ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis, bentuk penyebran lamun dan
kondisi lingkungan di Perairan Kampung Yendidori Distrik Yendidori Kabupaten Biak
Numfor. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Observasi: digunakan
untuk pengambilan data awal pada lokasi penelitian dan juga untuk menentukan stasiun
pengamatan; Wawancara: digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data, nama lokal,
kegunaan dan informasi-informasi lainnya mengenai lamun; dan Transek Garis: digunakan
untuk menentukan area pengambilan sampel dengan cara dibuat beberapa garis transek yang
ditarik dari pantai menuju kearah laut. Data lapangan akan diolah secara deskriptif, kuantitatif
untuk mengetahui nilai kerapatan (K), kerapatan relatife (KR), frekuensi (F), frekuensi relatif
(FR), indeks nilai penting (NP) dan indeks keragaman jenis (H’). Jenis lamun yang terdapat di
perairan Yendidori tergolong dalam 2 (dua) famili yaitu Cymodoceaceae (5 jenis) dan
Hydrocharitaceae (3 jenis). Jenis lamun yang teridentifikasi di lokasi penelitian yaitu
Cymodocea rotundata (276 individu), Cymodocea serulata (56 individu), Syringodium
iseotifolium (156 individu), Halodule uninervis (456 individu), Halodule pinifolia (170
individu) dan Thalassia hempricii (480 individu), Halophila ovalis (60 individu) dan Halophila
minor (218). Tipe substrat habitat lamun di perairan Kampung Yendidori adalah pasir halus,
pasir berkarang, karang hidup, karang hidup dan pasir halus serta karang mati. Kondisi lamun
dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan yaitu suhu, kecerahan, pH, dalinitas dan DO.
Jenis lamun yang tumbuh di Perairan Kampung Yendidori membentuk vegetasi campuran.
Nilai kerapatan relatif paling tinggi ada pada jenis Thalassia hempricii dan Halodule uninervis,
sedangkan jenis yang memiliki nilai kerapatan relatif paling rendah adalah jenis Cymodocea
serulata.
PENDAHULUAN sangat bergantung pada makanannya
berupa lamun. Karena itu, rusak atau
Indonesia merupakan Negara yang hilangnya habitat padang lamun akan
memiliki keanekaragaman hayati tertinggi menimbulkan dampak lingkungan yang
ketiga di luas (Nontji, 2014).
dunia (megabiodiversity) hidupan laut dan Karena fungsi lamun tak banyak
ekosistem pesisir, seperti kawasan coral dipahami, banyak padang lamun yang rusak
triangle mencakup 52% ekosistem oleh berbagai aktivitas manusia. Luas total
terumbu karang dunia, ekosistem mangrove padang lamun di Indonesia semula
sekitar 3,15 juta hektar atau 23 % dari diperkirakan 30.000 km2, tetapi kini
mangrove dunia dan 3,30 juta hektar diperkirakan telah menyusut 30-40%.
padang lamun (seagrass) yang terluas di Kerusakan ekosistem lamun, antara lain,
dunia. Ekosistem diwilayah pesisir pantai karena reklamasi dan pembangunan fisik di
Indonesia yang belum banyak dikenal dan garis pantai, pencemaran, penangkapan
diperhatikan adalah padang lamun ikan dengan cara destruktif (bom, sianida,
(Wimbanigrum, 2002). pukat dasar), dan tangkap lebih (over-
Lamun berbeda dengan rumput laut fishing). Salah satu contoh rusaknya padang
(seaweed) yang dikenal juga sebagai lamun adalah pembangunan pelabuhan dan
makroalga. Lamun berbunga (jantan dan industri di Teluk Banten, misalnya, telah
betina) dan berbuah di dalam air. Produksi melenyapkan ratusan hektar padang lamun.
serbuk sari dan penyerbukan sampai Tutupan lamun di Pulau Pari (DKI Jakarta)
pembuahan semuanya terjadi dalam telah berkurang sekitar 25% dari tahun
medium air laut. Lamun mempunyai akar 1999 hingga 2004. Dari sekian luas laut
dan rimpang (rhizome) yang Indonesia, hanya padang lamun di wilayah
mencengkeram dasar laut sehingga dapat timur seperti Papua, Maluku, dan Seram
membantu pertahanan pantai dari gerusan yang masih dalam kondisi baik (Nontji,
ombak dan gelombang. Dari sekitar 60 jenis 2014).
