Oleh
1514511012
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Perairan pesisir merupakan laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh
12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-
pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna (Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2014). Perairan pesisir merupakan zona yang sangat dinamis. Dinamika di pesisir
dipengaruhi oleh faktor oseanografi diantaranya gelombang, angin, arus. Dampak dari adanya
dinamika pesisir adalah proses erosi dan abrasi. Berdasarkan Peraturan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Bali Nomor 6 Tahun 2009 (Pemprov Bali, 2009) terjadi erosi di
beberapa daerah di pesisir Bali pada tahun 1987, 1997, 2003, dan 2004 berturut-turut sepanjang
51.50 km, 64.65 km, 70.11 km dan 89.29 km atau 20,73% dari total panjang pantai di Bali.
Kawasan pantai bersifat dinamis, artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah
dengan cepat sebagai reaksi terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Perubahan terhadap
garis pantai adalah satu proses tanpa henti (terus menerus) melalui berbagai proses baik
pengikisan (abrasi) maupun penambahan (akresi) pantai yang diakibatkan oleh pergerakan
sedimen, tindakan ombak dan penggunaan tanah. Gelombang yang terjadi akibat pergeseran
lempeng dasar laut atau tsunami menyapu daratan, sehingga dapat merubah daratan pantai dan
penutupan lahan yang ada di pesisir daratan tersebut. Perubahan daratan pantai itu sendiri yaitu
akibat tumpukan sedimen yang terbawa oleh gelombang maupun sedimen pantai yang terkikis
dan terbawa oleh gelombang atau arus laut. Kajian perubahan garis pantai sendiri penting
dilakukan sebagai acuan dalam pembangunan wilayah pesisir dan pelabuhan, pariwisata serta
kegiatan penangkapan dan budidaya perikanan (Dawin, 2017).
Garis pantai adalah batas wilayah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan. Garis
pantai dapat diidentifikasi ketika batas air laut pada waktu pasang tertinggi telah mencapai
daratan (Tarigan, 2007). Mendeteksi perubahan garis pantai membutuhkan pengambilan sampel
setiap 10-20 tahun untuk mendapatkan perubahan dalam hitungan sentimeter hingga beberapa
puluh meter (Boak and Turner, 2005).
Kabupaten Gianyar memiliki wilayah pesisir yang meliputi tiga kecamatan yaitu
Kecamatan Sukawati, Blahbatuh dan Gianyar, membentang sepanjang lebih kurang 15 km garis
pantai yang berhadapan dengan perairan Selat Badung. Perairan pesisir Kabupaten Gianyar
menyimpan potensi sumberdaya ikan yang belum secara optimal dikelola bagi peningkatan
perekonomian masyarakatnya. Berbagai jasa-jasa lingkungan bagi kepentingan pengembangan
pariwisata juga belum secara optimal didayagunakan, sehingga perkembangan pariwisata
Kabupaten Gianyar masih terdapat ketimpangan antar destinasi yang ada. Pantai-pantai
diwilayah pesisir Kabupaten Gianyar selain berfungsi ekonomi juga mengandung nilai-nilai
budaya baik sebagai kawasan suci maupun tempat-tempat suci yang perlu dilestarikan.
Dengan melihat wacana diatas maka dilakukan pengamatan perubahan garis pantai
dipantai yang berada di Kecamatan Sukawati, Gianyar menggunakan teknologi penginderaan
jauh dengan data citra landsat dari tahun 2008-2017. Penggunaan data satelit merupakan cara
yang efektif untuk pemetaan penutup lahan dan vegetasi, karena data satelit memiliki rentang
waktu yang dapat diatur untuk pengambilan data citra untuk lokasi yang sama. Perkembangan
teknologi penginderaan jauh saat ini mengarah pada peningkatan resolusi spasial dan temporal
untuk perolehan informasi dan keperluan monitoring.
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Laju perubahan garis pantai dengan
menggunakan citra pengindraan jauh dan bagaimana tingkat akurasi dalam menganalisis
perubahan garis pantai dikawasan pesisir pantai Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
1. Bagaimana Laju perubahan garis pantai dengan menggunakan citra pengindraan jauh
dikawasan pesisir pantai Kecamatan Sukawati, kabupaten gianyar?
2. Bagaimana tingkat akurasi dalam menganalisis perubahan garis pantai dikawasan pesisir
pantai Kecamatan Sukawati, kabupaten gianyar?
1.3 Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui Laju perubahan garis pantai dengan menggunakan citra pengindraan
jauh dikawasan pesisir pantai Kecamatan Sukawati, kabupaten gianyar
2 Untuk mengetahui tingkat akurasi dalam menganalisis perubahan garis pantai dikawasan
pesisir pantai Kecamatan Sukawati, kabupaten gianyar
1 Sebagai informasi terhadap masyarakat yang bermukim didaerah pesisir pantai penelitian
agar lebih waspada dan siap untuk menghadapi dampak dari terjadinya hal buruk seperti
abrasi
2 Sebagai informasi untuk pemerintah dalam membuat kebijakan dari data kuantitatif yang
ada, sehingga ada gambaran terjadinya abrasi berkelanjutan dari tahun ke tahun dan juga
untuk memprediksi besaran proses abrasi di tahun kedepannya
3 Mengetahui bagaimana terjadinya perubahan garis pantai di daerah penelitian sebagai
informasi dan bahan rujukan untuk para pekerja konstruksi di pesisir pantai penelitian
4 Sebagai informasi tambahan untuk para ahli dibidangnya agar bisa melakukan tindakan
seperti penelitian lebih lanjut untuk mendukung pengelolaan dan terjaganya kelestarian
wilayah pesisir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wilayah pesisir merupakan zona penting karena pada dasarnya tersusun dari berbagai
macam ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, lamun, pantai berpasir dan lainnya yang
satu sama lain saling terkait. Perubahan atau kerusakan yang menimpa suatu ekosistem akan
menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai
macam kegiatan manusia baik langsung atau tidak langsung maupun proses-proses alamiah yang
terdapat diatas lahan maupun lautan (Djau, 2012).
Ekosistem di wilayah pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan
habitat yang beragam, di darat maupun di laut, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut.
Ekosistem di wilayah peisisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak
kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung
berdampak merugikan terhadap ekosistem pesisir (Dahuri, 2001). Konsentrasi pembangunan
kehidupan manusia dan berbagai pembangunan di wilayah tersebut disebabkan oleh tiga alasan
ekonomi yang kuat, yaitu bahwa wilayah pesisir merupakan kawasan yang produktif di bumi,
wilayah pesisir menyediakan kemudahan bagi berbagai kegiatan serta wilayah pesisir memiliki
pesona yang menarik bagi obyek pariwisata. Hal-hal tersebut menyebabkan kawasan pesisir di
dunia termasuk Indonesia mengalami tekanan ekologis yang parah dan kompleks sehingga
menjadi rusak (Dahuri, 1998 dalam Djau, 2012).
2.2 Pantai
Pantai merupakan salah satu ekosistem yang berada di wilayah pesisir, dan terletak antara
garis air surut terendah dengan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah yang
substratnya berbatu dan berkerikil (yang mendukung flora dan fauna dalam jumlah terbatas)
hingga daerah berpasir aktif (dimana populasi bakteri, protozoa, metazoa ditemukan) serta
daerah bersubstrat liat, dan lumpur (dimana ditemukan sebagian besar komunitas binatang yang
jarang muncul ke permukaan (infauna) (Bengen, 2001 dalam Rakhmawaty, 2009).
Pengertian pantai sangat penting untuk dijelaskan agar dalam penanganan permasalahan
pantai tidak terjadi perbedaan pandangan dan arti kata mengenai istilah-istilah berkaitan dengan
pantai. Beberapa definisi yang berkaitan dengan pantai telah diseminarkan di Manado. Definisi
hasil seminar tersebut pada tahun-tahun terakhir ini telah dikembangkan lagi dalam beberapa
seminar lanjutan, yang intinya adalah dibedakan antara definisi untuk keperluan pengelolaan dan
keperluan teknik (engineering) agar ada kesamaan sudut pandang dan arti kata (Yuwono, 2005).
2.2.1 Definisi Pantai Untuk Keperluan Pengelolaan Pantai
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan
surut terendah. Pantai merupakan batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah
yang bersifat lautan. Dimana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dan
dibawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah
lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut
pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya
(Triadmodjo,1999). Beberapa istilah kepantaian yang perlu diketahui dan dipahami
diantaranya:
1. Daerah pantai atau pesisir
Adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi
baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas marine.Dengan demikian daerah pantai
terdiri dari perairan pantai dan daratan pantai yang saling mempengaruhi. Daerah pantai
sering disebut juga daerah pesisir atau wilayah pesisir.
2. Pantai
Adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi.
3. Garis Pantai
Adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.
4. Daratan Pantai
Adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas marine
5. Perairan Pantai
Adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan
6. Sempadan Pantai
Adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan pelestarian
pantai.
Tahun 2018
No Kegiatan
Jan Feb Mer Apr Mei Jun
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Lapaoran
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (2010). Penanganan erosi pantai di pulau bali sampai tahun
2009. Ditjen sumber daya air.
Boak, E. H., & Turner, I. L. (2005). Shoreline Definition and Detection: A Review. Journal of
Coastal Research, 21(4), 688–703.
Dahuri, R.. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.
P.T.Pradnya Paramita: Jakarta
Damaywanti, K. 2013. Dampak Abrasi Pantai terhadap Lingkungan Sosial. Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (hal. 363-367). Semarang: Magister Ilmu
Lingkungan UNDIP
Dawin, 2017. Analisis Perubahan Garis Pantai Dengan Menggunakan Citra Penginderaan Jauh
(Studi Kasus Di Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Medan
Djau MS. 2012. Analisis keberlajutan perikanan di kawasan konservasi laut daerah (KKLD)
Olele dan perairan sekitarnya Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. [Tesis]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
KKP. (2014). Undang-undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta, Indonesia:
Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Lillesand dan Kiefer, 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Dulbahri (Penerjemah).
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lo, C.P. 1995. Penginderaan jauh Terapan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pemprov Bali. (2009). Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD Provinsi Bali Tahun 2005-2025. Pemerintah
Daerah Provinsi Bali.
Rakhmawaty, M. 2009. Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rekreasi Pantai
Kartini Kabupaten Kembang Jawa Tengah.Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Riswan. 2001. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Konservasi dan Peng elolaan
Lingkungan. Medan.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Tarigan, M. S. (2007). Perubahan garis pantai di wilayah pesisir perairan Cisadane, Provinsi
Banten
Yuwono, N., 1982, Teknik Pantai Volume I, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yuwono, Nur. 2005. Draft Pedoman Pengamanan dan Penanganan Pantai. Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum.