Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia -Nya sehingga
penyusunan Tugas Makalah Lingkungan Hidup Sumatera yang berjudul ”Identifikasi Potensi
Wilayah Pesisir di Lampung” dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Kami dari TPB 54
Kelompok Lingkungan Hidup Sumatera Lampung ini berharap semoga Makalah ini
bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………….………………...…. i
Kata Pengantar………………………………………………………………….………..… ii
Daftar Isi……………………………………………………...…………………………….. iii
Bab 1 Pendahuluan………………………………….…………………………………….... 1
Latar Belakang………………………………………………….……….………………….. 1
Rumusan Masalah……………………………………..……………………………………. 2
Manfaat……………………………………………………..…………………………… 2,3,4
Bab 2 Landasan Teori……………………………………………….…………………….... 6
Bab 3 Isi……………………………………………....…………………………………….... 7
Permasalahan…………………………….………………………………………………..... 7
Solusi…………………………………………………………………………………………. 8
Bab 4 Kesimpulan……………………………………..…………………………………..... 9
Daftar Pustaka…………………………..…………………………………………..…….... iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Padang Lamun merupakan sumber daya laut yang cukup potensial untuk
dimanfaatkan, dan secara ekologi, padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting di
daerah pesisir. Banyak organisme yang secara ekologis dan biologis sangat tergantung pada
keberadaan lamun. Ekosistem tersebut merupakan sumber makanan penting bagi banyak
organisme oleh sebab itu banyak biota laut yang memanfaatkannya sebagai tempat memija.
Kepiting dan udang yang termasuk kelas Krustasea diketahui berasosiasi dengan baik
terhadap ekosisitem lamun.
Untuk mengetahui keragaman jenis dan zonasi lamun, dilakukan pengambilan sampel
dengan metode garis transek yang telah dimodifikasi dari English et al., 1994. Transek garis
dilakukan di setiap pulau atau lokasi dengan tegak lurus dari garis pantai. Jarak transek 100
dari bibir pantai ke arah tubir. Sedangkan untuk pengamatan kelimpahan, komposisi jenis dan
biomassa lamun dilakukan pengambilan contoh secara acak dengan bingkai 20 x 20 cm.
Lamun yang diambil diidentifikasi dan diestimasi persen tutupan secara visual pada setiap
lokasi transek. Contoh-contoh lamun tersebut diberi tanda (label) dibawa ke laboratorium
untuk dibersihkan, dicuci dan diidentifikasi.
1
garis pantai sepanjang 160 km. Peruntukan wilayah Teluk Lampung adalah sebagai kawasan
pariwisata, kawasan budidaya (pembenihan udang, tambak, dan budidaya kerang mutiara),
daerah penangkapan ikan, kawasan pelayaran inti dan cagar alam laut (Krakatau).
Terumbu Karang merupakan ekosistem yang ada di Wilayah pesisir Kota Bandar
Lampung dikenal dengan berbagai potensi yang dimilikinya dan menjadi magnet yang
menarik berbagai pihak para pemangku kepentingan untuk melakukan kegiatan eksploitasi
sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Salah satu dampak negatif yang mengemukakan dan perlu mendapat perhatian akibat
berlangsungnya kegiatan eksploitasi tersebut adalah ancaman terhadap kelestarian wilayah
pesisir. Ancaman tersebut dapat berasal dari pencemaran perairan laut akibat limbah industry.
Tak hanya itu saja limbah domestic, kegiatan reklamasi pantai, kegiatan penangkapan ikan
yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan, serta terjadinya konflik antar masyarakat
yang saling berbeda kepentingan dalam pemanfaatan ruang pesisir juga menjadi ancaman
bagi kelestarian lingkungan yang ada di wilayah pesisir.
2
Ciri-ciri Mangrove ini adalah hidup dengan berkelompok dalam jumlah yang banyak,
memiliki akar yang besar dan memiliki buah. Di pantai banyak para petani menanam
tanaman bakau, karena manfaatnya yang banyak bagi kelangsungan pantai ditempatnya.
1. Memberi Nutrisi
2. Sebagai rantai makanan
3. Air disekitar menjadi jernih
4. Tempat berlabuh kapal
5. Melindungi pantai
6. Dapat dijadikan sebagai kayu bakar
Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai
jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh rusaknya habitat untuk hewan.
Manfaat dari Padang Lamun dengan melihat pentingnya krustasea dan asosiasinya
dengan lamun bagi lingkungan serta sumber daya hayati perairan maka diperlukan adanya
kajian tentang komponen-komponen dan interaksi antara komponen penyusun ekosistem
3
tersebut. Penelitian ini merupakan upaya untuk memahami kondisi ekosistem pesisir di
kawasan Teluk Lampung serta interaksi fauna krustasea yang hidup berassosiasi pada
ekosistem tersebut khususnya padang lamun.
Manfaat Terumbu Karang tersebut dapat menjadi Pelindung Pantai dan Pesisir.
Terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling terkait
dalam melindungi pantai dan daerah pesisir. Terumbu karang mampu memperkecil energi
ombak yang menuju ke daratan. Energi ini kemudian diperkecil lagi dengan adanya padang
lamun dan hutan bakau (mangrove). Sehingga ombak tidak merusak pantai atau
menyebabkan abrasi pantai. Dan ekosistem di pantai pun dapat terlindungi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Dinas Provinsi Lampung (2000) Hutan Mangrove, Sejak tahun 1992 hingga
tahun 2000 daratan di Labuhan Maringgai hilang sejauh 300 meter akibat abrasi. Hal ini
menyebabkan banyak kampung nelayan yang tergusur dan hilang. Padahal sejak menurut
CRMP dari tahun 1950 hingga tahun 1970 an garis pantai cenderung stabil .
Lamun sebagian besar berumah dua, yaitu dalam satu tumbuhan hanya ada satu bunga
jantan saja atau satu bunga betina saja. Sistem pembiakan bersifat khas karena mampu
melakukan penyerbukan di dalam air dan buahnya juga terbenam di dalam air Tumbuhan ini
memiliki beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di
media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem
perakaran jangkar yang berkembang dengan baik, mempunyai kemampuan untuk
berkembang biak secara generatif dalam keadaan terbenam, dan dapat berkompetisi dengan
organisme lain dalam keadaan stabil ataupun tidak stabil pada lingkungan laut.
5
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis
filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari
dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya
dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta
ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat
aktivitas biologi(biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi,
terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam
laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu
ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
6
BAB III
ISI
3.1 Permasalahan
Masalah dasar yang di hadapi Hutan Mangrove kondisi mangrove saat ini, tidak
begitu baik. Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, ada lebih dari 50%
wilayah hutan mangrove yang hilang. Dan di Jakarta, hanya tersisa sekitar 300 hektar.
Kelestarian Terumbu Karang sudah mulai rusak. Hal ini disebabkan karena banyak
mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, terutama reklamasi pantai, Illegal Fishing, dan
pencemaran perairan. Keberadaan karang mati ini dapat dilihat dari beberapa ciri, yaitu
mengalami bleaching (pemucatan), patah, dan tercerai berai. Karang mati yang mengalami
bleaching diduga disebabkan aktivitas illegal fishing yang menggunakan racun sianida untuk
menangkap ikan karang, baik ikan konsumsi maupun ikan hias; sedangkan karang mati yang
patah dan berserakan diduga kuat disebabkan oleh penggunaan bom ikan.
Padang Lamun pada setiap krustasea mempunyai kemampuan hidup pada taraf
tertentu dan pada setiap faktor lingkungannya. Apabila nilai-nilai unsur yang dibutuhkan
jumlahnya di bawah kebutuhan minimum suatu spesies, maka tidak akan ditemukan jenis itu
di perairan tersebut. Lebih penting lagi, jika salah satu faktor lingkungan melewati batas
toleransi spesies pada suatu faktor pembatas maka spesies tersebut akan tersingkir.
3.2 Solusi
Solusi dari masalah di Pesisir Wilayah Lampung ini adalah dengan kita membangun
opini publik dan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pentingnya untuk menjaga
ekosistem-ekosistem di Wilayah Pesisir Lampung
7
Langkah untuk mencegah pencemaran air laut dan juga rusaknya ekosistem pesisir
wilayah lampung tersebut yaitu dengan cara menghentikan aktivitas yg dapat merusak laut
beserta ekosistem laut wilayah pesisir. Selain itu juga dinas perikanan dan kelautan juga harus
membentuk pengawas guna untuk menjaga laut dan terumbu karang di beberapa kecamatan
di daerah pesisir.
8
BAB IV
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
https://alamendah.org/2015/07/23/manfaat-terumbu-karang-bagi-manusia-dan-lingku
ngan/#:~:text=Manfaat%20Terumbu%20Karang%20Secara%20Sosial.%20Secara%20s
osial%20terumbu,tumbuhan%20dan%20hewan%20laut%2C%20dan%20pendidikan%
20cinta%20alam.
https://tonimpa.wordpress.com/2013/12/18/makalah-terumbu-karang/#:~:text=LAND
ASAN%20TEORI.%202.1%20Pengertian%2CCara%20Reproduksi%20dan%20Cara%20
Hidup,jenis%20filum%20Cnidaria%20kelas%20Anthozoa%20yang%20memiliki%20te
ntakel.
https://marinesciencepapua.blogspot.com/2016/02/laporan-praktikum-analisis-jenis-l
amun.html
https://gomumu.blogspot.com/2015/04/kondisi-hutan-mangrove-lampung.html
http://geografi.fis.um.ac.id/ekosistem-mangrove-sumber-belajar-kontekstual/
https://m.antaranews.com/amp/berita/411185/menhut-kecewa-terumbu-karang-di-la
mpung-rusa
10