Oleh:
IDA BAGUS ANDIKA PUTRA ANOM
1514511032
Keterangan :
Z = nilai kedalaman,
m1 = offset dari persamaan regresi logaritmik.
m0 = gain dari persamaan regresi logaritmik.
3.6 Analisa Korelasi dan Regresi
Penggunaan Analisa korelasi bertujuan untuk menentukan besarnya hubungan
antara data kedalaman dan hasil klasifikasi spectral (nilai digital) kedalaman dari
algoritma Stumpf et al (2003), sedangkan analisa regresi digunakan untuk menentukan
besarnya pengaruh setiap perubahan yang dilakukan terhadap koefisien atau variabel
nilai dari operasi penajaman yang dilakukan terhadap nilai kedalaman.
Analisa korelasi untuk variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) adalah sebagai
berikut (Walpole, 1995) :
Keterangan :
ai = nilai dari survey lapangan
bi = nilai hasil dari citra
N = total number dari nilai validasi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mustary. 2013. Pemetaan Batimetri Perairan Laut Dangkal Di Gugusan Pulau
Tiga, Kabupaten Natuna Dengan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2.
Departemen Ilmu Dan Teknologi Kelautan. Institute Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung. (2012). Badung Dalam Angka 2012. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Badung.
Bierwirth PN., Lee TJ, Burne. 1993. On-Line Algorithm Development. 1997.
http://atlas/marine/coastal_atlas/remote_sensing/AGSO1_docs/report1/AGSOre
pt1b.html [23 Mei 2004].
Digital Globe. (2009). White Paper The Benefits of the 8 Spectral Bands of Worlview-
2. Tersedia pada: http://www.digitalglobe.com/downloads/WorldView-2_8
Band_Applications_Whitepaper.pdf. [3 Juli 2013].
Doxani, G., Papadopoulou, M., Lafazani, P., Pikridas, C., & Tsakiri-Strati, M. (2012).
Shallow-water bathymetry over variable bottom types using multispectral
worldview-2 image. International Archives of the Photogrammetry, Remote
Sensing and Spatial Information Sciences, 39(8):159-164.
Guntur, D. Prasetyo, dan Wawan. (2012). Pemetaan Terumbu Karang Teori, Metode,
dan Praktek. Ghalia Indonesia. Bogor.
Green, E.P., P.J. Mumby, dan A.J. Edwards. 2000. Mapping bathymetry. h. 219-234.
In A.J. Edwards (Ed.), Remote Sensing Handbook for Tropical Coastal
Management. Coastal Management Sourcebook 3. UNESCO, Paris.
Hendrawan, I. G., Uniluha, Devi.,Ranu Fajar, I Pt., (2016). Karakteristik Total Padatan
Tersuspensi (Total Suspended Solid) Dan Kekeruhan (Turbidity) Secara Vertikal
Di Perairan Teluk Benoa, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences 2 (2016)
29-33.
Izhad, Miftachurrozaq. 2016. Pemodelan Pola Sebaran Sedimen Untuk Analisis
Dampak Reklamasi Terhadap Pendangkalan Di Teluk Benoa. Departemen
Teknik Geomatika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Jupp, D.L.B. 1988. Background and Extensions to Depth of Penetration (DOP)
Mapping in Shallow Coastal Waters. Proceedings of the Symposium on Remote
Sensing of the Coastal Zone. Gold Coast. Quennsland. IV.2.1 IV.2.19.
Kemenhut. (1993). Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 544/Kpts-II/93, tentang
penetapan Taman wisata alam prapat Benoa sebagai TAHURA Ngurah Rai.
Jakarta-Indonesia: Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Leu, L., and Chang, H., 2005. Remotely Sensing in Detecting the Water Depths and
Bed Oad of Shallow Water and Their Changes, Ocean Engineering 32, pp. 1174-
1198.
Lillesand, T.M., Kiefer RW. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. 3rd ed.
xvi + 750 pp. New York.
Lyzenga DR. 1978. Passive Remote Sensing Techniques for Mapping Water depth and
Bottom Features.. Applied Optics. Vol. 17:pp. 379-383.
Lyzenga, DR. 1981. Remote Sensing of Bottom Reflectance and Water Attenuation
Parameter in Shallow Water Using Aircraft and Landsat Data. International
Journal of Remote Sensing, Vol. 2:pp 71-82.
Nybakken J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. M. Eidman,
Koesoebiono, Dietrich G.B., Malikusworo H. Dan Sukristijono S, Penerjemah.
Jakarta : PT. Gramedia 459 hlm.
Paredes, J.M., Spero RE. 1983. Water Depth Mapping from Passive Remote Sesnsing
Data Under a Generalized Ratio Assumption. Applied Optics 22:1134-1378.
Pipkin, B.W., Gorsline, R.E. casey dan D.E. Hammond, 1987. Laboratory Exercises in
Oceanography. Second Edition. W.H. Freeman and Company. New York.
Poerbandono dan Djunarsjah, 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung.
Praseno,D.P, B.Sc. 1991. Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh Di Bidang
oseanologi dan Perikanan Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-
LIPI. Jakarta
Sager, W. 1998. Measuring The Depth. Quarterdeck Online Winter 1998 / Spring 1999;
Vol. 6, No. 3.
Siti, Radiyah. 2015. Aplikasi Citra Landsat-8 Untuk Estimasi Potensi Produksi Rumput
Laut Di Kabupaten Bantaeng Tahun 2014. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Spitzer D. and Dirks RW. 1987. Bottom Influence on The Reflection of The Sea.
International Journal of Remote Sensing, Vol. 8:pp 279-290.
Stumpf, R. P. and Holderied, K., 2003. Determination of water depth with high-
resolution satellite imagery over variable bottom types, Liminology and
Oceanography, 48(1), pp. 547-556.
Sudiarta, K., dkk. (2013). Kajian Modeling Dampak Perubahan Fungsi Teluk Benoa
Untuk Sistem Pendukung Keputusan Dalam Jejaring KKP Bali. Conservation
International, Indonesia
USGS. 2017. Landsat 8 Data User Handbook version 2.0. Department of the Interior
U.S. Geological Survey
Van Hengel, W. and Spitzer D. 1991. Multi-temporal Water Depth Mapping by Means
of Landsat TM. International Journal of Remote Sensing 12:703-712.
Walpole, E. R. 1993. Pengantar Statistika Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Wiyanto, D. B., & Faiqoh, E. (2015). Analisis vegetasi dan struktur komunitas
Mangrove Di Teluk Benoa, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 1(1),
1-7.
Wouthuyzen, Sam. 2001. Pemetaan Perairan Dangkal Dengan Menggunakan Citra
Satelite Landsat -5 TM Guna Pakai Dalam Pendugaan Potensi Ikan Karang :
Suatu Studi di Pulau-Pulau Padaido. Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang
Oseanologi. LIPI: Jakarta