Anda di halaman 1dari 9

PEMETAAN GEOLOGI DI PT.

KITADIN SITE EMBALUT


KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Gaizka Ryos M

Jurusan Teknik Geologi, Universitas Mulawarman


Jln. Tanah Grogot, Gn. Kelua
email: iklhas46@gmail.com

ABSTRAK
Sebelum melakukan ekploitasi sumberdaya alam pada suatu wilayah, perlu dicari tahu kandungan
ataupun potensi sumberdaya alam pada wilayah tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan proses ekplorasi.
Secara administrasi, daerah penelitian terletak di Desa Embalut Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis lokasi penelitian terletak
pada koodinat 0o18’00.0’’ Lintang Selatan – 0o22’30.0’’ Lintang Selatan dan 117o5’00.0’’ Bujur Timur –
117o7’49,9’’ Bujur Timur. Metode yang digunakan selama penelitian adalah metode kuantitatif, dan
kualitatif, berupa pengambilan data lapangan dan pemetaan geologi permukaan dengan melakukan
pencatatan pada setiap singkapan, pengambilan sampel batuan, dan dilakukan interpretasi peta berupa
penghitungan persen lereng. Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk memperoleh informasi geologi
berupa penyebaran batuan, stratigrafi, serta potensi bahan galian pada daerah penelitian yang selanjutnya
dilakukan pembuatan peta geologi, dan geomorfologi. Berdasarkan hasil pemetaan dilapangan, dan
berdasarkan litostratigrafi, satuan batuan pada daerah penelitian adalah batupasir. Berdasarkan hasil
intrepretasi peta, dan penghitungan kemiringal lereng yang kemudian berpedoman pada tabel klasifikasi
relief Van Zuidam dan Concelando, Geomorfologi pada merupakan satuan morfologi yang terbentuk
akibat aktifitas Erosi, atau disebut Denudasional, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua, yaitu D1
(Denudasional Hills and Mountain) dengan kemiringan lereng (0% - 7%), dan D2 (Denudasional Sllope
and Hills) dengan kemiringan lereng (38,8% - 50%). Bahan galian yang terdapat pada daerah penelitian
adalah Batubara.