lamun yang dikenal di dunia, Indonesia Provinsi Papua memiliki potensi
mempunyai sekitar 13 jenis (Hutomo & sumber daya alam yang sangat besar dan
Nontji, 2014). strategis, teristimewa potensi sumber daya
Suatu hamparan laut dangkal yang pesisir dan lautnya. Wilayah Papua
didominasi oleh tumbuhan lamun dikenal memiliki perairan laut dengan panjang garis
sebagai padang lamun. Padang lamun dapat pantai 4.323 km. Luas perairan Papua
terdiri dari vegetasi lamun jenis tunggal sekitar 796.911 km2 yang terdiri dari
ataupun jenis campuran. Padang lamun perairan dalam sebesar 277.589 km2, laut
merupakan tempat berbagai jenis ikan teritorial 52.510 km2, dan Zona Ekonomi
berlindung, mencari makan, bertelur, dan Eksklusif (ZEE) sebesar 466.812 km2
membesarkan anaknya. Ikan baronang, (Dirjen PU, 2002 dalam Waromi, 2005).
misalnya, adalah salah satu jenis ikan yang Mengingat ancaman terhadap padang
hidup di padang lamun. Banyak jenis biota lamun semakin meningkat, akhir-akhir ini
laut lainnya hidup berasosiasi dengan mulailah timbul perhatian untuk
lamun, seperti teripang, bintang laut, bulu menyelamatkan padang lamun. Undang-
babi, kerang, udang, dan kepiting. Duyung Undang Nomor 27 Tahun 2007 yang
(Dugong dugon) dan penyu hijau (Chelonia mengalami perubahan menjadi Undang-
mydas) adalah hewan laut yang hidupnya undang Nomor 1 tahun 2014 tentang
113 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil ketersediaan lamun sangat tinggi pada suatu
telah mengamanatkan perlunya areal, maka areal tersebut perlu
penyelamatan dan pengelolaan padang dipertahankan keberadaannya dengan cara
lamun sebagai bagian dari pengelolaan tidak merencanakan maupun melaksanakan
terpadu ekosistem pesisir dan pulau-pulau pembangunan yang sifatnya merusak
kecil. Program pengelolaan padang lamun ataupun mengubah ekosistem padang
berbasis masyarakat yang pertama di lamun. Sejalan dengan itu, dalam
Indonesia adalah Program Trismades mempertahankan ekosistem perairan pantai
(Trikora Seagrass Management agar tetap stabil, perlu dilakukan
Demonstration Site) di pantai timur Pulau pengelolaan dengan menitikberatkan pada
Bintan, Kepulauan Riau, yang mendapat aspek pelestarian melalui perlindungan
dukungan pendanaan dari Program tempat (conservation areal).
Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengingat pentinggnya peranan
(UNEP) dan baru dimulai tahun 2008 lamun, maka sumber daya alam ini harus
(Nontji, 2014). tetap dipertahankan guna menjaga
Papua memiliki keanekaragaman kemantapan ekosistem daerah pesisir.
hayati laut yang tinggi meliputi terumbu Sejauh ini, pemanfaatan lamun di Kampung
karang (coral reefs) yang baik, hamparan Yendidori Distrik Yendidori Kabupaten
padang lamun (seagrass beds), hutan Biak Numfor belum dikelola dengan baik.
mangrove (mangrove forest) yang luas, Akhir-akhir ini ekosistem padang lamun
serta berbagai potensi tambang dan mineral tersebut sudah banyak mengalami
yang belum banyak dimanfaatkan. gangguan. Salah satu ancaman bagi lamun
Berdasarkan hasil penelitian dijumpai di Perairan Kampung Yendidori adalah
sepuluh jenis lamun di perairan Pantai pesisir pantainya yang merupakan salah
Hamadi Tanjung, Jayapura (Rumbiak, satu obyek pariwisata bahari, banyak
2004), dan sembilan jenis lamun di perairan dikunjungi oleh wisatawan domestik. selain
Pulau Auki, Wundi, Nusi serta Pai (Latul, itu nelayan setempat mencari ikan
2011). Hal ini menggambarkan tingkat menggunakan bahan peledak. Hal ini
keragaman jenis lamun yang cukup tinggi disebabkan karena keterbatasan masyarakat
di Papua didukung dengan perairan yang setempat dalam bebagai informasi tentang
luas. ekosistem padang lamun dan potensinya. Di
Kabupaten Biak Numfor merupakan samping itu juga, Pemerintah maupun
salah satu daerah kepulauan di Provinsi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Papua yang memiliki daerah perairan cukup lebih banyak memperhatikan konservasi
luas, meliputi daerah pesisir Biak Timur terumbu karang dan mangrove, sedangkan
dan Kepulauan Padaido, Biak Barat, Biak padang lamun mulai terabaikan.
