Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR KOMUNITAS

LAMUN DI DAERAH INTERTIDAL


PANTAI LITIANAK DAN PANTAI OESELI
KABUPATEN ROTE NDAO
NUSA TENGGARA TENGGARA TIMUR

Imelda Tidora Sombo*, Wiryanto**, Sunarto***.

*Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana, UNS


**Dosen Pembimbing I Program Studi Biosains Pascasarjana UNS
**Dosen Pembimbing II Program Studi Biosains Pascasarjana UNS

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik jenis-jenis lamun


serta struktur komunitas (diversitas, frekuensi, densitas, dominansi, indeks nilai
penting) lamun di daerah intertidal pantai Litianak dan pantai Oeseli di Kabupaten
Rote Ndao Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian menggunakan metode transek
kuadrat. Pengamatan dilakukan dengan berpatokan pada heterogenitas
(keanekaragaman) dan homogenitas vegetasi (persamaan jenis), dengan mengacu
pada referensi. Ulangan pengamatan sebanyak 3 kali dengan jarak masing-masing
ulangan (transek kuadran) sejauh 10 meter.Data dianalisis menggunakan rumus
Shannon-Wiener : (1) Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H'), (2) Frekuensi Jenis (Fi)
dan Frekuensi Relatif (FR), (3) Densitas (Kerapatan), (4) Dominansi (Penutupan), (5)
Indeks Nilai Penting. Hasil penelitian menunjukkan total jumlah lamun yang
ditemukan 5 jenis, yaitu : Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis,
Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, dengan perbedaan karakteristik pada
ukuran panjang dan lebar daun. Struktur komunitas lamun dapat dideskripsikan : (1)
Indeks Diversitas di pantai Litianak 0,98 dan di pantai Oeseli 1,789 dengan tingkat
keanekaragaman rendah, (2) Frekuensi Jenis di pantai Litianak 2,13 dan di pantai
Oeseli 1,58 (3) Densitas Jenis di pantai Litianak 55,79 dan di pantai Oeseli 252,55 (4)
Dominansi Jenis di pantai Litianak 2,87 dan di pantai Oeseli 2,43 (5) Indeks Nilai
Penting di pantai Litianak terdapat pada jenis lamun Halodule uninervis yakni 1,11
dan terendah terdapat pada jenis lamun Cymodocea rotundata yakni 0,4. Sedangkan
hasil perhitungan indeks nilai penting lamun pada pantai Oeseli menunjukkan angka
tertinggi terdapat pada jenis lamun Enhalus acoroides yakni 1,2 dan angka terendah
terdapat pada jenis lamun Cymodocea rotundata yakni 0,42.

Kata kunci : Karakteristik, struktur komunitas, lamun, intertidal, Pantai Litianak,


Pantai Oeseli
Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 33
Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

PENDAHULUAN dapat membantu pertahanan pantai dari


Sebagian besar (70%) wilayah bumi gerusan ombak dan gelombang (Gosari
merupakan lautan. Meskipun demikian dan Abdul, 2012).
hanya sebagian kecil merupakan wilayah Dari sekitar 50 spesies lamun yang
yang produktif yaitu wilayah laut dikenal di dunia, Indonesia mempunyai
dangkal. Di wilayah laut dangkal ini sekitar 13 jenis yaitu Enhalus acoroides,
terdapat beberapa ekosistem bahari Thalassia hemprichii, Halophila minor,
yang produktif seperti mangrove, Halophila ovalis, Halophila spinulosa,
estuaria, terumbu karang, dan lamun Halophila decipiens, Syringodium
(seagrass). Ketiga ekosistem pertama isoetifolium, Cymodocea rotundata,
(mangrove, estuaria dan terumbu Cymodocea serrualta, Halodule uninervis,
karang) telah banyak diketahui dan Halodule pinifolia, Thalassodendron
dipelajari, tetapi tidak demikian dengan ciliatum, Halophila beccari (Kordi,
lamun (Hutomo dan Azkab, 1987). Pola 2011).
hidup lamun sering berupa hamparan, Lamun biasa ditemui pada daerah
maka dikenal juga dengan istilah padang yang dangkal dengan dasar berpasir,
lamun (seagrass bads) yaitu hamparan berlumpur, dan daerah terumbu karang.
vegetasi lamun yang menutup suatu area Sebagian besar lamun hidup pada
pesisir atau laut dangkal, terbentuk dari kedalaman kurang dari 10 meter
satu jenis atau lebih dengan kerapatan meskipun ada beberapa spesies yang
padat atau jarang. Sedangkan sistem hidup pada kedalaman 30 meter.
(organisasi) ekologi padang lamun yang Komunitas lamun hidup diantara batas
terdiri dari komponen biotik dan abiotik terendah daerah pasang-surut sampai
disebut Ekosistem Lamun (Seagrass kedalaman tertentu cahaya matahari
ecosystem). Lamun atau disebut juga masih dapat mencapai dasar laut. Spesies
ilalang laut atau yar merupakan lamun dapat dibedakan dari bentuk akar,
tumbuhan berbunga (Angiospermae; batang, daun, bunga dan buah (Nybaken,
monokotil), memiliki rhizome, berbuah, 1988).
berdaun dan berakar sejati yang tumbuh Di perairan NTT khususnya sebelah
pada substrat berlumpur, berpasir selatan di kepulauan Rote Ndao
sampai berbatu yang hidup terendam di penyebaran lamun hampir ada di
dalam air laut dangkal dan jernih, dengan seluruh wilayah pesisir pantai seperti
s i r ku l a s i a i r ya n g b a i k . L a m u n perairan Pantai Litianak, dan Pantai
mengkolonisasi suatu daerah melalui Oeseli. Pada perairan Pantai Litianak dan
penyebaran buah (propagule) yang pantai Oeseli, lamun dapat ditemukan
dihasilkan secara seksual (Kordi, 2011). pada sepanjang pantai. Walaupun kedua
Lamun tumbuh menyesuaikan diri hidup pantai ini berbeda ekologinya, pantai
terbenam di dalam laut dangkal. Lamun Litianak merupakan pantai yang
berbeda dengan rumput laut (seaweed) berpasir dan agak berlumpur dan
yang dikenal juga sebagai makroalga. terletak di sebelah utara pulau Rote,
Lamun berbunga (jantan dan betina) dan sedangkan pantai Oeseli merupakan
berbuah di dalam air. Produksi serbuk pantai yang berkarang bercampur pasir
sari dan penyerbukan sampai dan terletak di sebelah selatan pulau
pembuahan semuanya terjadi dalam Rote. Ekosistem padang lamun di kedua
medium air laut. Lamun mempunyai akar Pantai ini sudah banyak terdegradasi
dan rimpang (rhizome) yang akibat adanya aktivitas masyarakat
mencengkeram dasar laut, sehingga seperti pengambilan pasir, pengambilan

