Agrogeologi
BATUAN PIROKLASTIK
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Identifikasi Batuan Piroklastik
1 cokl Coklat halus baik tertutu Tidak jelas renda lambat 0,15 Berlap Debu Silika Tufa
at kemerah p h mm is halus
an
2 Abu- Kecoklat Halu Baik Tertutu Tidak jelas renda Lambat 0,15 Berlap Debu Silika Tufa
abu an s p h mm is halus
3 Hita abu - abu Halu Baik Tertutu Membunda Tingg Cepat 0,5 Tidak Matriks Siika Tufa
m s p r i mm berlap , semen kasar
Baik is
4 Abu- Membunda 126- Tidak Fragme Breksi
abu Kecoklat Kasa Jelek Terbuk r Tingg Cepat 256 berlap n, Karbon vulkan
an r a Tanggung i mm is matriks at ik
,
semen
5 Hita Kecoklat Kasa Jelek Terbuk Membunda Renda Lambat 126- Tidak Fragme Karbon Breksi
m an r a r tanggung h 256 berlap n, at vulkan
mm is matriks ik
, semen
6 Abu 126- Tidak Fragme Breksi
-abu Hitam Kasa Jelek Terbuk Angular 256 Berlap n,matri Karbon vulkan
r a mm is ks, at ik
semen
7 Hita Kuning Kasa Sedan Terbuk Membulat Tingg Cepat 10-32 Tidak Fragme Silika Lapilli
m r g a tanggung i mm berlap n,
is matriks
,semen
8 Puti Abu-abu Kasa Sedan Terbuk Membunda 126- Tidak Fragme Silika Lapilli
h r g a r tanggung 256 berlap n,
mm is matriks
,semen
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan batuan Piroklastik, diperoleh jenis batuan yaitu
breksi vulkanik, tufa halus dan tufa kasar.
Batuan Piroklastik cenderung memiliki warna yang gelap. Contohnya yaitu
pada batuan tufa kasar yang memiliki warna lapuk hitam serta teksturnya yang
dominan kasar. Hal ini sesuai pendapat McPhie (1993), bahwa batuan Piroklastik
jenis tufa kasar memiliki warna lapuk hitam dengan ukuran butir abu kasar
sampai sangat kasar, bentuk butir membundar anggung, komposisi tuf dominan
litik fragmen. Kemudian komponen berupa lava vesikuler dan basalt, ukuran
komponen 2-4 cm. Batuan piroklastik yang memiliki tekstur klastik kasar akan
memiliki struktur yang berlapis dan ukuran fragmen lebih besar daripada tekstur
klastik halus, Sedangkan batuan piroklastik yang memiliki tekstur klastik halus
memiliki kemas tertutup. Komposisi kimia pada semua sampel batuan piroklastik
yaitu kandungannya silika maka dapat di ketahui bahwa semua sampel pada saat
pemberian tetesan HCl pada permukaan batuan tidak terjadi buih atau tidak
membuih sebaliknya apabila membuih artinya batuan tersebut mengandung kalsit,
dimana terbentuk melalui proses eksplosif dan proses efusit (Ali, 2014).
Batuan piroklastik memiliki jenis sampel batuan yang proses
pembentukannya secara eksplosif yaitu pada batuan tufa halus, hal ini terlihat dari
ukurannya yang sangat kecil dan memiliki tekstur klastik abu halus. Hal ini sesuai
dengan pendapat Husein (2012), yang menyatakan bahwa proses erupsi ekplosif
yang terlibat dalam pembentukan endapan piroklastik meliputi 3 tipe utama yaitu
erupsi letusan magmatik, erupsi freatik, dan erupsi freatomagmatik, ketiga tipe
erupsi Ini mampu menghasilkan piroklas yang melimpah yang berkisar dari abu
halus 1,16 mm sampai dengan 0,125 mm.
Batuan piroklastik juga memiliki jenis sampel batuan yang terbentuk secara
efusif atau yang terbentuk dari aktivitas gunung api adalah Breksi vulkanik. Hal
ini sesuai dengan pendapat Fisher (2004), bahwa endapan piroklastik seperti
breksi vulkanik umumnya mengalir ke bawah dan pusat letusan gunung api yang
memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan aliran Ini
berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.
5. KESIMPULAN
Aini, N. L., Mulyono, & Hanudin, E. (2016). Mineral Mudah Lapuk Material
Piroplastik Merapi dan Potensi Keharaannya Bagi Tanaman. Planta
Tropika Journal of Agro Science Vol 4 No.2, 84-94.
Ali, F. (2014). Laporan Praktikum Batuan Piroplastik. Hasil Praktikum, 1-12.