Utara serta Kepulauan Numfor. Hal ini Berdasarkan permasalahan di atas, maka
dapat mendukung penyebaran lamun. perlu dilakukan penelitian tentang Jenis-
Dalam kepentingan pemanfaatan sumber jenis Lamun (seagrass) dan bentuk
daya alam hayati lamun maupun ekosistem penyebarannya di Perairan Kampung
pantai, maka peruntukannya perlu Yendidori Distrik Yendidori Kabupaten
diperhitungkan atas dasar ketersediaan Biak Numfor.
lamun pada suatu areal. Hal ini
berhubungan dengan produktivitas primer
maupun fungsi dan peranan lamun. Apabila
114 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
BAHAN DAN METODE lamun yang berada pada petak plot
pengamatan di kawasan padang lamun
Peralatan dan bahan yang Perairan Kampung Yendidori Distrik
digunakan adalah alat tulis dan papan data, Yendidori Kabupaten Biak Numfor, yang
GPS (Global position System) map 62s, rol berlangsung selama satu bulan yaitu bulan
meter, tali rafia, frame besi 1m x 1m, kaca Mei 2017.
mata selam, perahu, kantong spesimen,
kertas etiket dan label, kamera,
Thermometer serta buku identifikasi lamun
(den Hartog dan M. Huzni Azkab
“Pedoman Inventarisasi Lamun”) dan
alkohol 70% serta sampel lamun yang
ditemukan dalam plot pengamatan.
Penelitian ini dilakukan pada jenis-jenis
Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan
116 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
tiap nodus banyak dan bercabang dapat 4. Halodule uninervis
ditunjukkan pada Gambar 4. Habitus perairan dangkal dengan tipe
Gambar 4. Cymodocea serrulata
substrat pasir berkarang, daun berwarna
hijau, ujung daun menyerupai huruf w,
117 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
7. Halophila ovalis
Habitus perairan dangkal dengan tipe
substrat pasir halus, daun berwarna
hijau, berbentuk oval, panjang daun 0,9-
1,5 cm, lebar daun 1 cm. Tepi daun
halus, memiliki ibu tulang daun dengan
10-25 anak tulang daun yang menyirip,
panjang tangkai daun 3 cm, jarak antar
Gambar 7. Halodule pinifolia nodus 1,5 cm, tiap nodus ada dua
tegakan, terdiri dari satu helai daun, aka
6. Thalassia hempricii
berwarna kuning kecoklatan, akar
Habitus perairan dangkal dengan tipe
tunggal ditiap nodus dapat ditunjukkan
substrat pasir berkarang, karang
pada Gambar 9.
hidup+pasir halus, pasir halus, daun
berwarna hijau, panjang daun 8,5 cm,
lebar daun 1 cm, ujung daun membukit
dan kasar. Tepi daun halus, tulang daun
sejajar, tulang daun pada selembar daun
11 buah, jarak antar nodus 4 cm, tiap
nodus hanya ada satu tegakan, tiap
tegakan terdiri dari 3-4 helai daun, Gambar 9. Halophila ovali
panjang tegakan 1 cm, akar berwarna 8. Halophila minor
kuning kecoklatan, akar tertutup serat- Habitus perairan dangkal dengan tipe
serat kasar, akar tunggal pada tipa nodus substrat pasir halus, daun berwarna
dan rimpang berbuku-buku dapat hijau, bulat panjang, bentuk seperti
ditunjukkan pada Gambar 8. telur, panjang daun 1-2 cm, lebar daun
0,9 cm. Tepi daun halus, memiliki ibu
tulang daun dengan 10-25 anak tulang
daun yang menyirip, panjang tangkai
daun 2-2,5 cm. jarak antar nodus 1,6
cm, tiap nodus ada dua tegakan, tiap
tegakan terdiri dari 1 helai daun,
memiliki akar tunggal ditiap nodus,
Gambar 8. Thalassia hempricii
akar berwarna kuning kecoklatan dapat
ditunjukkan pada Gambar 10.