Kata Kunci: Pemetaan Geologi; Litologi; Geomorfologi; Bahan galian

PENDAHULUAN mempunyai model dari benda yang dicari itu,


Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan serta model dimana benda tersebut akan
penyelidikan di suatu daerah yang dilakukan didapatkan. Demikian pula untuk melakukan
oleh para geologist (ahli geologi) dengan tujuan eksplorasi, yaitu pencarian suatu cebakan
untuk mengetahui berbagai macam jenis mineral seoraang exploirasionist sudah harus
anomaly geologi seperti morfologi, litologi, mempunyai bayangan apa yang akan dicari, di
struktur geologi, dan mineral, ataupun daerah mana akan mencari, dan metode serta
sumberdaya dukung geologi lingkungan yang sistem apa yang akan digunakan untuk mencari.
fungsinya untuk kepentingan perencanaan Dengan kata lain, seorang explorasionist harus
ekploitasi sumberdaya alam maupun untuk ilmu mempunyai konsep.
pengetahuan. Dalam eksplorasi sumberdaya Maksud dari penelitian pada daerah
alam kegiaatan pemetaan geologi dilakukan PT.Kitadin Site Embalut adalah melakukan
untuk menentukan daerah daerah yang dianggap pemetaan geologi permukaan secara umum,
prospek. dengan menggunakan peta dasar skala 1:25.000.
Menurut Thomas Kuhn (1962) dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk
bukunya “The Structire of Scintific Revolution” mengetahui dan memberikan gambaran
mengatakan bahwa jika seseorang akan mancari mengenai kondisi geologi yang meliputi
sesuatu secara sadar atau tidak, dia harus geomorfologi, litologi daerah penelitian,
Kedudukan Perlapisan, dan potensi bahan sebenarnya terjadi di masa lalu sesuai dengan
galian. semboyan “the present is the key to the past”
Secara administrasi, derah penelitian (Hutton, 1997).
terletak di daerah Embalut Kecamatan Peta geologi pada dasarnya merupakan
Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai suatu sarana untuk menggambar tubuh batuan,
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur
geografis lokasi penelitian terletak pada geologi, dan hubungan antar satuan batuan serta
koodinat 0o18’00.0’’ Lintang Selatan – merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi
0o22’30.0’’ Lintang Selatan dan 117o5’00.0’’ juga merupakan gambaran teknik dari
Bujur Timur – 117o7’49,9’’ Bujur Timur. permukaan bumi dan sebagian bawah
permukaan yang mempunyai arah, unusr-
unsurnya yang merupakan gambaraan geologi,
dinyatakan sebagai garis yang mempunyai
kedudukan yang pasti (Djauhari Noor, 2019).
Pada umumnya batuan sedimen dapat
dikenali dengan mudah dilapangan dengan
adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan
sedimen disebabkan oleh (1) Perbedaan besar
butir, seperti misalnya natara batupasir dan
batulempung; (2) Perbedaan warna batuan,
antara batupasir yang berwarna abu-abu terang
dengan batulempung yang berwarna abu-abu
kehitaman (Djauhari Noor, 2019)
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah,
komposisi, dan umur relatif batuan serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi
lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
Gambar 1. Peta Tunjuk Daerah Penelitian (Google Map, 2020)
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau
STUDI PUSTAKA korelasi antara lapisan yang berbeda dapat
Pengertian Pemetaan Geologi dikembangkan lebih lanjut studi mengenai
Geologi adalah studi tentang bumi, baik litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
dibagian dalamnya dan permukaan luarnya, (biostratigrafi), dan umur relative maupun
batuan dan bahan lain yang ada disekitar kita, absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita
proses yang menghasilkan atau pembentukan pelajari untuk mengetahui luas penyebaran
bahan-bahan itu, aliran air di atas dan di bawah lapisan batuan (Djauhari Noor, 2019)
permukaan tanah, perubahan-perubahan yang Dalam kondisi normal (belum terganggu),
telah terjadi sepanjang waktu geologi, dan lapisan suatu batuan yang berada pada posisi
perubahan yang dapat kita antisipasi akan terjadi paling bawah merupakan batuna yang pertama
dalam waktu dekat (Earle S, 2015). terbentuk dan tertua disbanding dengan lapisan
Pemetaan geologi (geological mapping) batuan diatasnya (Nicholas Steno, dalam
pada dasarnya adalah menggambarkan data pada Djauhari Noor, 2019)
peta dasar topografi yang menghasilkan Proses Geologi
cerminan kondisi geologi pada skala yang Proses-proses geologi adalah semua
diinginkan. Kondisi geologi yang dijumpai di aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal
lapangan berupa penyebaran batuan, struktur dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal
geologi, dan kenampakan morfologi bentang dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah
alam. Pengamatan kondisi geologi dilapangan gaya yang berasal dari dalam bumi seperti
hasur dilakukan dengan baik dan benar supaya orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan
kita mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi aktivitas volkanisme, sedangkan gaya eksogen
di tempat itu pada beberapa juta tahun yang lalu adalah gaya yang bekerja dipermukaan bumi
sehingga kita dapat merekonstruksi apa yang seperti pelapukan, erosi dan mass-wasting, serta
sedimentasi. Gaya endogen maupun eksogen - Tekan enter lalu tahan sampai
merupakan gaya-gaya yang memberi andil muncul page baru berisikan
terhadap perubahan bentuk bentangalam koordinat (UTM).
(landscape) yang ada di permukaan bumi - Ubah nama titik kordinat dengan
(Djauhari Noor, 2019). mengarahkan kursor kearah nama
Pada hakekatnya, geeomorfologi dapat kordinat, menggunakan tombol
didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka “Rocker” lalu tekan “Enter”
bumi beserta aspek-aspek yang kemudian beri nama untuk
mempengaruhinya. Kata geomorofologi menandai titik pengamatan anda.
(Geomorphology) berasal dari bahasa Yunani, - Setelah itu, pilih selesai kemudian
yang terdiri dari tiga kata, yaitu: Geos tekan “Enter”. Setelah panamaan
(Earth/bumi), morphos (shape/bentuk), logos selesai, simpan data kordinat
(knowledge atau Ilmu pengetahuan). dengan memilih Selesai lalu tekan
Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka “Enter”.
pengertian geomorfologi merupakan 2. Kedudukan Perlapisan
pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan Kedudukan perlapisan dipermukaan
bumi (Djauhari Noor, 2019). bumi dapat diketahui dengan mengukur
arah penyebarannya dan juga
kemiringan batuan. Dalam ilmu geologi
METODE PENELITIAN kedua elemen tersebut dinamakan strike
Pada penelitian ini, dilakukan metode dan dip. Untuk mengukur Kedudukan
penelitian survei lapangan, berupa pengambilan Perlapisan, diperlukan Kompas geologi,
data koordinat singkapan, Kedudukan Perlapisan sebagai alat utama, dan tak jarang
(strike & dip), dan deskripsi batuan. Kemudian, dibutuhkan papan ljk, ataupun alat bantu
metode yang kedua adalah metode interpretasi yang permukaannya datar untuk
peta, berupa identifikasi pola aliran sungai dan mengukur strike dan dip.
bentuk lahan berdasarkan perhitungan persen Strike adalah arah garis yang
lereng (morfometri). dibentuk dari perpotongan bidang planar
1. Koordinat Singkapan dengan bidang horizontal ditinjau dari
Kordinat singkapan merupakan data arah utara. Cara mengukur strike adalah
posisi geografis dari singkapan yang sebagai berikut :
ditemukan dilapangan. Untuk - Buka kompas ± 180o, tempelkan
mengambil data kordinat, diperlukan sisi “E” kompas (sisi kompas
alat brupa GPS (Global Positioning bagian timur), pada bidang yang
System). Berikut langkah-langkah akan diukur
pengambilan data kordinat: - Horizontalkan kompas dengan
- Tekan tombol power pada GPS, menyentringkan nivo kotak,
kemudian tunggu sampai terhubung - Setelah sentring, tekan dan tahan
pada minimal 4 satelit, dan sampai pin pengganjal jarum kompas, agar
informasi kooridnta muncul. jarum kompas tidak bergerak lagi,
- Tempelkan GPS pada singkapan - Baca dan catat angka derajat yang
yang ingin diambil koordinatnya ditunjuk oleh jarum kompas utara
(agar lebih akurat), kemudian (biasanya ujungnya berwarna
perhatikan tanda Tracker pada GPS merah).
(berupa tanda panah berwarna Dip adalah derajat kemiringa
hitam), arahkan kursor kearah lapisan yang dibentuk antara bidang
Tracker menggunakan tombol planar dengan bidang horizontal yang
“Rocker”, perhatikan keakuratan arahnya tegak lurus dengan garis strike.
jarak pada bagian atas layar GPS, Cara mengukur dip adalah sebagai
maksimal 5m., berikut :
- Buka kompas ± 180o, tempelkan - Perhatikan struktur sedimen pada
samping “W” kompas (Sisi kompas bagian atas lapisan, pada tubuh
bagian barat), secara tegak lurus lapisan dan pada bagian bawah
dengan strike, lapisan
- Sentringkan nivo tabung, dengan - Amati kemampuan batuan untuk
cara memutar tuas klinometer yang meloloskan air (Permeabilitas),
berada di bagian belakang kompas, dengan cara meneteskan air pada
- Setelah sentring baca dan catat batuan.
angka yang berhimpit dengan - Amati keseragaman butir pada
klinometer di dalam kompas. batuan
3. Deskripsi Batuan - Amati kandungan mineral pada
Deskripsi batuan dilakukan untuk batuan yang meliputi
mengetahui jenis batuan yang o Fragmen (ukuran butir paling
ditemukan pada singkapan, dan juga besar pada batuan)
berfungsi untuk penamaan batuan. o Matrik (ukuran mineral paling
Untuk mendeskripsi batuan sedimen, kecil pada batuan)
diperlukan alat bantu berupa komprator o Semen, mineral yang mengikat
butir, dan bahan berupa cairan HCL, butiran batuan, diamati dengan
untuk mengetahui jenis semen pada cara meneteskan cairah HCL.
batuan. Langkah-langkah dalam - Setelah melakukan deskripsi,
melakukan deskripsi batuan sebagai berikan nama pada batuan sedimen.
berikut:
- Gerus terlebih dahulu singkapan 4. Bentuk Lahan
batuan yang akan dideskripsi, untuk Bentuk-bentuk pada permukaan
mencari sampel yang lebih segar. bumi yang dihasilkan oleh peristiwa-
- Tuliskan secara detail mengenai peristiwa geomorfik berdasarkan
lokasi pengamatan, hari/tanggal, kesamaan dalam bentuk dan pola aliran
waktu pendeskripsian. sungai dapat dikelompokkan ke dalam
- Amati batuan secara seksama, satuan yang sama. Tujuan dari
untuk menentukan jenis batuan pengelompokan iuni adalah untuk dapat
sedimen tersebut. Apakah sedimen memisahkan daerah konstruksional
klastik atau non-klastik, dengan dengan daerah destruksional. Kemudian
memperhatikan butiran pada masing-masing satuan dapat dibagi lagi
batuan. menjadi subsatuan berdasarkan struktur
- Periksa tekstur batuan yang ada, dan tahapan (untuk konstruksional) serta
meliputi: berdasarkan deposisional (untuk
o Warna Batuan destruksional). Salah satu cara
o Ukuran butir (gunakan alat menentukan bentuk lahan adalah
bantu komprator butir) menggunakan metode penghitungan
o Nama Butir (gunakan alat bantu persen kemiringan lereng. Adapun
komprator butir) langkah-langkah menghitung persen
o Bentuk Butir (gunakan alat kemiringan lereng :
bantu komprator butir) 1. Tarik sayatan-sayatan pada garis
o Kemas, merupakan hubungan kontur yang memiliki pola yang
antar butir pada batuan yang sama.
dibagi menjadi dua, yaitu 2. Hitung harga beda tinggi, jarak dan
tertutup bila butirnya saling kelerengannya, dengan rumus
bersentuhan satu dengan yang sebagai berikut:
lainnya, dan terbuka bila o Beda tinggi (H) :
butirnya tidak saling Kontur tertinggi – kontur
bersentuhan. terendah =….m
o Jarak (D) : panjang dikelompokkan berdasarkan tabel
sayatan × skala peta =…m klasifikasi relief Van Zuidam (1983),
o Kelerengan (K) : ataupun menggunakan klasifikasi relief
× 100 =….% Van Zuidam dan Concelando (Dalam
Porwanto, 2000).
Dari data persen lereng yang
diperoleh, kelas lereng dapat

Tabel 1. Klasifikasi Relief Menurut


Van Zuidam (1983)
Kelas Lereng Lereng (%)
Datar/Hampir datar 0-2
Miring Landai 3-7
Miring 8-13
Curam Menengah 14-20
Curam 21-55
Sangat Curam 56-140
Amat Curam >140

Tabel 2. Klasifikasi Relief Van Zuidam dan Concelando


(Dalam Purwanto, 2000)
Relief Kemiringan Beda
Lereng (%) Tinggi (m)
Topografi dataran 0-2 <5
Topografi bergelombang lemah 3-7 5-50
Topografi bergelombang lemah – kuat 8-13 25-75
Topografi bergelombang kuat – perbukitan 14-20 50-200
Topografi perbukitan tersayat kuat 21-55 200-500
Topografi tersayat kuat – pegunungan 56-140 500-1000
Topografi pegunungan >140 >1000

Dari klasifikasi relief diatas, kita dapat menentukan bentukan geomorfologi pada wilayah
penelitian dengan berpedoman pada tabel klasifikasi unit geomorfologi menurut Van Zuidam
(1983), dibawah ini:

Tabel 3. Klasifikasi Unit Geomorfologi Menurut Van Zuidam (1983)


Kod Unit Karakteristik
e
D1 Denudasional hills and Lereng landau-curam menengah 9topografi
mountain bergelombang kuat), perajang lemah-menengah
D2 Denudasional slope and Lereng curam menengah-curam (topografi
hills bergelombang kuat-berbukit), perajangan
menengah tajam.
D3 Denudasional hills and Lereng berbukit curam-sangat curam sampai
mountain topografi pegunungan. Perajangan menengah
tajam.
D4 Residual hills Lereng berbukit curam sangat tajam, terajang
menengah, memanjang, curam, bentukan yang
tidak teratur.
D5 Paneplaints Hampir datar, topografi bergelombang -
bergelombang kuat, terajang lemah – menengah.
D6 Upwarped Hampira datar, topografi bergelombang –
panepaints/planteau bergelombang kuat, terajang lemah – menengah.
D7 Footslope Lereng relatif pendek. Mendekati horizontal
sampai landau hampir rata, topografi
bergelombang normal terajam lemah.
D8 Piedmonts Lereng landai – menengah, topografi
bergelombang – bergelombang kuat pada kaki
atau perbukitan dan zona pegunungan yang
terangkat, terajam menengah.
D9 Scraps Lereng curam – saangat curam, terajam
menengah – tajam.
D10 Scree slope and fansl Landau – curam, terajam lemah – menengah
D11 Area with several mass Tidak teratur, lereng menengah curam, topografi
movement bergelombang – berbukit, terajam menengah
(slides, slumps and flows).
D12 Badlands Topografi dengan lereng curam – sangat curam,
terajam menengah

Setelah satuan geomorfologinya ditentukan, selanjutnya masuk pada tahap pewarnaan.


