SKRIPSI
MUH. SYAHRUL
NPM. 17.403010.66
SKRIPSI
MUH. SYAHRUL
NPM. 17.403010.66
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
STUDI ANALISIS GENANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE
JALAN CENDRAWASIH KOTA TARAKAN
Dosen Penguji 2
Dosen Penguji 3
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul tersebut di atas saya susun dengan
sejujurnya, berdasarkan norma akademik dan bukan merupakan hasil plagiat.
Adapun semua kutipan di dalam Skripsi ini telah saya sertakan nama penulisnya
dan telah saya cantumkan ke dalam Daftar Pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata dikemudian hari
saya terbukti melanggar pernyataan tersebut di atas, saya bersedia menerima sanksi
sesuai aturan yang berlaku.
MUH. SYAHRUL
NPM. 1740301066
v
STUDI ANALISIS GENANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE
JALAN CENDRAWASIH KOTA TARAKAN
ABSTRAK
vi
STUDI ANALISIS GENANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE
JALAN CENDRAWASIH KOTA TARAKAN
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Selama menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu penulis,
oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, oleh karena itu sangat diharapkan keritik dan saran untuk
membangun agar tulisan ini lebih disempurnakan dan semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca.
MUH. SYAHRUL
NPM. 174030106
iv
DAFTAR ISI
ABSTRACT...................................................................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................x
x
2.4. Drainase Perkotaan...............................................................................7
xi
3.3. Tahap Persiapan ...................................................................................37
xii
4.4.3. Perbandingan Saluran Eksisting dan saluran Rencana ..................68
4.5. Proses Analisis Data Saluran Drainase Pada HEC-RAS 5.0.7 .............69
4.6. Pengaruh Drainase Terhadapa Pasang Surut Air Laut Hecras 5.0.7 ....76
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.5 Reduced variate, YTr sebagai fungsi periode ulang ......................23
Tabel 4.1. Data Curah Maksimum Bulanan Stasiun Juwata Tarakan ..........41
Tabel 4.3. Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Setelah Diurutkan .......42
Tabel 4.5. Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Normal ................44
Tabel 4.7. Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Log Normal ........46
Tabel 4.9. Nilai Yn, Sn, dan Ytr untuk Periode Ulang (T)...........................48
Tabel 4.10. Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Gumbel .............49
Tabel 4.11. Hasil Analisis Frekuensi Distribusi Log Pearson III ................50
xiv
Tabel 4.13. Rekapitulasi Curah Hujan Rancangan Maksimum....................52
Tabel 4.14. Nilai Uji Dispersi Distribusi Frekuensi Curah Hujan ...............52
Tabel 4.20 Perhitungan Debit Banjir Rencana Kala Ulang 2,5 Dan
10 Tahun ....................................................................................61
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
Gambar 4.11 Penampang Saluran Existing Pada ( Hulu )............................74
( Hilir ) ..................................................................................75
( Hilir ) ..................................................................................76
xvii
DAFTAR NOTASI
xviii
A = Luas Daerah (ha)
Ci = koefisien limpasan untuk daerah luasan Ai
Ai = luasan dengan nilai C yang berbeda
∑ 𝐴i = penjumlahan semua luasan dengan nilai C yang berbeda.
A = Luas penampang saluran (m2 )
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Kedalaman saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan saluan
m = Kemiringan talud
V = Kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien kekasaran Manning
R = Jari-jari hidrolik (m) dimana R = A/P
QS = Kapasitas debit (m3 /det)
XT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan.
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode
ulang dan tipe model matematik dsitribusi peluang yang akan
digunakan untuk analisis peluang.
YT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
tahunan.
Sn = Reduced standart deviation yang juga tergantung jumlah
sampel/ data n
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kelurahan Karang Anyar Pantai termasuk Kawasan Banjir dengan luas area banjir
19,1 ha. Banjir ini bukan hanya merendam pemukiman tetapi juga pertokoan dan
akses jalan yang menimbulkan kerugian ekonomi.
Pengembangan saluran drainase merupakan hal yang tidak mudah,
pendekatannya harus memperhatikan aspek–aspek sosial dan teknis, dengan
harapan akan memberikan kenyamanan bagi kehidupan penghuni perkotaan. Secara
umum drainase dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan maupun dari air irigasi
dari suatu kawasan, sehingga fungsi kawasan/ lahan tidak terganggu (Suripin,
2004). Faktor utama yang menyebabkan Kota Tarakan sering tergenang banjir
adalah karena Kota Tarakan merupakan dataran rendah, sehingga pada musim
hujan di setiap tahun, ada beberapa wilayah Kota Tarakan yang menjadi daerah
genangan banjir.
Mengingat wilayah Kecamatan Tarakan Barat merupakan salah satu daerah
yang berpengaruh dan merupakan pusat kota Tarakan maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang mengakibatkan genangan banjir
akibat tidak mampu mengalirkan debit aliran air hujan serta menganalisis sistem
drainase di Kota Tarakan khususnya di Jalan Cendrawasih Kecamatan Tarakan
Barat. Pemilihan titik ini sebagai daerah penelitian dikarenakan daerah tersebut
rawan tergenang saat musim hujan. Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Studi Analisis Genangan Banjir Pada Saluran
Drainase Jalan Cendrawasih Kota Tarakan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah yang terjadi
yaitu:
1. Berapa besar debit banjir rancangan kala ulang 2, 5 dan 10 tahun di Jalan
Cendrawasih Kota Tarakan?
2. Bagaimana kondisi kapasitas saluran drainase yang ada di Jalan
Cendrawasih Kota Tarakan ?
3. Bagaimana rencana design saluran drainase yang ada di Jalan Cendrawasih
Kota Tarakan ?
2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui besar debit banjir rancangan kala ulang 2, 5 dan 10 di Jalan
Cendrawasih berdasarkan data yang diperoleh.
2. Mengetahui kapasitas saluran drainase yang ada di Jalan Cendrawasih.
3. Mengetahui design saluran drainase yang aman untuk di Jalan
Cendrawasih.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pengaruh penggenangan, yaitu melalui perembesan air laut yang masuk melalui
pori-pori tanah ke arah daratan. Hal ini terlihat dan kawasan di mana permukaan
tanahnya selalu lembab atau basah disebabkan pengaruh air laut yang bergerak
melalui bagian bawah permukaan.
5
rusaknya jaringan irigasi dan tanaman pangan yang terlanda oleh banjir,
menimbulkan kesulitan yang berat pada sektor produksi dan distribusi pangan pada
khususnya, maupun pada segi kehidupan masyarakat yang lain pada umumnya.
Banjir yang pada umumnya menyebabkan terjadinya genangan air
permukaan disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum penyebabnya
diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu :
6
2.3. Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik
sipil, secara umum drainase dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk
mengurangi kelebihan air, yang berasal dari hujan, rembesan , maupun kelebihan
air irigasi dari suatu kawasan/ lahan, sehingga fungsi kawasan/ lahan tidak
terganggu. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya sanitasi. Jadi, menyangkut tidak hanya air permukaan tapi
juga air tanah (Suripin: 2004).
7
diadaptasikan manusia dengan tujuan mereka sendiri, mengarahkan air dalam ruang
dan waktu dengan memanipulasi ketinggian muka air. Sistem drainase telah
diperlukan sejak beberapa abad yang lalu, seperti tahun 300 SM ruas jalan pada
masa tersebut dibangun dengan elevasi lebih tinggi dengan maksud agar
menghindari adanya limpasan dijalan (Long, 2007).
Adapun permasalahan drainase perkotaan yang sering terjadi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Permasalahan drainase karena ulah manusia, seperti:
a. Perubahan tata guna lahan didaerah aliran sungai (DAS).
b. Perubahan fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase.
c. Pembuangan sampah ke saluran drainase.
d. Kawasan kumuh di sepanjang sungai atau saluran drainase.
e. Infrastruktur drainase kurang berfungsi (bendungan dan bangunan air).
2. Permasalahan drainase karena alam, seperti :
a. Erosi dan sedimentasi.
b. Curah hujan.
c. Kondisi fisiografi/ geofisik sungai.
d. Kapasitas sungai atau saluran drainase yang kurang memenuhi.
e. Pengaruh pasang naik air laut (black water).
Selain permasalahan di atas, salah satu permasalahan yang selalu timbul
setiap tahun pada musim hujan adalah banjir dan genangan air. Banjir dan genangan
air disebabkan oleh fungsi drainase yang belum tertangani secara menyeluruh,
kurangnya kesadaran dan pastisipasi masyarakat dalam memlihara saluran drainase
yang terjadi di sekitarnya menyebabkan penyumbatan saluran drainase oleh industri
maupun sampah rumah tangga (Riman, 2011).
Jenis drainase ditinjau berdasarkan dari sistem pengalirannya, dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Drainase dengan sistem jaringan adalah suatu sistem pengeringan atau
pengaliran air pada suatu kawasan yang dilakukan dengan mengalirkan
air melalui sistem saluran dengan bangunan-bangunan pelengkapnya.
8
b. Drainase dengan sistem resapan adalah sistem pengeringan atau
pengaliran air yang dilakukan dengan meresapkan air kedalam tanah.
Cara resapan ini dapat dilakukan langsung terhadap genangan air di
permukaan tanah kedalam atau melalui sumuran/ saluran resapan (Wesli,
2008).
9
arah aliran, debit saluran, dimensi saluran, kemiringan saluran dan bangunan badan
air lainnya serta faktor-faktor yang mendukung jalannya sistem jaringan drainase
dimana evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan
yang akan dilakukan kedepannya.
10
2.8. Aspek Hidrologi
Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke
daerah yang lebih rendah. Air mengalir di atas permukaan tanah namun air juga
mengalir di dalam tanah. Air yang terdapat di alam ini dalam bentuk cair, tetapi
dapat berubah dalam bentuk padat/es, salju dan uap yang terkumpul di atmosfer.
Air juga tidaklah statis tetapi selalu mengalami perpindahan. Air menguap dari laut,
danau, sungai, tanah dan tumbuh-tumbuhan akibat panas matahari. Kemudian
akibat proses alam air yang dalam bentuk uap berubah menjadi hujan, yang
kemudian sebagian menyusup ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian menguap
(evaporasi) dan sebagian lagi mengalir di atas permukaan tanah (run off). Air
permukaan ini mengalir ke dalam sungai, danau, kemudian mengalir ke laut,
kemudian dari tempat itu menguap lagi dan seterusnya berputar yang disebut siklus
hidrologi. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air
(dipermukaan tanah, di dalam tanah dan di udara) dan jenis air mengikuti siklus
keseimbangan dan dikenal istilah siklus hidrologi (Kodoatie, 2010).
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tetap mulai dari lautan sampai ke
udara dan kembali ke lautan. Proses yang terjadi pada siklus hidrologi adalah
evaporasi, transpirasi, presipitasi, pergerakan massa udara, kondensasi, dan
pergerakan air tanah.
Penguapan dari laut (evaporasi) dan tanaman (transpirasi) akan membentuk
uap air. Uap air tersebut membentuk awan serta mengemban di udara (kondensasi)
dan pada akhirnya cenderung menimbulkan hujan (presipitasi) dan apabila telah
terlalu berat maka turunlah hujan. Air hujan ada yang jatuh lagi ke laut, sedang yang
jatuh ke daratan meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Air dalam tanah sebagian
diserap oleh akar tanaman dan sebagian lagi membentuk mata air. Karena pengaruh
radiasi matahari terjadi lagi penguapan, demikianlah terjadinya siklus tersebut.
Pergerakan air dalam tanah disebut perkulasi, sedangkan aliran air di permukaan
tanah disebut run off.