118 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
Baulu, 2011), penelitian di Teluk Youtefa
Kota Jayapura Papua didapati 4 jenis lamun
(Tebaiy, 2012) dapat ditunjukan pada
lampiran 5. Pernyataan ini diperkuat dari
banyaknya jenis lamun yang ditemukan di
lokasi penelitian, dapat ditunjukan pada
lampiran 2. Nontji (1993) dalam Anonimus
Gambar 10. Halophila minor (2015), mengemukakan bahwa secara
geografis, lamun yang tumbuh di perairan
Tabel 1, menunjukkan bahwa jenis tropis terpusat pada dua wilayah yakni
Thalassia hempricii paling sering daerah Indo Pasifik Barat sampai pantai
ditemukan dalam plot pengamatan dan pasifik Amerika Tengah (karibia). Khusus
memiliki jumlah individu paling banyak untuk Indonesia, penyebaran lamun paling
dari semua jenis lamun yang ditemukan di luas terdapat pada Indonesia bagian tengah
semua lokasi ini, sedangkan jenis sampai ke timur. Ada beberapa jenis lamun
Cymodocea serulata yang paling sedikit yang penyebarannya terbatas seperti
ditemukan di semua lokasi pengamatan. Thalassodendron ciliatum banyak terdapat
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya di Indonesia bagian timur dan jenis lamun
individu dari jenis Cymodocea serulata lain yang sebarannya sempit adalah
yang ditemukan dalam plot pengamatan. Halodule spinulosa.
Keanekaragaman jenis lamun yang Jenis-jenis lamun yang dijumpai
ditemukan di Perairan Kampung Yendidori pada umumnya hidup pada beberapa tipe
tergolong lebih banyak jika dibandingkan substrat yaitu pasir berlumpur, pasir halus
dengan penelitian struktur vegetasi lamun dan patahan karang mati, namun dari hasil
di beberapa perairan Indonesia, seperti pengamatan tipe substrat yang paling
penelitian di Pulau Talise didapati 7 jenis banyak dijumpai lamun yaitu pasir halus,
lamun (Takaendengan & Azkab, 2010), dan pasir berkarang sedangkan pada
penelitian di perairan Pulau Panjang substrat karang hidup tidak dijumpai
Kepulauan Derawan Kalimantan Timur tumbuhan lamun (lampiran 5). Tumbuhan
didapati 5 jenis lamun (Nursahraeni, 2014), lamun yang dijumpai pada lokasi penelitian
penelitian di perairan Desa Pengudang membentuk tipe vegetasi campuran. Hal ini
Kabupaten Bintan didapati 7 jenis lamun terlihat dari hasil pengamatan tiap plot
(Harpiansyah. Dkk, 2014), penelitian di jarang dijumpai vegetasi tunggal, artinya
Pesisir Pulau Yamde, Maluku Tenggara dalam satu plot pengamatan jarang
Barat didapati 7 jenis lamun (Kepel & ditemukan satu spesies saja.
119 | N o v a e G u i n e a J u r n a l B i o l o g i , V o l 8 . N 0 ( 2 ) 2 0 1 6
Tabel 2. Tipe substrat di Perairan Kampung Yendidori
No Jenis Substrat Jumlah Transek
Tr.1 Tr. 2 Tr. 3 Tr. 4
1 Pasir halus - * * *
2 Pasir berkarang * * * *
3 Karang hidup * * * *
4 Karang hidup + pasir halus * * * *
5 Karang mati - * * *
Keterangan : * (ada), - (tidak ada), Tr (transek).
Gambar 11. Kondisi lamun pada air surut (kiri) dan dampak aktivitas manusia (kanan).
Dari hasil pengamatan dilapangan, waktu yang ditentukan) akan tetapi masih
banyak vegetasi lamun yang mengalami saja ada beberapa masyarakat yang jahil dan
kekeringan kerena jangkauan air surut cukup tetap masih terus saja berlangsung. Dengan
jauh kedaerah tubir. Selain itu tingkat demikian dapat disimpulkan bahwa
sedimentasi di daerah pasang surut juga masyarakat belum terlalu sadar akan dampak
tinggi, yang disebabkan oleh aktivitas buruk di dunia perairan yang berkaitan
manusia mulai dari daerah padang lamun dengan cara mereka menangkap ikan. Jika
sampai daerah terumbu karang. Padahal hal ini terus dibiarkan tidak menutup
kawasan perairan Kampung Yendidori kemungkinan ketidakseimbangan ekosistem
masuk dalam kawasan binaan terumbu perairan akan terjadi di wilayah perairan
karang (coral reefs) dari masyarakat Kampung Yendidori.
setempat (LSM) atau lebih dikenal dengan Lamun telah banyak dimanfaatkan oleh
sasi (penutupan kawasan tertuntu hingga masyarakat yang tinggal dipesisir pantai baik