Anda di halaman 1dari 9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

STUDI MINERALOGI DAN GEOKIMIA ENDAPAN MANGAN DAERAH PALUDA,


KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN

Sufriadin*, Irzal Nur, Sri Widodo


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin,
Kampus Tamalanrea, Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10, Makassar 90245
* corresponding author: sufriadin.as@gmail.com

ABSTRAK
Studi mineralogi dan geokimia endapan mangan asal Paluda, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi mineralogi dan kimia dengan
menggunakan metode mikroskopi optis, difraksi sinar X, SEM-EDS, XRF dan ICP-MS. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa bijih mangan terdapat dalam bentuk lensa-lensa tipis sebagai
material pengisi rekahan pada batugamping dan sebagai fragmen-fragmen massif pada zona
pelapukan dengan dominasi tekstur colloform. Komposisi mineral terutama terdiri dari rodokrosit
(MnCO3), kriptomelan, biksbiyit, groutit dan todorokit. Mineral pengotor berupa kalsit (CaCO3),
kuarsa (SiO2) dan goetit (FeOOH). Komposisi kimia terdiri dari SiO2 (1,62 12,67 %), Fe2O3 (16,17
35,26%) dan MnO (35,34 44,22 %). Kandungan CaO berkisar antara 0,21 13,64 %. Kadar rata-
rata Al2O3, TiO2, MgO dan total alkali umumnya rendah (<1 %). Konsentrasi unsur-unsur jejak
seperti Ba, Pb, Zn, dan Sr menunjukkan nilai yang relatif ringgi, demikian pula dengan sulfur.
Berdasarkan data mineralogi, tekstur, unsur mayor, unsur jejak dan unsur tanah jarang
mengindikasikan bahwa mineralisasi mangan awalnya terbentuk dari proses hidrotermal
menyebabkan presipitasi mangan pada rongga-rongga batugamping. Akibat proses pelapukan kimia
menyebabkan batugamping pengalami pelarutan sehingga meninggalkan mangan residu yang kaya
besi dalam bentuk bongkah-bongkah massif dengan berbagai ukuran pada zona pelapukan.

I. PENDAHULUAN Secara genetis, endapan mangan dapat dibagi


menjadi 4 tipe (Kuleshov, 2011) yaitu: (i)
Logam mangan menempati urutan ke-12 sedimenter, termasuk vulkanosedimenter, (ii)
dalam hal kelimpahan pada kerak bumi magmatogenik (hydrothermal dan
dengan rata-rata 0,1 % (Chatterjee, 2007) metasomatisme kontak), (iii) metamorfogenik,
serta berada pada urutan ke-4 dari segi jumlah dan (iv) pelapukan (residual, infiltrasi, dan
konsumsi setelah besi, aluminum dan tembaga. kars). Identifikasi tipe genetik memiliki
Sekitar 92% konsumsi mangan secara global berbagai implikasi baik secara akademik
berkaitan langsung dengan industri baja dan maupun praktis. Pendekatan yang banyak
sisanya digunakan dalam aplikasi nir besi dilakukan hingga saat ini adalah studi
seperti baterei sel kering, bahan pewarna dan mineralogi dan geokimia (misal. Fan & Yang,
industri kimia lainnya (Pareira et al, 2014). 1999; Maynard, 2010). Makalah ini bertujuan
Total produksi logam Mn dunia pada tahun untuk membahas tentang karakteristik
2014 mencapai 17.000 ton dengan persentase mineralogi dan komposisi kimia beberapa
terbesar berasal dari Afrika Selatan, disusul sampel endapan mangan dari Paluda,
oleh Australia, China, Gabon dan Brazil Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
(Corathers, 2014). Walaupun Indonesia tidak
termasuk Negara penghasil mangan, namun II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL
endapan Mn dilaporkan terdapat di sejumlah
Tatanan geologi daerah penelitian dikompilasi
wilayah seperti Kabupaten Manggarai, NTT,
oleh Sukamto (1982) dengan himpunan
Tasikmalaya, Jawa Barat, Kabupaten
batuan tertua adalah batuan metamorfik dan
Halmahera Utara, Maluku Utara, serta
ultrabasa yang diperkirakan berumur Trias.
Kabupaten Barru dan Bone, Sulawesi Selatan).
Secara tidak selaras batuan tersebut ditindih

