Anda di halaman 1dari 6

STUDY PETROGRAFI BATUAN BEKU

GUNUNG SINGA BOGOR – JAWA BARAT

Gaizka Ryos M
Jurusan Teknik Geologi, Universitas Mulawarman
Jln. Tanah Grogot, Gn. Kelua
email: iklhas46@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini berupa studi tentang petrogafi batuan beku lelehan dasitis di Gunung Singa,
Nanggung, Bogor, Jawa Barat. Hasil analisis petrografi menunjukkan bahwa batuan bekunya
berupa batuan beku ekstrusif berupa lava, berjenis dasit. Secara mikroskopis (petrografi)
batuannya dicirikan oleh tekstur porfiritik dengan mineral plagioklas dan piroksen sebagai
fenokris. Komposisi mineraloginya terdirii atas plagioklas, piroksen, kuarsa, alkali felspar,
amfibol dan mineral opak serta mineral sekunder seperti klorit, epidot, mineral lempung, dan
mineral opak.
Kata Kunci : petrografi, dasit

ABSTRACT
This research about study on petrography of igneous rocks (dacitic) of Gunung Singa,
Nanggung, Bogor, West Java. Results of petrography and chemical analysis of these igneous
rocks indicates that volcanics rock (lava) as dacite. Petrographic description of dacite show by
porphyritic textures with plagioclase and pyroxene minerals as phenocryst. Mineralogical
composition of these rocks consist of plagioclase, pyroxen, K-Felsdpar, amfibole, and opaque
minerals, and secondary minerals like chlorite, clay minerals, epidote and opaque minerals.
Keywords: petrography, dacite.

PENDAHULUAN Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (Gb.


