinggal di dasar jika tidak ada up welling. Fenomena di perairan ranu ini berbeda
dengan yang terjadi di perairan waduk. Seperti yang dikatakan oleh Odum (1998)
ranu mengalirkan kelebihan airnya melalui permukaan perairan, dan ini
mempengaruhi kondisi ekologis ranu, antara lain (1) air yang keluar mengandung

1
unsur terlarut rendah, (2) unsur esensial tertinggal dan cenderung mengendap ke
dasar perairan, (3) evaporasi lebih rendah karena pengaruh mengalirnya air yang
hangat di permukaan, (4) air yang keluar mengandung oksigen terlarut tinggi, (5)
tersimpannya ammonia, hidrogen sulfida dan metan di dasar perairan, jika ada up
welling dapat menyebabkan kematian ikan.
Ranu Grati dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk irigasi, pariwisata,
budidaya ikan dalam KJA dan usaha penangkapan ikan dengan jala dan pancing.
Usaha budidaya ikan dalam KJA yang dilakukan oleh masyarakat kurang
berwawasan lingkungan, ini dapat mengakibatkan daya dukung perairan untuk
kegiatan tersebut menurun. Keadaan ini jika berkelanjutan dan tidak dicari solusinya
akan menyebabkan kerugian bagi masyarakat sendiri. Untuk itu dalam penelitian ini
akan dikaji berapa jumlah KJA yang diperbolehkan, sehingga daya dukung ranu
untuk kegiatan budidaya ikan dapat dipertahankan.

2. TUJUAN PENELITIAN
1) Alokasi beban pencemaran total-P untuk limbah budidaya ikan
2) Daya tampung total-P limbah ikan pada perairan ranu.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Ranu Grati, Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan
pada bulan Nopember 2015. Stasiun pengambilan sampel air berdasarkan
keberadaan KJA, masuk kawasan (1) Desa Sumber Dawesari di 07.43'.27,1'' BT
113.00'.48,1'' LS, (2) Desa Sumber Dawesari di 07.43'.50,2'' BT 113.00'.43,5''
LS, (3) tempat pemasangan rumpon ikan lempuk di 07.43'.44,8'' BT
113.00'.35,5'' LS, (4) Desa Grati Tunon di 07.43'.40,2'' BT 113.00'.13,4'' LS dan
(5) Desa Ranu Klindungan di 07.43'.26,2'' BT 113.00'.35,0'' LS (Gambar 1).
Sampel air diambil dari kedalaman 10 cm, 70 cm dan 140 cm. Sampel tanah diambil
dari kawasan budidaya ikan.
Total-N dan total-P dapat dihitung dengan pendekatan nilai BOD, dengan
rumus total-N = BOD x 0,5 dan total-P = BOD x 0,042 (MSI, 2000). Daya tampung
ranu untuk budidaya ikan dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban

2
Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk (KLH, 2009 modifikasi dari OECD, 1982;
MAB, 1989; UNEP-ILEC, 2001).

3
Gambar 1. Stasiun Pengambilan Sampel di Ranu Grati, Kabupaten Pasuruan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kepemilikan Keramba Jaring Apung
Ranu Grati berjarak 16 km arah timur Kota Pasuruan, secara administrasi
terletak di Desa Ranu Klindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan.
Kecamatan Grati terletak pada dataran rendah dengan ketinggian antara 6-91 m di
atas permukaan laut dan merupakan daerah yang subur. Batas wilayah sebelah
utara Desa Sumber Anyar, timur Desa Sumber Dawesari (merupakan kawasan
pemukiman penduduk, dan banyak ditumbuhi vegetasi yang dapat menjaga tebing
ranu), selatan Desa Kalipang (merupakan kawasan pegunungan / tebing), dan barat
Desa Ranu Klindungan (merupakan kawasan pemukiman penduduk yang cukup
padat) (Pemerintahan Kabupaten Pasuruan, 2006). Data teknis dari Ranu Grati
adalah luas perairan 198 ha, setiap kenaikan muka air (piscal) 1 cm terjadi
pertambahan luas 14.100 m2, kapasitas maksimum piscal 260 cm = 5.217.316 m2.
Air Ranu Grati dimanfaatkan untuk mengairi 1080 ha sawah yang terletak beberapa
kecamatan (Sumber : www.BNPB.com).
Dari survei diketahui ikan yang terdapat di Ranu Grati antara lain ikan lempuk
(Callichrous bimaculatus), patin (Pangasius pangasius), mujaer (Oreochromis
mossambicus), louhan (Amphilophus trimaculatus) dan nila (Orechromis niloticus).
Perairan Ranu Grati selain dimanfaat untuk irigasi, dan wisata juga untuk usaha
budidaya ikan dalam keramba jaring apung, dengan luas 3,5 ha atau 1,77% dari
luas ranu (Gambar 2). Jenis ikan yang dibudidayakan di KJA antara lain ikan nila,
patin, mas (Cyprinus carpio), gurame (Osphronemus goramy), bawal air tawar
(Colossoma macropomum). Berdasarkan survei luas petak KJA bervariasi, dengan
ukuran 3 x 3 m2, 5 x 5 m2, 6 x 6 m2 dan 7 x 7 m2. Sumber dari Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Pasuruan (2014) menyebutkan bahwa kepemilikan KJA berada
di Desa Gratitunon, nama kelompok Mina Tirta Jaya, jumlah pemilik 38 orang,
jumlah KJA 86 unit (354 petak). Desa Dawesari, nama kelompok Mina Sari, jumlah
pemilik 31 orang, jumlah KJA 57 unit (257 petak). Desa Ranu Klindungan, nama
kelompok Mina Tirta Maknur, jumlah pemilik 38 orang, jumlah KJA 131 unit (563
petak).

4
Gambar 2. Pemanfaatan Ranu Grati oleh Masyarakat

4.2. Kualitas Air Ranu Grati


Pengambilan sampel air dilakukan antara jam 10.00 13.00, kecerahan air 70
80 cm, kolom air yang dapat ditembus oleh sinar matahari ini sangat dangkal jika
dibandingkan dengan pendapat Wetzel and Likens (1979) bahwa kecerahan
perairan danau secara umum berkisar antara 2 10 m. Dangkalnya kecerahan ini
disebabkan oleh padatan tersuspensi yang tinggi, yaitu 30-152 mg/l. Tingginya
padatan tersuspensi ini kurang mendukung kegiatan perikanan. Menurut Alabaster
dan Lloyd (1980) batasan terhadap perairan yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan
yaitu (1) < 25 mg/l tidak membahayakan kehidupan ikan, (2) 25 80 mg/l masih
mungkin untuk dikelola dengan baik, (3) 80 400 mg/l kurang mendukung
perikanan, dengan batas kritis bagi ikan sebesar 200 mg/l, dan (4) > 400 mg/l tidak
mendukung usaha perikanan. Oksigen terlarut 4,69 8,91 mg/l, ini tergolong baik,
sesuai dengan pendapat Schmitz (1971) kualitas air dapat digolongkan menjadi
sangat baik dengan DO 8 mg/l, baik 6 mg/l, kritis 4 mg/l, buruk 2 mg/l dan sangat
buruk < 2 mg/l. Nilai BOD 9,8 43,6 mg/l, menurut Hellawell (1986) melebihi BOD
perairan secara alami yaitu 0,5 5,0 mg/l.
Konsentrasi ammonia 0,023 0,140 mg/l, ini relatif kecil, karena senyawa ini
cepat mengalami nitrifikasi menjadi nitrit dan kemudian nitrat. Menurut Michael
(1984) dan Hellawell (1986) konsentrasi normal ammonia di perairan kurang dari 0,5
mg/l. Menurut Reid (1961) perairan yang tidak tercemar, konsentrasi ammonia
kurang dari 1 mg/l, sedangkan untuk perairan tercemar dapat meningkat melebihi 10
mg/l. Menurut Pescod (1973) idealnya konsentrasi ammonia di perairan tropis

5
kurang dari 1 mg/l. Menurut Alaerts dan Santika (1987) ammonia sebesar 0,56
2,5 mg/l masih dapat ditoleransi. Konsentrasi nitrat 0,086 0,816 mg/, ini sudah
cukup tinggi dan dapat memicu terjadinya eutrofikasi. Menurut Corner dan Davies
1971 dalam Saputra, 2012) konsentrasi nitrat sebesar 0,01 mg/l sudah cukup baik
untuk pertumbuhan fitoplankton. Menurut Effendi (2003) konsentrasi nitrat di
perairan danau tidak boleh melebihi 0,02 mg/l, Jika melebihi kisaran tersebut maka
dapat menyebabkan eutrofikasi. Konsentrasi fosfat 0,12 0,67 mg/l, Ranu Grati
dapat dikatakan subur. Menurut Boyd (1982) bahwa konsentrasi fosfat di perairan
alami relatif rendah dengan kisaran 0,005 0,02 mg/l, untuk perairan yang subur
adalah 0,5 mg/l. Menurut Welch dan Lindel (1980) jika konsentrasi fosfat kurang dari
0,01 mg/l maka perairan tersebut kurang subur. Menurut Russel dan Hunter (1970)
jika konsentrasi fosfat lebih besar dari 1 mg/l dapat terjadi eutrofikasi dengan syarat
nitrat tersedia 10 mg/l.

4.3. Kualitas Sedimen


Di Ranu Grati terutama di kawasan KJA, diduga karena adanya pengendapan
sisa pakan, kandungan P-total tinggi, antara 550,15 855,16 mgP/kg, kapasitas
tukar kation (KTK) 19,32 24,15 me/100 g dan pH 6,2 7,1.
P-total tertinggi didapatkan di stasiun 5 (kawasan KJA dan wisata) 855,16
mgP/kg, KTK terendah 19,32 me/100g, dan pH terendah 6,2. Hal ini menunjukkan
bahwa unsur P terjerap oleh koloid tanah melalui ikatan dengan ion Al yang bersifat
asam sebagai jembatan pengikat. Keadaan ini memungkinkan terjadi karena pH
tanah yang rendah, fenomena ini juga menindikasikan bahwa kandungan katiion Ca,
Mg, K dan Na sulit dilepaskan.
P-total terendah didapatkan di stasiun 2 (kawasan KJA dan perbukitan Desa
Sumber Dawesari) 550,15 mgP/kg, KTK tertinggi 24,15 me/100g, dan pH tertinggi
7,1. Artinya di kawasan ini pertukaran kation lebih mudah terjadi, dibandingkan di
kawasan lain. Jika ada kekuatan air (arus atau up welling), di kawasan ini nutrien
akan lebih tersedia.

4.4. Beban Pencemaran Budidaya Ikan.


Beban pencemaran di Ranu Grati diperkirakan telah meningkat oleh
perkembangan budidaya ikan dalam KJA. Untuk itu diperlukan cara perhitungan

6
daya tampung beban pencemaran air dan alokasi beban pencemaran air akibat sisa
pakan yang terbuang dan sisa metabolisme ikan. Penentuan atau perhitungan
alokasi beban pencemaran limbah perikanan disini tidak memasukkan alokasi beban
pencemaran yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS), karena tidak ada aliran
sungai yang masuk ke ranu ini.
Parameter kualitas air yang dipilih sebagai faktor pembatas adalah fosfat
dalam bentuk P total, mengingat dasar perhitungannya adalah status trofik ranu.
Penentuan alokasi beban pencemaran P-total untuk limbah budidaya ikan
tergantung fungsi ranu Fungsi Ranu Grati adalah untuk irigasi pertanian dan
pemakaian lainnya yang tidak peka terhadap paramater P serta budidaya perikanan.
Alokasi beban pencemaran P-total untuk limbah budidaya ikan dinyatakan dengan
[P] yang jumlahnya tergantung kepada syarat kadar maksimum kadar P total ikan
yang dibudidayakan yaitu [P]f dan kadar P total hasil pemantauan air ranu yaitu [P]i
[P] = [P]f [P]i
= 200 mgP/m3 109 mg/m3 = 91 mgP/m3.
[P] : alokasi beban P-total budidaya ikan (mg P/m3)
[P]f : syarat kadar P-total maksimal sesuai dengan baku mutu air kelas I dan II (PP
No.82 rahun 2001) tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran untuk budidaya perikanan adalah 0,2 mg/l = 200 mg P/m3.
[P]i : kadar P-total hasil pengukuran (mg/m3)

4.5. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Limbah Budidaya Ikan


Perhitungan daya tampung beban pencemaran air limbah budidaya ikan di
ranu adalah : Daya tampung parameter P total per satuan luas ranu yaitu Likan,
merupakan fungsi dari kedalaman rata-rata ranu (), laju penggantian air ranu (p)
dan kadar parameter yang terbawa lumpur dan mengendap ke dasar ranu,
rumusnya :
Likan = [P] Z p / (1 Rikan)
p : laju pergantian air ranu diestimasi dari kapasitas maksimum piscal 260 cm, luas
bertambah 5.217.316 m2, jadi volume air bertambah 13.565.022 m3. Ranu
Grati mempunyai luas permukaan 198 ha = 1.980.000 m2, jika diasumsikan
kedalaman rata rata = 75 m, maka volume ranu = 148.500.000. m3.

7
p = 148.500.000 / 13.565.022 = 11 tahun.
R : P-total yang tinggal bersama sedimen.
R = 1 / (1 + 0,747 p0,507) = 1 / (1 + 0,747 . 110,507) = 1 / (1 + 0,747 . 3,373) = 0,284
x : proporsi total P-total yang secara permanen masuk ke sedimen, berkisar 45-55%.
Rikan : proporsi P-total yang larut ke sedimen setelah ada KJA.
Rikan = x + [(1 x) R] = 0,55 + [(1 0,55) 0,284] = 0,6778
Likan : daya tampung P-total limbah ikan per satuan luas ranu (gr.P/m2/tahun).
Likan = [P] Z p / (1 Rikan) = 91 . 75 . 11 / (1 0,6778) = 233.007,45 mg/m2/tahun
Laikan : jumlah daya tampung P-total limbah ikan pada perairan ranu (gr P/tahun)
Laikan = Likan x A = 233.007,45 mg/m2/tahun x 1.980.000 m2 = 461.354.751.000
mg/tahun
= 461.354,751 kgP/tahun

4.6. Limbah Fosfor pada Pakan Ikan


Jumlah limbah P total dari sisa pakan dan limbah metabolisme ikan (PLP),
adalah jumlah kadar P total dalam pakan ikan selama ikan tersebut dibudidayakan
sampai dipanen dikurangi jumlah P total dalam ikan yang dipanen.
PLP = FCR x Ppakan - Pikan
= 1,446. X 173,52 102,5 = 148,41 kg P/ ton ikan
PLP : P-total yang masuk danau dari limbah ikan (kg P/ton ikan)
FCR : Feed Conversion Ratio (ton pakan/ton ikan) adalah berat pakan ikan selama
periode budidaya dibagi dengan berat ikan saat dipanen, berkisar 1,5 3,0 ton
pakan / 1 ton ikan.
Ppakan : Kadar P-total dalam pakan (kg P/ton pakan), diperoleh dari analisis.
Pkan : Kadar P-total dalam produksi ikan (kg P/ton ikan), diperoleh dari analisis.

4.7. Jumlah Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung


Perhitungan jumlah produksi ikan budidaya KJA dan jumlah pakannya sesuai
dengan daya tampung beban pencemaran air ranu.
1) Jumlah produksi ikan KJA agar memenuhi daya tampung beban pencemaran
air atau LI adalah fungsi Laikan dan PLP.

LI = Laikan / PLP

8
= 461.354,751 kgP/tahun / 148,41 kgP/ton ikan = 3.108,65 ton ikan/tahun.
Dari wawancara diketahui produksi ikan per petak KJA (ukuran 7 x 7 m2) rata-
rata 4.480 kg per 6 bulan, atau dalam 1 tahun 8.960 kg, maka jumlah KJA
yang diperbolehkan 3.108.650 kg ikan / 8.960 kg ikan per KJA = 347 petak
KJA (ukuran 7 x 7 m2).
2) Jumlah pakan ikan KJA atau LP agar memenuhi daya tampung beban
pencemaran air adalah fungsi FCR dan LI.

LP = LI x FCR
= 3.108,65 ton ikan / tahun x 1,446 = 4.495 ton/tahun.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan daya tampung ranu adalah
sebesar 4.495 ton/tahun.
Perhitungan ini dengan asumsi Ranu Grati mempunyai luas permukaan 198
ha = 1.980.000 m2, kedalaman rata rata = 75 m, volume ranu = 148.500.000. m3.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Daya tampung beban pencemaran air limbah budidaya ikan sebesar
461.354,751 kgP/tahun. Dengan asumsi luas Ranu Grati 198 ha dan kedalaman rata
rata 75 m, maka (1) jumlah produksi ikan KJA agar memenuhi daya tampung
beban pencemaran air adalah 3.108,65 ton ikan/tahun, dan (2) jumlah pakan ikan
KJA agar memenuhi daya tampung beban pencemaran air adalah 4.495 ton/tahun.
Batasan ini setara dengan 347 petak KJA ukuran 7 m x 7 m yang tiap petaknya
memproduksi ikan sebanyak 8.960 kg per tahun.

5.2. Saran
1) Jumlah KJA diusahakan tidak melebihi 347 petak dengan ukuran 7 m x 7 m
dan jumlah pakan yang diberikan ke ikan yang dibudidayakan tidak melebihi
7.653 ton per tahun. Pembatasan ini setiap tahun selalu dikaji ulang.
2) Rekomendasi klasik tetapi penting adalah disusunnya rencana pengelolaan
Ranu Grati secara terpadu dan berkesinambungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G dan S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional.
Surakarta. 309 hal.

Boyd, C.E. 1982. Water Quality for Pond Fish Culture. Dept. of Fusheries and
Applied Aquaculture. Elsevier Elsevier Applied Science Publishing.
Amsterdam. 318 p.

Effendi, H. 2003. Teknik Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Haslam, S.M. 1990. River Pollution, an Ecological Perspective. Belhaven Press.


London. 253 p.

Hellawell, J.M. 1986. Biological Indicators of Pollution and Environmental


Management. Elsevier Applied Science Publishing. London. 546 p.

KLH. 2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009
tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan / atau Waduk.

Kodoatie, R.J dan S. Roeslam. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu.


Penerbit Andie. Yogyakarta.

Michael, P. 1984. Ecological Method for Field and Laboratory Investigations. Tata
McGraw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi. 404 p.

Odum, E.P. 1998. DasarDasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.

Pescod, M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Streams Standard for
Tropical Countries. AIT. Bangkok. pp.1 24.

Russel, J and W.D. Hunter. 1970. Aquatic Productivity : An Introduction to Some


Basic Aspect of Biological Oceanography and Limnology. The MacMillan
Company. London, p. 45 124.

Schmitz, W. 1971. General Limnological and Biological Stream Survey as a Simple


Means of Detecting Pollution and Controlling their Effects. In Jenkins, S.H.,
ed. Advance in Water Pollution Research, Vol.1. perganon Press, Ltd.
Oxford. Pp. I.1 I.6. MSI. 2000. Estimation of Waste Load. Malou San Diego-
McGlone. Marine Science Institute. University of the Philippines

Tanjung, S. D., Hadisusanto, S., Ningrum, A. P. dan Sudibyo, P. 2003. Optimalisasi


Fungsi Danau Sebagai Mikrokosmos. Yogyakarta: Laboratorium Ekologi
Fakultas Biologi UGM Skip Utara.

Wetzel, R.G and G.E. Likens. 1979. Limnological Analyses. W.B. Saunders
Company. London.

10

Anda mungkin juga menyukai