Anda di halaman 1dari 6

E-ISSN : 2541-5794

P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

ANALISIS GEOKIMIA PADA MINERALISASI LOGAM DASAR DI DAERAH


TONRA KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN
Muhammad Yudha Fachreza1, Hasbi Bakri 2, Harwan3
1-3
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
3
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695

*Corresponding author : muhyudhafachreza@gmail.com


Tel. : +62 822-3858-6288

Abstrak
Pendekatan analisis geokimia terhadap logam dasar, akan sangat membantu untuk mengetahui karakteristik alterasi hidrotermal dan mineralisasi di
daerah penelitian yaitu di Desa Tonra Kecamatan Samaenre Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mineral-mineral pembawa dan kadar logam dasar dari mineralisasi di daerah penelitian, adapun metode analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
menggunakan analisis XRD untuk mineralogi dan analisis ICP-MS untuk kadar logam dasar dengan menggunakan 3 sampel mineralisasi, sehingga
diketahui hasil analisis mineralogi didapatkan mineral tyrolite, malachite, azurite, zeolit, quartz, gypsum, magnesium, copper, hematite, siderite,
periclase, dan alabandite. Adapun kadar logam dasar yang didapatkan yaitu cu dan zn memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dikisaran 1700-10000
ppm/%. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa mineralogi dan kadar logam dasar yang ditemukan pada daerah penelitian
mengindikasikan berupa mineralisasi tembaga supergene dengan penciri mineralogi tyrolite, malachite, dan azurite, beserta kadar logam Cu >10000
ppm/%.
Kata Kunci: Kadar; Logam; Mineralisasi; Mineralogi; dan Tembaga.

1. Pendahuluan mineralisasi, serta kisaran suhu pembentukan dan komposisi


fluida hidrotermal menunjukkan bahwa mineralisasi pada
1.1 Latar Belakang prospek Lappadata merupakan jenis epitermal. Penelitian ini
Cebakan logam dasar dan logam mulia (emas) dibentuk dilakukan untuk menganalisis kandungan unsur-unsur dari logam
oleh proses hidrotermal dan termasuk cebakan yang umum dasar yang diduga sebagai mineralisasi tembaga sekunder dengan
ditemukan di Indonesia. Keterdapatan cebakan atau mineralisasi tujuan mengetahui jenis unsur-unsur ikutan lainnya yang
sudah dikenal hampir diseluruh daratan wilayah Indonesia, berpeluang untuk dimanfaatkan karena bernilai ekonomis.
karena sebagian besar merupakan jalur gunungapi, salah
satunya di Daerah Tonra, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 2. Metodologi
terdapat singkapan mineralisasi tembaga supergen yang berada Dalam upaya penyelesaian masalah, penulis melakukan
pada batuan anggota Batuan Gunungapi Kalamiseng, dansecara serangkaian metodologi penelitian guna mendapatkan data yang
geografis berdekatan dengan intrusi diorit (Sukamto, 1982). valid dan terpadu untuk menentukan geokimia pada mineralisasi
Mineralisasi tembaga sangat berkaitan erat dengan logam dasar di Daerah Tonra Kecamatan Samaenre Kabupaten
proses alterasi hidrotermal, maka pemahaman mengenai Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode
proses alterasi hidrotermal menjadi amat penting dalam analisis mineralogi dan kimia. Di bawah ini akan dipaparkan
kegiatan eksplorasi. Alterasi hidrotermal menyebabkan secara rinci dari setiap tahapan penelitian, yaitu sebagai berikut;
perubahan pada mineralogi dan komposisi batuan yang
berinteraksi dengan fluida hidrotermal. Perubahan mineralogi 2.1 Teknik Pengumpulan Data
dan komposisi batuan akibat proses alterasi hidrotermal, erat Pengambilan data yang digunakan dalam penulisan
kaitannya dengan perubahan unsur-unsur kimia pada batuan penelitian ini terdiri dari studi pustaka berdasarkan
yang teralterasi. Dengan mempelajari perubahan komposisi literatur dan jurnal terkait, pengambilan sampel dan
unsur-unsur kimia dalam batuan yang teralterasi dengan analisis data menggunakan analisis megaskopis,
menggunakan pendekatan mineralogi dan geokimia, dapat mineralogi. dan kadar unsur.
diketahui seberapa intens batuan tersebut telah teralterasi. Hal
tersebut akan sangat membantu untuk mengetahui karakteristik
alterasi hidrotermal dan mineralisasi di daerah tersebut. 2.2 Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penulisan
penelitian ini menggunakan analisis megaskopis dengan
Lokasi sekitar daerah penelitian terdapat indikasi adanya
mengamati mineral-mineral umum yang nampak dipermukaan
mineralisasi sulfida, yaitu di Kawasan Lappadata, Kabupaten
secara kasat mata, dan analisis laboratorium meliputi analisis
Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan hasil publikasi
Mineralogi XRD (X-ray diffraction analysis)) untuk menentukan
oleh Nur, et.al, 2019 Hydrothermal Alteration Associated with
mineral-mineral yang menyusun batuan, dan analisis kimia
Vein-Type Sulphide Mineralization at Lappadata Prospect,
metode ICP AES-MS dengan luaran-luaran utama (indikator
South Sulawesi, Indonesia: A Preliminary Study. Seluruh
capaian) adalah hasil persentasi kandungan unsur-unsur sampel
karakteristik alterasi hidrotermal, mineral bijih dan gangue, jenis
mineralisasi.
1
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx
E-ISSN : 2541-5794
P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

