Anda di halaman 1dari 13

PENANAMAN MANGROVE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ABRASI

DAN REHABILITASI PANTAI GUNTUNG

Mangrove Planting As A Prevention Of Abration And Rehabilitation Of Gutung


Beach

Abstrak

Hutan mangrove merupakan habitat penting bagi kelautan dan sebagai penjaga pantai dari
abrasi. Salah satu daerah yang mempunyai hutan mangrove dan cukup rentan dengan
terjadinya abrasi adalah Kelurahan Guntung di Dumai. Masalah yang dihadapi adalah
komunitas mangrove yang masih sedikit sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut air
laut dan rusaknya konstruksi jalan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masayarakat tentang pentingnya mangrove dalam mencegah terjadi abrasi.
Kegiatan ini melibatkan pemuda karang taruna Kelurahan Guntung. Secara umum, kegiatan
ini berjalan dengan lancar diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Guntung
dapat memahami dan mengambil manfaat besar yang dimiliki oleh mangrove serta
mencegah Pantai Guntung dari abrasi.

Kata Kunci: Pantai guntung, Bakau, Penanaman, Abrasi

Abstract

The mangrove forest ecosystem is an important habitat for marine organisms and as a
lifeguard from abrasion. One area that has mangrove forests and is quite vulnerable to
abrasion is the Guntung Village in Dumai. The problems encountered are mangrove
communities are small, this causing frequent occurrence of rising sea levels and damage to
road construction. This activity aims to increase public awareness about the importance of
mangroves in preventing abrasion, especially in Guntung Village. This activity involved
ateruna youth and village residents. In general, this activity ran smoothly and was followed
with high enthusiasm by all participants. It is hoped that with this activity, the Guntung
community can understand and take advantage of the huge benefits of mangroves and
prevent Guntung Beach from abrasion.

Keyword: Guntung beach, Mangrove, Plantation, Abration.


HALAMAN IDENTITAS PENULIS

Nama Penulis : Indah Annisa Raufa


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : indah.annisa1193@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Yenny Nurhidayah


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : yenny.nur1889@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Nabella Silviani


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : nabela.silviani4839@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Muhammad Azmi Alamsyah


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : muhammad.azmi5002@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Wahyu Candika Aksana Putra


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : wahyu.candika1770@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Mohammad Roza


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : mohammad.roza0962@student.unri.ac.id
Nama Penulis : Dina Zamzarina
Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : dina.zamzarina0978@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Ridwan Alkautsar


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : ridwan.alkautsar4932@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Dina Amelia


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : dina.amelia5349@student.unri.ac.id