34 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

batu karang dan budidaya rumput laut di panduan, Aquades untuk membersihkan
sekitar pantai. Oleh karena itu, penelitian sampel yang di identifikasi.
lamun di daerah intertidal pantai
Litianak dan pantai Oeseli perlu PENGAMBILAN SAMPEL
dilakukan untuk mengkaji karakteristik Pengambilan sampel dengan
dan struktur komunitas yang terdapat di menggunakan metode transek kuadrat
Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara metode ini dilakukan dengan cara
Timur. menarik garis tegak lurus dari pantai
Penelitian inventarisasi menjadi kearah tubir (Fachrul, 2007), pada
penting sebagai bagian dari usaha untuk masing-masing transek di letakkan plot-
melengkapi database distribusi dan plot berukuran 1 x 1 m. Setiap transek
biogeografi lamun di Indonesia. dilakukan ulangan pengamatan
Dibandingkan dengan wilayah lainnya, sebanyak 3 kali dengan jarak masing-
penelitian lamun di Nusa Tenggara Timur masing ulangan (transek kuadran) sejauh
relatif masih belum banyak dilakukan 10 meter. Pengamatan lamun dilakukan
khususnya di kepulauan Rote Ndao yang pada saat air laut mengalami surut.
belum pernah diteliti. Pada saat yang 1. Penentuan lokasi pengamatan
sama, Indonesia dikenal sebagai negara Lokasi pengamatan lamun ditentukan
dengan potensi keanekaragaman hayati berdasarkan ekologinya.
laut yang sangat tinggi (Hutomo dan 2. Penentuan sampel titik hitung
Azkab, 1987). Penelitian ini bertujuan pengamatan lamun di bantu dengan
untuk mengetahui jenis, karakteristik, GPS
struktur komunitas, dan potensi lamun di a. Observasi lapangan pada setiap lokasi
kawasan kepulauan Rote Ndao. Hasil pengamatan.
penelitian ini dapat digunakan sebagai b. Penentuan titik hitung pengamatan
dasar dalam pembuatan kebijakan pada masing-masing lokasi sebagai
tentang pengelolaan sumber daya alam plot sampel pengambilan data lamun.
hayati laut yang lestari. 3. Pengukuran Faktor lingkungan Fisik
dan Kimia Perairan
BAHAN DAN METODE a. Suhu
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Suhu diukur dengan menggunakan
Rote Ndao. Tempat pengamatan lamun di Multi TesterSalinitas
bagi menjadi dua stasiun penelitian yaitu Melihat gerakan angka terakhir, maka
stasiun I Pantai Litianak dengan ekologi salinitasnya akan ditunjukkan pada
pantai berstruktur pasir dan agak alat dengan satuan ‰.
berlumpur dan terletak di sebelah utara b. Kekeruhan
pulau Rote, dan stasiun II pantai Oeseli. Masukkan air laut yang menjadi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan sampel kedalam turbidimeter dan
Mei sampai Juni 2015. Pengamatan atur sehingga turbidimeter
lamun di lakukan pada saat air laut surut. menunjukkan angka konstan.
c. Oksigen Terlarut (DO)
ALAT DAN BAHAN Untuk mengukur oksigen terlarut
Alat dan Bahan yang digunakan dalam digunakan Multi Tester Derajat
penelitian ini adalah Alat Tulis, Roll Keasaman (pH ).
Meter Tali rafia dan kayu patok, Pipa 4. Pengamatan lamun.
paralon, Kamera, Masker air, GPS, Multi Pengamatan dilakukan dengan
tester, Salt meter, Turbidity meter, Buku berpatokan pada heterogenitas

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 35


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

(keanekaragaman) dan homogenitas dengan batas wilayah sebelah utara


vegetasi (persamaan jenis), dan dengan Desa Lalukoen, sebelah selatan
jumlah lamun di lihat dari dengan pulau Ndana, sebelah barat
karakteristik morfologinya yaitu akar, dengan Desa Bo'a, dan sebelah Timur
batang, daun, bunga, dan buah dengan dengan Desa Oebou.
mengacu pada referensi dari Lanyon Letak geografis pantai Oeseli
(1986) dan El Shaffai (2011). 10°54.876' BT – 122°53.985' LU. Panjang
garis pantai Oeseli adalah ± 770 m.
HASIL DAN PEMBAHASAN Subtrat dasar perairan terdiri dari pasir
Data hasil penelitian tentang lamun di putih bercampur karang. Kawasan pantai
pantai Litianak dan pantai Oeseli Oeseli sebagian besar digunakan
diperoleh dengan mengamati lamun di masyarakat untuk pembudidayaan
la pa nga n kemudia n la mun ya ng rumput laut. Tumbuhan lamun pada
ditemukan diidentifikasi dengan daerah ini cukup banyak dan padat,
berpedoman pada buku panduan lamun tingginya mencapai kurang lebih 1 meter,
Lanyon (1986) dan El Shaffai (2011), sehingga masyarakat sering
selanjutnya spesies dan populasinya memangkasnya karena menurut mereka
dicatat untuk dilakukan analisis lebih mengganggu penambatan perahu
lanjut. mereka, masyarakat Oeseli menyebut
lamun dengan nama “Too Lado”.
Gambaran Umun Lokasi Penelitian
1. Keadaan Pantai Litianak Karakteristik Jenis-Jenis Lamun
Perairan Pantai Litianak secara Berdasarkan hasil penelitian yang
geografis terletak di utara perairan laut dilakukan di perairan pantai Litianak di
Sabu. Pantai Litianak merupakan pantai temukan 5 jenis yang meliputi Enhalus
berpasir putih yang berada dalam acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule
wilayah administrasi Desa Oelua uninervis, Cymodocea rotundata, dan
Kecamatan Rote Barat Laut dengan Batas Halodule pinifolia. Sedangkan pada
wilayah sebelah utara dengan laut sabu, perairan pantai Oeseli di temukan 4 jenis
sebelah selatan dengan Desa Temas, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia
sebelah barat dengan Desa Tolama, hemprichii, Halodule uninervis, dan
sebelah timur dengan Desa Netenaen. Cymodocea rotundata.
Letak geografis pantai Litianak
10°45.357' BT – 122°53.825' LU. Panjang 1. Cymodocea rotundata
garis pantai Litianak adalah ± 530 m. K a ra k t e r i s t i k j e n i s l a m u n p a d a
Subtrat dasar perairan terdiri dari pasir Cymodocea rotundata memiliki bentuk
putih halus berlumpur. Kawasan pantai daun melengkung menyerupai
Litianak mempunyai pengelompokan selempang, bagian pangkal menyempit
sebaran wilayah biota yang cukup jelas dan kearah ujung agak melebar, ujung
terlihat, terbagi atas hutan mangrove, daunnya licin (halus) dengan bagian
pembudidayaan rumput laut, dan lamun. tengahnya melekuk ke arah dalam.
Cymodocea rotundata adalah jenis lamun
2. Keadaan Pantai Oeseli yang hidup diperairan dangkal.
Pantai ini merupakan pantai berpasir Jenis lamun Cymodocea rotundata
berlumpur bercampur karang yang yang ditemukan pada pantai Litianak dan
berada dalam wilayah administrasi Desa pantai Oeseli mempunyai ciri yang
Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya hampir sama, panjang helai daun di