202
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
oleh batuan sedimen Formasi Balangbaru yang analisis kimia unsur mayor dan jejak, sampel
berumur Kapur. Selanjutnya pengendapan bubuk dibuat menjadi press pellet dan analisis
batuan sedimen klastik yang terdiri dari dilakukan dengan menggunakan XRF
batupasir, batubara, dan batugamping spektrometer Rigaku Primus II. Sedangkan
bioklastik membentuk Formasi Mallawa yang untuk analisis unsur tanah jarang, sampel bijih
berumur Eosen disusul oleh pengendapan mangan dilarutkan dengan asam nitrat yang
batugamping Formasi Tonasa yang tersebar diencerkan hingga 10.000 kali, lalu di analisis
secara luas. Batuan vulkanik Formasi Camba dengan menggunakan spectro-meter Agilent
yang meliputi tufa dan breksi vulkanik 7500series ICP-MS.
terbentuk di atasnya disertai dengan aktifitas
intrusi batuan beku basa hingga intermedit. IV. DATA DAN HASIL ANALISIS

Endapan mangan umumnya berasosiasi Kenampakan Lapangan


dengan batugamping Formasi Tonasa baik Hasil pengamatan lapangan menunjuk-kan
sebagai material pengisi rongga atau material bahwa endapan mangan Barru dijumpai dalam
sisa hasil pelapukan. Sampel mangan diambil 2 bentuk yakni sebagai pengisi celah (cavity
pada singkapan batugamping serta bongkah- filling) dan konsentrasi sisa (Gambar 2).
bongkah residu pada permukaan. Lokasi Endapan mangan cavity filling terdapat pada
pengambilan sampel terletak di Desa Paluda, batugamping dengan ketebalan bervariasi
Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru antara 0,5 10 cm. Sedangkan endapan
dengan koordinat 04o3627 LS dan 119o4329 mangan residual berbentuk fragmen-fragmen
BT (Gambar 1). bulat tanggung - membulat, massif dan
berukuran antara 10 100 cm.
III. SAMPEL DAN METODE
PENELITIAN Mineralogi
Sampel bijih mangan dari lapangan Analisis mikroskopi dan SEM memper-lihatkan
selanjutnya diangin-anginkan di laboratorium tekstur bijih didominasi oleh coloform bands
untuk mengurangi air permukaannya. Untuk (Gambar 3A). Perselingan antara band cerah
keperluan analisis mikroskopi dan SEM-EDX, dan gelap mengindikasi-kan variasi komposisi
sampel terpilih dipotong hingga ukuran 2 x 3 logam ringan dan berat (Gambar 3C, 3D). Hasil
cm lalu dibuat sayatan poles tipis. Selanjutnya analisis EDS pada sampel mangan tipe cavity
sayatan tersebut dianalisis dengan meng- filling menunjukkan kehadiran rodokrosit
gunakan mikroskop polarisasi refraksi-refleksi sebagai fasa mangan utama (Gambar 3B) yang
tipe Nikon-Eclipse E600, sedangkan analisis berasosiasi dengan sfalerit, kalsit, dan kuarsa
tekstur mikro dan komposisi kimia mineral (Gambar 4).
secara semi-kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan mikroskop electron tipe JEOL- Difraktogram sampel mangan tipe cavity
JSM-IT300. Sementara untuk analisis XRD, XRF filling (Gambar 5) memperlihatkan bahwa
dan ICP-MS, sampel digerus menggunakan rodokrosit ferroan (Fe-MnCO3) merupakan
agate mortar hingga ukuran -200#. fasa mangan dominan yang diikuti oleh
todorokit dan groutit. Mineral pengotor yang
Analisis mineralogi dengan metode XRD terdeteksi berupa kalsit dan kuarsa.
menggunakan difraktometer Rigaku Multiflex Sementara itu, difraktogram sampel mangan
dengan radiasi CuK. Kondisi operasi sebagai residual (Gambar 6) menunjukkan kehadiran
berkut: tegangan 30 kv, arus 16 mA, sudut kriptomelan dan bixbyite sebagai pembawa
2theta 2 70o, waktu scanning 2o/menit. Data unsur mangan serta goethit sebagai mineral
difraktogram selanjutnya dianalisis dengan pengotor. Pola difraktogram memperlihat-kan
program PDX-2 dan Impact Match 2. Untuk karakteristik kristalinitas buruk yang

203
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
merupakan ciri mineral yang terbentuk melalui dibedakan menjadi tiga tipe genetik yaitu:
proses pelapukan. hydrogenous, diagenetik dan hidrotermal. Plot
antara SiO2 dan Al2O3 pada sampel mangan
Geokimia
Paluda menggambarkan medan pembentukan
Komposisi kimia sampel mangan Paluda yang hidrotermal (Gambar 7). Keadaan ini didukung
dianalisis dengan menggunakan metode XRF oleh hadirnya mineral sulfida yakni sfalerit.
seperti pada Tabel 1. Kadar MnO antara 35,34 Data ini juga didukung oleh tingginya kadar Pb
44,22 %berat atau rata-rata 40,07 %berat dan Zn pada sampel Paluda. Dominasi mineral
dan konsentrasi SiO2 berkisar antara 1,62 dan rodokrosit sebagai fasa mangan menunjukkan
12,27 %berat atau rata-rata 6,16 %berat. adanya kontribusi zat organik (Xie, et al. 2013).
Sementara itu kandungan CaO antara 0,21 Rasio Mn/Fe sampel mangan Paluda dibagi
13,64 %berat atau rata-rata 6,77 %berat. Rata- dua kategori yakni rasio dengan nilai <1,50
rata total alkali (Na2O + K2O) menunjukkan dan > 2,40. Nilai rasio yang tinggi
kadar rendah <1 %berat. Sama halnya dengan menunjukkan kondisi hidrotermal sedangkan
kandungan TiO2, Al2O3 dan P2O5 juga nilai rendah mengindikasikan proses supergen.
memperlihatkan nilai rendah (rata-rata <1% Hal ini juga ditunjang oleh hadirnya mineral
berat). Namun demikian nilai LOI sampel yang goethite sebagai fasa mineral besi utama.
dianalisis relatif tinggi dengan kadar antara
Diagram pola unsur-unsur tanah jarang
17,49 19,80 %berat atau rata-rata
memperlihatkan anomali negatif untuk unsur
18,81 %berat.
serium (Gambar 8). Hal ini konsisten dengan
Rasio Mn/Fe antara 1,28- 2,55 yang tergolong lingkungan hidrotermal (Oksuz, 2011).
rendah sedang. Sementara rasio Al2O3/TiO2
Berdasarakan komposisi mineralogi dan kimia,
juga menunjukkan nilai rendah-sedang (17
maka dapat diinterpretasikan bahwa endapan
30).
mangan Paluda pada awalnya terbentuk
Untuk komposisi unsur jejak (trace elements), melalui proses hidrotermal yang
hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi menyebabkan pengisian material mangan
Pb dan Zn memiliki nilai tinggi dengan rata- pada celah/rongga-rongga pada batugamping
rata masing-masing 2548 ppm dan 1274 ppm. dalam suasana reduksi. Akibat adanya
Kadar rata-rata Ba (627 ppm), S (530 ppm) dan tektonisme, maka lapisan batugamping
Sr (376 ppm). Unsur lain seperti Cu, Rb dan V mengalami pengangkatan menyebabkan
memiliki kadar rendah <100 ppm. batuan tersebut tersingkap dipermukaan.

Analisis unsur tanah jarang (REE) sampel Proses eksogen yang berlangsung pasca
mangan Paluda dengan metode ICP-MS (Tabel pengangkatan seperti pelapukan menyebab-
2) umumnya memperlihatkan nilai rendah. kan lapisan batugamping mengalami pelarut-
Tiga unsur yakni La, Ce dan Nd yang an, meninggalkan material mangan sebagai
mempunyai konsentrasi antara 1,5 9 ppm, residu yang kaya besi dan sabagian mengalami
sedangkan unsur-unsur lainnya yakni Pr, Sm, proses supergen membentuk bongkah-
Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb dan Lu memiliki bongkah massif pada profil soil.
nilai rendah (<1,5 ppm)
VI. KESIMPULAN
V. DISKUSI Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Data mineralogi dan komposisi kimia bijih pada bagian terdahulu, maka dapat ditarik
mangan dapat digunakan untuk beberapa kesimpulan sebagai berikut:
menginterpretasi genesis pembentukan dan
1. Endapan mangan di Paluda,
rekonstruksi model pengendapannya. Pada
Kabupaten Barru terdapat sebagai
umumnya, endapan mangan sedimenter
204
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
material pengisi celah (cavity filling) VII. ACKNOWLEDGEMENT
pada batugamping dan material sisa Penelitian ini didukung oleh DP2M Dikti
pelapukan dalam bentuk bongkah- melalui Skema Penelitian Unggulan Perguruan
bongkah massif. Tinggi tahun 2015. Penulis juga
2. Komposisi mineral endapan cavity menyampaikan banyak terima kasih kepada Dr.
filling didominasi oleh rodokrosit Jamsran Erdenbayar yang telah membantu
dengan mineral pengotor kalsit dan dalam menganalisis sampel dengan metoda
silika, sedangkan pada endapan SEM-EDX, Dr. Ryohei Takahashi untuk analisis
residu didominasi oleh kriptomelan XRF dan Dr. Hinako Sato untuk analisis ICP-MS.
dan bixbyite dengan mineral Selanjutknya terima kasih juga ditujukan
pengotor adalah goethite. kepada UNHAS-JICA atas dukungan biaya
Variasi komposisi unsur mayor, jejak dan kepada Penulis I dan II dalam mengikuti
tanah jarang mendukung data mineralogi yang penelitian jangka pendek selama tiga bulan di
mengindikasikan bahwa endapan mangan Akita University, Jepang melalui Proyek
terbentuk dalam dua tahap yakni proses Pengembangan Fakultas Teknik, UNHAS, JBIC
hidrotermal yang diikuti oleh pengkayaan Loan IP-541.
melalui proses pelapukan kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Chatterjee, K.K., 2007, Uses of Metals and Metallic Minerals, New Age International LTD. Publisher,
New Delhi.

Corathers, L.A., 2014, Manganese, (in Mineral Commodity Summaries, USGS).

Fan, D and Yang P., 1999, Introduction to and classification of manganese deposits of China, Ore
Geology Review, 15, pp. 1 13.

Fareira, M.J., Lima, M.M.F., Lima, R.M.F., 2014, Calcination and characterization studies of a Brazilian
manganese ore tailing, International Journal of Mineral Processing, 131, pp. 26 30.

Kuleshov, V.N. 2011, Manganese Deposits: Communication 1. Genetic model of manganese ore
formation, Lithology and Mineral Resources, 46, pp.473 493.

Maynard, J.B. 2010, The chemistry of manganese ore through time: A signal of increasing diversity of
earth-surface environments, Economic geology, 105, pp. 535 552.

Oksuz, N, 2011, Geochemical characteristics of the Eymir (Sorgun-Yozgat) manganese deposit, Turkey,
Journal of Rare Earths, 29, pp. 287-296.

Sukamto, R, 1982, Peta Geologi Lembar Pangkajenne dan Watampone bagian Barat Sulawesi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, bandung.

Xie, J., Sun, W., Du, J., Xu, W., Wu, L., Yang, X, and Zhou, T., 2013, Geochemical studies on Permian
manganese deposits in Guichi, eastern China: Implication for their origin and formative environments,
Journal of Asan Earth Sciences, 74, pp. 155 166.