Gambar-1. Bagan Alir Penelitian

3. Hasil Dan Diskusi penelitian dan sekitarnya terdiri dari satuan Batuan
Gunungapi Langi (Tpv), Formasi Tonasa (Temt),
3.1 Kondisi Daerah Penelitian
Granodiorit (gd), Anggota Batuan Gunungapi Camba
Lokasi peneitian berada di desa Tonra Kabupaten (Tmcv) (Harwan, 2020). Gambar 2 memperlihatkan
Bone Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada batuan kondisi litologi lokasi penelitian
anggota Formasi Camba, dan secara geografis berdekatan
dengan intrusi diorit (Sukamto, 1982). Lokasi sekitar
daerah penelitian terdapat indikasi adanya mineralisasi
sulfida, yaitu di Kawasan Lappadata, Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan hasil publikasi
oleh Nur, et.al, 2019 Hydrothermal Alteration Associated
with Vein-Type Sulphide Mineralization at Lappadata
Prospect, South Sulawesi, Indonesia: A Preliminary Study.
Dibagian bawah arah barat terdapat indikasi adanya
endapan bijih besi berdasarkan publikasi oleh Harwan,
et.al 2020 tentang Karakteristik Endapan Bijih Besi
Daerah Pakke Desa Langi, Kecamatan Bontocani,
Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi dengan keadaan
stratigrafi berdasarkan Peta Geologi Lembar Ujung
Pandang, Benteng, dan Sinjai (Sukamto dan Supriatna,
1982) diketahui bahwa batuan yang menyusun daerah
Gambar 2 Titik sampling mineralisasi malachite dan azurite
2
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx
E-ISSN : 2541-5794
P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

Lokasi tersebut sebelumnya telah dilakukan 3.2 Analisis Megaskopis


penelitian yang saat ini masih pada tahap pendahuluan
dengan beberapa hasil analisis karakteristik mineralisasi Kenampakan megaskopis sampel 1 pada gambar 5
dengan menggunakan metode mineralogi XRD, yang memperlihatkan mineralisasi logam dasar yang telah
pada saat ini digunakan penulis sebagai data sekunder mengalami pelapukan, mineralisasi ini memperlihatkan
untuk melanjutkan penelitian. sifat fisik warna kehijauan sebagian mineral dengan kilap
kaca.

Gambar 3 Mineralisasi logam dasar berupa azurit (warna


biru) dan malasit(warna hijau)
Berdasarkan data sekunder pada lokasi penelitian
terdapat singkapan mineralisasi tembaga supergene yang Gambar 5 Mineralisasi sampel 1 berupa malachite
berada pada batuan anggota Formasi Camba, dan secara
geografis berdekatan dengan intrusi diorit (Sukamto, Kenampakan megaskopis sampel 2 pada gambar 6
1982). Singkapan mineralisasi ini berasosiasi dengan memperlihatkan mineralisasi logam dasar yang telah
alterasi yang mengubah batuan vulkanik anggota Formasi mengalami pelapukan, mineralisasi ini memperlihatkan
Camba tersebut. Sedangkan pada gambar 4 sifat fisik warna biru cukup terang sebagian mineral
memperlihatkan bagian yang merupakan zona oksidasi dengan kilap kaca.
yang menjadi penyebab adanya mineralisasi (Chavez,
2000).

Gambar 6 Mineralisasi sampel 2 berupa azurite.