36 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

pantai Litianak ± 8 cm dengan lebar daun penutup penuh oleh sarung daun (leaf
± 0,2 cm sedangkan pada pantai Oeseli sheath). Ujung daun tumpul dan
panjang helai daun ± 10 cm, dan lebar bergerigi tajam. Rhizoma tebal dengan
daun ± 0,3 cm, mempunyai daun yang node scar yang jelas, biasanya berbentuk
halus dan ujungnya bulat, pada setiap segitiga dengan Ieaf sheath yang keras
batangnya memiliki kantong daun yang (Dahuri, 2003).
ditumbuhi 3-5 helai daun serta memiliki 3. Enhalus acoroides
a ka r ya n g b e rc a b a n g d a n t i d a k Hasil penelitian menunjukkan
beraturan. Perbedaan karakteristik Enhalus acoroides yang ditemukan di
Cymodocea rotundata yang agak pantai Litianak dan pantai Oeseli
mencolok dari dua lokasi penelitian ini memiliki fibrous bistle atau rambut-
yaitu pada warna daun di pantai Oeseli rambut kaku berwarna hitam yang
berwarna hijau kegelapan, dan di pantai merupakan sisa daun, memiliki akar yang
Litianak berwarna hijau muda, hal ini banyak dan bercabang dengan panjang
disebabkan lamun yang tumbuh di akar antara ±10 – 20 cm dan lebar akar
perairan pantai Oeseli lebih padat di 0,3 – 0,5 cm. Enhalus acoroides dapat
bandingkan yang tumbuh di pantai dikatakan sebagai lamun yang kuat
Litianak yang berjumlah lebih sedikit. dikarenakan fisiknya yang lebih besar
Menurut Lanyon (1986) panjang daun jika dibandingkan dengan jenis lamun
lamun Cymodocea rotundata antara 7 - 15 yang lain.
cm, sedangkan panjang daun lamun C. Karakteristik Enhalus acoroides yang
rotundata menurut Den Hartog (1970), ditemukan di pantai Litianak dan pantai
berkisar antara 5 - 16 cm. Oeseli sedikit berbeda, di pantai Litianak
2. Thalassia hemprichii Enhalus acoroides hanya ditemukan di
Jenis lamun Thalassia hempricii yang daerah mangrove dengan substrat pasir
ditemukan pada lokasi penelitian di putih halus bercampur lumpur
pantai Oeseli mempunyai beberapa ciri – karakteristik daunnya lebih pendek
ciri khusus jika dibandingkan dengan hanya berkisaran ± 30 cm dengan lebar
jenis lamun Thalassia hempricii yang daun ± 1,15 cm struktur permukaan
ditemukan di pantai Litianak bentuk daunnya lebih halus dan tumbuh pada
daun tidak bercabang sedangkan di perairan yang dangkal, sedangkan pada
pantai Oeseli bentuk daun yang pantai Oeseli yang dominan ditumbuhi
bercabang dua tidak terpisah dan Enhalus acoroides dengan struktur
berbentuk pita atau selendang yang substrat dasar perairan berpasir
ditutupi oleh sarung. Persamaannya ada bercampur lumpur dan pecahan karang,
pada bentuk akar dari Thalassia karakteristik Enhalus acoroides pada
hempricii yang berbuku – buku dan pantai ini mempunyai panjang daun ±
pendek serta ujung daunnya tumpul dan 150 cm, dengan lebar daun 1,75 cm dan
bergerigi tajam. Dari hasil pengukuran permukaan daunnya lebih kasar, tepi
yang dilakukan peneliti, panjang daun daunya tajam seperti silet, dan tumbuh
Thalassia hempricii di pantai Litianak sampai kedalaman 10 m dengan batas
mencapai ± 3 dengan lebar daun ± 0,2, terumbu karang.
dan di Oeseli panjang daun ± 8 cm dengan Menurut Philips dan Menez 1988,
lebar daun ± 0,5 cm. Enhalus acoroides ini hidup pada
Thalassia hempricii memiliki bentuk perairan yang terlindung dengan
daun seperti selendang (strap-like) yang substrat pasir atau lumpur dan dapat
muncul dari stem yang tegak lurus dan hidup pada dasar yang terdiri atas