205
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
TABEL

Tabel 1. Komposisi unsur utama dan unsur jejak sampel mangan Paluda dengan metode XRF

Barru Samples
Oxide
PD-01 PD-03 PD-04 PD-05 Rata2
SiO2 (% ) 1.62 8.74 12.27 2.07 6.18
TiO2 0.04 0.03 0.05 0.01 0.03
Al2O3 0.92 0.90 1.20 0.17 0.80
Fe2O3 32.79 17.36 16.17 35.26 25.40
MnO 44.22 39.93 35.34 40.78 40.07
MgO 0.21 1.36 1.27 0.22 0.77
CaO 0.27 13.64 12.97 0.21 6.77
Na2O 0.20 0.09 0.10 0.30 0.17
K2 O 0.55 0.23 0.28 0.54 0.40
P2 O5 0.11 0.04 0.06 0.21 0.11
LOI 18.58 17.49 19.80 19.35 18.81
Mn/Fe 1.49 2.55 2.42 1.28 1.75
Al2O3/TiO2 23.00 30.00 24.00 17.00 24.54
Total 99.51 99.81 99.51 99.12 99.49
Trace Elements
Ag (ppm) 21 10 12 13 14
As 191 535 750 299 444
Ba 942 28 26 1511 627
Cu 31 32 31 17 28
Pb 1362 3114 3902 1813 2548
Rb 6 9 12 8 9
S 162 790 938 231 530
Sr 373 91 90 948 376
V 30 35 27 89 45
Zn 2166 726 829 1376 1274

Tabel 2 Komposisi REE sampel mangan Paluda, Kabupaten Barru dengan metode ICP-MS

Konsentrasi unsur-unsur Tanah Jarang (ppm)


Sample ID
La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
PD-01 8.903 2.871 1.506 6.430 1.194 0.426 1.570 0.191 1.233 0.253 0.734 0.072 0.469 0.057
PD-03 3.703 4.859 0.667 2.849 0.610 0.267 0.684 0.086 0.580 0.099 0.301 0.024 0.216 0.016
PD-04 4.160 5.727 0.753 3.185 0.700 0.286 0.780 0.094 0.644 0.109 0.337 0.028 0.254 0.020
PD-05 4.456 5.146 0.674 2.767 0.581 0.576 0.657 0.070 0.470 0.078 0.244 0.016 0.165 0.010

206
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR

Gambar 1. Geologi Daerah Paluda dan lokasi sampling endapan mangan

207
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Batugamping
Batugamping
Batugamping

Mangan
Mangan

Batugamping
A B

Mangan
Mangan

C D

Gambar 2. Kenampakan Lapangan Endapan Mangan Paluda, Kab.Barru

4 1
Sphalerite

3
Rhodochrosite Calcite
Silica

A B
500 m 500 m

C 500 m D 500 m
Gambar 3. Citra pemindai electron mikroskop endapan mangan menunjukan tekstur khas colloform

208
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

A Silika B
Sfalerit

Kalsit C Fe-Rodokrosit D

Gambar 4. Spektra dispersi energi sinar-X contoh mangan yang menunjukkan mineral sfalerit (A),
silika (B), kalsit (C), dan Fe-rodokrosit (D).


Rhodochrosite (MnCO3)
Todorokite (Mn-Ca-K-Na-Ba-Mn-H2O
Groutite (MnO.OH)
Intensity (cpas)

Calcite (CaCO3)
Quartz (SiO2)

2 6 10 14 18 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70
2-theta (o)

Gambar 5. Difraktogram sampel mangan type cavity filling yang menunjukkan kehadiran mineral-
mineral rodokrosit, todorokit, groutite. Kalsit dan kuarsa hadir sebagai mineral pengotor.

209
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Goethite (FeO.OH)
Cryptomellane (K.Na.Mn8O16)
Bixbyite (FeMn)2O3.
Intensity (cps)

2 6 10 14 18 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70
2-theta (deg.)

Gambar 6. Pola difraktogram sampel mangan residual yang menunjukkan kehadiran mineral
kriptomelan, bixbyite dan goetit.
14

12

10 Hydrothermal
SiO2 (wt%)

6
Hydrogenous
4

2
Deep-sea sediments
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Al2O3 (wt%)

Gambar 7. Plot silika-alumina sampel mangan yang menunjukkan medan pembentukan


hydrothermal.

100

10
Sample/chondrite

PD-05 PD-04
PD-03 PD-01
0
La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu

Gambar 8. Chondrite normalized patterns unsur-unsur tanah jarang sampel endapan mangan di
Paluda Kab.Barru yang menunjukkan anomali negatif Ce dan anomali positif Eu.

210

Anda mungkin juga menyukai