Nama Penulis : Melissa


Afiliasi : Universitas Riau
Negara : Indonesia
Email : melissa0049@student.unri.ac.id
1. PENDAHULUAN
Hutan mangrove secara umum merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang di daerah
pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove dapat didefinisikan secara luas sebagai jenis
vegetasi kayu yang berada di lingkungan laut dan payau yang terbatas pada daerah pasang
surut serta berada di garis lintang tropis dan sub tropis (Giesen, Wulffraat, Zieren, &
Scholten, 2006) (Kathiresan & Bingham, 2001). Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat
di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh
pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Mangrove berperan sebagai filter
untuk mengurangi efek yang merugikan dari perubahan lingkungan utama, dan sebagai
sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota darat. Jika mangrove tidak ada maka
produksi laut dan pantai akan berkurang secara nyata (Mayssara A. Abo Hassanin
Supervised, 2014)
Hutan mangrove sebagai salah satu sumber daya di wilayah pesisir memiliki potensi yang
dapat dimanfaatkan secara tidak langsung, maupun secara ekonomis (langsung). Manfaat
yang dapat dirasakan langsung diantaranya berupa kayu pohon mangrove yang dapat
digunakan sebagai bahan bangunan, kayu bakar, bahan untuk membuat arang, pulp, tunnin
(zat penyamak), chipwood, dan sebagai obat tradisional. Di pandang dari segi ekologi
(lingkungan) hutan mangrove merupakan tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi
kehidupan fauna (ikan, crustacea), serta pengeksport bahan organik yang berguna untuk
menunjang kelestarian biota akuatik (Heald & Odum, 1972; Macnae, 1974; Barnes, 1974).
Ekosistem mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang air. Ekosistem
mangrove berada di antara level pasang naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas
permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang terlindungi (Supriharyono, 2009), dan
menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem di sepanjang garis pantai di kawasan tropis
(Donato dkk, 2012). (Utomo et al., 2018)
Ekosistem mangrove memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia,baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara ekologis berfungsi sebagai lindungan lingkungan
ekosistem daratan dan lautan maupun sebagai habitat berbagai fauna, diantaranya sebagai
pelindung abrasi/erosi; gelombang; angin kencang, sebagai tempat mencari makan; memijah;
berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang, pengendali intrusi laut, sebagai pengontrol
penyakit malaria, menjaga kualitas air (mereduksi polutan pencemar air), serta sebagai
penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi dibanding tipe hutan yang lain. Hutan
mangrove juga memberikan manfaat ekonomis antara lain sebagai penyedia berbagai hasil
hutan kayu dan non kayu, serta jasa ekowisata. Manfaat ekologis hutan mangrove yang
seringkali tidak disadari oleh manusia karena tidak dapat dirasakan langsung, pada
kenyataannya menjadi dikesampingkan dan manusia hanya fokus pada manfaat
ekonomisnya. Hutan mangrove dieksploitasi Secara berlebihan untuk memperoleh hasil
hutan kayu dan non kayu serta dialihfungsikan/dikonversi untuk berbagai kepentingan seperti
perkebunan, pemukiman, pertambangan, dan lain – lain. (Rahmadani et al., 2021)
Mangrove memiliki ekosistem produktif dan menawarkan berbagai fungsi ekologis
(Ewel et al. 1998) namun, mereka telah diancam oleh urbanisasi, polusi, dan eksploitasi
berlebihan selama be- berapa dekade terakhir (Alongi 2002). Terkait penanaman mangrove
telah dilakukan di seluruh dunia sebagai ukuran utama untuk mengembalikan hutan
bakau yang rusak atau bahkan memperluas kawasan mangrove ((Samuel et al., 2016)
Field 1999; Lewis 2005).
Lahan mangrove dalam kemampuannya berperan mendukung ekosistem lingkungan fisik
dan lingkungan biota. Secara fisik ma ngrove juga berperan sebagai penahan ombak, penahan
angin, pengendali angin, perangkap sedimen, dan penahan intrusi air asin, sedangkan
perannya di lingkungan biota yaitu sebagai tempat persembunyian, tempat
perkembangbiakan berbagai macam biota air (ikan, udang, moluska, reptilia, mamalia dan
burung). Selain itu mangrove juga dianggap sebagai penyumbang zat hara yang berguna
untuk kesuburan perairan di sekitarnya.
Manfaat tanaman bakau bagi lingkungan sekitar ditempat tumbuhnya, yaitu
1. Memberi nutrisi Tanaman bakau memiliki nutrisi yang baik untuk lingkungan sekitarnya.
Dimana keberadaan tanaman ini sama sekali tidak menganggu keseimbangan dari
ekosistem yang ada ditepi pantai. Selain itu tanaman bakau justru memberikan nutrisi
berupa kesuburan tanah yang ada disekitarnya, karena tempat tumbuhnya tanaman bakau
berada diantara dataran dan lautan. Pada saat air laut pasang, tanaman ini akan terlihat
sedang berada di laut. Sedangkan pada saat surut, tanaman ini akan terlihat berada di
dataran. Letak dari tanaman bakau dipengaruhi oleh jarak tumbuhnya antara dataran dan
lautan.
2. Sebagai rantai makanan. Fungsi berikutnya tanaman bakau adalah sebagai salah satu
rantai makanan, dimana tanaman ini berperan sebagai produsen. Tanaman bakau banyak
disukai oleh ikan-ikan kecil dan juga kepiting. Tidak sedikit ikan yang menggantungkan
hidup dengan memakan daun tanaman bakau ini untuk keberlansungan hidup mereka.
3. Air disekitar menjadi jernih Tanaman bakau yang tumbuh disekitar tepian pantai akan
membuat airnya menjadi jernih. Coba bandingkan antara tepian pantai yang memiliki
tanaman bakau disekitarnya dengan yang tidak memiliki tanaman bakau. Pasti akan
tampak perbedaaan diantara keduanya, bahwa air pantai yang ditumbuhi tanaman bakau
menjadi lebih jernih dibandingkan dengan yang tidak ditumbuhi tanaman bakau. Oleh
sebab itu, banyak digalakkan sosialisasi tentang manfaat penanaman pohon bakau ditepi
pantai.
4. Melindungi pantai Selanjutnya tanaman bakau juga bermanfaat untuk melindungi pantai
dari erosi. Tanaman bakau yang tumbuh ditepi pantai dapat melindungi dataran dari
hempasan ombak secara langsung. Sehingga ombak tidak langsung menerjang dataran
yang akan menyebabkan erosi dan longsor, karena terlindungi oleh tanaman bakau.
5. Tempat berlabuh kapal Tidak sedikit juga yang menjadikan tanaman bakau tempat
berlabuh kapal setelah berlayar mengitari pantai. Kapal-kapal yang berukuran kecil
tersebut ditambatkan pada tanaman bakau.
6. Menjaga Iklim dan Cuaca Perubahan iklim dan cuaca bisa terjadi karena berbagai macam
faktor, salah satunya adalah kerusakan sistem dalam alam. Hutan mangrove menjadi
sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan darat.
Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam mendapatkan
iklim dan cuaca yang paling nyaman untuk mencegah bencana alam.
Kelurahan Guntung merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Medang Kampai.
Kelurahan Guntung telah mengalami proses perjalanan yang sangat panjang dimana
dahulunya Kelurahan Guntung merupakan sebuah /desa Kecamatan Bukit Kapur Kabupaten
Bengkalis. Sehubungan dengan perubahan status kepemerintahan Pemekaran pada 27 April
1999 terbentuklah Pemerintah Kota Dumai berdasarkan UUNomor 16 tahun 1999 namun
Guntung masih berstatuskan Desa, kemudian pada tahun 2000 Desa Guntung berubah
menjadi Kelurahan Guntung Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai. Kelurahan guntung
dapat dikatakan sebagai tempat yang strategis, dimana di kelurahan terdapat banyak pantai-
pantai wisata dan perkebunan serta pertambakan. Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan
kondisi ekonomi masyarakat di desa ini cukup baik meskipun masih ada beberapa
masyarakat yang bergantung pada alam dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Kelurahan guntung juga memiliki banyak potensi lainnya salah satu potensi tersebut
merupakan hasil laut. Dengan terdapat banyaknya potensi hasil laut di kelurahan guntung
menyebabkan Pantai Bahtera Alam sebagai salah satu jalur masyarakat untuk mencari ikan di
laut. Keadaan pesisir pantai ini yang sudah terdapat hutan mangrove namun penyebaran
tanaman dipesisir tersebut masih belum merata sehingga masih banyak lahan yang
mengalami abrasi. Kondisi ini mendorong kami selaku mahasiswa KKN UNRI Kelurahan
Guntung 2021 beserta karang taruna kelurahan guntung kecamatan medang kampai
melakukan penanaman magrove dipesisir pantai tersebut.

2. METODE
Persiapan pelaksanaan kegiatan diawali dengan survey dan observasi untuk memilih
lokasi pengabdian kepada masyarakat. Setelah konsultasi dengan pejabat setempat untuk
mengurus perijinan agar kegiatan mendapat dukungan dari masyarakat setempat, tahap
persiapan dilanjutkan dengan penyusunan materi, pem kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini bertempat di Kelurahan Guntung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai pada
ilihan narasumber, persiapan alat dan bibit pohon magrove, serta penyusunan urutan
kegiatan. Pelaksanaan tanggal 22 Agustus 2021 selama kurang lebih 7 jam. Jumlah peserta
yang mengikuti kegiatan ini kurang lebih 30 orang yang terdiri dari Mahasiswa KKN UNRI
Balek Kampung dan Pemuda Karang Taruna serta Tokoh Masyarakat. Metode kegiatan yang
digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan cara penyuluhan
dan praktik langsung.
Kegiatan diawali dengan persiapan keberangkatan yang dikoordinir oleh pihak
penyelenggara dengan peserta. Persiapan meliputi pemaparan kembali rundown acara,
pengecekan barang, dan pengarahan panitia di lokasi nanti. Setelah seluruh peserta siap
peserta diberangkatkan menggunakan sarana transportasi yang telah disediakan oleh panitia.
Jarak yang ditempuh menuju tempat kegiatan kurang lebih 1 jam perjalanan. Pada proses
awal tersebut para mahasiswa yang menjadi bagian dari panitia pelaksana mempunyai
kesempatan untuk mempraktekan latihan kepemimpinan dalam mengorganisir sebuah
kegiatan secara sistematis dan terarah dengan jumlah peserta yang cukup banyak.
Kegiatan kemudian dilanjutkan ketika sudah tiba di lokasi. Para peserta berkumpul untuk
terlebih dahulu mendengarkan penyuluhan mengenai kegiatan penanaman pohon mangrove.
Untuk kegiatan penyuluhan kami meminta bantuan pada salah satu aktivis lingkungan
penggiat penanaman pohon mangrove yang juga menyediakan tempat di lokasi kegiatan
untuk tempat berkumpul para peserta. Penyuluhan yang diberikan meliputi tata cara
penanaman pohon mangrove dan manfaat dari penanaman pohon-pohon tersebut serta
informasi mengenai manfaat dari buah mangrove. Pada kegiatan ini seluruh mahasiswa
mendapatkan pengetahuan baru mengenai lingkungan dan ekosistem yang terdapat di kota
Semarang khususnya daerah pantai. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat menggugah
kesadaran mereka akan berharganya alam dan ekosistem di sekitar kita. Penyuluhan yang
diberikan juga disertai dengan contoh langkah-langkah penanaman bibit pohon mangrove
dengan cara yang tepat, sehingga mahasiswa dapat terjun langsung di lokasi penanaman
dengan bekal bibit yang telah disediakan. Selesai mendengarkan pengarahan, kegiatan
dilanjutkan dengan kegiatan utama menuju lokasi penanaman yang ditempuh dengan berjalan
kaki. Tiba di lokasi panitia dan seluruh peserta melakukan penanaman mangrove di bawah
pengarahan dari aktivis. Kegiatan penanaman ini berlangsung kurang lebih selama 2 jam.
Para peserta terlihat antusias dalam menanam bibit pohon mangrove tersebut dengan
berusaha melakukan cara yang tepat menempatkan bibit pohon di tanah berlumpur sesuai
arahan yang diberikan. Dengan kegiatan ini mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang
melatih kemampuan mereka mengenali bibit pohon mangrove dan area yang tepat untuk
pertumbuhan pohon mangrove.
Selesai kegiatan penanaman, panitia dan peserta kegiatan pembersihan kawasan pinggir
pantai dari sampah-sampah yang berserakan sepanjang pinggir pantai. Kegiatan ini dilakukan
agar dapat memberikan stimulan pada mahasiswa untuk mengasah rasa peduli mahasiswa
akan pentingnya menjaga lingkungan khususnya dari masalah sampah yang dekat dengan
keseharian mereka. Selain itu, kegiatan yang dilakukan secara gotong royong ini diharapkan
dapat menguatkan kebersamaan dan kerjasama yang baik antara para peserta. Dengan
banyaknya peserta yang berpartisipasi kegiatan pembersihan pantai dapat diselesaikan dalam
waktu cukup singkat yaitu sekitar 30 menit. Setelah kedua kegiatan tersebut selesai, maka
seluruh peserta diarahkan untuk kembali ke lokasi awal yang menjadi tempat berkumpul.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk memberikan review,
kesan ataupun pendapat mengenai kegiatan penanaman bibit pohon mangrove yang baru saja
diikutinya. Kegiatan tersebut bertujuan menstimulan para mahasiswa belajar untuk
mengemukakan pendapat, menerima serta memberi kritik dan saran secara objektif terhadap
sebuah kegiatan massal. Dari apa yang disampaikan para peserta dapat disimpulkan bahwa
meskipun terdapat beberapa kendala yang sempat menghambat jalannya kegiatan
penanaman, namun sebagian besar peserta merasa senang dan antusias dalam mengikuti
kegiatan tersebut. Selain itu keikutsertaan peserta yang cukup banyak membuat kegiatan
penanaman menjadi menyenangkan karena dapat dijadikan ajang untuk belajar bekerjasama
dan menjalin pertemanan yang lebih luas lagi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengabdian masyarakat KKN Balek Kampung dilaksanakan di kelurahan guntung,
kecamatan medang kampai, dumai. Melihat keadaan di daerah pesisir pantai guntung
terjadinya pengikisan tanah yang diakibatkan oleh pasang surut air laut seperti yang tersaji di
Gambar 1.