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 37


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

campuran pecahan karang yang telah Halodule uninervis memiliki ujung daun
mati, lamun ini juga dapat tumbuh yang berbentuk trisula dan runcing,
dengan baik sampai pada kedalaman 40 terdiri dari 1-3 urat halus yang jelas
m dan ditemukan sepanjang Indo-Pasifik kelihatan, memiliki sarung serat dan
barat di daerah tropis. rhizoma biasanya berwarna putih
4. Halodule pinifolia dengan serat-serat berwarna hitam kecil
Berdasarkan hasil penelitian yang pada nodes-nya, lebar dan panjang
dilakukan, pengukuran panjang daun daunnya masing-masing 0.2 – 4 mm dan
Holodule pinifolia mencapai ± 10 cm dan 5 – 25 cm lamun di sepanjang Indo-
lebar daun mencapai ± 0,02 cm. Halodule Pasifik barat di daerah tropis dan sangat
pinifolia hanya ditemukan di pantai umum di daerah intertidal (Dahuri,
Litianak dengan pertumbuhan yang 2003).
dominan namun dalam keadaan yang
mulai jarang dan tumbuh dalam Stuktur Komunitas Lamun :
kelompok kecil yang tidak merata 1. Indeks Diversitas Spesies Lamun.
penyebab kerusakan ini di akibatkan Keberadaan ke 5 jenis lamun di
karena penambangan pasir laut yang di perairan pantai Litianak dan pantai
lakukan oleh masyarakat di pantai Oeseli tidak merata dan tidak semuanya
Litianak. Karakteristik lamun ini terdapat pada setiap transek, adanya
mempunyai bentuk daun yang lurus dan perbedaan komposisi ini, disebabkan
tipis, tumbuh sampai kedalaman 25 karena jenis lamun yang terdapat di
meter. perairan Pantai Litianak dan Oeseli
Halodule pinifolia merupakan species tumbuh secara berkelompok dan
terkecil dari genus Halodule. Bentuk terpisah-pisah dengan batas yang tidak
daun lurus dan tipis. Biasanya pada jelas, sehingga penyebaran yang tidak
bagian tengah ujung daun robek. Lamun merata, seperti yang terlihat pada Tabel
ditemukan di sepanjang Indo-Pasifik 4. Pada perairan pantai Litianak terdapat
Barat di daerah tropis dan sangat umum 5 jenis lamun namun pada daerah
di daerah intertidal (den Hartog, 1970). transek I yang bersubtrat pasir putih
5. Halodule uninervis berlumpur halus hanya terdapat 3 jenis
Holodule uninervis merupakan salah yang termasuk dalam famili
satu jenis lamun yang juga tumbuh di Potamagetonacea yaitu Halodule
lokasi penelitian pantai Litianak dan pinifolia, Halodule uninervis, dan
pantai Oeseli. Tiap tangkai daun Holodule Cymodocea rotundata total jumlah
uninervis terdiri dari 1 sampai 2 helai. individu sangat rendah dibandingkan
Ujung daun berbentuk gelombang dan transek II yang berada di daerah
menyerupai huruf W. Karakteristik jenis mangrove terdapat 5 jenis lamun
lamun Holodule uninervis di pantai termasuk famili Potamagetonacea dan
Litianak dan pantai Oeseli hampir sama famili Hydrocharitaceae yaitu Halodule
yang sedikit membedakan hanya pada pinifolia, Halodule uninervis, Cymodocea
ukuran panjang daun dan lebar daun, rotundata, Enhalus acoroides, dan
Holodule uninervis yang terdapat di Thalassia hemprichii, dan pada transek III
pantai Litianak lebih kecil dengan berada di daerah antara hutan mangrove
panjang ± 5 cm dengan lebar daun 0,2 cm dan pantai berpasir hanya di temukan 4
sedangkan di pantai Oeseli panjang jenis yang termasuk dalam famili
mencapai ± 20 cm dengan lebar daun 4 Potamagetonacea yaitu Halodule
mm. pinifolia, Cymodocea rotundata, Halodule

38 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

uninervis,dan Thalassia hemprichii. Cymodocea rotundata dengan jumlah Fi


Pada perairan pantai Oeseli hanya 0,05 dan FR 0,03. Sesuai isi tabel diatas,
te rd a p a t 4 j e n i s l a m u n d e n ga n total Fi pantai Litianak 2,13 dan total Fi
pembagian pada transek I daerah pantai Oeseli 1,58 sedangkan total FR
bersubtrat berkarang bercampur pasir kedua pantai 0,98. Struktur dasar
dan agak berlumpur terdapat 3 jenis perairan pantai Litianak yang berpasir
yaitu Cymodocea rotundata, Enhalus halus bercampur lumpur memudahkan
acoroides, dan Thalassia hemprichii Halodule pinifolia beradaptasi untuk
dengan jumlah total individu paling hidup dan mempunyai frekuensi paling
tinggi Enhalus acoroides, dan pada tinggi di perairan ini. Sedangkan struktur
transek II di daerah berpasir putih dasar perairan pantai Oeseli yang
bercampur pecahan karang ditemukan 4 berpasir kasar bercampur lumpur dan
jenis yaitu Halodule uninervis, Cymodocea pecahan karang memudahkan jenis
rotundata, Enhalus acoroides, dan lamun Enhalus acoroides yang memiliki
Thalassia hemprichii dengan jumlah total kemampuan beradaptasi untuk hidup
paling tinggi jenis Halodule uninervis, dan pada berbagai substrat dengan baik
pada transek III batasan antara transek I sehingga tersebar cukup merata.
dan II ditemukan 4 jenis yang sama yaitu Tingginya frekuensi kemunculan
Halodule uninervis, Cymodocea beberapa jenis lamun Magnozosterid
rotundata, Enhalus acoroides, dan (lamun dengan bentuk daun yang
Thalassia hemprichii dengan jumlah total panjang dan menyerupai pita dengan
paling tinggi jenis Halodule uninervis. daun yang tidak terlalu lebar) pada kedua
lokasi pengamatan menunjukkan jenis
2. Frekuensi Jenis (Fi) dan Frekuensi ini dapat menyesuaikan diri dengan
Relatif (FR) Lamun karakteristik habitat perairan pantai
Frekuensi jenis merupakan peluang Litianak dan pantai Oeseli, seperti yang
ditemukan suatu jenis lamun yang dinyatakan oleh den Hartog (1977)
ditemukan di dalam plot-plot dalam Kiswara (1985) bahwa jenis
pengamatan sedangkan frekuensi relatif lamun Magnozosterid dapat dijumpai
yaitu perbandingan antara frekuensi pada berbagai habitat, jenis lamun ini
jenis ke i (Fi) dan jumlah frekuensi untuk sering ditemukan di daerah dangkal
seluruh jenis. Peluang ditemukan suatu hingga daerah yang terekspos ketika air
jenis lamun tergantung pada tipe laut surut. Enhalus acoroides, Cymodocea
substrat di lapangan, karena masing- rotundata, Halodule uninervis
masing spesies lamun memiliki kesukaan merupakan jenis yang masuk dalam
tipe substrat yang berbeda. magnozosterid.
Lima spesies lamun yang ditemukan Frekuensi kemunculan jenis lamun
di perairan pantai Litianak jumlah Halodule pinifolia yang hanya dtemukan
frekuensi jenis (Fi) dan frekuensi relatif di pantai Litianak dengan angka
(FR) paling tinggi adalah Halodule frekuensi yang tinggi kemungkinan
pinifolia dengan Fi 0,86 dan FR 0,40 dan disebabkan struktur substrat dasar
yang terendah Enhalus acoroides dengan perairan yang berpasir halus berlumpur
jumlah Fi 0,08 dan FR 0,04. Sedangkan sehingga jenis lamun ini bisa hidup
pada pantai Oeseli jumlah frekuensi jenis dengan baik, dan didukung oleh
(Fi) dan frekuensi relatif (FR) paling rendahnya surut muka air laut di
tinggi adalah Enhalus acoroides dengan Fi perairan pantai Litianak yang
0,71 dan FR 0,44 dan yang terendah mengakibatkan dasar perairan

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 39


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

senantiasa terekspos, di bandingkan menunjukkan bahwa di pantai Litianak


perairan pantai Oeseli dengan struktur angka tertinggi terdapat pada jenis
substrat berpasir bercampur karang. lamun Halodule uninervis dengan angka
penutupan jenis (Pi) 1 dan penutupan
3. Densitas (Kerapatan) Lamun relatif (PR) 0,34 sedangkan angka
Hasil perhitungan kerapatan jenis terendahnya terdapat pada jenis lamun
(Ki) dan kerapatan relatif (KR) pada Enhalus acoroides dengan angka
pantai Litianak dan pantai Oeseli penutupan jenis (Pi) 0,18 dan penutupan
menunjukkan bahwa pada pantai relatif (PR) 0,06.
Litianak jenis lamun Halodule uninervis Pada pantai Oeseli angka tertinggi
m e r u p a ka n j e n i s l a m u n d e n ga n untuk penutupan jenis (Pi) dan
kerapatan jenis (Ki) dan kerapatan relatif penutupan relatif terdapat pada jenis
(KR) tertinggi yakni 23,87 dan 0,42, lamun Enhalus acoroides dengan angka
sedangkan angka terendahnya terdapat penutupan jenis (Pi) 0,75 dan penutupan
pada jenis lamun Enhalus acoroides relatif (PR) 0,30 sedangkan angka
dengan kerapatan jenis (Ki) 0,75 dan terendah terdapat pada jenis lamun
kerapatan relatif (KR) 0,01 dan pada Halodule uninervis dengan angka
Pantai Oeseli kerapatan jenis (Ki) dan penutupan jenis (Pi) 0,5 dan penutupan
kerapatan relatif (KR) dengan angka relatif (PR) 0,20. Sesuai tabel diatas, total
tertinggi terdapat pada jenis lamun Fi pantai Litianak 2,87 dan total Fi pantai
Enhalus acoroides yakni (Ki) 117 dan Oeseli 2,43 total FR di kedua pantai
(KR) 0,46. Sedangkan kerapatan jenis 0,98.
(Ki) dan kerapatan relatif (KR) dengan Kondisi penutupan lamun
angka terendah terdapat pada jenis berdasarkan kerapatan jenis lamun,
lamun Cymodocea rotundata yakni (Ki) kerapatan total rata-rata semua jenis
37,81 dan (KR) 0,14. Sesuai isi tabel 6, lamun yang ditemukan di tiap transek
total Fi pantai Litianak 55,79 dan total Fi kuadran pada kedua lokasi pengamatan
pantai Oeseli 252,55 total FR di kedua menunjukkan bahwa pada lokasi pantai
pantai 0,98. Oeseli mempunyai angka penutupan
Kondisi kerapatan yang beragam pada yang tinggi di bandingkan pantai
setiap jenis lamun di kedua lokasi L i t i a n a k . H a l i n i k e m u n g k i n a n
pengamatan, hal ini dipengaruhi oleh disebabkan jenis substrat dasar perairan
jenis lamun penyusun yang ditemukan yang sangat mendukung untuk lamun
pada setiap lokasi pengamatan dan dapat tumbuh dan berkembang seperti
kondisi perairan. Kerapatan lamun jenis yang ada di pantai Oeseli. Menurut Kasim
Enhalus acoroides yang ditemukan di (2013), persentase penutupan lamun
pantai Oeseli menunjukkan tingkat menggambarkan luas lamun yang
k e p a d a t a n y a n g l e b i h t i n g g i menutupi suatu perairan, dimana tinggi
dibandingkan dengan jenis lamun penutupan tidak selamanya linear
lainnya. Hal ini disebabkan kondisi lokasi dengan tingginya kerapatan jenis. Hal ini
p e r a i r a n d e n g a n s u b s t r a t ya n g dipengaruhi pengamatan penutupan
mendukung pertumbuhan lamun yang diamati adalah helaian daun,
Enhalus acoroides. sedangkan kerapatan yang dilihat adalah
jumlah tegakan lamun. Makin lebar
4. Dominansi (penutupan) Lamun. ukuran panjang dan lebar daun lamun
Hasil perhitungan penutupan jenis (Pi) maka semakin besar menutupi substrat
dan penutupan relatif (PR) pada tabel 7 dasar perairan.

