Analisis Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan Penginderaan Jauh di
wilayah Pesisir Kabupaten Klungkung
Ida Bagus Andika Putra
1514511032
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 1.1 Latar Belakang Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang terletak diantara 115 21 28 115 37 43 Bujur Timur dan 80 27 37 80 49 00 Lintang Selatan dengan batas-batas di sebelah Utara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Karangasem sebelah Selatan Samudra Hindia dan sebelah barat Kabupaten Gianyar. Kabupaten Klungkung memiliki panjang pantai 97,60 km dan sebagian besar ada di wilayah kepulauan Nusa Penida yaitu sepanjang 83,50 km dan di Klungkung daratan hanya sepanjang 14,10 km. (Badan Pusat Statistik Kab. Klungkung, 2013) Pantai sepanjang Kabupaten Klungkung diperkirakan mengalami proses erosi ataupun akresi berdasarkan laporan dari beberapa media lokal. Kabupaten Klungkung yang mengalami pengikisan pantai sampai 10-15 meter dari garis pantai sebelumnya yang diakibatkan tingginya gelombang pantai selatan (Arthayasa, 2014) Dinamika di pesisir dipengaruhi oleh faktor oseanografi diantaranya gelombang, angin, arus. Dinamika di pesisir tersebut menyebabkan wilayah pesisir rentan terhadap berbagai masalah alam, salah satunya adalah masalah proses erosi dan abrasi yang berakibat pada berubahnya bentuk profil garis pantai didaerah tersebut. Selain erosi dan abrasi disebabkan oleh dinamika tersebut, kenaikan tinggi muka air laut juga dapat menyebabkan perubahan posisi garis pantai. (Jaya Nugraha, I Nengah., dkk., 2017) Hal tersebut dikarenakan fenomena-fenomena alam tersebut terjadi secara terus menerus yang menyebabkan wilayah pesisir akan mengalami tekanan sehingga dengan bertambahnya waktu garis pantai tersebut akan mengalami perubahan yang cukup signifikan. (Sila Dharma, IGB., dkk., 2011) Perubahan garis pantai ditandai dengan adanya suatu wilayah yang mengalami erosi (pengikisan) dan suatu wilayah yang mengalami akresi (sedimentasi). Banyak dampak yang akan terjadi akibat perubahan garis pantai terjadi. Untuk daerah-daerah yang mengalami erosi, hal ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur pantai (Pranoto, 2007). Lahan pantai akan semakin menyempit, kerusakan bangunanbangunan, jalan, sawah, tambak hingga areal rekreasi merupakan beberapa dampak yang terjadi akibat peristiwa erosi pantai. Banyak dampak yang akan terjadi akibat perubahan garis pantai terjadi. Untuk daerahdaerah yang mengalami erosi, hal ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur pantai (Pranoto, 2007). Lahan pantai akan semakin menyempit, kerusakan bangunanbangunan, jalan, sawah, tambak hingga areal rekreasi merupakan beberapa dampak yang terjadi akibat peristiwa erosi pantai. Sedangkan akibat peristiwa akresi, apabila sedimentasi terjadi pada muara sungai, maka sungai tersebut berpotensi menimbulkan banjir. Peristiwa perubahan garis pantai ini perlu diantisipasi sedemikian rupa sehingga masalah-masalah lingkungan pantai dapat diminimalisasir. (Sila Dharma, IGB., dkk., 2011) Peristiwa perubahan garis pantai dapat diprediksi dengan berbagai cara seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai macam cara dapat diterapkan untuk memprediksi perubahan garis pantai sampai kurun waktu tertentu mulai dari cara yang sederhana hingga cara yang lebih kompleks. Salah satu cara sederhana yang digunakan adalah data penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan teknologi yang digunakan untuk melakukan observasi suatu objek tanpa menyentuh objek tersebut secara langsung (Resources, 1999). Dataset penginderaan jauh yang bisa digunakan adalah salah satunya Landsat. Penginderaan jauh memiliki kelemahan dimana data yang harus divalidasi dengan data observasi lapangan sedangkan data observasi lapangan membutuhkan skala waktu yang lama. Dataset citra Landsat memiliki resolusi 30x30 meter dengan data tersedia dari tahun 1972 (Landsat 1), dianggap dapat digunakan untuk interpretasi garis pantai (USGS, 2015). Jadi dengan menggunakan data citra satelite kita dapat mengidentifikasikan perubahan garis pantai yang sangat berperan besar untuk masyarakat pesisir terhadap aktivitas yang dilakukan sehingga begitu pentingnya peran pantai bagi masyarakat sehingga perlu diadakannya monitoring terhadap perubahan garis pantai.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian dengan judul Analisis Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Kabupaten Klungkung memiliki tiga point permasalahan meliputi: 1. Bagaimana kemampuan Citra Landsat dalam identifikasi dan pemetaan perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung? 2. Bagaimana perubahan garis pantai yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung pada tahun 1996, 2006 dan 2016? 3. Adakah faktor oseanografi fisik yang mempengaruhi perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian dengan judul Analisis Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Kabupaten Klungkung memiliki tiga point meliputi: 1. Mengidentifikasi dan memetaan perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung dari data Citra Landsat. 2. Mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung pada tahun 1996, 2006 dan 2016. 3. Mengetahui faktor oseanografi fisik yang mempengaruhi perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Klungkung. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian dengan judul Analisis Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Kabupaten Klungkung yakni dapat memberikan informasi perubahan bentuk profil garis pantai dari aspek oseanografi fisik wilayah pesisir Kabupaten Klungkung.