11
Selaras hal tersebut untuk mengetahui/memprediksi besarnya debit air hujan maka
perlu diketahui siklus hidrologi seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut
ini:
Mengacu pada Gambar 2.1, proses perjalanan air dalam siklus hidrologi, maka
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penguapan/evaporasi : Terjadi pada air laut karena panas matahari yang
merupakan sumber air terbesar. Evaporasi juga terjadi pada sungai, danau,
rawa, tambak, embung, situ-situ, waduk.
b. Evapotranspirasi : Air diambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang
dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman tersebut disebut dengan
transpirasi, lalu air di dalam tanaman juga keluar berupa uap akibat energi
panas matahari (evaporasi). Proses pengambilan air oleh akar tanaman
kemudian terjadinya penguapan dari tanaman disebut sebagai evapo-
transpirasi.
c. Presipitasi : Triadmodjo (2010) mendefinisikan presipitasi sebagai sebuah
proses turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi. Jumlah presipitasi
12
yang turun ke bumi tidak tetap bentuk dan jumlahnya. Uap air akibat dari
evaporasi dan evapo-transpirasi bergerak ke atmosfer (udara) kemudian
akibat perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air
akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi keadaan cairan (from air
to liqued state). Bila temperatur berada di bawah titik beku (freezing point)
kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) tumbuh oleh
kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh
gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi
butir-butir air. Apalagi jumlah butir air sudah cukup banyak dan akibat berat
sendiri (secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses
turunnya butiran air ini disebut dengan hujan. Bila temperatur udara turun
sampai di bawah 0º Celcius maka butiran air akan berubah menjadi salju.
Bentuk preseiptasi yang jatuh ke bumi dapat berupa hujan (air), salju, kabut,
embun, dan hujan es. Bervariasinya bentuk dan jumlah presipitasi yang
jatuh ke bumi ini disebabkan oleh faktor – faktor klimatologi di atmosfer,
seperti tekanan atmosfer, angin, dan temperatur (Triadmodjo, 2008).
d. Aliran permukaan (run-off) : Secara gravitasi (alami) air mengalir dari
daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-gunung,
pegunungan, ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah
pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut (dapat juga bermuara ke danau).
Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka
tanah;
e. Aliran sungai : Aliran permukaan biasanya akan memasuki daerah
tangkapan air (catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS) menuju ke
sistem jaringan sungai. Dalam sistem sungai, aliran mengalir mulai dari
sistem sungai yang kecil menuju ke sistem sungai yang besar dan akhirnya
akan menuju mulut sungai atau sering disebut estuari yaitu tempat
bertemunya sungai dengan laut. Dapat juga berakhirnya sistem sungai di
danau;
13
f. Transpirasi : Seperti telah di uraikan pada poin b, air dalam tanah diambil
oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup
dari tanaman tersebut
g. Infiltrasi : Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah (Sri Harto, 1983). Proses infiltrasi dapat berlangsung
secara vertikal dan horisontal (Triadmodjo, 2008). Proses infiltrasi secara
vertikal disebabkan oleh adanya gaya gravitasi dan dikenal dengan sebutan
perkolasi. Proses infiltrasi yang terjadi secara horisontal disebabkan oleh
adanya gaya kapiler yang dikenal sebagai aliran antara (interflow)Sebagian
dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah dalam bentuk
infiltrasi
h. Aliran antara (interflow) : Yaitu air di bawah vadose zone yang mengalir
menuju jaringan sungai, waduk, situ-situ, danau
i. Aliran dasar (base flow) : Yaitu aliran air tanah yang mengisi sistem
jaringan sungai, waduk, situ-situ, rawa dan danau
j. Aliran run-out : Yaitu aliran air tanah yang langsung menuju ke laut
k. Perkolasi : Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran
air tanah
l. Kapiler : Yaitu aliran dari air tanah yang mengisi soil moisture.
14
Ada tiga macam cara umum yang dipakai dalam menghitung hujan rata-rata
kawasan (Suripin, 2004):
1. Rata-rata Aljabar
Metode yang paling sederhana dalam perhitungan hujan kawasan. Metode
ini didasarkan pada asumsi bahwa semua penakar hujan, mempunyai
pengaruh yang setara. Cara ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata
atau datar, alat penakar ini tersebar merata dan harga individual curah
hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-ratanya (Suripin: 2004).
Hujan kawasan diperoleh dari persamaan.
𝑃1 +𝑃2 +... 𝑃𝑛
𝑃= .................................................................................. (2-1)
𝑛
Keterangan :
P = Rata-rata aljabar ( mm ).
P1, P2... Pn = Curah hujan yang tercatat di pos penakar hujan.
1, 2, ...n = Banyaknya pos penakar hujan
Keterangan :
P = Hujan rerata Kawasan
𝑃𝑛 = Hujan di stasiun 1,2,...,n
𝐴𝑛 = Luas Daerah yang mewakili stasiun 1,2,...,n
15
Gambar 2.2 Metode Poligon Thiessen
Sumber : Suripin, 2004
3. Metode Isohyet
Medote ini merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hujan
rata-rata, namun diperlukan keahlian dan pengalaman. Isohyet adalah
kontur yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang
sama. Dua garis isohyet tidak pernah saling berpotongan. Persamaan
dalam hitungan hujan rata-rata dengan metode isohyet dapat kita rumuskan
sebagai berikut :
𝐼 𝐼 𝐼 𝐼 𝐼 𝐼 𝐼 𝐼
𝐴1 1 2 +𝐴2 2 3 +𝐴3 3 4 +...+ 𝐴𝑛 𝑛 𝑛+1
2 2 2 2
𝑃= .................................................. (2-3)
𝐴1 +𝐴2 +𝐴3 +⋯+𝐴𝑛
Keterangan :
P = Curah hujan rata - rata
𝐼𝑛 = Curah hujan pada masing – masing stasiun
𝐴𝑛 = Luas areal dari titik I
16
2.8.1. Analisis Frekuensi Dan Probalitas
Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai
atau dilampaui. Sebaliknya, kala-ulang (return period) adalah waktu hipotetik di
mana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Tujuan
analisis frekuensi dan probalitas data hidrologi adalah berkaitan dengan besaran
peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui
penerapan distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang di analisis diasumsikan
tidak bergantung (independent) dan terdistribusi secara acak dan bersifat stokastik
(Suripin: 2004).
Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos
penakar hujan, baik yang manual maupun yang otomatis. Analisis frekuensi ini
didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh
probalitas besaran hujan di masa yang akan datang. Ada empat macam seri data
yang dipergunakan dalam analisis frekuensi yaitu:
a. Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut distribusi Gauss. Fungsi
densitas peluang normal (PDF = probability density function) yang paling dikenal
adalah bentuk bell dan dikenal normal. Distribusi normal adalah simetris terhadap
sumbu vertikal dan berbentuk seperti lonceng (Triatmodjo, 2006). Distribusi
normal dapat dituliskan dalam bentuk rata - rata dan simpangan sebagai berikut
(Suripin,2004):
1 ( 𝑥−𝜇) 2
𝑃 (𝑋) = exp [− ] ................................................................. (2 -4)
𝜎√2𝜋 2𝜎2
Keterangan:
17
Gambar 2.4 Kurva Distribusi Frekuensi Normal
Sumber: Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan
Berikut rumus umum untuk distribusi normal yaitu:
𝑋𝑇 −𝑋
𝐾𝑇 = ............................................................................................... (2-5)
𝑆
Keterangan:
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan.
X = nilai rata-rata variat.
S = standart daviasi nilai variat.
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe model matematik dsitribusi peluang yang akan digunakan
untuk analisis peluang.
Untuk mempermudah perhitungan, nilai faktor frekuensi KT umumya
sudah tersedia dalam tabel, disebut sebagai tabel nilai variabel reduksi Gauss
(Variable reduced Gauss), seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
18
Periode ulang,T
No. (tahun) Peluang KT
11 2,500 0,400 0,25
12 3,330 0,300 0,52
13 4,000 0,250 0,67
14 5,000 0,200 0,84
15 10,000 0,100 1,28
16 20,000 0,050 1,64
17 50,000 0,020 2,05
18 100,000 0,010 2,33
19 200,000 0,005 2,58
20 500,000 0,002 2,88
21 1000,000 0,001 3,09
Keterangan:
P(X) = peluang log normal.
X = nilai variat pengamatan.
Σy = deviasi standar nilai variat Y.
μY = nilai rata-rata populasi Y.
Apabila nilai P(X) digambarkan pada kertas, maka peluang logaritmik akan
merupakan persamaan garis lurus, sehingga dapat dinyatakan sebagai model
matematik dengan persamaan (Suripin, 2006)
𝑌𝑇 = Ȳ + 𝐾𝑇 𝑆 .................................................................................... (2-7)
19
Keterangan:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
tahunan.
Ȳ = nilai rata-rata hitung variat.
S = deviasi standar nilai variat.
K T = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe mode matematik distribusi peluang yang digunakan untuk
analisis peluang.
5. Hitung logaritma hujan dan banjir dengan periode ulang T dengan rumus:
𝑙𝑜𝑔 = 𝑋 𝑇 = 𝑙𝑜𝑔 𝑋 + 𝐾. 𝑠........................................................... (2-11)
Keterangan:
K = variabel standart (standardized variabel) untuk X yang besarnya
tergantung keofisien kemencengan G. Tabel 2.2
memperlihatkan harga K untuk berbagai nilai kemencengan G.
20
Tabel 2.2 Nilai K untuk distribusi Log Pearson III
99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
21
d. Distribusi Gumbel
Persoalan yang utama dengan nilai-nilai ekstrim datang dari persoalan
banjir (E.J Gumbel, 1941). Tujuan dari nilai-nilai ekstrim tersebut datang untuk
menganalisis hasil pengamatan nilai-nilai ekstrim tersebut untuk memperkirakan
nilai-nilai ekstrim berikutnya. Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk
menganalisis pada data maksimum.
Analisis frekuensi Gumbel tersebut dilakukan dalam persamaan sebagai
berikut:
X = X + sK ........................................................................ (2-11)
Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat dinyatakan
dalam persamaan
𝑌𝑇𝑟 −𝑌𝑛
𝐾= 𝑆𝑛
............................................................................. (2-12)
Keterangan:
Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sampel/data n
Sn = reduced standart deviation yang juga tergantung pada jumlah sampel/
data n
YTr = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini
𝑇𝑟 −1
𝑌𝑇𝑟 = −𝐼𝑛 {−𝐼𝑛 }........................................................................ (2-13)
𝑇𝑟
22
Tabel 2.4 Reduced Standard Deviation, Sn
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,949 0,967 0,983 0,997 1,009 1,020 1,031 1,041 1,049 1,056
20 1,062 1,069 1,075 1,081 1,086 1,091 1,096 1,100 1,104 1,108
30 1,112 1,115 1,119 1,122 1,125 1,128 1,131 1,133 1,136 1,138
40 1,141 1,143 1,145 1,148 1,149 1,151 1,153 1,155 1,157 1,159
50 1,160 1,162 1,163 1,165 1,166 1,168 1,169 1,170 1,172 1,173
60 1,174 1,175 1,177 1,178 1,179 1,180 1,181 1,182 1,183 1,184
70 1,185 1,186 1,187 1,188 1,189 1,189 1,190 1,191 1,192 1,193
80 1,193 1,194 1,195 1,195 1,196 1,197 1,198 1,198 1,199 1,200
90 1,200 1,201 1,202 1,202 1,203 1,203 1,204 1,204 1,205 1,206
100 1,206 1,206 1,207 1,207 1,208 1,208 1,208 1,209 1,209 1,209
Sumber : Suripin (2004)
Keterangan:
𝑋ℎ2 = parameter chi-kuadrat.
G = jumlah sub kelompok.
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i.
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i.
23
Prosedur uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut :
1. Urutkan data pengamatan dari data yang besar ke yang kecil atau
sebaliknya
2. Kelompokkan data menjadi G sub-grup yang masing-masing
beranggotakan minimal 4 data pengamatan.
3. Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub-grup.
4. Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei.
5. Pada tiap sub-grup hitung nilai
(0𝑖 −𝐸𝑖 ) 2
(0𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝑑𝑎𝑛 .................................................................. (2-15)
𝐸𝑖
(0𝑖 −𝐸𝑖 ) 2
6. Jumlahkan seluruh G sub-grup nilai untuk menentukan nilai
𝐸𝑖
chikuadrat.
7. Tentukan derajad kebebasan dk = G-R-1 (nilai R=2 untuk distribusi
normal dan binominal).
Interprestasi hasil uji adalah sebagai berikut:
1. Apabila peluang lebih dari 5%, maka persamaan distribusi yang digunakan
dapat diterima.
2. Apabila pelung kurang dari 1%, maka persamaan distribusi yang
digunakan tidak dapat diterima.
3. Apabila peluang berada di antara 1 – 5%, maka tidak mungkin mengambil
keputusan, misal perlu data tambahan. Parameter Xh 2 merupakan variabel
acak. Peluang untuk mencapai nilai Xh 2 sama atau lebih besar dari nilai
chi-kuadrat sebenarnya (X2 ).
Tabel 2.6 Tabel nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, χ2 cr
(Α) Derajat Kepercayaan
Dk 0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,02 0,01 0,005
1 0,0000393 0,000157 0,00098 0,00393 3,84 5
5,02 6,63 7,879
2 0,0100 0,0201 2
0,0506 0,103 1
5,99 4
7,37 5
9,21 10,597
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 1
7,81 8
9.,48 0
11,34 12,838
4 0,207 0,297 0,484 0,711 5
9,48 11,14 5
13,27 14,860
5 0,412 0,554 0,831 1,145 8
11,07 3
12,83 7
15,08 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 0
12,59 2
14,44 6
16,81 18,548
7 0,989 1,239 1,69 2,167 2
14,06 9
16,01 2
18,47 20,278
8 1,344 1,646 2,18 2,733 7
15,50 3
17,53 5
20,0 21,955
9 1,735 2,088 2,7 3,325 7
16,91 5
19,02 9
21,66 23,589
9 3 6
24
(Α) Derajat Kepercayaan
Dk 0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,02 0,01 0,005
10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,30 5
20,48 23,20 25,188
11 2,603 3,053 3,816 4,575 7
19,67 3
21,49 9
24,72 26,757
12 3,074 3,571 4,404 5,226 5
21,02 2
23,33 5
26,21 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 6
22,36 7
24,73 7
27,68 29,819
14 4,075 4,660 5,629 6,571 2
23,68 6
26,11 8
29,14 31,319
15 4,601 5,229 6,161 7,261 5
24,99 9
27,48 1
30,57 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 6
26,29 8
28,84 8
32,00 34,267
17 5,697 6,408 7,564 8,672 6
27,58 5
30,19 0
33,40 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9.,90 7
28,86 1
31,52 9
34,80 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 9
30,14 6
32,85 5
36,19 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 4
31,41 2
34,1 1
37,56 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 0
32,67 7
35,47 6
38,93 41,401
22 8,643 9,542 10,982 12,338 1
33,92 9
36,78 2
40,28 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 4
36,17 1
38,07 9
41,63 44,181
24 9,886 10,856 12,401 13,848 2
36,41 6
39,36 8
42,98 45,558
25 10,52 11,524 13,120 14,611 5
37,65 4
40,64 0
44,31 46,928
26 11,16 12,198 13,844 15,379 2
38,88 6
41,92 4
45,64 48,290
27 11,808 12,879 14,573 16,151 5
40,11 3
43,19 2
46,96 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 3
41,33 4
44,46 3
48,27 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 7
42,55 1
45,72 8
49,58 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,77
7 46,97
2 50,89
8 53,672
Sumber : Soewarno (1995) 3 9 2
25
Kondisi Koefisien Karakteristik Koefisien
Daerah Pinggiran 0,25 – 0,40 Alur Setapak 0,10 – 0,85
Apartemen 0,50 – 0,70 Atap 0,75 – 0,95
Industri Berkembang 0,50 – 0,80 Lahan Tanah Berpasir 0,05 – 0,10
Industri Besar 0,60 – 0,90 Kemiringan 2 % 0,10 – 0,15
Taman Pekuburan 0,10 – 0,25 Kemiringan 2 s/d 7 % 0,15 – 0,20
Taman Bermain 0,10 – 0,25 Bertrap 7 % 0,13 – 0,17
Lapangan dan Rel Kereta 0,25 – 0,40 Lahan tanah keras kemiringan 2 0,18 – 0,22
Daerah Belum %
berkembang 0,10 – 0,30 Kemiringan rata -rata 2 s/d 7 % 0,25 – 0,35
Bertrap 7 %
Sumber : Urban Drainage Guidelines and Design Standards
Keterangan :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
tc = Waktu konsentrasi (jam)
26
2.8.5. Waktu Konsentrasi Dan Intensitas Curah hujan
Waktu konsentrasi suatu saluran adalah waktu yang diperlukan oleh air
hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran saluran
(titik control) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi.
Berikut waktu konsentrasi yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) :
0,87 𝑥 𝐿2
𝑡𝐶 = [ 1000 𝑥 𝑆 ]0,385 ............................................................................... (2-17)
Keterangan :
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
S = kemiringan daerah saluran/sungai = H/L
27
Konstanta 0,00278 adalah faktor konversi debit banjir rencana ke satuan
(m3 /dtk).
Beberapa asumsi dasar untuk menggunakan formula Rasional adalah
sebagai berikut :
a) Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam satu jangka
waktu tertentu, setidaknya sama dengan waktu konsentrasi.
b) Limpasan langsung mencapai maksimum ketika durasi hujan dengan
intensitas yang tetap, sama dengan waktu konsentrasi.
c) Koefisien run off dianggap tetap selama durasi hujan.
d) Luas daerah genangan banjir tidak berubah selama durasi hujan.
Keterangan:
Ci = koefisien limpasan untuk daerah luasan Ai
Ai = luasan dengan nilai C yang berbeda
∑ 𝐴i = penjumlahan semua luasan dengan nilai C yang berbeda.
28
2.9. Aspek Hidrolika
2.9.1. Debit Rencana
Debit rencana adalah adalah debit yang diperkirakan akan menjadi debit
maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase untuk kemudian dijadikan
sebuah patokan untuk mendimensi saluran drainase supaya tidak terjadi genangan.
Untuk drainase perkotaan dan jalan raya debit rencana ditetapkan debit
banjir maksimum periode 5 tahun berdasarkan pada pertimbangan.
1. Resiko genangan yang timbul dari hujan relatif kecil bila dibandingkan
dengan banjir yang ditimbulkan oleh meluapnya sebuah sungai.
2. Lahan yang relatif terbatas apabila merencanakan saluran untuk
menangani debit banjir maksimum dengan periode diatas 5 tahun.
3. Daerah perkotaan dan jalan raya sering mengalami perubahan dalam
periode tertentu sehingga saluran drainase turut mengalami perubahan.
a. Penampang Persegi
29
Dalam hal ini maka digunakan persamaan :
A = b. h............................................................................................. (2-20)
P = b + 2h ...................................................................................... (2-21)
𝐴
R = ................................................................................................ (2-22)
𝑃
Keterangan :
A = Luas penampang basah (m2 )
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Kedalaman saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)
b. Penampang Trapesium
𝐴 = ( 𝑏 + 𝑚ℎ )ℎ ............................................................................. (2-23)
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ √1 + 𝑚2 ) ................................................................. (2-24)
𝐴
𝑅 = ............................................................................................... (2-25)
𝑃
Keterangan :
A = Luas penampang saluran (m2 )
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Kedalaman saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)
m = Kemiringan talud
30
2.9.3. Kapasitas Saluran
Kapasitas rencana dari setiap komponen sistem drainase dihitung
berdasarkan rumus Manning:
2 1
1
V= x R3 x S2 ..................................................................................... (2-26)
n
Keterangan :
V = Kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien kekasaran Manning
R = Jari-jari hidrolik (m) dimana R = A/P
S = kemiringan dasar saluran
3 Saluran Ala m
Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
31
Harga
No Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Mini mum Normal Ma ksi mum
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,080
Dataran banjir berumput pendek-tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,070
32
2. Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Ganda (Mixed Tide Prevailing
Semidiurnal). Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak
terdapat di perairan Indonesia Timur.
3. Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide) Dalam satu hari terjadisatu kali
air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat Karimata.
4. Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Tunggal (Mixed Tide
Prevailing Diurnal) Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjad i
dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat di Selat Kalimantan dan Pantai
Utara Jawa Barat.
Tipe pasut bergantung pada frekuensi air pasang dengan air surut yang
terjadi setiap harinya. Tipe pasut yang dihasilkan berbeda dikarenakan respon
setiap lokasi berbeda pada gaya pembangkit pasut. Jika ada suatu perairan terjadi
satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut
dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika pada perairan
tersebut terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, maka kawasan
tersebut dikatakan bertipe pasut harian ganda (semidiurnal tides).
33
Menurut Suripin (2004 : 116) mengatakan bahwa Sistem drainase mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pasang surut air laut, terutama terletak pada
kawasan pesisir pantai khususnya untuk daerah yang datar. Fungsi dari drainase
yaitu untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan sehingga kawasan
tersebut dapat difungsikan secara optimal, sebagai pengendali air permukaan
dengan tindakan untuk memperbaiki daerah genangan air, dapat menurunkan
permukaan air tanah pada tingkat yang ideal,untuk mengendalikan erosi tanah
dan kerusakan jalan, dan juga untuk mengendalikan air hujan yang berlebihan
sehingga tidak terjadi bencana banjir, Azwarudin (2008 : 101).
34
HECRAS di simpan dalam sebuah file project. Pemakai menuliskan nama
file project dan HEC – RAS akan memakai nama file project tersebut untuk
menamai semua file yang berkaitan dengan model tersebut.
- Peniruan Geometrik Saluran yang di butuhkan oleh HEC – RAS adalah
alur, tampang Panjang dan lintang kekasaran dasar ( kofisien manning ),
serta kehilangan energi di tempat perubahan tampang saluran ( kofisien
ekspansi dan kontraksi ). HEC – RAS juga di butuhkn geometri struktur
hidrulika yang ada di sepanjang saluran, missal jembatan, pintu air,
bendung, peluap, dan sejenisnya.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi
Penelitian
36
Drainase Kanan
Drainase Kiri
37
Dan data berupa Gambaran Umum Wilayah, Topografi, Peta Genangan, Peta
Jaringan dan Saluran Drainase Kota Tarakan didapatkan melalui Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tarakan.
38
a. Data Primer
Meliputi data yang di peroleh dari hasil penelitian secara langsung dan
tidak langsung di lapangan. Data primer ini meliputi :
1) Letak dan kondisi drainase
2) Dimensi saluran eksisting
3) Data debit sesaat saluran dalam kondisi normal
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mencari informasi
secara ilmiah pada instansi maupun lembaga yang terkait. data
sekunder didapatkan dari pihak-pihak terkait.
1) Data Gambaran umum, Peta Topografi, Peta Genangan, Tata
Guna Lahan (Tata Ruang) dan Sistem Jaringan Drainase
Eksisting didapatkan dari Penataan Ruang (PUPR) Tarakan.
2) Data curah hujan dari tahun 2001-2021 Kota Tarakan.
39
3.6 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
Pengambilan Data
Analisis Data
• Hidrologi
• Hidrolika
Pemodelan
HEC-RAS 5.0.7
Kesimpulan
Selesai
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Maksimum Bulanan Stasiun Juwata Tarakan (mm)
BULAN
THN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
2011 115 103 70 22 75 68 45 93 68 89 52 100
2012 106 45 90 59 116 58 62 84 45 88 41 50
2013 68 61 84 81 72 78 90 33 94 52 92 69
2014 49 56 50 112 38 61 85 83 111 99 41 84
2015 43 81 66 57 53 67 80 48 72 71 36 37
2016 37 39 56 122 45 84 92 54 109 136 58 85
2017 0 0 0 0 113 31 55 58 43 56 95 157
2018 34 116 59 61 54 26 87 27 81 65 87 85
2019 101 19 63 74 59 61 53 53 68 87 106 123
2020 88 33 52,8 119 116 51 99 47 130 51 64 112
41
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Stasiun Juwata Tarakan
Curah Hujan Maksimum
No Tahun
(mm)
1 2011 115
2 2012 116
3 2013 94
4 2014 112
5 2015 81
6 2016 136
7 2017 157
8 2018 116
9 2019 123
10 2020 130
42
Selanjutnya data tersebut digunakan dalam analisis statistik untuk distribusi
Normal, Log Pearson, Log Pearson III dan Gumbel. Selanjutnya dipilih distribusi
frekuensi yang sesuai dengan nilai uji kesesuaian data dengan pengujian Chi kudrat.