40 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

5. Indeks Nilai Penting Lamun di terdapat di pantai Litianak lebih kecil


Pantai Litianak dan Pantai Oeseli dengan panjang ± 5 cm dengan lebar
Berdasarkan perhitungan indeks nilai daun 0,2 cm sedangkan di pantai
penting lamun di pantai Litianak dan Oeseli panjang mencapai ± 20 cm
pantai Oeseli diperoleh hasil seperti pada dengan lebar daun 4 mm.
tabel 8 di atas, dimana hasil perhitungan d. Cymodocea rotundata,
menunjukkan bahwa pada pantai Perbedaan karakteristik Cymodocea
Litianak indeks nilai penting lamun rotundata, yaitu pada warna daun di
tertinggi terdapat pada jenis lamun pantai Oeseli berwarna hijau
Halodule uninervis yakni 1,11 dan kegelapan, dan di pantai Litianak
terendah terdapat pada jenis lamun berwarna hijau muda.
Cymodocea rotundata yakni 0,4. e. Halodule pinifolia, karakteristik
Sedangkan hasil perhitungan indeks nilai lamun ini mempunyai bentuk daun
penting lamun pada pantai Oeseli yang lurus dan tipis, tumbuh sampai
menunjukkan angka tertinggi terdapat kedalaman 25 meter. Panjang daun
pada jenis lamun Enhalus acoroides yakni yang mencapai 10 cm dan lebar daun
1,2 dan angka terendah terdapat pada 0,2 mm. Berdasarkan hasil penelitian
jenis lamun Cymodocea rotundata yakni yang dilakukan jenis ini hanya
0,42. ditemukan di pantai Litianak.
2. S t r u k t u r k o m u n i t a s l a m u n
KESIMPULAN DAN SARAN (diversitas, frekuensi, densitas,
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dominansi, Indeks nilai penting) di
sebagai berikut : daerah intertidal pantai Litianak dan
1. Karakteristik dan jenis-jenis lamun di pantai Oeseli dapat dideskripsikan
pantai Litianak dan pantai Oeseli : sebagai berikut :
a. Enhalus acoroides, di pantai a. Indeks Diversitas di pantai
Litianak memiliki karakteristik Litianak 0,98 dan di pantai Oeseli
truktur permukaan daunnya lebih 1,789 dengan tingkat
halus dan tumbuh pada perairan yang keanekaragaman rendah,
dangkal, sedangkan pada pantai b. Frekuensi Jenis di pantai
Oeseli yang dominan ditumbuhi Litianak 2,13 dan di pantai Oeseli
Enhalus acoroides dengan 1,58 sedangkan Frekuensi Relatif di
karakteristik permukaan daunnya pantai Litianak dan di pantai Oeseli
lebih kasar, tepi daunnya tajam 0,98.
seperti silet, struktur substrat dasar c. Densitas Jenis di pantai Litianak
perairan berpasir bercampur lumpur 55,79 dan di pantai Oeseli 252,55
dan pecahan karang, dan tumbuh sedangkan Densitas Relatif di pantai
sampai kedalaman 10 m dengan batas Litianak dan di pantai Oeseli 0,98
terumbu karang. d. Dominansi Jenis di pantai
b. Thalassia hemprichii, yang Litianak 2,87 dan di pantai Oeseli 2,43
ditemukan di pantai Litianak bentuk sedangkan Dominansi Relatif di
daun tidak bercabang sedangkan di pantai Litianak dan di pantai Oeseli
pantai Oeseli bentuk daun yang 0,98
bercabang dua tidak terpisah dan e. Indeks Nilai Penting di pantai
berbentuk pita atau selendang yang Litianak terdapat pada jenis lamun
ditutupi oleh sarung. Halodule uninervis yakni 1,11 dan
c. Halodule uniner vis, yang terendah terdapat pada jenis lamun

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 41


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

Cymodocea rotundata yakni 0,4. Pari Pulau Seribu.” Jakarta:


Sedangkan hasil perhitungan indeks Jurnal Oseana PDII dan P3O-
nilai penting lamun pada pantai LIPI.
Oeseli menunjukkan angka tertinggi Barber, J.G. 1985. Competing Accounts of
terdapat pada jenis lamun Enhalus the Learned helplessness Effect
acoroides yakni 1,2 dan angka in Human. Thesis Unpublished:
terendah terdapat pada jenis lamun Department of Psychology
Cymodocea rotundata yakni 0,42. University of Adelaide.
Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan
SARAN Sumberdaya Alam Pesisir Laut.
1. Perlu dilakukan penelitian secara Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya
berkelanjutan untuk mengetahui Pesisir dan Lautan IPB.
perkembangan keanekaragaman Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati
lamun di pantai Litianak dan pantai L a u t , A s e t Pe m b a n g u n a n
Oeseli. Berkelanjutan Indonesia.
2. Diperlukan adanya kebijakan dari Jakarta: Gramedia Pustaka
Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Utama.
Ndao melalui dinas terkait untuk Den Hartog.C. 1970. The Seagrasses of
menjamin pertumbuhan dan the World. Dalam : Azkab M.H
perkembangan ekosistem lamun di 1999. Pedoman Inventarisasi
wilayah perairan Kabupaten Rote Lamun. Oseana 1 : 1-16
Ndao karena keberadaan lamun Duvall, E and Miller, C. M. 1985. Marriage
mempunyai beberapa manfaat and Family Development 6thed.
penting diantaranya sebagai penahan New York: Harper & Row
abrasi dan stabilisator sendimen. Publisher. Universitas
Selain itu lamun juga menjadi tempat El Shaffai, A. 2011. Field Guide To
naungan, mencari makan, dan Seagrasses Of The Red Sea.
perkembang biakan berbagai jenis France: IUCN.
biota, baik vertebrata maupun Erftemeijer PLA. 1993. Differences in
invertebrata. nutrient concentration and
resources between seagrass
DAFTAR PUSTAKA communities on carbonate and
Ariestika, dan Riana, M. 2006. terigenous sediments in South
“Karakteristik padang lamun Sulawesi, Indonesia. BullMarSci
dan struktur komunitas 54:403-419.
moluska (Gastropoda Bivalvia) Ewusie, J. Y. 1990. Ekologi Tropika.
di Pulau Burung, Kepulauan Bandung: Penerbit ITB.
Seribu.” Bogor: Jurnal Ekologi, Fachrul, M. F, 2007. Metode Sampling
Institut Pertanian Bogor. Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara
Aswandy, I. Hutomo, dan Malikusworo. Gosari, B.A.J. dan Abdul, H. 2012. “Studi
1988. “Komunitas Fauna Bentik Kerapatan Dan Penutupan Jenis
pada Padang Lamun (seagrass) Lamun Di Kepulauan
di Teluk Banten”. Jakarta: Jurnal Spermonde.” Makasar: Jurnal
Oseana PDII dan P3O-LIPI. Torani, Ilmu Kelautan Dan
Azkab, M. H. 1999. “Pertumbuhan dan Perikanan Universitas
Produksi Lamun, Enhalus Hasanudin.
acoroides Di Rataan Terumbu Di Hutomo, M. dan Azkab, M.H. 1987.

42 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

“Peranan Lamun Di Lingkungan Ekosistem Sumberdaya Hayati di


Laut Dangkal”. Jakarta: Jurnal Wilayah Pesisir dan Laut Tropis.
Oseana volume XII PDII dan Penerbit Pustaka Pelajar Jakarta.
P3O-LIPI. Walker, R. A., 1984. Facies Models,
Kiswara, W., 1997. Struktur Komunitas G e o lo g i c a l A s s o c i a t i o n o f
Padang Lamun Perairan Canada Publication, Bussiness
Indonesia. Inventarisasi dan and Economic Service, Canada.
Evaluasi Potensi Laut-Pesisir
II,Jakarta: P3O LIPI. Hal. 54-61.
Kordi, K.M.G.H., 2011. Ekosistem Lamun
(Seagrass). Jakarta: Rineka Cipta
Lanyon, J. 1986. Seagrasses Of The Great
B a r r i e r R e e f . To w n s v i l l e
Queesland: GBRMPA
Mann, K.H. 2000. Ecology of Coastal
Water : With Implication for
Management. Massachusets:
Blackwell Science, Inc.
Nybakken, j. W. 1988. Biologi Laut. Suatu
Pendekatan Ekologis. Jakarta:
Gramedia.
Philips, C.R. and E.G. Menez. 1988.
Seagrass. Smith Sonian
Institutions. Press. Washington
DC. (terjemahan)
Poernama, A. dan Yuwono. 2003. Ikan
Hias Air Laut. Jakarta. Penebar
Swadaya
Putri, J.E. 2012. Fungsi dan Manfaat
P a d a n g L a m u n .
(online).(http://ermianda)
diakses 26 Maret 2015
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2009.
Biologi Laut. Jakarta: Djambatan
Setyawan, E., Estradivari dan S.Yusri,.
2009. Mengenal Alam Pesisir
Kepulauan Seribu.Jakarta : PT
Gramedia
Supriyadi, I. H. 2010. “Pemetaan Padang
Lamun Di Perairan Teluk Toli-
Toli Dan Pulau Sekitarnya,
Sulawesi Barat”. Jakarta: Jurnal
Oseaanologi dan Limnologi
Volume 39 PDII dan P3O-LIPI.
S u p r i h a r yo n o . 2 0 0 7 . Ko n s e r va s i

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 43


Karakteristik dan Struktur Komunitas Imelda Tidora Sombo
Lamun Di Daerah Intertidal Wiryanto
Pantai Litianak Dan Pantai Oeseli Sunarto

44 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016

Anda mungkin juga menyukai