Keadaan geologi di daerah Gunung 1) dan dapat dicapai dari kota Bandung
Singa dari segi petrologi dan penentuan melalui jalan darat, yakni jalan raya lintas
secara pasti kedudukan stratigrafi batuannya yang menghubungkan Propinsi Jawa Barat
masih belum jelas. Dalam tulisan ini, akan dan Banten, yaitu Bandung – Bogor –
dibahas beberapa aspek batuan bekunya Leuwilliang - Jasinga. Secara umum di
dengan pendekatan analisis petrografi daerah penelitian dan sekitarnya litologinya
batuannya. disusun oleh tuf breksi berwarna abu-abu
Penelitian ini bertujuan untuk kehijauan, terdiri dari fragmen andesit
mempelajari dan memperoleh pengertian dengan matriks tuf. Di beberapa lokasi
mengenai evolusi mineralogi batuan beku di breksi bergradasi menjadi tuf lapili dan tuf.
daerah Gunung Singa, yang selanjutnya Sisipan batulempung hitam, tebal sampai 15
diharapkan akan menghasilkan data guna cm, perlapisan bergelombang hadir pula
melengkapi informasi tentang dalam satuan ini. Adanya fosil foraminifera
perkembangan geologinya. Sedangkan dari menunjukkan bahwa satuan ini di endapkan
segi ekonomi diharapkan dengan penelitian di lingkungan laut. Formasi Andesit Tua
ini akan menambah data daerah-daerah yang yang berumur Miosen Awal dapat
mungkin berpotensi mengandung bahan disebandingkan dengan Tuf breksi ini.
galian logam ataupun non-logam. Tuf lapili berwarna hijau kecoklatan
Daerah yang diteliti termasuk ke sampai hijau, setempat mengandung sisipan
dalam wilayah Kecamatan Nanggung, breksi hitam, dengan sortingnya yang buruk.
Hadirnya kayu tersilisifikasi menandakan merata, sedangkan secara mikroskopis
bahwa satuan ini di endapakan di menunjukkan tekstur porfiritik hingga
lingkungan sub-aerial. Satuan ini dapat glomeroporfirtik dengan kandungan
disebandingkan dengan Formasi Cimapag fenokirs dan mikrofenokris berkisar antara
yang berumur Miosen Awal. 3-25%, yang tersebar dalam masadasar
Lava andesit terdapat di bagain timur berukuran halus, yang memperlihatkan
dan bagian barat daerah Gunung Pongkor, tekstur intersertal hingga intergranular,
Berdasarkan hubungan intrusinya dengan hyalopilitik, demikian pula mikrolit
Formasi Andesit Tua, Formasi Cipapag plagioklasnya yang berbentuk menjarum
dan Formasi Bojongmanik yang berumur atau berupa kristal ramping (lathlike) pada
Miosen Tengah (di bagian utara) Andesit masadasar nampak memperlihatkan
ini berumur Miosen Tengah. Breksi kedudukan yang sembarang atau satu sama
merupakan hasil vulkanik pada satuan ini lain sejajar. Plagioklas dan klinopiroksen
ditemukan di bagian tenggara daerah merupakan fase fenokris atau mikrofenokris
Gunung Pongkor. Secara tidak selaras yang utama, sedangkan pada komposisi
menutupi Formasi Bojonmanik dan Satuan yang lebih siliceous ortopiroksen menjadi
Andesit, maka berdasarkan asumsi fese fenokris atau mikrofenokris utama
tersebut di atas nampaknya Satuan breksi bersama-sama plagioklas, serta ditandai
berumur Plio-Pleistosen. pula dengan mulai hadirnya hornblenda dan
biotit. Mineral plagioklas selalu hadir dalam
BAHAN DAN METODE PENELITIAN semua contoh baik sebagai mikrofenokris
ataupun masadasar. Kebanyakan fenokris
Bahan penelitian untuk keperluan studi ini dan mikrofenokris memperlihatkan tidak
berupa contoh batuan beku. Pendekatan terubah dan sedikit terubah menghasilkan
masalah dilakukan melalui studi petrografi himpunan mineral lempung, limonit, serisit,
dengan cara memeriksa sayatan tipis karbonat, klorit dan epidot serta proses
batuannya (sebelas contoh) memakai albitisasi.
mikroskop polarisasi. Referensi utama yang
dipergunakan dalam pekerjaan studi Komposisi Mineralogi
petrografi batuan beku ini adalah Kerr Fenokris dan mikrofenokris tertanam
(1979), William, et al (1982), Mc. Kenzie, dalam masadasar halus, mikrolitik. Pada
et al (1982) dan Gill (1981) baik untuk masadasarnya plagioklas terlihat sebagai
pemerian sifat optik mineralnya maupun kristal ramping atau menjarum dengan
untuk kenampakan teksturnya. kedudukan sembarang. Kandungan fenokris
dan mikrofenokris didominasi oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN plagioklas (3-25%), berukuran butir 0,5-4
mm. Fenokris dan mikrofenokris lainnya
Petrografi dalam urutan kuantitas yang menurun teridri
Batuan beku yang terdapat di dari piroksen (3-10%) dengan ukuran butir
Gunung Singa, merupakan batuan beku mencapai 1,5 mm, mineral bijih (2-3%)
lelehan (ekstrusif) dasitis, singkapannya dengan ukuran butir kurang dari 0,5 mm,
tidak seluruhnya teramati dengan baik, hornblenda (<5%), dengan ukuran butir
sebagian tertutup oleh tanah pelapukan yang mencapai 2,5 mm, dan mikrofenokris
tebal. Secara megaskopis batuannya di- umumnya berukuran butir <2 mm dengan
cirikan oleh warnanya abu-abu dengan ukuran butir rata-rata 0,3-1,0 mm. Agregat
bintik-bintik berwana putih tersebar agak glomeroporfiritik seringkali hadir terdiri
dari fenokris-fenokris yang berbutir serabut klorit dan oksida besi yang terjadi
subhedral dimana ruang antar kristalnya baik pada bagian belahan dan tepi
kebanyakan diisi dengan gelas vulkanik kristalnya.
berwarna abu- abu kecoklatan yang telah Hornblenda dan biotit merupakan
mengalami devitrifikasi. mineral yang khas kehadirannya dalam
Plagioklas hadir mendominiasi batuan ini dengan jumlah antara 1-5%.
sebagai fenokris dan mikrofenokris, Hornblenda hadir berupa kristal prismatik,
berukuran mencapai tidak lebih dari 4 mm berwarna coklat kekuningan atau hijau
dan juga berupa kristal sangat halus pada dengan pleokroisme sedang-kuat, berbutir
masadasar. Fenokris dan mikrofenokris sedang (<2,5 mm), dicirikan oleh selaput
plagioklas pada umumnya berbentuk oksida besi (limonit). Beberapa kristal
subhedral hampir selalu memperlihatkan mineral opak dan sedikit plagioklas dan
zonasi komposisi, kembaran (Albit, apatit hadir sebagai inklusi di dalam mineral
Carlsbad-Albit) serta mengandung inklusi ini. Biotit hadir sebagai mikrofenokris,
piroksen, butiran mineral opak, gelas dan berupa kristal memanjang atau tabular,
mengandung mineral lempung, serta berbutir halus (<0,5 mm), berwarna agak
kadang-kadang bercak serisit atau klorit. kecoklatan. Beberapa daripadanya telah
Felspar alkali pada umumnya bersifat lebih mengalami pengubahan menjadi serabut
keruh dari plagioklas. Beberapa pengubahan klorit berwarna kehijauan.
menjadi mineral lempung atau serisit. Mineral opak selalu hadir pada
Kehadirannya dalam jumlah yang tidak semua sayatan tipis batuan sebagai mineral
berarti (<1%), atau tidak di- jumpai pada tambahan bersama-sama zirkon. Mineral
seluruh conto batuan. opak dijumpai berupa kristal primer berupa
Piroksen selalu hadir pada semua mikrofenokris, sebagai inklusi dalam
conto sayatan tipis batuan, dijumpai berupa mineral plagioklas, piroksen, hornblenda
fenokris dan mikrofenokris dengan ukuran dan berupa butiran sangat halus di dalam
butir maksimum mencapai 1,5 mm dan juga masadasar, berbentuk subhedral-anhedral
berupa kirstal sangat halus pada masadasar. ataupun sebagai mineral sekunder yang
Mineral piroksen hadir diwakili oleh klino- biasanya berasosiasi dengan mineral-
piroksen dan ortopiroksen, keduanya mineral hasil ubahan lainnya. Sedangkan
dijumpai berupa kristal prismatik berwarna zirkon hanya dijumpai beberapa butir saja di
kehijauan agak kecoklatan hingga hijau dalam beberapa sayatan tipis batuan, hadir
pucat. Piroksen-klino merupakan fenokris sebagai inklusi.
atau mikrofenokris penting, umumnya Masa dasar batuan berukuran halus
berbentuk subhedral dan sering berkembar terdiri dari mikrolit plagioklas yang kadang-
dengan pleokroisme yang lemah dari tidak kadang menunjukkan adanya kesejajaran,
berwarna hingga hijau pucat dan butiran piroksen dan sebaran mineral opak
mengandung inklusi gelas vulkanik. Pada dan gelas vulkanik terdevitrifikasi berwarna
beberapa sayatan piroksen-orto seringkali kecoklatan hingga tidak berwarna dan
diselimuti oleh piroksen klino dan hadirnya kristalit, dengan tekstur yang vesikuler.
plagioklas dan mineral opak sebagai inklusi Gelas vulkanik hadir berupa masa
di dalam piroksen; serta adanya isotrop yang menempati ruang antar kristal
pengelompokan antara piroksen bersama- atau sebagai hasil vitrifikasi pada mineral
sama dengan plagioklas dan butiran mineral plagioklas dan piroksen, dicirikan dengan
opak dan juga adanya “rims” plagioklas. warnanya kecoklatan kusam hingga hitam,
Proses ubahan piroksen menghasilkan nampaknya telah teragilitisasi menjadi
mineral lempung dan sebagian mengalami sedang, memcerminkan bahwa cairan
devitrifikasi menjadi kuarsa kryptokristalin, magma yang bergerak bersifat mobil dan
mikrogranular mineral opak dan klorit disebabkan adanya perbedaan kecepatan
sebagai agregat sangat halus. pembekuan. Sedangkan tekstur porfiritik
Mineral lempung tersebar berupa dapat diinterpretasikan bahwa kristalsasi
masa baur seperti awan, berwarna abu-abu pertama terjadi dengan pembekuan relatif
kotor kecoklatan, berukuran sangat halus, lambat dan di tempat yang agak dalam,
biasanya terdapat sebagai masadasar sebagai sehingga terbentuk kristal-kristal yang besar
hasil argilitisasi gelas vulkanik dan di dengan bentuk yang euhedral sampai
bagian tengah kristal plagioklas dan anhedral membentuk fenokris. Kemudian
piroksen sebagai ubahan daripadanya yang sebelum padat sempurna (terbentuk kristal
kadangkala membentuk zona dibagian yang lain), magma tersebut terinjeksikan ke
dalam dan tepi atau melingkari mineral dinding batuan disekitarnya atau keluar
induk plagioklas. Oksida besi hadir dekat dengan permukaan. Pada tahap ini
sebagaiubahan dari piroksen, hornblenda hanya dapat terbentuk kristal-kristal yang
dan oksida mineral opak, nampak berwarna berukuran halus karena proses
kekuningan hingga coklat kemerahan, pembekuannya relatif cepat yang kemudian
dijumpai berasoasiasi dengan mineral opak membentuk masadasar. Dengan adanya
dan klorit. Klorit hadir terutama sebagai tekstur pada masa dasarnya yang faneritik,
ubahan piroksen, hornblenda dan plagioklas, maka dapat disimpulkan bahwa larutan
umumnya berupa serat-serat halus berwarna magmanya tidak homogen.
kehijauan, biasanya terdapat pada bagian Dari bentuk dan tekstur plagioklas
retakan dan bidang belahannya ataupun dan piroksen mencerminkan bahwa mineral
pada tepi mineral induknya. Epidot hadir ini telah menghablur pada awal dan
sebagai ubahan dari plagioklas dan kemudian di dalam sejarah penghabluran
piroksen, dicirikan dengan warnya kuning magma. Mineral awal terbentuk di bawah
jeruk, relief tinggi dan warna interferensi kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dan
pelangi. Serisit sebagai ubahan dari mungkin tidak setimbang dengan cairan di
plagioklas berupa bercak-bercak halus bawah kondisi tekanan dan temperatur yang
berwarna bening, berserabut, yang tersebar lebih rendah. Hal ini dibuktikan oleh
pada permukaan induknya atau masadasar. pelarutan kembalidan reaksi tepi pada
masing-masing mineral hablur awal.
Diskusi Plagioklas dalam seluruh batuan
Hasil analisis petrografi batuan beku berkomposisi andesin (menengah), sering
Gunung Singa, Nanggung, Bogor, Jawa memperlihatkan struktur kembaran, yang
Barat, secara umum memperlihatkan tekstur mana mencerminkan bahwa suatu cairan