1. Distribusi Normal
𝑆 21,11
𝐶𝑣 = = = 0,18
𝑋 118
43
d. Koefisien Skewness (Cs)
𝑛𝑥 ∑( 𝑋𝑖−𝑋 ) 3 10 𝑥 2268,00
𝐶𝑠 = = 9 𝑥 8 𝑥 21,113 = 0,03
9𝑥8𝑥 𝑆3
𝑛𝑥 ∑( 𝑋𝑖−𝑋 ) 4 10 𝑥 4647124,00
𝐶𝑘 = = = 3,24
9𝑥8𝑥 𝑆4 9 𝑥 8 𝑥 21,114
Menentukan nilai faktor frekuensi (K T) yang dapat dilihat dalam (Tabel 2.1
Nilai Variabel Reduksi Gauss) dengan rumus:
𝑋 𝑇 𝑋 = 𝐾𝑇 . 𝑆
Maka untuk periode ulang 2,5,10 didapatkan Hasil Analisis sebagai berikut:
Tabel 4.5 Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Normal
Periode Ulang Xt
No X S KT
Tahun (mm)
= 118,00 + ( 0 x 21,1135 )
= 118,00 mm
Untuk periode ulang (T) 5 tahun
𝑋𝑇 −𝑋
𝑋𝑇 = → 𝑋 𝑇 = 𝑋 + ( 𝐾𝑇 𝑥 𝑆 )
𝑆
44
Untuk periode ulang (T) 10 tahun
𝑋𝑇 −𝑋
𝑋𝑇 = → 𝑋 𝑇 = 𝑋 + ( 𝐾𝑇 𝑥 𝑆 )
𝑆
Dalam perhitungan Log normal dibutuhkan nilai curah hujan rata-rata dan standar
deviasi, yakni:
a. Rata-rata Curah Hujan (X)
∑ ^𝑙𝑜𝑔 𝑥𝑖 20,65
𝑋= = = 2,065 mm
𝑛 10
𝑆 0,08
𝐶𝑣 = = 2,065 = 0,04
𝑋
45
d. Koefisien Skewness (Cs)
Tabel 4.7 Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Log Normal
Periode Ulang Xrt (log Xt
No Peluang s k Log Xt
Tahun x) (mm)
1 2 50,0000 2,0654 0,08 0 2,0630 115,60
46
Untuk periode ulang (T) 5 tahun
𝐿𝑜𝑔 𝑋 𝑇 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋 + ( 𝐾𝑇 𝑥 𝑆 )
= 2,0654 + ( 0,83 x 0,08 )
= 102,1321
= 135,56 mm
Untuk periode ulang (T) 10 tahun
𝐿𝑜𝑔 𝑋 𝑇 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋 + ( 𝐾𝑇 𝑥 𝑆 )
= 2,0654 + ( 1,30 x 0,08 )
= 102,1697
= 147,80 mm
3. Distribusi Gumbel
Tabel 4.8 Hasil Analisis Frekuensi Distribusi Gumbel
Curah Hujan
No Tahun Xi-X (Xi - X)2 (Xi - X)3 (Xi - X)4
(Xi)
1 2015 81 -37,00 1369,00 -50653,00 1874161,00
2 2013 94 -24,00 576,00 -13824,00 331776,00
3 2014 112 -6,00 36,00 -216,00 1296,00
4 2011 115 -3,00 9,00 -27,00 81,00
5 2012 116 -2,00 4,00 -8,00 16,00
6 2018 116 -2,00 4,00 -8,00 16,00
7 2019 123 5,00 25,00 125,00 625,00
8 2020 130 12,00 144,00 1728,00 20736,00
9 2016 136 18,00 324,00 5832,00 104976,00
10 2017 157 39,00 1521,00 59319,00 2313441,00
Jumlah 1180,00 0,00 4012,00 2268,00 4647124,00
R rata rata 118
47
b. Standar Deviasi (Sd)
∑( Xi−X) 2 4012,00
Sd = √ =√ = 21,11
n−1 10−1
𝑆 21,11
𝐶𝑣 = = 118 = 0,18
𝑋
𝑛𝑥 ∑( 𝑋𝑖−𝑋 ) 3 10 𝑥 2268,00
𝐶𝑠 = = = 0,03
9𝑥8𝑥 𝑆3 9 𝑥 8 𝑥 21,113
𝑛𝑥 ∑( 𝑋𝑖−𝑋 ) 4 10 𝑥 4647124,00
𝐶𝑘 = = = 3,24
9𝑥8𝑥 𝑆4 9 𝑥 8 𝑥 21,114
Setelah mendapat nilai rata-rata curah hujan dan simpangan bakunya, maka
didapatkan nilai Reduced Mean (Yn), Reduced Standard Deviation (Sn) dan
Reduced Variate (Ytr) pada tabel 4.9 di dapatkan nilai Ytr, Yn, dan Sn sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Nilai Yn, Sn, dan Ytr untuk Periode Ulang (T)
48
Tabel 4.10 Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Gumbel
Periode Ulang Xt
No X S Yt Yn Sn
Tahun (mm)
YTR − Yn
K = X+( .s )
Sn
0,3665−0,4952
= 118,0000 + ( . 21,1135 ) = 115,1385 mm
0,9496
49
4. Distribusi Log Pearson III
Tabel 4.11 Hasil Analisis Frekuensi Distribusi Log Pearson III
Curah
( Log Xi - ( Log Xi - ( Log Xi -
No Tahun Hujan Log Xi Log Xi - Log X
Log X )2 Log X )3 Log X )4
(Xi)
1 2015 81 1,91 -0,16 0,02 0,00 0,00
2 2013 94 1,97 -0,09 0,01 0,00 0,00
3 2014 112 2,05 -0,02 0,00 0,00 0,00
4 2011 115 2,06 0,00 0,00 0,00 0,00
5 2012 116 2,06 0,00 0,00 0,00 0,00
6 2018 116 2,06 0,00 0,00 0,00 0,00
7 2019 123 2,09 0,02 0,00 0,00 0,00
8 2020 130 2,11 0,05 0,00 0,00 0,00
9 2016 136 2,13 0,07 0,00 0,00 0,00
10 2017 157 2,20 0,13 0,02 0,00 0,00
Jumlah 1180,00 20,65 0,00 0,06 0,00 0,00
Rrata - rata 2,065
Dalam perhitungan Log Pearson III dibutuhkan nilai curah hujan rata-rata dan
standar deviasi, yakni:
a. Rata-rata Curah Hujan (X)
∑ ^𝑙𝑜𝑔 𝑥𝑖 20,65
𝑋= = = 2,065 mm
𝑛 10
𝑆 0,08
𝐶𝑣 = = 2,065 = 0,04
𝑋
50
f. Koefisien Kurtoris (Ck)
Tabel 4.12 Besarnya Curah Hujan Priode Ulang Metode Log Pearson III
Periode Ulang S Log Xt
No Peluang G k Log Xt
Tahun LogX Xrt (mm)
1 2 50 0,0803 2,0654 -0,53 0,16 2,0782 119,7
Berikut perhitungan curah hujan rencana dengan Distribusi Log Pearson III :
Log 𝑋 𝑇 = log 𝑋 + 𝐾. 𝑆
Untuk periode ulang (T) 2 tahun
Log X = Log X + ( K x S )
= 2,0654 + ( 0,16 x 0,0803)
= 102,0782
= 119,7 mm
Untuk periode ulang (T) 5 tahun
Log X = Log X + ( K x S )
= 2,0654 + ( 0,83 x 0,0803)
= 102,1317
= 135,4 mm
Untuk periode ulang (T) 10 tahun
Log X = Log X + ( K x S )
= 2,0654 + ( 1,13 x 0,0803)
= 102,1564
= 143,4 mm
51
Tabel 4.13 Rekapitulasi Curah Hujan Rancangan Maksimum
Periode
Gumbel Log Person Tipe III Log Normal Normal
Ulang Tahun
2 115,1385 119,7179 115,6016 118,0000
Jenis
NO Syarat Perhitungan Kesimpulan
Distribusi
Cs = 0 0,0335 MEMENUHI
1 Normal
Ck = 3 2,3386 MEMENUHI
TDK
Cs Cv 3 +3Cv = 0,120 -0,5311
MEMENUHI
Ck =
2 Log Normal TDK
Cv 8 +6Cv 6 +15Cv 4 +16Cv2 +3 4,7503 MEMENUHI
= 3,026
TDK
Cs = 0 -0,5311
Log Pearson MEMENUHI
3
III TDK
Ck = 0 4,7503
MEMENUHI
TDK
Cs = 1,14 0,0335
MEMENUHI
4 Gumbel
TDK
Ck = 5,4 2,3386
MEMENUHI
52
2. Uji Chi Kuadrat Dsitribusi Log Normal
Tujuan Uji Chi-kuadrat ini untuk menentukan apakah persamaan distribusi
yang telah terpilih dapat mewakili distribusi sample data yang dianalisis. Penentuan
keputusan ini menggunakan parameter X2 , yang dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐺
(0𝐼 − 𝐸𝑖 )2
𝑋ℎ2 =∑
𝐸𝑖
𝑖−1
Pada pengujian uji dispersi hanya Log Normal yang memenuhi, maka
selanjutnya hanya distribusi Log Normal saja yang dipakai untuk uji chi kuadrat
sebagai berikut.
a. Kelas
K = 1 + (3,322 Log n)
= 1 + (3,322 𝐿𝑜𝑔 10)
= 4,322 = 5
b. Derajat Kebebasan (DK)
Dk = 4 − 𝑅 − 1
= 4 − 1− 1
= 2
𝑛
c. Ei =
𝐾
10
=
5
=2
Xmax −Xmin
d. ∆X = K−1
157 − 81
=
5−1
= 14,2
e. Xawal = Xmin − ( 0,5 ∆X)
= 1,91 − ( 0,5 𝑥 14,2)
= −5,19
53
Tabel 4.15. Nilai Uji Chi Kuadrat Distribusi Log Normal
Jumlah Data
No Kemungkinan ( Oi-Ei )^2 (( Oi-Ei )^2)/Ei
Ei Oi
Jumlah 10 3,0
54
4.2.1 Analisis Intensitas Curah Hujan (I)
Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik
terjauh sampai ketempat keluarannya (titik kontrol) disebut dengan waktu
konsentrasi suatu daerah aliran dimana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan
kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan
waktu konsentrasi maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah
menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol.
Data hujan yang digunakan adalah data hujan maksimum harian rata-rata,
sehingga dalam perhitungan intensitas hujan menggunakan rumus dari Mononobe,
yang mana lamanya hujan diasumsikan sama dengan nilai waktu konsentrasi telah
didapat pada perhitungan sebelumnya. Perhitungan intensitas hujan untuk periode
ulang 2,5 dan 10 tahun dapat dilihat tabel 4.16 dibawah ini:
55
Secara grafis intensitas curah hujan dapat dilihat pada grafik berikut ini :
60
50
40
118,0000 R2
30
135,7353 R5
145,0252 R10
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2
𝑅 24 3
I 𝑇 = 24 ( )
24 𝑡
2
118,0000 24 3
I𝑇 = ( )
24 1
I 𝑇 = 40,9083 mm / jam
2
𝑅 24 3
I 𝑇 = 24 ( )
24 𝑡
2
135,7353 24 3
I𝑇 = ( )
24 1
I 𝑇 = 47,0568 mm / jam
56
Untuk priode ulang (T) 10 tahun
2
𝑅 24 3
I 𝑇 = 24 ( )
24 1
2
145,0252 24 3
I𝑇 = ( )
24 1
I 𝑇 = 50,2774 mm / jam
𝑡𝐶 = 120,065 Jam
57
0,87 𝑥 5342 0,385
𝑡𝐶 = [ ]
1000 𝑥 0,001
𝑡𝐶 = 119,377 Jam
I = 25,76 mm / jam
I = 25,86 mm / jam
R24 I (mm/jam)
Tc
No Saluran L2 (m) S
(Jam) 2Th 5Th 10Th 2Th 5Th 10Th
1 Sal Sisi 538 0,001 120,08 118,00 135,74 145,03 25,76 29,63 31,66
Kanan
2 Sal Sisi 534 0,001 119,39 118,00 135,74 145,03 25,86 29,75 31,78
Kiri
58
4.2.3 Luas (A) dan Koenfisien Pengaliran (C)
Dalam penelitian sistem jaringan drainase jalan raya ini, koefisien
pengaliran (C) mengacu pada SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan
Drainase permukaan Jalan Raya, maka didapatkan nilai koefisien pengaliran (C)
untuk menghubungkan kondisi permukaan tanah tertentu, sebagai berikut:
59
Selanjutnya menghitung nilai koefisen gabungan (Cw) yang perhitungannya
sebagai berikut:
60
1. Saluran Sisi Kanan
I = 25,76 mm / jam
C = 0,60237
A = 0,090416 Km2
𝑄𝑇 = 0,2778 x 0,60237 x 25,24 x 0,090416 = 0,390 𝑚3 /detik
2. Saluran Sisi Kanan
I = 25,86 mm / jam
C = 0,70375
A = 0,106461 Km2
𝑄𝑇 = 0,2778 x 0,70375 x 25,33 x 0,106461 = 0,538 𝑚3 /detik
Tabel 4.20 Perhitungan Debit Banjir Rencana Kala Ulang 2,5 dan 10 Tahun
I (mm/jam) Qah (m 3 /dt)
A
No Saluran C 2 5 10 2 5 10
(km 2 )
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Sal. sisi
1
Kanan
0,602 0,090 25,76 29,63 31,66 0,390 0,448 0,479
Sal. sisi
2
Kiri
0,703 0,106 25,86 29,75 31,78 0,538 0,619 0,662
61
Dimensi Saluran :
Lebar atas = 1,14 m
Lebar bawah = 0,98 m
Tinggi hair = 0,34 m
Tinggi jagaan = 0,45 m
Tinggi saluran = 0,79 m
Luas penampang (A) :
A = (b + mh) h
A = (0.98 + ( 1 x 0.34 )) x 0,34
A = 0,449 m 2
Keliling basah (P) :
P = b 2h (√𝑚2 + 1)
Dimensi Saluran :
62
Lebar atas = 1,08 m
Lebar bawah = 0,92 m
Tinggi hair = 0,36 m
Tinggi jagaan = 0,46 m
Tinggi saluran = 0,82 m
Luas penampang (A) :
A = (b x mh) h
A = (0.92 + ( 1 x 0.36 )) x 0,36
A = 0,461 m 2
Keliling basah (P) :
P = b 2h √𝑚2 + 1)
63
4.3.2 Perhitungan Daya Tampung Debit Saluran Eksisting (Qs)
Perhitungan daya tampung debit saluran dapat dihitung dengan rumus
sebagai berkut:
𝑄𝑠 = 𝑉. 𝐴
1. Saluran Sisi Kanan
Debit Saluran (Q) :
Qs = As x V
Qs = 0,449 x 0.794
Qs = 0.356 m3 /detik
Tabel 4.22 Perbandingan Daya Tampung Debit Saluran Eksisting Dan Debit
Rencana
64
4.4 Rencana Perbaikan Drainase
Dimensi Saluran :
Lebar atas = 1,20 m
Lebar bawah = 1,00 m
Tinggi hair = 0,56 m
Tinggi jagaan = 0,54 m
Tinggi saluran = 1,10 m
Luas penampang (A) :
A = (b + mh) h
A = (1,00 + ( 1 x 0.56 )) x 0,56
A = 0,874 m 2
Keliling basah (P) :
P = b 2h (√𝑚2 + 1)
65
R = 0,338 m
Kecepatan Aliran (V) :
1 2 1
V= x R3 x S2
n
1 2 1
V= x ( 0,338 )3 x ( 0.001 )2
0.015
V = 1,279 m/detik
2. Saluran Sisi Kiri
Panjang saluran (L) = 534 m
∆E ( 1,3 − 1 )
S= = = 0,001 %
panjang saluran 538
Dimensi Saluran :
Lebar atas = 1,20 m
Lebar bawah = 1,00 m
Tinggi hair = 0,58 m
Tinggi jagaan = 0,52 m
Tinggi saluran = 1,10 m
Luas penampang (A) :
A = (b x mh) h
A = 0,916 m 2
66
Kecepatan Aliran (V) :
1 2 1
V= x R3 x S2
n
1 2 1
V= x ( 0.347 )3 x ( 0.001 )2
0.015
V = 1,301 m/detik
Sal. Sisi
1,2 1 1,1 0,56 1 0,874 2,584 0,338 0,012 0,001 1,279
Kanan
Sal. Sisi
1,2 1 1,1 0,58 1 0,916 2,640 0,347 0,012 0,001 1,301
Kiri
Sumber : Hasil Analisis, 2021
67
Tabel 4.24 Perbandingan Daya Tampung Debit Saluran Rencana Dan Debit
Rencana.
QT (m 3 /detik)
QS Keterangan
Saluran
(m 3 /detik) QS > QT
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun
Bentuk Saluran
68
2. Saluran sisi Kiri
Bentuk Saluran
69
Gambar 4.2 Skema Geometrik Data Drainase Kanan Jalan Cendrawasih
pada HEC-RAS 5.0.7
Sumber : HEC-RAS 5.0.7
70
Pada data cross section coordinates dimasukkan data untuk membentuk
penampang melintang drainase, untuk Downstream Reach lengths dimasukkan 50
pada setiap kolom untuk menunjukkan jarak per potongan penampang yaitu per
50 m. pada data Manning’s Values diisikan 0,015 untuk tipe saluran lurus dan
bahan beton dipoles dan nilai Contraction andxpansion Coefficients digunakan
nilai default yaitu 0,1 dan 0,3. Nilai tersebut umumnya berlaku pada perubahan
tampang saluran secara gradual.
h. Aspal 0,013
71
Gambar 4.5 Tampilan Editor Steady Flow Drainase Kanan
Sumber: HEC-RAS 5.0.7
Setelah ditentukan kondisi batas baik dari data geometrik, dan data debit
drainase saluran kemudian dilakukan running program sejak saat pengaktifan
HEC-RAS 5.0.7 yang dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini.
72
Gambar 4.8 Tampilan Editor Running Program
Sumber: HEC-RAS 5.0.7
Hasil dari perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode Log
Normal pada perhitungan curah hujan dan rumus Manning pada perhitungan
kecepatan aliran didapatkan debit Banjir rencana drainase kanan 0,479 m3 /dtk dan
drainase kiri 0,662 m3 /dtk.
Dari hasil input data pada program HEC-RAS 5.0.7 didapatkan hasil yang
berbeda baik dari kondisi saluran rencana maupun saluran existing.
1. Saluran Existing
Dari hasil input data geometrik dan data debit existing yang menggunakan
debit banjir rencana drainase kanan 0,479 m3 /dtk dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan
4.10 :
73
Gambar 4.10 Penampang Saluran Existing Pada ( Hilir )
Sumber:HECRAS 5.0.7
Gambar 4.9 dan 4.10 menjelaskan kondisi tinggi air pada penampang saluran
existing. Dari hasil tersebut ketinggian air pada hulu sebesar 0,4 m dan pada hilir
sebesar 1,1 m.
Dari hasil input data geometrik dan data debit existing yang menggunakan
debit banjir rencana drainase kiri 0,662 m3 /dtk dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan
4.12 :
74
Gambar 4.12 Penampang Saluran Existing Pada ( Hilir )
Sumber: HECRAS 5.0.7
Gambar 4.11 dan 4.12 menjelaskan kondisi tinggi air pada penampang
saluran existing. Dari hasil tersebut ketinggian air pada hulu sebesar 0,38 m dan
pada hilir sebesar 1,4 m.
2. Saluran Rencana
Dari hasil input data geometrik dan data debit rencana drainase kanan 0,479
m3 /dtk dapat dilihat pada Gambar 4.13
75
Dari hasil input data geometrik dan data debit rencana drainase kanan 0,622
m3 /dtk dapat dilihat pada Gambar 4.14
4.6 Pengaruh Drainase Terhadap Pasang Surut Air Laut Hecras 5.0.7
Tarakan merupakan dataran rendah sehingga jika terjadi hujan bersamaan
dengan pasang surut air laut, maka pada kondisi tersebut perlu diperhitungkan
kombinasi banjir dan pasang surut dalam analisisnya. Data pasang surut air laut ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap saluran drainase
pada Jalan Cendrawasih Kota Tarakan. Data pasang surut di yang diperoleh pusat
hidrografi dan oseanografi TNI Angkatan Laut. Berikut grafik data pasang surut air
laut per November 2021 Kota Tarakan.
76
Data debit dan data pasang surut air laut digunakan untuk mengetahui kapasitas
saluran eksisting dan data tersebut di input seperti pada Gambar 4.16
77
Dari hasil input data pada program HEC-RAS 5.0.7 didapatkan hasil yang berbeda
ketika pada saat terjadi pasang air laut.
1. Saluran Existing Sisi Kanan
78
Dari hasil input data pada program HEC-RAS 5.0.7 didapatkan hasil yang berbeda
ketika dilakukan perencanaan pada saluran.
1. Saluran Rencana Sisi Kanan
79
4.7 Perbandingan Hitungan Matematis Dan Mengunakan Hec-ras 5.0.7
Tabel 4.28 Perbandingan Hitungan Matematis Dan Mengunakan Hec-ras 5.0.7
Nama Saluran Matematis Hec-ras 5.0.7
Saluran Rencana
Drainase Kanan
80
Berdasarkan hasil dari perhitungan matemastis didapatkan dimensi saluran
seperti pada gambar di atas dengan tinggi air pada saluran sebesar 0,58 m ini
membuktikan bahwa saluran tersebut mampu menampung debit rencana sebesar
0,662 m3 /dtk sedangkan dari Hasil Analisis menggunakan hec-ras didapatkan
dimensi saluran seperti pada gambar diatas dengan tinggi air sebesar 0,98 m ini
membuktikan bahwa saluran tersebut mampu menampung debit rencana sebesar
0,662 m3 /dtk. Kedua cara tersebut mampu menampung debit banjir rencana yang
membedakan hanya ketinggian air pada saluran tersebut.
81
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dari penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari hasil analisis didapatkan besar debit banjir rencana pada
Saluran drainase eksisting pada Jalan Cendrawasih. Saluran sisi kanan di
dapatkan debit banjir rencana kala ulang 2 tahun sebesar : 0,390 m3 /dtk, 5
tahun sebesar : 0,448 m3 /dtk, dan debit banjir rencana kala ulang 10 tahun
sebesar : 0,479 m3 /dtk. Saluran sisi kiri di dapatkan debit banjir kala ulang
2 tahun sebesar : 0,538 m3 /dtk, 5 tahun sebesar : 0,619 m3 /dtk dan debit
banjir kala ulang 10 tahun sebesar : 0,662 m3 /dtk.
2. Bedasarkan dari kondisi saluran eksisting kemampuan daya tampung
saluran yang ada pada Jalan Cendrawasih untuk besar debit saluran existing
pada saluran sisi kanan sebesar Qs = 0,356 m3 /dtk, saluran sisi kiri sebesar
Qs = 0,373 m3 /dtk. Hasil debit saluran eksisting menunjukkan dengan kala
ulang 10 tahun terlihat bahwa daya tampung kedua saluran existing tidak
mampu menampung debit banjir rencana sehingga terjadi genangan banjir
pada daerah tersebut.
