Adnan Hendrawan1*
Gabriela N.R. Bunga Naen1
Eka Dhamayanti1
Anastasia Dewi Titisari1
1
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
*Email : adnan.hendrawan@mail.ugm.ac.id
SARI
Bukit Berjo merupakan suatu bukit intrusi yang terletak di Kecamatan Godean, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Bukit Berjo merupakan suatu tubuh intrusi andesit porfiri dimana sebagian dari intrusi
tersebut telah terubah menjadi mineral lempung, sehingga Bukit Berjo terkenal sebagai daerah
penghasil lempung dimana industri berbahan dasar tanah lempung berkembang pesat di daerah ini,
beberapa diantaranya adalah industri genteng dan keramik. Secara megaskopis, batuan penyusun Bukit
Berjo dapat diklasifikasikan sebagai andesit porfiri yang mengindikasikan suatu tubuh intrusi dangkal.
Belum ada penelitian mendetail yang membahas mengenai genesa mineral lempung yang ada disini.
Penelitian terdahulu yang dilakukan di Bukit Berjo membuktikan bahwa Bukit Berjo merupakan suatu
tubuh intrusi andesit porfiri dimana sebagian dari tubuh intrusi tersebut telah terubah menjadi mineral
lempung. Karakteristik petrologi dan petrografi mineral yang terubah di Bukit Berjo sangat membantu
dalam menjelaskan genesa mineral lempung tersebut. Data di lapangan menunjukkan keberadaan
lempung yang sangat tebal (>12 m) yang mengindikasikan terjadinya alterasi hidrotermal. Oleh sebab
itu, peneliti ingin mendalami mengenai kemungkinan terjadinya alterasi hidrotermal yang berpengaruh
pada daerah penelitian. Studi ini digunakan sebagai penelitian awal terhadap alterasi hidrotermal di
daerah penelitian sehingga dapat diketahui pengaruh alterasi hidrotermal tersebut terhadap
pembentukan asosiasi mineral baru pada tubuh intrusi. Andesit porfiri Bukit Berjo tersusun oleh
fenokris berupa plagioklas, piroksen, muskovit, sedangkan massa dasarnya berupa mineral mafik.
Tingginya kandungan plagioklas pada batuan ini menyebabkan terbentuknya morfologi berupa
pelapukan membola. Sebagian besar feldspar telah terubah menjadi mineral lempung. Berdasarkan
pengamatan petrografi ditemukan adanya mineral berupa epidot, klorit,zoisite, dan serisit yang
mengindikasikan produk dari alterasi hidrotermal.
DAFTAR PUSTAKA
Bateman, A.M., Jensen, M.L., 1981. Economic Mineral Deposits. John Wiley and Sons, Australia.
Bronto,S., Ratdomopurbo A., Asmoro P., Adityarani M., 2014. Longsoran Raksasa Gunung Api Merap
I Yogyakart A-Jawa Tengah, J.G.S.M .Vol.15 No. 4 hal .165-183
Buol, S. W., Hole, F. D., McCracken, R. J., 1980. Soil Genesis and Classification, 2nd ed. The Iowa
State University Press.
Deer, W.A., Howie, R.A., and Zussman, J., 1992. An Introdution to the Rock-Forming Minerals, 2nd
ed. Longman, England.
Delvigne, J.E., 1998. Atlas of Micromorphology of Mineral Alteration and Wheathering. Mineralogical
Association of Canada, Canada.
Dixon, J. B., Weed, D. D., Kttrick, J. A., Milford, M. H., White, J. L., 1977. Minerals in Soil
Environments, Soil Science of American, Madison, Wisconsin, USA.
586
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Fonkwe, M., Kyser, K., Clark, A.H., Urqueta, E., Oates, C.J., Ihlenfeld, C., 2012. Recognizing Propylitic
Alteration Associated with Porphyry Cu-Mo Deposits in Lower Greenschist Facies
Metamorphic Terrain of the Collahuasi District, Northern Chile—Implications of Petrographic
and Carbon Isotope Relationships, Society of Economic Geologists, Inc.Economic Geology,v.
107, pp. 1457–1478
Kerr, P.F., 1959. Optical Mineralogy. McGraw Hill Book Company, Inc., New Yotk, Toronto, London.
Morrison, Kingston, 1996. Magmatic-Related Hydrothermal System. Short Course Manual, Australia.
Nesse, W.D., 1991. Introduction to Optical Mineralogy, 2nd ed. Oxford University Press, New York.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, Rosidi, H.M.D., 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa skala
1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Shelley, D., 1975. Manual of Optical Mineralogy. Elsevier, Amsterdam, Netherlands.
TABEL
Tabel 1. Kelimpahan mineral-mineral penciri alterasi pada masing-masing sampel dihitung dari
keseluruhan mineral yang ada pada tiap sayatan.
Sampe Kelimpahan (%) Total Intensitas alterasi
l Chl Ep Zo Ser Qtz (%) (Morrison, 1996)
1 15.0 2.0 - 7.0 3.0 27.0 Sedang
2 30.0 8.0 - 8.0 7.0 53.0 Sedang
3 25.0 3.0 4.0 8.0 10.0 50.0 Sedang
4 17.0 1.0 - 11.0 5.0 34.0 Sedang
5 30.5 8.0 - 6.0 6.0 50.5 Sedang
6 23.0 4.0 - 13.0 4.0 44.0 Sedang
7 20.0 5.0 - 8.0 9.3 42.3 Sedang
Chl: chlorite; Ep: epidote; Zo: zoisite; Ser: serisite; Qtz: secondary quartz.
587
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR
Gambar 1. Peta geologi lembar Yogyakarta serta plot daerah penelitian (kotak biru). Sumber peta:
Rahardjo, dkk (1995).
588
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 3. Kenampakan andesit porfiri dalam keadaan segar pada lokasi pengamatan 1.
Gambar 4. Kenampakan andesit porfiri yang telah mengalami perubahan menjadi mineral lempung
pada lokasi pengamatan 8.
589
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 6. Kenampakan petrografis sampel 1 pada pengamatan XPL (a) dan PPL (b). Sayatan ini
menunjukkan adanya urat kuarsa.
Gambar 7. Kenampakan petrografis sampel 2 pada pengamatan XPL (a) dan PPL (b). Sayatan ini
menunjukkan adanya mineral epidot dengan ukuran yang relatif besar.
590
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 8. Kenampakan petrografis sampel 3 pada pengamatan XPL (a, c) dan PPL (b, d). (a,b) Klorit
sebagai ubahan dari mineral plagioklas. (c,d) Zoisite sebagai mineral ubahan plagioklas.
Gambar 9. Kenampakan petrografis sampel 4 pada pengamatan XPL (a) dan PPL (b). Sayatan ini
menunjukkan adanya mineral klorit sebagai ubahan dari mineral plagioklas.
591
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 10. Kenampakan petrografis sampel 5 pada pengamatan XPL (a) dan PPL (b). Sayatan ini
menunjukkan adanya mineral epidot yang berukuran cukup besar serta mineral serisit
sebagai ubahan dari mineral plagioklas.
Gambar 11. Kenampakan petrografis sampel 6 pada pengamatan XPL (a) dan PPL (b). Sayatan ini
menunjukkan adanya mineral klorit yang cukup besar sebagai hasil dari ubahan mineral
plagioklas.
592
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 12. Kenampakan petrografis sampel 7 pada pengamatan XPL (a, c) dan PPL (b, d). (a, b)
Urat kuarsa. (c, d) Mineral serisit sebagai ubahan dari mineral plagioklas.
593