Pada tahap ini, satuan geomorfologi diwarnai dengan berpedoman pada tabel pewarnaan satuan
Geomorfologi (Versi Van Zuidam 1983).

Tabel 4. Pewarnaan Satuan Geomorfologi (Versi Van Zuidam 1983).


No Bentuk Lahan Warna
1. Struktural Ungu
2. Fluvial Hijau/Biru muda
3. Vulkanik Merah
4. Denudasional Coklat
5. Karts Jingga
6. Eolian Kuning
7. Glacial Biru muda
8. Marine Bitu tua

HASIL PENILITIAN

Koordinat dan Kedudukan Perlapisan

Tabel 5. Data Koordinat dan Kedudukan Perlapisan


Lokasi Kordinat Kedudukan Perlapisan
No
Pengamatan mE Mn Strike Dip
1 LP 1 0512678 9964024 N 200o E 30o
o
2 LP 2 0512669 9963999 N 190 E 20o
o
3 LP 3 0512692 9963965 N 191 E 18o
4 LP 13 0514278 9966505 N 203o E 25o
o
5 LP 14 0513780 9965271 N 218 E 25o
o
6 LP 15 0513553 9965456 N 220 E 28o
7 LP 16 0513652 9966364 N 180o E 30o
8 LP 17 0513927 9966550 N 224o E 15o
9 LP 18 0513967 9966410 N 183o E 30o
10 LP 19 0513175 9966358 N 230o E 22o
11 LP 20 0513427 9966213 N 225o E 20o
12 LP 21 0513724 9966729 N 224o E 25o
13 LP 22 0514357 9965438 N 200o E 21o
14 LP 23 0513292 9964178 N 203o E 25o
15 LP 24 0513467 9965391 N 225o E 25o
16 LP 26 0513733 9965154 N 217o E 24o

Dari tabel diatas, dapat diketahui ada 16 lokasi yang juga terdapat batulempung, namun masi
pengamatan (LP), dengan arah umum perlapisan didominasi oleh batupasir.
yakni kea rah Barat Daya (BD) – Timur Laut
(TL), (N 180o E – N 225o E), dengan kemiringan
kearah Barat Laut (BL), (15o – 30o).
Litologi yang ditemukan pada daerah penelitian,
yaitu batupasir, batulempung, dan terdapat
bahan galian berupa Batubara. Berikut deskripsi
dari masing masing litologi:
- Batu pasir : warna putih keaabu-
abuan, putih kekuningan, merah
maroon; ukuran butir pasir sangat
halus (1/16 mm) – pasir kasar (1/2
mm); bentuk butir membundar –
menyudut tanggung; pemilahan
baik – sedang; kemas terbuka;
- Batulempung: warna abu-abu, abu-
abu kehitaman; ukuran butir Gambar 2. Peta Lintasan.
lempung (1/256 mm); bentuk butir Sumber: Penulis

sangat membundar; pemilahan Peta Geologi


baik; kemas tertutup. Setelah membuat peta lintasan, selanjutnya
- Batubara: warna hitam, kilap sub dilakukan pembuatan peta geologi. Peta geologi
metal, kekerasan <2,5, perawakan sendiri adalah peta yang memuat data berupa
membata, belahan jelas, data satuan batuan pada wilayah penelitian.
kemagnetan non-magnetis. Untuk membuat peta geologi sebelumnya harus
dilakukan pembuatan cropline untuk
Peta Lintasan menentukan batas batas satuan batuan, namun
Setelah melakukan pemetaan, selanjutnya dapat juga menggunakan hukum V dalam proses
dilakukan pembuatan peta lintasan, dimana penentuan batas satuan batuan. Namun, karena
nantinya kita melakukan ploting data singkapan pada daerah penelitian semua singkapan
yang sudah kita dapatkan di lapangan kedalam didominasi oleh batupasir, maka saya menarik
peta dasar, dengan menggunakan data kordinat. kesimpulan satuan batuan pada daerah penelitian
Peta lintasan sendiri adalah peta yang memuat adalah batupasir.
data singkapan, berupa kordinat, strike dan dip, Setelah ditentukan batas satuan batuannya,
litologi batuan setiap singkapan, dan jalur selanjutnya dibuat penampang geologi.
pemetaan,. Pada daerah penelitian ditemukan Penampang geologi sendiri merupakan
beberapa litologi batuan, yakni batupasir, gambaran dari suatu sayatan vertical pada peta
batulempung, dan batubara. Pada setiap topografi yang berguna untuk
singkapan terdapat batupasir, da nada beberapa menginterpretasikan suatu hubungan keadaan
geologi pada suatu daerah. Dari penampang
geologi pula, dapat diketahui tentang stratigrafi
di wilayah tersebut. Dengan memperhatikan
penampang geologi dibawah ini, dapat diketahui
bahwa batuan pada bagian A lebih tua dari
batuan pada bagian B, dan batuan pada bagian B
lebih tua dari batuan pada bagian C, dan
seterusnya.

Gambar 4. Penampang Geologi


Sumber: Penulis

Gambar 3. Peta Geologi


Sumbere: Penulis

Peta Geomorfologi

Tabel 6. Persen Lereng


Garis Sayatan Beda Tinggi (H) Jarak (D) Kelerengan (%)
B – B’ 35m 90m 38,8
C – C’ 40m 100m 40
D – D’ 55m 130m 42,3
E – E’ 30m 60m 50
F – F’ 0m 140m 0
G – G’ 20m 260m 7,6
H – H’ 25m 420m 6
I – I’ 15m 220m 6,8

Sesuai dengan hasil perhitungan persen lereng adalah air, yang mengakibatkan terjadinya erosi.
diatas, berdasarkan klasifikasi relief, Jika dilihat dari bentuk lahannya, dan stadia
berdasarkan sudut lereng dan beda tinggi (Van geomorfologi pada daerah penelitian yang telah
Zuidam, Concelando, dalam Purwanto, 2000), mengalamai kerusakan yang sangaat parah,
bentuk lahan pada daerah penelitian adalah (stadia tua) akibat proses erosi yang suda bekerja
bentuk lahan denudasional, yang terdiri dari sangat lama, pola aliran sungai yang sangat
bentuk lahan D1 (Denudasional hills and mungkin berkembang di daerah penelitian
mountain) dengan kemiringan lereng (0% - 7%) adalah pola dendritic, serta beberapa pola
dan bentuk lahan D2 (Denudasional Slope and ubahan dari dendritic seperti pola aliran
Hills) dengan kemiringan lereng (38,8% - 50%). anastomatic.
Bentang alam denudasional sendiri merupakan
bentang alam yang terbentuk akibat gaya
eksogen, dimana yang berperan aktif disini
(TL), (N 180o E – N 225o E), dengan
kemiringan kearah Barat Laut (BL), (15o
– 30o).
- Satuan batuan pada daerah penelitian
adalah batupasir
- Stratigrafi pada daerah penelitian yang
dapat dilihat pada penampang geologi
dimana batuan pada bagian A lebih tua
dari batuan pada bagian B, dan begitu
seterusnya. Dengan kata lain, semakin
kearah Barat Laut, maka umur batuan
semakin tua.
- Morfolofi pada daerah penelitian berupa
Gambar 5. Peta Geomorfologi bukit denudasional, gunung
Sumber: Penulis
denudasional, lereng
Bahan Galian - denudasional, dan daratan denudasional.
Bahan galian yang terdapat pada daerah
penelitian adalah batubara, yang merupakan
bahan galian ekonomis dan juga tergolong
dalam mineral. Batubara pada daerah penelitian DAFTAR PUSTAKA
berwarna hitam, dengan kilap sub-metal, gores Earle, S. 2015. Physical Geology.B.C. Campus
hitam kecoklatan, kekerasan >2,5, dengan Victoria, B.C: Canada
perawakan membata, belahan jelas, pecahan M.D, Hutton James. 1997. Theory Of The Earth,
tidak beraturan, dan tergolong non magnetis. With Proofs and Illustration. The
Geological Society: London.
KESIMPULAN Noor Djauhari. 2019. Pengantar Geologi. Graha
Ilmu: Bogor. (99-114, 133-142, 186,
- Litologi batuan pada wilayah pemetaan 250-263).
adalah batupasir, batulempung, dan Van Zuidam, R.A.1983. Guide To
batubara Geomorphology Aerial Photographic
- Arah umum perlapisan batuan yang Interpretation and Mapping.
terdapat pada wilayah pemetaan yakni ITC,Enschede: The Netherlands.
kearah Barat Daya (BD) – Timur Laut

Anda mungkin juga menyukai