Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Terbentuknya Kubah Sangiran

Pada awalnya sangiran merupakan lautan dangkal. Pada saat itu keadaan bumi masih
belum stabil seperti sekarang, di beberapa bagian bumi seringkali mendapatkan pergerakan di
dalam perut bumi yang disebabkan adanya dorongan tekanan endogen. Sangiran juga
mengalami hal serupa, karena adanya dorongan tenaga endogen (dari dalam bumi) terjadi
pengangkatan dan perlipatan pada permukaan laut sangiran. Akibat pelipatan permukaan
maka terbentuklah daratan-daratan yang mengisolasi sebagian lautan tersebut sehingga
menjadi danau dan rawa-rawa.
Saat terjadinya glasial (pembekuan), permukaan air laut menyusut yang disebabka
karena adanya pembekuan es di kutub utara maka muncullah daratan di permukaan bumi.
Danau dan rawa sangiran yang terbentuk dari lautan dangkal juga menjadi daratan kering.
Proses pembentukan situs sangiran erat kaitannya dengan aktivitas gunung lawu tua.
Kubah sangiran diperkirakan terbentuk akibat adanya gaya kompresi dari runtuhan gunung
lawu tua, gaya endogen berupa pengangkatan dan pelipatan tanah serta gaya gravitasi bumi.
Tenaga endogen yang terjadi berulang-ulang megakibatkan permukaan tanah di
sangiran naik akibatnya adanya dorongan di dalam dan membentuk bukit. Kemudian karena
aktivitas gunung lawu membuat tanah perbukitan longsor dan membentuk kubah, tanah di
sekitar sungai cemarapun ikut longsor. Akibat dari hal tersebut, terbentuklah lapisan tanah
yang berbeda dari lapisan tanah permukaan. Lapisan tanah yang terbentuk adalah lapisan dari
zaman purbakala dimana hasil dari terbentuknya tanah snagiran membuat para ahli purbakala
dan masyarakat sekitar menemukan bukti-bukti kehidupan masa prasejarah. Hingga kini
lapisan tanah yang dapat ditemukan dan diteliti terdapat 4 lapis.
Situs sangiran merupakan daerah perbukitan yang terbentuk dari fragmen-fragmen
batu gamping foraminifera dan batupasir yang tercampur dengan lumpur saat masa Holosen.
Endapan alluvial yang terdiri dari campuran lempung, pasir, kerikil, dan kerakal dengan
ketebalan kurang lebih 2 meter yang dapat terlihat dari sungai cemara. Sungai cemara yang
mengalir di daerah sangiran merupakan sungai anteseden yang menyayat kubah sangiran. Hal
ini mengakibatkan struktur kubah dan stratigrafi tanah daerah sangiran dapat dipelajari
dengan baik.
Akibat dari dorongan tenaga endogen pada awalnya, aktivitas erosi dan sedimentasi
yang tinggi maka menyebabkan pengangkatan dan peliapatan tanah sangiran, sehingga
lapisan tanah sangiran terbagi menadi 4 lapisan yaitu Formasi Kalibeng, Formasi Pucangan,
Formasi Kabuh, dan Formasi Notopuro.

Stratigrafi
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran
merupakan urutan dari pengendapan syn-orogenic dan post-orogenic (proses pengendapan
bahan rombakan yang terjadi pada dan setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada
disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua. (Wartono R, 2005)
Urutan Formasi yang menyusun daerah Sangiran dari umur paling tua adalah Formasi
Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
1. Formasi Kalibeng
Batulempung abu-abunya bercirikan fosil gastropoda dan pelecypoda yang
menunjukan bahwa pengendapan terjadi pada lingkungan laut dangkal. Diatas batulempung
dan lapisan kalkarenit dan kalsidurit di cirikan seluruhnya hampir semuanya tersusun oleh
fragmen fosil (coquina) memiliki orientasi seragam menunjukan pengendapan laut dangkal.
Balanus menunjukan daerah pengendapan pada daerah pasang surut.

2. Formasi Pucangan
Formasi ini terletak di atas formasi kalibeng, formasi ini tersusun atas breksi vulkanik
yang berasal dari endapan lahar bawah dan tersusun oleh batulempung hitam. Formasi
Pucangan pengendapannya semula merupakan aliran lahar ke cekungan yang berair payau.
3. Formasi Kabuh
Formasi ini berada di atas formasi pucangan di mana pada lapisan paling bawah ini
ditemukan batu gamping konglomeratan. Pada lapisan ini banyak ditemukan fosil mamalia,
yang terkenal diantaranya adalah ditemukannya fosil Homo erectus.
4. Formasi Notopuro
Formasi ini di sebut juga lapisan lahar atas, terbentuk sebagai akibat adanya proses
vulkanisme yang ada di sekitar daerah tersebut. Pada formasi ini di temukan Breksi,
Konglomerat, yang mengandung fragmen-fragmen yang berasal dari batuan beku yang
berukuran berangkal hingga bongkah.
5. Endapan Mud-Vulcano
Endapan Mud vulcano ini ditemukan pada sebuah bukit yang landai. Litologi pada mud
vulcano sendiri sangat beragam. Di lapangan, banyak ditemukan serpihan-serpihan batuan
metamorf, sedimen dan beku. hal ini berkaitan dengan proses terjadinya mud vulcano
tersebut. Struktur mud vulcano terjadi akibat adanya struktur sesar yang turun hingga lapisan
basement. mengakibatkan lapisan lumpur mencotot keluar hingga ke permukaan membawa
material batuan yang sempat pecah saat terjadinya sesar tersebut
6. Endapan Undak (Terrace Deposit)
Endapan ini di temukan di sekitar brangkal .Endapan ini terdir dari konglomerat,
batupasir, fragmen napal dan andesit yang mengandung fosil vetebrata. Fosil-fosil yang di
temukan di sini di perkirakan hasil dari pengendapan yang ulang oleh lapisan yang lebih tua.
Selain fragmen-fragmen tersebut ditemukan juga fragmen-fragmen kalsedondan rijang yang
bersal dari proses alterasi pada batuan. Tidak hanya fragmen baytua saja yang di temukan
pada lapisan ini tetapi artefak budaya homo erectus pun di temukan juga.
Kolom stratigrafi daerah Sangiran

Kehidupan penting dan iklim yang terkait pada kubah sangiran


Diperkirakan situs Sangiran pada masa lampu merupakan kawasan subur tempat
sumber makanan bagi ekosistem kehidupan. Keberadaanya di wilayah katulistiwa, pada
jaman fluktuasi jaman glassial-interglassial menjadi tempat tujuan migrasi manusia purba
untuk mendapatkan sumber penghidupan. Dengan demikian kawasan sangiran pada kala
pleistocen menjadi tempat hunian dan ruang subsistensi bagi manusia pada masa itu.
Berkaitan dengan iklim yang terjadi pada masa sebelum dan sesudah terbentuknya
iklim sangiran merupakan iklim tropis dimana yang mendukung kelangsungan kehidupan
mahluk hidup. Iklim tropis dibuktikan dengan adanya lapisan batukarbonatan pada formasi
kalibeng, batuan karbobanatan menjadi indikasi bahwa daerah tersebut berikilim tropis yang
semakin dikuatkan dengan melimpahnya fosil gastropoda dan pelecypoda yang menjadi
indikator utama mahlukhidup yang hidup diperairan dangkal dengan iklim tropis.
Melimpahnya mahluk vertebrata pada saat peralihan kelingkungan daratan pada
lingkungan purba Sangiran juga dapat menjadikan indikator bahwa pada masa itu daerah
Sangiran merupakan dataran tropis subur yang melimpah akan tumbuhan yang menjadi
sumber makanan bagi vertebrata herbivora. Hal ini terjadi pada saat formasi kabuh sudah
mulai terbentuk, suburnya daerah Sangiran saat itu sehingga daerah tersebut menjadi
ekosistem yang komplek bagi mahluk hidup herbivora, karnivora, maupun mamalia
berupahomo erectus. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya fosil rusa, kerbau, kuda air,
musang, dan fosil homo erectus itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai