Abstrak
Hutan mangrove merupakan habitat penting bagi kelautan dan sebagai penjaga pantai dari
abrasi. Salah satu daerah yang mempunyai hutan mangrove dan cukup rentan dengan
terjadinya abrasi adalah Kelurahan Guntung di Dumai. Masalah yang dihadapi adalah
komunitas mangrove yang masih sedikit sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut air
laut dan rusaknya konstruksi jalan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masayarakat tentang pentingnya mangrove dalam mencegah terjadi abrasi.
Kegiatan ini melibatkan pemuda karang taruna Kelurahan Guntung. Secara umum, kegiatan
ini berjalan dengan lancar diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Guntung
dapat memahami dan mengambil manfaat besar yang dimiliki oleh mangrove serta
mencegah Pantai Guntung dari abrasi.
Abstract
The mangrove forest ecosystem is an important habitat for marine organisms and as a
lifeguard from abrasion. One area that has mangrove forests and is quite vulnerable to
abrasion is the Guntung Village in Dumai. The problems encountered are mangrove
communities are small, this causing frequent occurrence of rising sea levels and damage to
road construction. This activity aims to increase public awareness about the importance of
mangroves in preventing abrasion, especially in Guntung Village. This activity involved
ateruna youth and village residents. In general, this activity ran smoothly and was followed
with high enthusiasm by all participants. It is hoped that with this activity, the Guntung
community can understand and take advantage of the huge benefits of mangroves and
prevent Guntung Beach from abrasion.
2. METODE
Persiapan pelaksanaan kegiatan diawali dengan survey dan observasi untuk memilih
lokasi pengabdian kepada masyarakat. Setelah konsultasi dengan pejabat setempat untuk
mengurus perijinan agar kegiatan mendapat dukungan dari masyarakat setempat, tahap
persiapan dilanjutkan dengan penyusunan materi, pem kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini bertempat di Kelurahan Guntung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai pada
ilihan narasumber, persiapan alat dan bibit pohon magrove, serta penyusunan urutan
kegiatan. Pelaksanaan tanggal 22 Agustus 2021 selama kurang lebih 7 jam. Jumlah peserta
yang mengikuti kegiatan ini kurang lebih 30 orang yang terdiri dari Mahasiswa KKN UNRI
Balek Kampung dan Pemuda Karang Taruna serta Tokoh Masyarakat. Metode kegiatan yang
digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan cara penyuluhan
dan praktik langsung.
Kegiatan diawali dengan persiapan keberangkatan yang dikoordinir oleh pihak
penyelenggara dengan peserta. Persiapan meliputi pemaparan kembali rundown acara,
pengecekan barang, dan pengarahan panitia di lokasi nanti. Setelah seluruh peserta siap
peserta diberangkatkan menggunakan sarana transportasi yang telah disediakan oleh panitia.
Jarak yang ditempuh menuju tempat kegiatan kurang lebih 1 jam perjalanan. Pada proses
awal tersebut para mahasiswa yang menjadi bagian dari panitia pelaksana mempunyai
kesempatan untuk mempraktekan latihan kepemimpinan dalam mengorganisir sebuah
kegiatan secara sistematis dan terarah dengan jumlah peserta yang cukup banyak.
Kegiatan kemudian dilanjutkan ketika sudah tiba di lokasi. Para peserta berkumpul untuk
terlebih dahulu mendengarkan penyuluhan mengenai kegiatan penanaman pohon mangrove.
Untuk kegiatan penyuluhan kami meminta bantuan pada salah satu aktivis lingkungan
penggiat penanaman pohon mangrove yang juga menyediakan tempat di lokasi kegiatan
untuk tempat berkumpul para peserta. Penyuluhan yang diberikan meliputi tata cara
penanaman pohon mangrove dan manfaat dari penanaman pohon-pohon tersebut serta
informasi mengenai manfaat dari buah mangrove. Pada kegiatan ini seluruh mahasiswa
mendapatkan pengetahuan baru mengenai lingkungan dan ekosistem yang terdapat di kota
Semarang khususnya daerah pantai. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat menggugah
kesadaran mereka akan berharganya alam dan ekosistem di sekitar kita. Penyuluhan yang
diberikan juga disertai dengan contoh langkah-langkah penanaman bibit pohon mangrove
dengan cara yang tepat, sehingga mahasiswa dapat terjun langsung di lokasi penanaman
dengan bekal bibit yang telah disediakan. Selesai mendengarkan pengarahan, kegiatan
dilanjutkan dengan kegiatan utama menuju lokasi penanaman yang ditempuh dengan berjalan
kaki. Tiba di lokasi panitia dan seluruh peserta melakukan penanaman mangrove di bawah
pengarahan dari aktivis. Kegiatan penanaman ini berlangsung kurang lebih selama 2 jam.
Para peserta terlihat antusias dalam menanam bibit pohon mangrove tersebut dengan
berusaha melakukan cara yang tepat menempatkan bibit pohon di tanah berlumpur sesuai
arahan yang diberikan. Dengan kegiatan ini mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang
melatih kemampuan mereka mengenali bibit pohon mangrove dan area yang tepat untuk
pertumbuhan pohon mangrove.
