com
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol.21. No.2 Mei 2020 hal 77-84
Sumber Daya Geo
Ilmu Geo
1Pusat Survei Geologi, Badan Geologi jalan Diponegoro No. 57 Bandung, 40122
email: sigitmaryanto@ymail.com
Naskah diterima : 13 Mei 2020, Revisi terakhir : 19 Mei 2020 Disetujui : 20 Mei 2020, Online : 20 Mei 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.21.2.77-84p
Abstrak- Batugamping Formasi Jayapura yang berumur Abstrak-Batugamping Formasi Jayapura berumur Pleistosen terpotong
Plistosen tersingkap cukup baik di Lintasan Dewarebru, dengan baik di Bagian Dewarebru, Mamey-Waybron, Kabupaten Jayapura.
Mamei-Waibron, Kabupaten Jayapura. Pemerian rinci Deskripsi detail singkapan batuan dan analisis petrografi sampel
singkapan batuan di lapangan dan pengujian petrografi batugamping terpilih digunakan untuk mengetahui karakter sedimentologi
terhadap sampel terpilih digunakan untuk mengetahui batugamping. Batugamping Jayapura ini terbagi menjadi empat fasies
karakter sedimentologi batugamping tersebut. batugamping, antara lain fasies lithoclastic rudstone, bioclastic packstone,
Batugamping Formasi Jayapura ini terbagi menjadi bioclastic grainstone dan bioclastic wackesone rock. Batuan diendapkan
empat fasies batugamping, yaitu rudstone lithoklastika, pada talus lereng depan membentuk kipas aluvial bawah laut, selanjutnya
packstone bioklastika, grainstonebioklastika, dan batuan diendapkan pada lereng lokal pada lingkungan terumbu belakang.
SM
wackestone bioklastika. Batuan merupakan endapan
runtuhan lereng depan yang membentuk kipas aluvial
bawah laut, selanjutnya berkembang menjadi endapan Kata kunci: Batugamping, petrografi, stratigrafi, sedimentologi,
Jayapura
di lingkungan lerengan lokal terumbu belakang.
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol.21. No.2 Mei 2020 hal 77-84
78
Batupasir Formasi Auwewa (Peas): menempatkan terkekarkan cukup intensif dan berketebalan mencapai
pinggiran Danau Sentani di daerah Ayapo yang 23 m. Batugamping rudstone lithoklastika berwarna
dicirikan oleh perbukitan hingga pegunungan dengan putih terang sedikit kekuningan, padat, keras,
puncak meruncing, pola aliran sejajar dengan tekstur umumnya pejal, terpilah sangat buruk, terdukung
sedang, bentuk lembah dangkal dan sempit. Satuan kepingan yang meruncing hingga meruncing
batuan ini tersusun oleh batupasir, batulempung, serta tanggung, berukuran mencapai 60 cm. Komponen
setempat terdapat lahar dengan struktur bantal. lithoklas lebih dominan daripada bioklas, meliputi
Batuan terendapkan pada kala Eosen, menindih kepingan batugamping wackestone-packstone
takselaras Gen Cycloops dan Batuan Mafik, serta bioklastika, batugamping terumbu karang, dan
tertindih selaras oleh Batugamping Formasi Numbai. beberapa kepingan fosil beragam. Semakin ke atas,
batuan berkembang menjadi lebih halus, yaitu berupa
Batugamping Formasi Numbai (Omnl): memiliki tipe
batugampingpackstonebioklastika. Batuan berwarna
lokasi di daerah Numbai, Jayapura, dicirikan oleh
putih terang sedikit penampakannya, padat, agak
pegunungan kars, sungai utama lebar dan dalam, pola
keras, umumnya pejal, tampak terkekarkan dengan
aliran dendritik dengan tekstur sedang dan kasar.
isian kalsit sekunder, butiran berukuran halus, bagian
Batuan penyusun formasi ini terdiri atas batugamping
atasnya lapuk berat dan tertutup tanah. Kadang-
klastika dan terumbu karang. Batugamping ini
kadang batuan berkembang menjadi batugampingbatu
terbentuk pada kala Oligo-Miosen, menindih selaras
butir bioklastika dan batugampingwackestone
Batupasir Formasi Auwewa dan ditindih takselaras oleh
bioklastika. Batugampingbatu butirbioklastika (lokasi
Batugamping Formasi Jayapura.
16SGT35) berwarna putih terang sedikit kekuningan,
SM
Batugamping Formasi Jayapura (Qpj): membentuk padat, keras, pejal, terpilah sangat buruk, terdukung
morfologi perbukitan hingga pegunungan kars, kepingan meruncing hingga meruncing tanggung,
berlapis dan terkekarkan cukup baik, lembah sungai berukuran mencapai 25 cm, berupa bioklas yang
utama relatif lebar dan dalam. Batuan penyusun seimbang dengan lithoklas. Batugampingwackestone
satuan ini terdiri atas batugamping koral-ganggang, bioklastika (lokasi 16SGT35 dan 16SGT34) berwarna
kalsirudit, kalkarenit, setempat batugamping putih terang sedikit kekuningan, padat, keras,
kapuran, batugamping napalan dan napal berlapis umumnya pejal, kadang dengan pembintalan,
jelek dan setempat berstruktur terumbu. Batuan pengkekaran dan penggerusan batuan, berukuran
terendapkan pada kala Plistosen, menindih butiran halus, terutama bioklas beragam jenis.
takselaras Batugamping Formasi Numbai dan
sebagian ditutup oleh Aluvium.