porfiritik berbutir halus sampai menengah, magma yang mengalami penurunan
dengan tingkat kristalisasi holohialin, kemas temperatur, dimana pada saat pendinginan
hipidiomorfik sampai alotriomorfik yang tertentu akan terjadi kesetimbangan baru,
inequigranular, yang tertanam dalam suatu demikian seterusnya sehingga setiap
masa-dasar berukuran halus yang terdiri dari kesetimbangan tercapai selama penurunan
mikrolit plagioklas, pelat-pelat halus dan temperatur akan terbentuk plagioklas
granular piroksen dan sebaran mineral opak, dengan komposisi tertentu yang kemudian
serta himpunan mineral ubahan berupa menyusun struktur kembaran. Selain itu,
klorit, mineral lempung, serisit, dan zonasi komposisi seringkali terdapat dalam
karbonat. Dari tekstur berbutir halus sampai plagioklas, yang mana hal ini
mencerminkan akibat adanya proses mineral lempung, limonit dan mineral bijih.
penurunan temperatur magma yang relatif
cepat, sehingga kristal-kristalnya tidak DAFTAR PUSTAKA
sempat membentuk komposisi yang Basuki, A., Aditya Sumanagara, D., and
homogen. Sinambela, D., 1994. The Gu- nung
Pada piroksen kenampakan dalam Pongkor gold-silver deposit, West
sayatan tipis menunjukkan bahwa hablur ini Java,Indonesia, Journal Geo-
memberi gambaran sebagai berikut : bentuk chemical Exploration,50: 371-391.
hablur pada beberapa hablur awal yang Effendi, A.C., dkk., 1988. Peta Geologi
menunjukkan adanya pelarutan kembali dan Lembar Bogor, Jawa Barat, Skala
reaksi tepi, mencerminkan terbentuk pada 1:100.000, PPPG., Bandung.
awal di bawah kondisi tekanan dan Gill, J.B., 1981. Orogenic andesite and
temperatur tinggi, serta berada dalam plate Tectonic, Berlin,Sringer-
keadaan tidak setimbang dengan cairan pada Verlag, 358 h.
saat pendinginan. Sedangkan untuk hablur Marcoux, E., Milesi, J.P., T. Sitorus., and
yang mempunyai bentuk yang euhedral M. Simanjuntak., 1996. The
menunjukkan bahwa hablur ini terbentuk Epithermal Au-Ag-(Mn) Deposit of
pada saat berada dalam keadaan Pongkor (West Java, Indonesia),
penghabluran magma akhir setimbang Indonesian Mining Journal,Vol.2,
dengan cairan pada saat pendinginan. No.3.
Dengan adanya beberapa mineral opak yang Milesi, J.P., Marcoux, E., T. Sitorus.,M.
hadir merupakan kungkungan dalam Simanjuntak., J. Leroy., L. Bailly,
mineral plagioklas dan piroksen, kiranya 1999. Pongkor (wset Java,
dapat disimpulkan bahwa mineral ini Indonesia): a Pliocene supergen-
mengkristal pada awal pengkristalan, yang enriched epithermal Au-Ag-(Mn)
kemudian diikuti oleh mineral piroksen dan deposit, Mineralium Deposita, 34;
plagioklas. 131-149, Springer-Verlag.
Soeria-Atmadja, R., H. Pringgoprawi- ro,
KESIMPULAN B. Priadi, 1990, Kegiatan Mag-
Hasil analisis petrografi batuan beku matik Tersier Di Jawa : Studi Eva-
di Gunung Singa, Bogor, Jawa Barat, luasi Geokimia dan Mineralogi.
berupa batuan Dasit. Secara petrografi Prosiding Persidangan Sains Bumi
batuan beku tersebut memiliki tekstur dan Masyarakat, Anjuran Jabatan
porfiritik dengan fase fenokris didominasi Geologi Universitas Kebangsaan
oleh mineral plagioklas, dan piroksen Malaysia.
dengan proporsi yang berbeda dalam setiap Sumanagara, D.A., dan D. Sinam- bela,
batuan, sedangkan fase masadasarnya 1991. Pemuan En-dapan Emas
didominasi oleh pelat-pelat plagioklas, Primer di Gunung Pongkor, Jawa
piroksen, kuarsa, alkali felspar, amfibol dan Barat. Majalah IAGI, PIT ke 20.
mineral opak. Williams, H., et al., 1982. Petro- graphy.
Batuannya telah mengalami ubahan W.H. Freeman and Co., San
dengan hadirnya kumpulan mineral hasil Francisco,406
ubahan hidrotermal berupa klorit, epidot,
Jakarta

Prop. Banten

S
ukabumi

Lokasi daerah penelitian

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

Anda mungkin juga menyukai