Gambar 1. Kondisi Pantai guntung

Kegiatan yang dilaksanakan di antaranya:

a. Penyuluhan
Untuk melaksanakan kegiatan penanaman tim pelaksana pengabdian terlebih dahulu
melakukan penyuluhan. Yang dijadikan prioritas untuk terlaksananya kegiatan ini adalah
tokoh masyarakat dan karang taruna. Kehadiran beberapa tokoh masyarakat dan karang
taruna sebagai bentuk peran aktif dalam melaksanakan penyuluhan bersama tim
pengabdian untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat. Kegiatan penyuluhan
bersama tokoh masyarakat dan karang taruna dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penyuluhan pada masyarakat

b. Pendampingan Penanaman
Tahapan pelaksanaan penanaman mangrove di daerah pesisir pantai guntung:
1) Pengumpulan bahan-bahan untuk tanam mangrove dan pencarian bibit
mangrove. Pengumpulan bibit mangrove dari jenis Rhizophora sp yang
mempunyai tipe buah vivipar (benih berkecambah di atas pohon). Kegiatan ini
dapat kita lihat di gambar 3.

Gambar 3. Pengumpulan bibit bakau dan bahan-bahan untuk penanaman

1) Penanaman bibit bakau disekitar pantai guntung. Sebelum penanaman bakau


dimulai, survey lokasi perlu dilakukan untuk menentukan daerah mana yang
cocok untuk penanaman bibit bakau.
Gambar 4. Penanaman bibit mangrove

Penanaman mangrove yang kami lakukan disambut hangat oleh seluruh masyarakat
sekitar, masyarakat sangat antusias dengan adanya penanaman magrove karena dengan
adanya penanaman mangrove dapat memperbaiki kembali kondisi lingkungan dan dapat
menjadikan pantai guntung menjadi objek wisata.

Pencapaian salah satu program kukerta balek kampung dapat dilihat dari:
1) Persepsi masyarakat terhadap pentingnya penanaman bibit bakau didaerah pesisir
pantai guntung telah meningkat.
2) Bertambahnya jumlah bakau di kawasan pantai guntung melalui bibit bakau yang
ditanam.
3) Berkurangnya sampah plastik di kawasan pantai melalui gotong royong yang
dilakukan oleh mahasiswa kkn balek kampung.

Gambar 5. Persentasi pemahaman masyarakat Gambar 6. Persentasi pemahaman masyarakat


sebelum penyuluhan tanam bakau sesudah penyuluhan tanam bakau
4. SIMPULAN

Program pengabdian kepada masyarakat Kuliah Kerja Nyata melalui perbaikan


lingkungan dengan melakukan penanaman bibit bakau di sekitar kawasan pantai guntung.
Penanaman pohon mangrove adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi
potensi abrasi pada daerah pesisir pantai. Dengan semakin tingginya kesadaran akan
pentingnya hutan mangrove maka akan semakin tinggi tingkat pelestarian alam yang bisa
dilakukan. Kegiatan konservasi dengan pelibatan masyarakat merupakan kunci keberhasilan
dalam kegiatan pemulihan dan pengelolaan pelestarian mangrove kawasan pesisir (Wardhani,
2011). Upaya tersebut harus disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis
potensi lokal. Kegiatan dilakukan untuk mencapai pembangunan pesisir yang berkelanjutan,
sehingga dapat memberikan manfaa ekonomi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah
daerah, sekaligus mempertahankan kualitas ekosistem mangrove sebagai sistem penyangga
kehidupan. (Martuti et al., 2018) Apabila seluruh lapisan masyarakat mempunyai komitmen
yang tinggi dalam pelestarian pantai dan alamnya, maka akan semakin mudah kerjasama
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki daerah pesisir yang terdampak abrasi dan
membantu perekonomian masyarakat sekitarnya. Kegiatan pengabdian ini dapat menstimulan
perkembangan individu menjadi pribadi yang konstruktif dan menjadi lebih empatik,
tkooperatif, dan terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5. DAFTAR PUSTAKA

Martuti, N. K. T., Susilowati, S. M. E., Sidiq, W. A. B. N., & Mutiatari, D. P. (2018). Peran
Kelompok Masyarakat dalam Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota
Semarang. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 6(2), 100.
https://doi.org/10.14710/jwl.6.2.100-114

Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). 済無No Title No Title No Title. In Paper

Knowledge . Toward a Media History of Documents.

Rahmadani, A., Khatimah, U., Teknik, F., Negeri, U., Ilmu, F., Universitas, S., & Makassar,
N. (2021). Dan Hutan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Ekosistem
Pesisir Wajo Mangrove Di Pulo Kambing Kecamatan Pitumpanua Kabupaten
ABSTRAK. 386–392.

Samuel, ., Martono, K. T., & Boesono, H. (2016). Kuliah Kerja Nyata sebagai Media
Gerakan Rehabilitasi Pantai di Desa Sidogemah, Sayung, Demak. Agrokreatif Jurnal
Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 127.
https://doi.org/10.29244/agrokreatif.1.2.127-126

Sari, S., & Rosalina, D. (2015). Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove Pada Lahan
Pasca Penambangan Timah Di Kabupaten Bangka Selatan. Maspari Journal : Marine
Science Research, 6(2), 71–80.

Utomo, B., Budiastuty, S., & Muryani, C. (2018). Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Di
Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan,
15(2), 117. https://doi.org/10.14710/jil.15.2.117-123

Anda mungkin juga menyukai