Kenampakan megaskopis sampel 3 pada gambar 7


Gambar 4 Lokasi singkapan yang telah mengalami merupakan zona oksidasi yang dekat dengan permukaan
oksidasi. dan memperlihatkan adanya beberapa mineral logam
yang telah teroksidasi.

3
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx
E-ISSN : 2541-5794
P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

Gambar 9 Analisis XRD Sampel 2 hadirnya mineral


azurite, zeolit, dan quartz

Gambar 7 Mineralisasi sampel 3 berupa bijih oksida Analisis XRD sampel 3 merupakan hasil pelapukan
sebagai zona oksidasi dan memperlihatkan hasil yang
3.3 Analisis Mineralogi XRD lebih bervariasi. Dari hasil analisis XRD dijumpai
kehadiran mineral-mineral logam dasar magnesium,
Analisis mineralogi sebagai data sekunder yang hematite, dan terindikasi adanya copper.
didapatkan dari peneliti sebelumnya sebagai data
pendahuluan dengan menggunakan 3 sampel yang sama
mengindikasikan adanya mineralisasi tembaga sekunder
tyrolite, malachite, azurite, dan beberapa logam dasar
seperti magnesium, dan hematit pada zona oksidasi.
Analisis XRD sampel 1 memperlihatkan hasil yang lebih
bervariasi. Dari hasil analisis XRD dijumpai kehadiran
mineral-mineral penciri tembaga sekunder yaitu jenis
tyrolite dan malachite.

Gambar 10 Analisis XRD Sampel 3 hadirnya mineral


quartz, gypsum, magnesium, copper, hematite, siderite,
periclase, dan alabandite

3.4 Analisis Geokimia ICP

Hasil analisis trace element menggunakan metode ICP


berdasarkan 3 sampel menghasilkan nilai konsentrasi atau
kadar unsur setiap sampel, dalam penelitian ini difokuskan
Gambar 8 Analisis XRD Sampel 1 hadirnya mineral pada unsur Cu merupakan unsur utama yang terkait dalam
tyrolite, malachite, dan quartz penelitian ini. Unsur Cu terdapat di semua sampel dan
memiliki konsentrasi yang tinggi dengan kadar >10000
Analisis XRD sampel 2 memperlihatkan hasil yang lebih ppm/%, sehingga membuktikan jenis mineralisasi logam
bervariasi. Dari hasil analisis XRD dijumpai kehadiran dasar pada lokasi penelitian adalah mineralisasi tembaga
mineral-mineral penciri tembaga sekunder yaitu jenis sekunder. Dapat dilihat pada tabel 1 berikut
azurite.

Tabel 1 Hasil analisis ICP (ppm/%)

4
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx
E-ISSN : 2541-5794
P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

TRACE ELEMENT
NAMA UNSUR ST-1-MA ST-2-AZ ST-3-OK
Barium Ba 92.8 4.2
18.1
Crhomit Cr 10 50 50
Cesium Cs 0.05 0.02
0.01
Galium Ga 146.5 50.6
88.9
Lantanum La 7.6 46.5 2.0
Niobium Nb 0.7 0.3
0.1
Rubidium Rb 0.2 0.7 0.2
Stannum Sn 15 14
14
Stronsium Sr 22.0 122.0 1.9
Tantalum Ta <0.1 <0.1
<0.1
Thorium Th 0.16 <0.05
<0.05
Uranium U 0.53 1.26 1.71
Vanadium V 123 147
24
Wolfram W 1 1 <1
Gambar 11 Diagram konsentrasi unsur pada sampel.
Yttrium Y 59.7 6.2
72.2
Zirkonium Zr 63 25
5 Dari diagram 3 (tiga) sampel memperlihatkan konsentrasi
Argentum Ag 9.5 2.5 16.4 unsur, penelitian ini difokuskan pada unsur-unsur
Arsenik As
35
31 34 logam, unsur logam tertinggi yaitu Cu, Pb, Zn, dan Cr,
Cadmium Cd 0.7 <0.5 dan ketiga sampel memiliki konsentrasi logam yang
3.2
hampir sama. Sehingga dapat diketahui bahwa ketiga
Cobalt Co 5 3
1 sampel terindikasi sebagai pembawa mineralisasi
Cuprid Cu >10000 >10000 >10000 tembaga.
Litium Li <10 <10
<10
Molibdenum Mo 113 568 3.5 Pembahasan
145
Nikel Ni 5 1 3
Timbal Pb 153 251 Lokasi penelitian berada di desa Tonra Kabupaten Bone
69 Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada batuan anggota
Skandium Sc 6 2
<1 Formasi Camba, dan secara geografis berdekatan
Thalium Tl <10 <10 dengan intrusi diorit (Sukamto, 1982). Lokasi sekitar
<10
Zink Zn 1710 737 daerah penelitian terdapat indikasi adanya mineralisasi
3210
sulfida jenis epitermal, yaitu di Kawasan Lappadata.
Gambaran kurva dari hasil analisis ICP pada 3 sampel Secara megaskopis beberapa sampel terindikasi adanya
dapat dilihat pada gambar 4.10 memperlihatkan unsur cu mineralisasi sulfida jenis malakit dan azurit, dibuktikan
dan zn memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dikisaran oleh hasil analisis data sekunder XRD tyrolite, malachite,
1700-10000 ppm/%. azurite, dan beberapa logam dasar seperti magnesium,
dan hematit pada zona oksidasi, dan dibuktikan pula
dengan hasil analisis ICP yaitu unsur Cu, Pb, Zn, dan
Cr.
Dari hasil analisis diketahui bahwa pembawa mineral bijih
logam dasar dalam hal ini adalah tembaga yaitu mineral
azurite, malakit dan tirolit, untuk beberapa unsur Pb, Zn,
dan Cr tidak terlihat pada data XRD kemungkinan hal
tersebut dikarenakan nilai Pb, Zn, dan Cr yang sedikit
sehingga tidak terbaca pada peak XRD