3. Besarnya debit banjir rencana yang tidak memenuhi kapasitas saluran
eksisting maka diperlukan design ulang. Rencana perbaikan saluran
dilakukan untuk mencegah terjadinya genangan banjir kala ulang 10 tahun.
Dalam perencanaan dimensi saluran di perbesar namun tipe saluran saluran
tetap. Saluran sisi kanan direncanakan lebar atas (B) = 1,20 m, Lebar bawah
(b) = 1,00 m, Tinggi Muka Air (h) = 0,56 m, Tinggi Jagaan = 0,54 m, Tinggi
Saluran (H) = 1,10 m, Kecepatan Aliran (V) = 1,279 m/detik dan Debit Saluran
(Q) = 1,117 m3 /detik. Saluran sisi kiri direncanakan Lebar Atas (B) = 1,20 m, Lebar
Bawah (b) = 1,10 m, Tinggi Muka Air (h) = 0,58 m, Tinggi Jagaan = 0,52 m, Tinggi
Saluran (H) = 1,10 m, Kecepatan Aliran (V) = 1,301 m/detik, Debit Saluran (Q) =
1,193 m3 /detik.
82
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran kiranya
dapat membantu dan memberikan manfaat diantarnya :
83
DAFTAR PUSTAKA
Faizal, R dkk. (2019). Evaluasi Sustem Drainase Menggunakan Strom Water Management
Model (SWMM) dalam Mencegah Genangan Air di Kota Tarakan. Jurnal Teknik
Sipil Vol. 3 No. 2:144-153
Kodoatie, Robert J. (2013). Rekayasa Dan Manajemen Banjir Kota. (Yogyakarta: Andi
Yogyakarta)
Nugraha, MA. (2014). Analisis Hidrograf Banjir Pada DAS Boang. Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan, Vol. 2 No. 4:638-641
Putri, HP. Suprapto, B dkk. (2018). Studi Evaluasi Saluran Drainase di Kecamatan
Tarakan Tengah Kota Tarakan. Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 6 No. 2:138-145
Riman. 2011. Evaluasi sistem drainase perkotaan di kawasan kota metropolis Surabaya J.
Widya Teknika 19(2):39-46.
Suhelmi, Ifan R, and Hari Prihatno. (2014). Model Spasial Dinamik Genangan Akibat
Kenaikan Muka Air Laut Di Pesisir Semarang, 21 (1): 15–20.
Soewarno, 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Penerbit Nova.
Bndung.
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
84
Lampiran 1 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2011
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 29,0 19,0 5,0 2,0 11,0 68,0 40,0 0,0 8,0 22,0 41,0 5,0
2 0,0 0,0 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 13,0 50,0 4,0
3 24,0 3,0 27,0 0,0 75,0 0,0 0,4 0,0 0,0 2,0 11,0 0,0
4 68,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 30,0 0,0 2,0 89,0 14,0 13,0
5 0,0 25,0 0,0 0,0 19,0 17,0 0,0 4,0 3,0 1,0 2,0 0,0
6 0,0 36,0 27,0 9,0 64,0 5,0 0,0 0,0 5,0 15,0 23,0 24,0
7 8,0 48,0 3,0 9,0 0,0 23,0 4,0 28,0 0,0 47,0 0,0 0,0
8 3,0 2,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 18,0 11,0 0,0 0,0
9 0,0 0,0 7,0 6,0 0,3 0,0 0,0 5,0 3,0 0,0 0,0 9,0
10 2,0 17,0 1,0 0,0 15,0 29,0 10,0 0,0 58,0 0,0 22,0 0,0
11 2,0 0,9 2,0 0,0 0,0 6,0 0,0 0,0 0,3 0,4 52,0 0,0
12 0,0 49,0 1,0 7,0 0,0 0,0 7,0 45,0 0,6 0,0 0,0 81,0
13 55,0 4,0 1,0 10,0 22,0 0,0 1,0 40,0 6,0 3,0 7,0 37,0
14 4,0 11,0 0,0 0,8 22,0 4,0 5,0 29,0 13,0 17,0 0,0 0,0
15 2,0 4,0 0,0 0,0 0,5 30,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0
16 0,0 103,0 1,0 3,0 57,0 3,0 0,0 0,0 3,0 0,0 46,0 0,0
17 16,0 38,6 21,0 0,0 6,0 9,0 23,0 13,0 2,0 25,0 6,0 0,0
18 7,0 0,0 10,0 2,0 0,0 0,0 30,0 1,0 3,0 31,0 5,0 3,0
19 2,0 0,0 26,0 0,0 12,0 0,0 0,6 0,0 0,0 25,0 0,0 0,0
20 3,0 17,0 2,0 9,0 2,0 2,0 8,0 93,0 0,0 30,0 0,0 11,0
21 9,0 0,0 9,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 13,0 39,0 13,0 4,0
22 0,6 0,0 1,0 22,0 38,0 0,0 2,0 2,0 68,0 8,0 1,0 7,0
23 115,0 0,0 15,0 0,0 11,0 15,0 12,0 26,0 46,0 9,0 0,0 11,0
24 2,0 0,0 70,0 0,0 10,0 16,0 22,0 30,0 0,0 14,0 7,0 0,0
25 0,2 10,0 20,0 3,0 8,0 0,0 0,0 0,4 0,0 32,0 0,0 11,0
26 1,0 1,0 10,0 7,0 29,0 0,0 0,2 23,0 47,0 0,0 7,0 0,0
27 33,0 0,0 7,0 0,0 5,0 0,0 0,0 36,0 0,0 0,0 0,0 9,0
28 0,0 0,0 8,0 5,0 58,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 33,0 100,0
29 7,0 5,0 0,0 1,0 0,0 0,0 2,0 0,0 3,0 4,0 75,0
30 0,0 8,0 12,0 3,0 59,0 45,0 10,0 0,5 6,0 4,0 0,0
85
Lampiran 2 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2012
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2 0,5 8,0 6,0 0,0 0- 0,0 0,0 0,0 0,0 76,0 1,0 0,0
3 7,0 0,0 46,0 0,5 13,0 0,0 6,0 0,0 0,0 0,8 0- 0,0
4 0,0 22,0 6,0 0,0 45,0 0,0 0,0 19,0 0,0 51,0 0,0 0,5
5 25,0 0,0 14,0 2,0 0,0 0,0 17,0 11,0 2,0 29,0 4,0 9,0
6 82,0 0,0 11,0 0,0 12,0 0,4 0,7 50,0 35,0 0,0 5,0 1,0
7 13,0 0,0 1,0 0,0 116,0 45,0 0- 0,0 0,0 41,0 0,2 35,0
8 14,0 1,0 12,0 0,0 2,0 0,8 15,0 7,0 6,0 0,8 0,0 0,0
9 4,0 1,0 0- 0,0 0,0 0,8 7,0 0,0 22,3 9,0 1,0 1,0
10 3,0 29,0 11,0 0,0 0,0 23,0 3,0 0,0 42,0 10,0 0,0 15,0
11 0- 11,0 2,0 5,0 5,0 16,0 8,0 0,0 15,0 2,0 21,0 0,0
12 40,0 0,0 0,0 2,0 47,0 1,0 0,0 2,0 0,0 13,0 0,0 4,0
13 0,8 8,0 2,0 21,0 0,0 0,0 0- 0,0 0,0 8,0 0,0 4,0
14 0- 0,0 0,0 0,0 85,0 3,0 0,0 37,0 9,0 0,8 28,0 1,0
15 0,0 0,0 0,0 34,0 9,0 0,0 0,0 40,0 25,0 1,0 4,0 6,0
16 20,0 0,4 0,0 0,0 8,0 0,0 62,0 10,0 11,0 1,0 0- 49,9
17 32,0 11,0 0,0 15,0 14,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0
18 0,0 45,0 0,0 0,6 0,0 16,0 24,0 0,0 0,4 0,6 0,0 3,0
19 17,0 44,0 19,0 3,0 0,8 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
20 1,0 5,0 53,0 21,0 7,0 0,0 0- 3,0 0,0 0- 6,0 0,0
21 14,0 21,0 0,8 9,0 39,0 10,0 0- 5,0 0- 0,8 3,0 2,0
22 0,0 0,0 38,0 29,0 3,0 20,0 0,0 0,4 16,0 0,0 0,8 12,0
23 4,0 0,0 23,0 34,0 0,9 10,0 0,0 84,0 45,0 18,0 16,0 46,0
24 0,0 0,0 5,0 3,0 49,0 19,0 38,0 0,5 9,0 2,0 17,0 0,8
25 58,0 19,0 0,6 0,6 0,0 2,0 7,0 0,0 0- 0,4 15,0 2,0
26 106,0 2,0 23,0 1,0 21,0 0- 3,0 3,0 4,0 88,0 0,0 0,0
27 0- 3,0 0,0 10,0 0,0 58,0 0,0 1,0 0,0 12,0 7,0 0,0
28 12,0 2,0 90,0 59,0 6,0 3,0 0,0 0,0 12,0 0,1 41,0 18,0
29 3,6 5,0 0,0 44,0 11,0 4,0 28,0 3,0 5,0 6,0 4,0 22,0
30 0,4 50,0 2,0 5,0 0,9 0,3 15,0 38,0 0,0 2,0 49,0
86
Lampiran 3 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2013
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2,0 12,0 8,0 1,3 2,0 0,8 1,0 0,0 7,0 1,0 10,0 2,0
2 0,0 44,0 0,0 0,0 36,0 47,0 2,0 33,0 0,0 0,0 64,0 0-
3 4,0 6,0 0,0 44,0 10,0 0,0 1,0 0,0 1,0 7,0 2,0 12,0
4 0,0 0,9 0,0 12,0 6,0 6,0 41,0 28,0 0,3 0,9 0,0 0,0
5 52,0 5,0 0,0 0,7 13,0 71,0 18,0 0,0 7,0 21,0 4,0 0,0
6 0,8 26,0 0,0 41,0 23,0 1,0 0,5 1,0 14,0 7,0 12,0 27,0
7 2,0 0,0 40,0 20,0 55,0 22,0 43,0 2,0 2,0 1,0 4,0 0,0
8 0,0 4,0 3,0 0,3 18,0 0,0 5,0 0,0 3,0 9,0 0,6 0,0
9 0,0 16,0 0,0 20,0 37,0 0,0 0,0 15,0 0- 8,0 0,0 0,0
10 0,0 3,0 63,0 4,0 15,0 10,0 0,8 0,0 6,0 29,0 92,0 19,0
11 0,0 17,0 84,0 21,0 6,0 18,0 1,0 13,0 22,0 2,0 3,0 0,0
12 3,0 0- 20,0 8,0 4,0 10,0 25,0 0,0 3,0 8,0 0,0 4,0
13 68,0 5,0 0,0 13,0 0,0 27,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 38,0
14 0,0 28,0 24,0 36,0 0,8 0,5 43,0 8,0 38,0 0,0 59,0 53,0