Selesai kegiatan penanaman, panitia dan peserta kegiatan pembersihan kawasan pinggir
pantai dari sampah-sampah yang berserakan sepanjang pinggir pantai. Kegiatan ini dilakukan
agar dapat memberikan stimulan pada mahasiswa untuk mengasah rasa peduli mahasiswa
akan pentingnya menjaga lingkungan khususnya dari masalah sampah yang dekat dengan
keseharian mereka. Selain itu, kegiatan yang dilakukan secara gotong royong ini diharapkan
dapat menguatkan kebersamaan dan kerjasama yang baik antara para peserta. Dengan
banyaknya peserta yang berpartisipasi kegiatan pembersihan pantai dapat diselesaikan dalam
waktu cukup singkat yaitu sekitar 30 menit. Setelah kedua kegiatan tersebut selesai, maka
seluruh peserta diarahkan untuk kembali ke lokasi awal yang menjadi tempat berkumpul.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk memberikan review,
kesan ataupun pendapat mengenai kegiatan penanaman bibit pohon mangrove yang baru saja
diikutinya. Kegiatan tersebut bertujuan menstimulan para mahasiswa belajar untuk
mengemukakan pendapat, menerima serta memberi kritik dan saran secara objektif terhadap
sebuah kegiatan massal. Dari apa yang disampaikan para peserta dapat disimpulkan bahwa
meskipun terdapat beberapa kendala yang sempat menghambat jalannya kegiatan
penanaman, namun sebagian besar peserta merasa senang dan antusias dalam mengikuti
kegiatan tersebut. Selain itu keikutsertaan peserta yang cukup banyak membuat kegiatan
penanaman menjadi menyenangkan karena dapat dijadikan ajang untuk belajar bekerjasama
dan menjalin pertemanan yang lebih luas lagi.
a. Penyuluhan
Untuk melaksanakan kegiatan penanaman tim pelaksana pengabdian terlebih dahulu
melakukan penyuluhan. Yang dijadikan prioritas untuk terlaksananya kegiatan ini adalah
tokoh masyarakat dan karang taruna. Kehadiran beberapa tokoh masyarakat dan karang
taruna sebagai bentuk peran aktif dalam melaksanakan penyuluhan bersama tim
pengabdian untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat. Kegiatan penyuluhan
bersama tokoh masyarakat dan karang taruna dapat dilihat pada Gambar 2.
b. Pendampingan Penanaman
Tahapan pelaksanaan penanaman mangrove di daerah pesisir pantai guntung:
1) Pengumpulan bahan-bahan untuk tanam mangrove dan pencarian bibit
mangrove. Pengumpulan bibit mangrove dari jenis Rhizophora sp yang
mempunyai tipe buah vivipar (benih berkecambah di atas pohon). Kegiatan ini
dapat kita lihat di gambar 3.
Penanaman mangrove yang kami lakukan disambut hangat oleh seluruh masyarakat
sekitar, masyarakat sangat antusias dengan adanya penanaman magrove karena dengan
adanya penanaman mangrove dapat memperbaiki kembali kondisi lingkungan dan dapat
menjadikan pantai guntung menjadi objek wisata.
Pencapaian salah satu program kukerta balek kampung dapat dilihat dari:
1) Persepsi masyarakat terhadap pentingnya penanaman bibit bakau didaerah pesisir
pantai guntung telah meningkat.
2) Bertambahnya jumlah bakau di kawasan pantai guntung melalui bibit bakau yang
ditanam.
3) Berkurangnya sampah plastik di kawasan pantai melalui gotong royong yang
dilakukan oleh mahasiswa kkn balek kampung.
Martuti, N. K. T., Susilowati, S. M. E., Sidiq, W. A. B. N., & Mutiatari, D. P. (2018). Peran
Kelompok Masyarakat dalam Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota
Semarang. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 6(2), 100.
https://doi.org/10.14710/jwl.6.2.100-114
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). 済無No Title No Title No Title. In Paper
Rahmadani, A., Khatimah, U., Teknik, F., Negeri, U., Ilmu, F., Universitas, S., & Makassar,
N. (2021). Dan Hutan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Ekosistem
Pesisir Wajo Mangrove Di Pulo Kambing Kecamatan Pitumpanua Kabupaten
ABSTRAK. 386–392.
Samuel, ., Martono, K. T., & Boesono, H. (2016). Kuliah Kerja Nyata sebagai Media
Gerakan Rehabilitasi Pantai di Desa Sidogemah, Sayung, Demak. Agrokreatif Jurnal
Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 127.
https://doi.org/10.29244/agrokreatif.1.2.127-126
Sari, S., & Rosalina, D. (2015). Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove Pada Lahan
Pasca Penambangan Timah Di Kabupaten Bangka Selatan. Maspari Journal : Marine
Science Research, 6(2), 71–80.
Utomo, B., Budiastuty, S., & Muryani, C. (2018). Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Di
Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan,
15(2), 117. https://doi.org/10.14710/jil.15.2.117-123