5
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx
E-ISSN : 2541-5794
P-ISSN : 2503-216X
Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology
Vol xx No xx 20xx

4. Kesimpulan Maulana, A., 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta:


Penerbit Ombak.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yaitu :
Nur, I., Ilyas, A., & Irfan, U. R. (2019, November).
1. Kandungan mineral-mineral pembawa logam dasar Hydrothermal Alteration Associated with Vein-
yang terdapat pada sampel berdasarkan data Type Sulphide Mineralization at Lappadata
sekunder yaitu mineral azurite (Cu3(CO3)2(OH)2), Prospect,
malachite (Cu2CO3(OH)2), tyrolite
(CaCu5(AsO4)2CO3(OH)4·6H2O) dan copper (Cu). Sillitoe, R. H. (2010). Porphyry copper systems. Economic
2. Persentase kadar bijih dari logam dasar sebagai geology, 105(1), 3-41.
pembawa dari mineralisasi tembaga sekunder yang
terkandung dalam sampel yaitu konsentrasi Cu Sukamto, R. Dan Supriatna, S., 1982. Peta geologi lembar
sebanyak >10000 ppm/%, Pb sebanyak 69-251 Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai,
ppm/%, dan Zn sebanyak 737-3210 ppm/%. Sulawesi.Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung
5. Saran

Saran yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu


agar kedepannya peneliti selanjutnya dapat menggunakan
semua parameter metode dalam menentukan mineral-
mineral pembawa logam dasar yang sebelumnya tidak
terbaca di penelitian.

6. Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada yang


terkhusus kedua Orang Tua, keluarga, dan teman-teman
angkatan 2015 teknik pertambangan telah memberi
dukungan dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas
terhadap penelitian ini. Kepada instansi Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia, sebagai
wadah penulis berkarya.

7. Daftar Pustaka
Chávez, W. (2000). Supergene oxidation of copper
deposits: zoning and distribution of copper oxide
minerals. SEG Newsletter, Society of Economic
Geologists, 41, 10-21.

Evans, A. M. (2009). Ore geology and industrial


minerals: an introduction. John Wiley & Sons.

Harwan., Nur, I., Maulana, A., Jafar, N., Firdaus, F., &
Heriansyah, A. F. (2021). Karakteristik Endapan
Bijih Besi Daerah Pakke Desa Langi Kecamatan
Bontocani Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi.
Jurnal Geomine, 8(3), 203.

Hedenquist, J. W., Matsuhisa, Y., Izawa, E., White, N.


C., Giggenbach, W. F., & Aoki, M. (1994).
Geology, geochemistry, and origin of high
sulfidation Cu- Au mineralization in the Nansatsu
district, Japan. Economic Geology, 89(1),1-30.

6
Muhammad Yudha Fachreza, Hasbi Bakri, Harwan./ JGEET Vol xx No xx/20xx

Anda mungkin juga menyukai