Oleh:
NAMA : MASNI RANDE
STAMBUK : A\351 17 065
KELOMPOK :6
Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah memiliki wilayah pedesaan yang cukup
luas dengan karakteristik pegunungan, daratan dan pesisir pantai. Salah satu desa di tepi
perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah (Bambang Triatmojo,
“Teknik Pantai”).
Pesisir adalah bagian permukaan bumi yang terletak antara pasang naik dan pasang surut.
Pada waktu pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut dan pada waktu pasang surut Nampak
berupa daratan. Oleh karena itu, pesisir sama panjangnnya dengan pantai. Lebar pesisir tidak
sama untuk semua pantai , tergantung pada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat
landau lebar pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter.Pada waktu surut, pesisir Nampak
terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang sangat indah
sehingga dapat di jadikan salah satu objek wisata pantai.
Pantai adalah sebuah benyuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah
pesisir laut atau bagian daratan yang terdekat dengan laut. Perbatasan daratan dengan laut seolah-
olah membentuk suatu garis yang di sebut garis pantai.
Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya
tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi.
Perubahan garis pantai disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor alam
diantaranya gelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan pantai serta
aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia antara lain pembangunan pelabuhan
dan fasilitas-fasilitasnya (misalnya breakwater), pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi
pantai, pertambakan, perlindungan pantai serta reklamasi pantai. Dengan bentuk lahan pantai
miring dengan lebar gisik 70 cm .dengan keadaan pantai yang masih memiliki berbagi makhluk
hidup seperti rumput laut. Rumput laut satu ekosistem berkembang dengan baik selain itu
masyarakat setempat mengunakan atau memanfaatka sebagai areal pantai sebagai pariwisata dan
perdaggan. Dan pada titik yang kedua kami mendapatkan hasilnya denga ukuran material pasir
kasar dan bongkahan batu dan juga ekosistemnya terumbu karang klw tuimbuhan lain tidak bisa
hidup terlalu lama di daerah itu seperti rumput laut mengapa karena pantainya suda tercemar
sudah oleh sampah baik organik maupun non organanik dengan pemaanfatan pantai sebagai
perdagangan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Wisata Tanjung Karang terletak di Desa Tanjung Karang, Kelurahan Labuan Bajo,
Kecamatan Benawa, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah memiliki wilayah pedesaan yang cukup
luas dengan karakteristik pegunungan, daratan dan pesisir pantai. Salah satu desa di tepi
perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah (Bambang Triatmojo,
“Teknik Pantai”). Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana
posisinya tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang
terjadi. Perubahan garis pantai disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor alam
diantaranya gelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan pantai serta
aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia antara lain pembangunan pelabuhan
dan fasilitas-fasilitasnya (misalnya breakwater), pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi
pantai, pertambakan, perlindungan pantai serta reklamasi pantai.
Masalah yang di hadapi oloh masyarakat di tanjung karang kebupaten donggala dipinggir
pantainya adalah adanya sampa plastik dan daun daunan yang berhamburan dan abrasi pantai di
sebagian areal pantai.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikum dapat mengetahui tentang Morfologi
Pantai dan Pesisir di pantai Tanjung Karang tepatnya di kelurahan Kabonga dan dapat juga
mengetahui karakteristik dan kondisi fisik wilayah tersebut.
1.4 Metode
Adapun metode penelitian yang kami lakukan yaitu metode obserfasi di daerah tanjung karang
kelurahan Labuan Bajo.
Desa wisata tanjung karang terletak di kelurahan Kabonga Kecil kecamatan banawa .Di
pantai tanjung karang kami meneliti sebanyak dua titik yaitu :
1.titik Satu
Pengamatan di titik satu dengan titik kordinat 00o38’43,0’’5, 119o 44 ’17,3” E dan data yang
kami dapatkan yaitu
a) Bentuk garis pantai : Lurus
b) Relereng pantai alas yaitu : - alas :14:50 cm dan - tinggi :1,12 cm
c) Bentuk lahan yaitu : MIRING
d) Bentuk lereng : Cekung
e) Ukuran materi gesik yaitu : pasir halus dan kerikir
f) Lebar gisik yaitu : 70 cm
g) Relif pantai yaitu : Alas :14:97cm dan tinggi :1:12 cm
Patok titik yaitu :
a) 0 CM
b) 24 CM
c) 31 CM
d) 65 CM
e) 1,12 CM
h) Pemaanfaatan ruang yaitu: perawisata dan perdagaan
i) Jenis ekosistem yaitu : terumbu karang
j) Kondisi terumbu karang yaitu : baik
k) Kondisi pantai yaitu: pantai berpasir
l) Kecerahan air pada percobaan pertama yaitu:1,17cm dan percobaan kedua yaitu:1,16 cm
m) Tipologi pesisir berupa yaitu :Volcanic code
2. titik dua
Dengan titik kordinat yaitu : 00o41’10g’’5,119 045’40,0’’ E dengan hasil yang kami
dapatkan pada titik kedua dan satu hamper memiliki kesamaan dengan hasil yaitu :
a) Bentuk garis pantai : Tak teratur
b) Lereng pantai yaitu : alas : 8,62 cm dan tinggi : 9,3 cm.
c) Bentuk lahan : Miring
d) Bentuk lereng : Cekung
e) Ukuran material gisik : pasir kasar dan bongkahan
f) Lebar gisik yaitu: 8,70
g) Relief pantai yaitu : Alas 10 Cm dan Tinggi 5,5 Cm
Titik patok yaitu :
1 :0
2 : 1,7
3 : 1,7
4 : 5,5
h) Pemaanfaatan ruang yaitu : pemukiman dan perdagangan
i) Jenis ekosistem yaitu: tidak ada
j) Kecerahan air yaitu : titik satu 8,1 cm dan titik dua 8,3 cm
k) Topologi yaitu:vulkanik coash
l) Ekosistem yaitu terumbu karang
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang kami dapatkan dari penelitian lapangan di kelurahan Kabonga kecil
kabupaten donggala yang bertepatan di pantai tanjung karang dengan dua titik masing
mengalami perubahan yang terjadi disekitar pantai pada titik pertama dgn titik kordinat
00o38’45’, 119’44’’3. Dengan bentuk lahan pantai miring dengan lebar gisik 70 cm .dengan
keadaan pantai yang masih memiliki berbagi makhluk hidup seperti rumput laut. Rumput laut
satu ekosistem berkembang dengan baik selain itu masyarakat setempat mengunakan atau
memanfaatka sebagai areal pantai sebagai pariwisata dan perdaggan. Dan pada titik yang kedua
kami mendapatkan hasilnya denga ukuran material pasir kasar dan bongkahan batu dan juga
ekosistemnya terumbu karang klw tuimbuhan lain tidak bisa hidup terlalu lama di daerah itu
seperti rumput laut mengapa karena pantainya suda tercemar sudah oleh sampah baik organik
maupun non organanik dengan pemaanfatan pantai sebagi perdagangan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto Octavian, dkk. Jurnal “perikanan kelautan”, 2016. Bandung Arisaputra IIham Muhammad.
Jurnal “perspektif hukum”, 2015. Makasar Effendi Hefni. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber
daya dan lingkumgan perairan, 2003. Deresan Yogyakarta
Anonimus 2013 “Makalah geografi pantai dan pesisir”