DISKUSI
ACUAN
Davies, HL, 2012. Geologi Guinea Baru - Pinggiran Cordileran dari Benua Australia. Episode, 35(1):
87-102.
Dunham, RJ, 1962. Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Tekstur Pengendapan. Dalam: WE Ham (Ed),
Klasifikasi Batuan Karbonat.Am. Asosiasi Bensin. Geol. Mem., 1: 108-121.
Embry, AF dan Klovan, JE, 1971. A Late Devonian Reef Tract di North-Eastern Banks Island, North West Territory.
Banteng. Bisa. Bensin. Geol., 19: 730-781.
SM
Flugel, E., 2004. Mikrofasies Batuan Karbonat: Analisis, Interpretasi, dan Aplikasi. Springer-Verlag Inc., Berlin,
Heidelberg, New York, 976 hal.
Flugel, E., 1982. Analisis Mikrofasies Batugamping. Springer-Verlag Inc., Berlin, Heidelberg, New York, 633 hal.
Harris, R., 2003. Pola Geodinamika Ofiolit dan Cekungan Marjinal di Wilayah Indonesia dan Nugini. Di dalam:
Dilek, Y. dan Robinson, PT (eds). Ofiolit dalam Sejarah Bumi. Masyarakat Geologi, London, Publikasi Khusus, 218:
481-505.
Hattori, KE, Kerans, C., dan Martindale, RC, 2019. Urutan Analisis Stratigrafi dan Paleoekologi Albian
JG
Kambu, MR, 2014. Geologi dan Karakteristik Batuan Beku Ultramafik Sebagai Bahan Baku Konstruksi di Daerah
Lembah Sunyi, Kelurahan Angkapura, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Jurnal Ilmiah MTG, 7(1): 1-6.
Munasik, Sugiyanto, Sugianto, DN, dan Sabdono, A., 2018. Pengembangan Terumbu pada Patch Karang Buatan di Dangkal
Perairan Pulau Panjang, Jawa Tengah. 3rd International Conference on Tropical and Coastal Region Eco
Development 2017, doi :10.1088/1755-1315/116/1/012095.
Nawipa, D.Jr., 2012. Tektonik Papua Dalam Ilmu Geologi: Sejarah Perkembangan Tektonik di Papua. melalui:
http://demimaki.wordpress.com/geofisika/tektonik-papua-dalam-ilmu-geologi/
Pieters, PE, Pigram, CJ, Trail, DS, Dow, DB, Ratman, N., and Sukamto, R., 1983. Stratigrafi Irian Barat
Jaya. Buletin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 8: 14-48.
Baca, FJ, 1985. Carbonate Platform Facies Models.Am.Assoc. Bensin. Geol. Bull., 69(1): 1-21.
Sapiie, B,. 2016. Analisis Kinematik Data Fault-Slip di Rentang Tengah Papua, Indonesia. Jurnal Indonesia di
Geosains, 3(1): 1-16.
Sapiie, B., Naryanto, W., Adyagharini, AC, Pamumpuni, A., 2012. Geologi dan Evolusi Tektonik Kepala Burung
Region Papua, Indonesia: Implikasi Eksplorasi Hidrokarbon di Kawasan Timur Indonesia. Konferensi dan Pameran
Internasional AAPG, 13 September 2012, Singapura.
Prediksi Model 2d Data Magnetotelurik Terbaik Berdasarkan Pendekatan Model...(GM.Lucki Junursyah, dkk)
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol.21. No.2 Mei 2020 hal 77-84
84
Volkanostratigrafi Inderaan Jauh Kompleks Gunungapi dan Sekitaranya...(Fitriani Agustin dan Sutikno Bronto)
Saputra, DH, Faturrakhman, ML, Kusumah, KD, Maryanto, S. dan Rijani, S., 2016. Geologi Inderaan Jauh Lembar
Dondai, Papua, Skala 1:50.000. Pusat Survei Geologi, Bandung.
Suwarna, N. dan Noya, Y., 1995. Geologi Lembar Jayapura, Irian Jaya, Skala 1:250.000. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Tarsis, AD, 2006. Inventarisasi Batubara di Daerah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Prosiding Pemaparan Hasil-
hasil Kegiatan Lapangan dan Non Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, 7h.
Virman, BE dan Nurhandoko, B., 2016. Pemetaan Lapisan Aquifer Formasi Makats Daerah Tanah Hitam, Distrik
Abepura, Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis. Wahana Fisika, 1(2): 87-98. http://
ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Wilson, JL 1975. Fasies Karbonat dalam Sejarah Geologi. Springer-Verlag, NewYork, Heidelberg, Berlin, 471 hal.
Yonas, MN, 2016. Geologi dan Potensi Batubara di Daerah Bonggo dan Sekitarnya, Kabupaten Jayapura, Provinsi
Papua. Jurnal Janji, 4(1): 1-7.
SM
JG