ABSTRAK
batu karang dan budidaya rumput laut di panduan, Aquades untuk membersihkan
sekitar pantai. Oleh karena itu, penelitian sampel yang di identifikasi.
lamun di daerah intertidal pantai
Litianak dan pantai Oeseli perlu PENGAMBILAN SAMPEL
dilakukan untuk mengkaji karakteristik Pengambilan sampel dengan
dan struktur komunitas yang terdapat di menggunakan metode transek kuadrat
Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara metode ini dilakukan dengan cara
Timur. menarik garis tegak lurus dari pantai
Penelitian inventarisasi menjadi kearah tubir (Fachrul, 2007), pada
penting sebagai bagian dari usaha untuk masing-masing transek di letakkan plot-
melengkapi database distribusi dan plot berukuran 1 x 1 m. Setiap transek
biogeografi lamun di Indonesia. dilakukan ulangan pengamatan
Dibandingkan dengan wilayah lainnya, sebanyak 3 kali dengan jarak masing-
penelitian lamun di Nusa Tenggara Timur masing ulangan (transek kuadran) sejauh
relatif masih belum banyak dilakukan 10 meter. Pengamatan lamun dilakukan
khususnya di kepulauan Rote Ndao yang pada saat air laut mengalami surut.
belum pernah diteliti. Pada saat yang 1. Penentuan lokasi pengamatan
sama, Indonesia dikenal sebagai negara Lokasi pengamatan lamun ditentukan
dengan potensi keanekaragaman hayati berdasarkan ekologinya.
laut yang sangat tinggi (Hutomo dan 2. Penentuan sampel titik hitung
Azkab, 1987). Penelitian ini bertujuan pengamatan lamun di bantu dengan
untuk mengetahui jenis, karakteristik, GPS
struktur komunitas, dan potensi lamun di a. Observasi lapangan pada setiap lokasi
kawasan kepulauan Rote Ndao. Hasil pengamatan.
penelitian ini dapat digunakan sebagai b. Penentuan titik hitung pengamatan
dasar dalam pembuatan kebijakan pada masing-masing lokasi sebagai
tentang pengelolaan sumber daya alam plot sampel pengambilan data lamun.
hayati laut yang lestari. 3. Pengukuran Faktor lingkungan Fisik
dan Kimia Perairan
BAHAN DAN METODE a. Suhu
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Suhu diukur dengan menggunakan
Rote Ndao. Tempat pengamatan lamun di Multi TesterSalinitas
bagi menjadi dua stasiun penelitian yaitu Melihat gerakan angka terakhir, maka
stasiun I Pantai Litianak dengan ekologi salinitasnya akan ditunjukkan pada
pantai berstruktur pasir dan agak alat dengan satuan ‰.
berlumpur dan terletak di sebelah utara b. Kekeruhan
pulau Rote, dan stasiun II pantai Oeseli. Masukkan air laut yang menjadi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan sampel kedalam turbidimeter dan
Mei sampai Juni 2015. Pengamatan atur sehingga turbidimeter
lamun di lakukan pada saat air laut surut. menunjukkan angka konstan.
c. Oksigen Terlarut (DO)
ALAT DAN BAHAN Untuk mengukur oksigen terlarut
Alat dan Bahan yang digunakan dalam digunakan Multi Tester Derajat
penelitian ini adalah Alat Tulis, Roll Keasaman (pH ).
Meter Tali rafia dan kayu patok, Pipa 4. Pengamatan lamun.
paralon, Kamera, Masker air, GPS, Multi Pengamatan dilakukan dengan
tester, Salt meter, Turbidity meter, Buku berpatokan pada heterogenitas
pantai Litianak ± 8 cm dengan lebar daun penutup penuh oleh sarung daun (leaf
± 0,2 cm sedangkan pada pantai Oeseli sheath). Ujung daun tumpul dan
panjang helai daun ± 10 cm, dan lebar bergerigi tajam. Rhizoma tebal dengan
daun ± 0,3 cm, mempunyai daun yang node scar yang jelas, biasanya berbentuk
halus dan ujungnya bulat, pada setiap segitiga dengan Ieaf sheath yang keras
batangnya memiliki kantong daun yang (Dahuri, 2003).
ditumbuhi 3-5 helai daun serta memiliki 3. Enhalus acoroides
a ka r ya n g b e rc a b a n g d a n t i d a k Hasil penelitian menunjukkan
beraturan. Perbedaan karakteristik Enhalus acoroides yang ditemukan di
Cymodocea rotundata yang agak pantai Litianak dan pantai Oeseli
mencolok dari dua lokasi penelitian ini memiliki fibrous bistle atau rambut-
yaitu pada warna daun di pantai Oeseli rambut kaku berwarna hitam yang
berwarna hijau kegelapan, dan di pantai merupakan sisa daun, memiliki akar yang
Litianak berwarna hijau muda, hal ini banyak dan bercabang dengan panjang
disebabkan lamun yang tumbuh di akar antara ±10 – 20 cm dan lebar akar
perairan pantai Oeseli lebih padat di 0,3 – 0,5 cm. Enhalus acoroides dapat
bandingkan yang tumbuh di pantai dikatakan sebagai lamun yang kuat
Litianak yang berjumlah lebih sedikit. dikarenakan fisiknya yang lebih besar
Menurut Lanyon (1986) panjang daun jika dibandingkan dengan jenis lamun
lamun Cymodocea rotundata antara 7 - 15 yang lain.
cm, sedangkan panjang daun lamun C. Karakteristik Enhalus acoroides yang
rotundata menurut Den Hartog (1970), ditemukan di pantai Litianak dan pantai
berkisar antara 5 - 16 cm. Oeseli sedikit berbeda, di pantai Litianak
2. Thalassia hemprichii Enhalus acoroides hanya ditemukan di
Jenis lamun Thalassia hempricii yang daerah mangrove dengan substrat pasir
ditemukan pada lokasi penelitian di putih halus bercampur lumpur
pantai Oeseli mempunyai beberapa ciri – karakteristik daunnya lebih pendek
ciri khusus jika dibandingkan dengan hanya berkisaran ± 30 cm dengan lebar
jenis lamun Thalassia hempricii yang daun ± 1,15 cm struktur permukaan
ditemukan di pantai Litianak bentuk daunnya lebih halus dan tumbuh pada
daun tidak bercabang sedangkan di perairan yang dangkal, sedangkan pada
pantai Oeseli bentuk daun yang pantai Oeseli yang dominan ditumbuhi
bercabang dua tidak terpisah dan Enhalus acoroides dengan struktur
berbentuk pita atau selendang yang substrat dasar perairan berpasir
ditutupi oleh sarung. Persamaannya ada bercampur lumpur dan pecahan karang,
pada bentuk akar dari Thalassia karakteristik Enhalus acoroides pada
hempricii yang berbuku – buku dan pantai ini mempunyai panjang daun ±
pendek serta ujung daunnya tumpul dan 150 cm, dengan lebar daun 1,75 cm dan
bergerigi tajam. Dari hasil pengukuran permukaan daunnya lebih kasar, tepi
yang dilakukan peneliti, panjang daun daunya tajam seperti silet, dan tumbuh
Thalassia hempricii di pantai Litianak sampai kedalaman 10 m dengan batas
mencapai ± 3 dengan lebar daun ± 0,2, terumbu karang.
dan di Oeseli panjang daun ± 8 cm dengan Menurut Philips dan Menez 1988,
lebar daun ± 0,5 cm. Enhalus acoroides ini hidup pada
Thalassia hempricii memiliki bentuk perairan yang terlindung dengan
daun seperti selendang (strap-like) yang substrat pasir atau lumpur dan dapat
muncul dari stem yang tegak lurus dan hidup pada dasar yang terdiri atas
campuran pecahan karang yang telah Halodule uninervis memiliki ujung daun
mati, lamun ini juga dapat tumbuh yang berbentuk trisula dan runcing,
dengan baik sampai pada kedalaman 40 terdiri dari 1-3 urat halus yang jelas
m dan ditemukan sepanjang Indo-Pasifik kelihatan, memiliki sarung serat dan
barat di daerah tropis. rhizoma biasanya berwarna putih
4. Halodule pinifolia dengan serat-serat berwarna hitam kecil
Berdasarkan hasil penelitian yang pada nodes-nya, lebar dan panjang
dilakukan, pengukuran panjang daun daunnya masing-masing 0.2 – 4 mm dan
Holodule pinifolia mencapai ± 10 cm dan 5 – 25 cm lamun di sepanjang Indo-
lebar daun mencapai ± 0,02 cm. Halodule Pasifik barat di daerah tropis dan sangat
pinifolia hanya ditemukan di pantai umum di daerah intertidal (Dahuri,
Litianak dengan pertumbuhan yang 2003).
dominan namun dalam keadaan yang
mulai jarang dan tumbuh dalam Stuktur Komunitas Lamun :
kelompok kecil yang tidak merata 1. Indeks Diversitas Spesies Lamun.
penyebab kerusakan ini di akibatkan Keberadaan ke 5 jenis lamun di
karena penambangan pasir laut yang di perairan pantai Litianak dan pantai
lakukan oleh masyarakat di pantai Oeseli tidak merata dan tidak semuanya
Litianak. Karakteristik lamun ini terdapat pada setiap transek, adanya
mempunyai bentuk daun yang lurus dan perbedaan komposisi ini, disebabkan
tipis, tumbuh sampai kedalaman 25 karena jenis lamun yang terdapat di
meter. perairan Pantai Litianak dan Oeseli
Halodule pinifolia merupakan species tumbuh secara berkelompok dan
terkecil dari genus Halodule. Bentuk terpisah-pisah dengan batas yang tidak
daun lurus dan tipis. Biasanya pada jelas, sehingga penyebaran yang tidak
bagian tengah ujung daun robek. Lamun merata, seperti yang terlihat pada Tabel
ditemukan di sepanjang Indo-Pasifik 4. Pada perairan pantai Litianak terdapat
Barat di daerah tropis dan sangat umum 5 jenis lamun namun pada daerah
di daerah intertidal (den Hartog, 1970). transek I yang bersubtrat pasir putih
5. Halodule uninervis berlumpur halus hanya terdapat 3 jenis
Holodule uninervis merupakan salah yang termasuk dalam famili
satu jenis lamun yang juga tumbuh di Potamagetonacea yaitu Halodule
lokasi penelitian pantai Litianak dan pinifolia, Halodule uninervis, dan
pantai Oeseli. Tiap tangkai daun Holodule Cymodocea rotundata total jumlah
uninervis terdiri dari 1 sampai 2 helai. individu sangat rendah dibandingkan
Ujung daun berbentuk gelombang dan transek II yang berada di daerah
menyerupai huruf W. Karakteristik jenis mangrove terdapat 5 jenis lamun
lamun Holodule uninervis di pantai termasuk famili Potamagetonacea dan
Litianak dan pantai Oeseli hampir sama famili Hydrocharitaceae yaitu Halodule
yang sedikit membedakan hanya pada pinifolia, Halodule uninervis, Cymodocea
ukuran panjang daun dan lebar daun, rotundata, Enhalus acoroides, dan
Holodule uninervis yang terdapat di Thalassia hemprichii, dan pada transek III
pantai Litianak lebih kecil dengan berada di daerah antara hutan mangrove
panjang ± 5 cm dengan lebar daun 0,2 cm dan pantai berpasir hanya di temukan 4
sedangkan di pantai Oeseli panjang jenis yang termasuk dalam famili
mencapai ± 20 cm dengan lebar daun 4 Potamagetonacea yaitu Halodule
mm. pinifolia, Cymodocea rotundata, Halodule