16 0,0 0- 0,0 0,0 4,0 0,5 0,7 0,0 9,0 19,0 33,0 8,0
17 15,0 6,0 6,0 7,0 2,0 0,0 0,0 10,0 9,0 0,0 27,0 29,0
18 0,0 0,0 0,0 3,0 30,0 0,0 82,0 0,0 0,0 0,0 10,0 0-
19 0,8 0,0 7,0 14,0 12,0 0,0 0,0 8,0 0,0 0,0 6,0 4,0
20 10,0 3,0 14,0 7,0 3,0 0,0 22,0 0,6 0,0 0,0 0,0 16,0
21 2,0 0,0 2,0 0,0 4,0 0,0 0,0 12,0 3,0 50,0 31,0 20,0
22 0,0 61,0 36,0 9,0 10,0 0,0 40,0 0,0 0,9 2,0 1,0 0-
23 22,0 5,0 0,0 12,0 5,0 0,0 0,0 16,0 0,0 0,0 0,0 5,0
24 0,0 19,0 19,0 1,0 23,6 17,0 0,0 3,0 0,0 1,0 10,0 1,0
25 9,0 0- 3,0 0,8 0,0 9,0 90,0 0,1 7,0 17,0 13,0 4,0
26 13,0 0- 5,0 6,0 44,0 13,0 0,0 0,0 0,0 3,0 19,0 27,0
27 10,0 7,0 2,0 0,4 0,0 3,0 52,0 0,0 16,0 3,0 14,0 69,0
28 0,0 0,5 6,0 8,0 13,0 7,0 58,0 0,0 35,0 11,0 2,0 0,0
29 0,0 5,0 1,0 0,3 4,0 0,0 3,0 7,0 5,0 2,0 3,0
30 0,0 0,0 30,0 0,9 78,0 4,0 0,0 22,0 29,0 7,0 0,0
87
Lampiran 4 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2014
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 0,0 0,0 0,0 14,0 18,0 4,0 2,0 3,0 111,0 0,0 13,0 2,0
3 10,0 0,0 0,0 13,0 34,0 0,0 0,0 29,0 0,0 0,0 34,0 0,0
4 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8,0 11,0 11,0 12,0 0,0 53,0
5 0,0 0,2 1,0 8,0 0,0 0,5 51,0 5,0 26,0 0,0 4,0 2,0
6 17,0 0,0 0,0 8,0 0,0 34,0 85,0 1,0 17,0 8,0 2,0 0-
7 2,0 0,0 0,0 2,0 5,0 0,0 13,0 0,9 6,0 4,9 0,0 0,8
8 0,0 0,0 0,0 12,0 0,0 10,0 44,0 0,0 0- 0,0 0,0 84,0
9 11,0 4,0 0,0 18,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 26,0
10 0,0 56,0 0,0 0,0 5,0 4,0 33,0 5,0 2,0 0,0 41,0 15,0
11 0,5 27,0 0,0 44,0 22,0 37,0 13,0 4,0 19,0 2,0 18,0 0,0
12 2,0 5,0 0,0 0,0 22,0 17,0 0- 0,0 43,0 0,0 3,0 22,0
13 0,0 0,6 0,0 0,0 11,0 0,0 39,0 1,0 3,0 1,0 0- 0,6
14 35,0 0,0 4,0 66,0 0,4 13,0 53,0 6,0 0,0 2,0 0,0 0,5
15 38,0 5,0 0,0 60,0 3,0 4,0 9,0 35,0 0,5 31,0 6,0 0,0
16 3,0 2,0 2,0 4,0 30,0 0,0 0,0 6,0 3,0 0,0 0,0 0,6
17 0,0 13,0 7,0 1,0 5,0 37,0 28,0 0,0 0,0 7,0 0,0 28,0
18 0,0 1,0 6,0 4,0 7,0 0,0 21,0 51,0 2,0 0,0 2,0 0,0
19 0,0 0,0 21,0 24,0 6,0 17,0 3,0 2,0 0,0 0,0 24,0 2,0
20 0,0 3,0 6,0 1,0 27,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,0 0,4 0-
21 20,0 0,0 0- 0,0 0,0 0,0 0,0 74,0 0,0 5,0 8,0 11,0
22 8,0 0,0 4,0 15,0 16,0 1,0 0,0 2,0 0,0 2,0 13,0 8,0
23 40,0 0,0 7,0 112,0 0,0 0,0 32,0 1,0 12,0 0- 0,0 0,4
24 39,0 0,0 0,0 15,0 38,0 0,0 6,0 2,0 0,0 1,0 12,0 5,0
25 49,0 5,0 50,0 24,0 2,0 6,0 0,0 0,0 1,0 13,0 0,0 0-
26 0,0 0- 0,0 0,0 0,0 0,0 11,0 2,0 0,0 0,4 3,0 0,0
27 6,0 0,0 21,0 0,5 5,0 1,0 24,0 32,7 0,0 34,0 32,0 0,7
28 0,0 0,0 0- 15,0 0,0 0,0 51,0 14,0 0,8 99,0 9,0 0,0
29 0,0 16,0 57,0 2,0 61,0 0- 5,6 0,0 44,0 4,0 23,0
30 0,0 1,0 0,0 5,0 3,0 1,0 0,0 5,0 1,0 5,0 0,0
88
Lampiran 5 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2015
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 17,0 0,8 0,2 6,0 0,0 0,0 0,0 40,0 72,0 0,0 2,0 4,0
2 43,0 10,0 1,0 26,0 13,0 0,0 0,0 0- 0,8 6,0 2,0 0,0
3 21,0 0,0 0,0 14,0 0,4 0,0 0,0 4,0 2,0 2,0 17,2 0,4
4 1,0 67,0 0,0 2,0 35,0 0,0 0,0 48,0 11,0 12,0 10,0 19,0
5 9,0 16,0 15,0 0,0 52,0 0,0 0,0 15,0 3,0 0,0 0,0 6,0
6 0,0 0,0 7,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 15,0 0,0 2,0 0,4
7 0,0 1,0 13,0 0,0 0,4 3,0 0,0 0,0 22,0 0,0 0- 0,0
8 2,0 1,0 0,4 57,0 0,0 0,0 2,0 8,0 6,0 0,0 3,0 6,0
9 2,0 3,0 2,0 0,7 3,0 7,0 12,0 6,0 23,0 4,0 2,0 0,0
10 0,0 0,0 0,0 18,0 5,0 8,0 0,0 0,4 0,0 3,0 10,0 36,0
11 5,0 0,0 0,0 5,0 0,0 3,0 26,0 0,0 0,8 0- 3,0 0,5
12 8,0 3,0 0,0 36,0 53,0 8,0 0,0 0,0 0,0 0,2 36,0 15,0
13 25,0 56,0 25,0 0,0 7,0 0,0 9,0 0,0 7,0 0,2 10,0 37,0
14 7,0 0,0 34,0 0,9 28,0 67,0 0,0 13,0 49,0 0,0 0,0 8,0
15 31,0 81,0 0,0 9,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,0
16 0,0 9,0 66,0 8,0 0,8 0,0 0,0 0,0 1,0 23,0 24,0 12,0
17 7,0 0,0 39,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 13,0 22,0 0-
18 6,0 0,0 4,0 0,0 0,0 0- 0,0 0,0 0,0 0,0 24,0 27,0
19 0,2 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,6 0,0 0,0 3,0 10,0
20 7,0 0,0 2,0 13,0 7,0 0,0 0,0 0,0 9,0 0,0 20,0 37,0
21 16,0 5,0 2,0 0,4 7,0 0,0 0,6 0,0 63,0 0,0 25,0 22,0
22 0,6 7,0 2,0 0,5 10,0 66,0 0,0 0,0 58,0 9,0 3,0 0,5
23 0,0 0,0 59,0 0,0 0,0 0,6 80,0 0,0 0,6 0,0 6,0 19,0
24 0,0 0,0 0,6 0,4 2,0 0,0 0,0 0,0 0,6 0,0 5,0 0,0
25 1,0 0,0 0,0 10,0 1,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 1,0 0,0
26 0,0 55,0 0,0 8,0 0,0 0,0 3,0 0,0 0,0 28,0 32,0 0,0
27 2,0 0,4 16,0 32,0 21,0 0,0 0,0 11,0 13,0 14,0 0,8 0,0
28 0,0 0,0 2,0 4,0 2,0 4,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,4 1,0
29 3,0 63,0 7,0 9,0 25,0 3,0 0,8 0,0 9,0 1,0 0,6
30 1,0 8,0 0,8 2,0 24,0 0,0 0,0 0,0 71,0 0,0 2,0
JUMLAH HARIAN
214,8 315,2 362,2 265,7 263,6 215,6 159,6 146,8 357,8 196,4 264,4 287,4
HUJAN
89
Lampiran 6 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2016
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 - 0,0 0,0 14,0 40,0 18,0 0,0 0,0 0,0 18,0 3,0 48,0
2 6,0 0,8 0,0 0,2 - 53,0 12,0 31,0 0,4 8,0 4,0 0,4
3 2,0 13,0 2,0 0,0 0,0 0,0 1,0 2,0 63,0 61,0 0,0 3,0
4 0,0 39,0 11,0 23,0 8,0 20,0 14,0 5,0 0,8 12,0 11,0 18,0
5 2,0 6,0 2,0 0,0 3,0 0,2 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0
6 29,0 16,0 0,0 0,0 6,0 0,0 25,0 - 0,6 4,0 6,0 0-
7 4,0 0,0 0,0 0,0 3,0 0,0 92,0 0,0 1,0 19,0 0- 13,0
8 0,0 3,0 0,6 0,0 7,0 0,0 50,0 - 0,0 0,8 1,0 2,0
9 0,0 2,0 0,2 17,0 25,0 71,0 2,0 0,0 4,0 31,0 0,0 0,0
10 0,0 0,0 0,2 0,0 1,0 3,0 0,0 0,0 0- 47,0 0,0 22,0
11 0,0 0,0 6,0 7,0 0,0 3,0 41,0 0,0 8,0 0,0 58,0 20,0
12 28,0 18,0 14,0 1,0 0,0 19,0 1,0 0,1 2,0 136,0 33,0 2,0
13 0,0 10,0 0,4 55,0 0,0 29,0 0,0 9,0 45,0 7,0 4,0 4,0
14 0,0 - 56,0 122,0 7,0 2,0 0,0 19,0 0,0 13,0 0- 0,0
15 0,0 29,0 32,0 11,0 6,0 6,0 0,0 14,9 0,0 9,0 8,0 8,0
16 0,6 0,0 - 7,0 0,0 0,0 2,0 35,0 0,0 0- 39,0 0,8
17 37,0 0,4 0,0 11,0 45,0 5,0 14,0 54,0 18,0 67,0 1,0 33,0
18 13,0 1,0 0,0 1,0 8,0 - 0,0 36,0 7,0 38,0 30,0 0,0
19 3,0 19,0 0,0 0,0 24,0 0,0 0,0 33,0 9,0 0,0 3,0 0,7
20 0,0 39,0 0,2 1,0 4,0 3,0 37,0 15,0 0,0 79,0 16,0 0,0
21 31,0 0,0 0,0 0,0 4,0 0,0 9,0 3,0 109,0 0,8 0,4 6,0
22 15,0 0,0 50,0 0,0 7,0 84,0 0,9 0,0 6,0 0- 0,5 85,0
23 6,0 0,0 0,0 0,0 11,0 0,5 4,0 22,0 2,0 0- 0,0 0,0
24 1,0 0,0 0,0 0,0 - 6,0 0,0 0,0 0- 16,0 0,8 21,0
25 0,0 0,0 15,0 0,0 2,0 18,0 3,0 0,0 0,0 41,0 0,4 2,0
26 1,0 0,0 2,0 0,0 0,0 1,0 57,0 37,0 5,0 2,0 4,0 8,0
27 22,0 0,0 0,0 4,0 1,0 75,2 36,0 0,2 73,0 0,0 1,0 0,3
28 0,0 0,0 0,0 29,0 4,0 3,0 - 1,0 0,9 3,0 1,0 77,0
29 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,6 10,0 0,0 0- 65,0 14,0 0,0
30 0,0 0,0 1,0 12,0 0,0 0,7 0,0 26,0 0- 26,0 0,0
90
Lampiran 7 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2017
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
91
Lampiran 8 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2018
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 0- 0,4 9,0 21,0 5,0 11,0 30,0 0,0 0,6 7,0 0,0 3,8
2 0,0 0,0 0,0 22,0 0,0 22,0 6,0 0,6 24,0 25,2 0,0 0,6
3 23,0 0,0 59,0 5,0 0,6 17,0 0- 1,0 0,0 14,3 2,0 1,0
4 0,5 0,0 3,0 25,0 54,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 14,0 0,2
5 0,0 0,0 3,0 4,0 14,0 0,0 3,0 0,0 0,0 2,0 0,0 3,0
6 33,0 9,0 0,0 0,0 0- 1,0 0,0 6,0 0,0 0,0 32,0 10,0
7 0- 116,0 23,0 14,0 0,7 0,0 0,0 0,0 4,0 0,0 12,0 53,0
8 23,0 27,3 12,0 0,0 0,2 1,0 0,0 5,0 0,0 0,0 8,0 17,4
9 0,0 0,0 23,0 0,0 0,0 4,0 0,0 1,0 81,0 7,0 9,0 3,0
10 5,0 0,0 0,0 3,0 11,0 21,0 0,0 2,0 2,0 4,0 3,0 7,0
11 0,0 19,0 0- 0,6 2,0 2,0 35,0 0,8 0,0 4,0 18,0 2,0
12 6,0 31,0 0,0 1,0 0,0 6,0 14,0 0- 0,0 30,0 0,0 0,0
13 13,0 49,0 7,0 28,0 0,0 5,0 0,0 0,0 15,0 44,0 34,0 8,0
14 4,0 2,0 12,6 33,0 0,2 0,0 0,0 13,0 0,0 29,0 0,7 39,0
15 9,0 0- 12,0 2,0 0- 26,0 0,0 0,5 22,4 65,0 50,0 0,0
16 13,0 3,0 0,0 17,0 0,7 0,0 39,0 0,0 0,0 23,0 24,0 0,0
17 28,0 2,0 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0 6,0 0,3 0,0 32,0 49,0
18 13,0 2,0 9,8 13,0 28,2 7,0 0,0 0,0 12,0 2,0 36,0 3,0
19 2,0 6,0 12,0 37,0 13,0 1,0 2,0 9,0 0- 5,0 0,0 0,0
20 9,0 9,0 38,0 1,6 26,0 0,0 44,0 2,0 9,0 47,0 5,0 18,0
21 0,0 42,0 7,0 2,0 0,8 0,0 59,0 2,0 0,0 2,0 4,0 0,0
22 4,0 4,0 6,0 14,0 0,0 0,0 0- 8,0 2,0 7,0 0,0 2,5
23 0,4 0,0 0,6 0,4 6,1 3,0 30,0 12,0 0,0 21,0 0,6 0,0
24 0,0 0,0 3,2 8,0 26,0 21,0 23,0 16,0 4,0 0,0 87,0 1,0
25 0,0 0,0 1,0 7,0 26,0 0,0 21,0 0,0 0,4 0- 6,0 14,0
26 24,0 0,0 7,0 13,0 2,0 1,0 87,0 0,0 5,0 0,6 5,0 30,0
27 0,4 3,0 8,0 52,0 0,0 3,0 7,0 0,4 0,0 0,0 0,0 85,0
28 8,1 0,0 3,0 61,0 0,0 0,0 49,0 0,0 53,0 32,0 0,0 0,0
29 34,0 0,2 0,4 19,4 1,0 58,6 19,0 1,6 1,2 15,0 0,0
30 14,0 56,0 14,0 0,0 0,0 0,0 27,0 0,2 0,0 0,0 27,0
92
Lampiran 9 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2019
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 35,0 0,0 0,0 47,0 0,0 6,0 0,4 0,0 0,0 14,6 0,0 0,0
2 101,0 7,0 0,0 2,0 22,0 0,4 0,0 22,0 51,0 39,0 72,0 1,0
3 0- 0,0 0,0 0- 0,0 2,0 2,0 0,0 20,0 19,4 11,0 1,0
4 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0 3,0 9,2 0,0 0,1 0,7 106,0 32,0
5 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,8 30,0 0,0 68,0 6,0 3,0 41,0
6 0,0 0,0 11,0 0,0 36,0 0,0 0,0 0,0 0,8 16,0 54,0 8,0
7 10,0 5,0 7,0 3,0 36,0 21,0 0,0 0,0 0,6 5,0 0,0 3,0
8 20,0 0,0 12,0 3,0 59,0 2,0 3,0 0,0 8,0 27,0 77,0 0,0
9 8,0 0,0 0,0 0,8 37,0 33,0 12,0 0,0 4,0 1,0 0,0 0,2
10 0,0 4,0 2,0 0,0 11,0 11,0 41,0 0,0 0,0 38,0 0,0 3,0
11 0,0 4,0 28,0 0,4 0,6 0,5 7,0 0,0 0,0 0,1 0,0 59,0
12 0,0 17,0 23,0 25,0 0,0 0,0 0- 0,0 0,0 19,0 6,0 0,0
13 0,5 0,0 24,0 2,0 0,0 4,0 47,0 16,0 0,0 0,0 1,8 25,0
14 13,0 0,0 0,0 6,0 33,0 0,0 23,0 0,0 0,0 0,6 0,0 5,0
15 0,0 0,0 0,2 12,0 1,0 0,8 4,0 0,0 0,0 0,2 0,6 58,0
16 4,0 0,0 0,0 0,0 0,4 46,0 0,0 0,0 0,0 17,0 15,0 105,2
17 13,0 0,0 0,0 43,0 34,0 0,0 0,0 0,0 0,0 59,0 0,0 123,0
18 0,0 0,0 0,0 0,0 6,0 30,0 0,0 1,0 0,0 9,0 1,0 25,0
19 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 13,0 0,0 0,0 29,0 15,0 5,0 0,6
20 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,0 0,0 0,0 0,0 87,0 0,0 54,0
21 0,0 19,0 37,0 0,0 3,0 4,0 0,0 0,0 3,0 7,0 5,0 0,0
22 3,0 0- 37,0 0,0 8,0 0,0 0,0 0,0 0,8 0,0 10,4 6,0
23 2,0 0,0 63,0 0,4 49,0 4,0 23,0 0,0 0,0 0,2 37,0 5,0
24 0,0 0,2 4,0 7,0 20,0 10,0 53,0 0,0 0,0 24,0 8,4 0,8
25 9,0 0,0 9,0 1,0 20,0 0,0 1,0 2,0 0,0 0,0 3,0 0,4
26 3,0 0,0 61,0 0,0 1,0 2,0 7,0 5,0 8,0 16,8 0,8 2,0
27 48,0 0,0 28,0 5,0 0,0 0,8 11,0 53,0 0,0 0,4 0,0 2,0
28 0,7 0,0 6,0 14,0 2,0 4,0 0,2 2,8 0,0 5,0 0,8 68,0
30 2,0 0,0 25,0 19,0 61,0 9,0 0,0 2,0 7,0 1,0 0,6
93
Lampiran 10 Data Curah Hujan Harian Stasiun Tarakan (mm)
2020
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 0 0,8 5 1 0 31 0 28 39 4 0,4 28
2 5,5 11 1 35 22 1 6 0 4,4 0 17 16
3 2 2 0 1 9 2 19 2 1 15 0,4 85
4 51 33 9 3 54 0,1 26 43 39 18 64 26
5 0 0 23 0 0 5 0 0 2 15 37 14
6 0,8 0 0 1 116 9 16 16 8 0 3 29
7 0 0 0 19 3 5 0 0 0 6 15 6
9 0 20 3 119 17 0 3 18 4 0 32 32
10 0,4 0 0 2 21 5 0 0 4 28 10 1
11 7 0 19 2 0 42 3 0 4 0,3 4 0,8
12 88 4 0 0,4 4 0 99 37 18 51 1 18
13 42 2 0 55 13 31 4 0,4 25 0 0 3
14 0 0 0 0 0 0 11 0 23,3 0 0 5
15 3 5 0 0 3 1,4 0,7 0 0 5 6 0
16 28 26 0 0 65 51 81 19 3 34 0,8 3
17 45 7 0 0 3 6 3,4 12 1 1 24 2
18 0 0,4 0 0 8 0 0 5 2 5 12,2 12
19 2 0 0 5 10 7 0 4 11 0 14 0
20 0 4 13 0 12 0 0 0,4 3 20 9 5
21 0 0 26 0 32 33 0 0,8 4 24 0 7
22 0 0 0,8 2 8 7 0,6 0 0 0 32 11
24 0 0 20 0 0 2 8,6 17 0,8 6 5 4
25 0 0 33 3 75 19 1 1 2,6 32 28,8 0
27 36 0,8 27 6 0 0 0 0 44 44 2 0
28 2 0 9 13 22 1 0 47 130 24 7 4
29 12 12 35 14 1,4 1 23 12 26 6 44 0
30 2 0,8 0 0 0,4 0 6 0 7 0 32
31 38 10 6 0 0,2 0 0,5
JUMLAH HARIAN
387,9 128 294,4 286,6 520,4 262,5 389,3 273 456,1 397,3 385,2 469,1
HUJAN
94
Lampiran 11 Peta Kawasan Banjir Kota Tarakan
95
Lampiran 12 Peta Topografi Kota Tarakan
96
Lampiran 13 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan
97
Lampiran 14 Foto Dokementasi
98
Lampiran 15 Data Pasang Surut Air laut Bulan November 2021
JAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
TGL
1 1,8 2,0 2,2 2,4 2,4 2,3 2,0 1,7 1,4 1,2 1,1 1,2 1,4 1,8 2,1 2,3 2,5 2,4 2,2 1,8 1,5 1,2 1,1 1,2
2 1,4 1,8 2,2 2,5 2,6 2,6 2,3 1,9 1,4 1,0 0,9 0,9 1,2 1,7 2,1 2,5 2,7 2,7 2,5 2,1 1,5 1,1 0,8 0,8
3 1,1 1,5 2,0 2,5 2,7 2,8 2,6 2,1 1,6 1,0 0,7 0,7 1,0 1,5 2,1 2,6 3,0 3,1 2,9 2,1 1,8 1,1 0,6 0,5
4 0,7 1,1 1,8 2,3 2,4 2,9 2,8 2,4 1,8 1,2 0,7 0,5 0,7 1,2 1,9 2,6 3,1 3,3 3,2 2,8 2,1 1,3 0,7 0,3
5 0,3 0,7 1,4 2,1 2,1 3,0 3,0 2,7 2,1 1,4 0,7 0,4 0,4 0,8 1,5 2,3 3,0 3,4 3,5 3,2 2,5 1,7 0,9 0,3
6 0,1 0,4 1,0 1,7 1,7 2,9 3,1 2,9 2,4 1,7 1,0 0,4 0,3 0,5 1,2 2,0 2,8 3,4 3,6 3,5 3,0 2,2 1,3 0,6
7 0,2 0,2 0,6 1,3 1,3 2,7 3,0 3,0 2,6 2,0 1,3 0,6 0,3 0,4 0,8 1,6 2,5 3,2 3,6 3,6 3,3 2,6 1,8 1,0
8 0,4 0,2 0,4 0,9 1,0 2,3 2,8 2,9 2,7 2,3 1,6 1,0 0,5 0,3 0,6 1,2 2,0 2,8 3,3 3,6 3,4 2,9 2,3 1,5
9 0,8 0,4 0,4 0,7 1,0 1,9 2,4 2,7 2,7 2,4 1,9 1,3 0,8 0,5 0,6 1,0 1,6 2,3 2,9 3,3 3,4 3,1 2,6 2,0
10 1,3 0,8 0,6 0,7 1,1 1,6 2,1 2,4 2,5 2,4 2,1 1,7 1,2 0,9 0,7 0,9 1,3 1,9 2,5 2,9 3,1 3,0 2,8 2,3
11 1,8 1,3 0,9 0,8 1,5 1,3 1,7 2,0 2,2 2,3 2,1 1,9 1,6 1,3 1,1 1,0 1,2 1,6 2,0 2,4 2,7 2,8 2,7 2,5
12 2,1 1,8 1,4 1,2 1,9 1,2 1,4 1,7 1,9 2,0 2,0 2,0 1,8 1,6 1,5 1,4 1,4 1,5 1,7 2,0 2,2 2,3 2,4 2,4
13 2,3 2,1 1,9 1,7 2,3 1,4 1,4 1,4 1,5 1,7 1,8 1,9 1,9 1,9 1,9 1,8 1,7 1,6 1,6 1,6 1,7 1,9 2,0 2,2
14 2,3 2,3 2,2 2,1 2,6 1,7 1,5 1,3 1,3 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,2 2,2 2,1 1,9 1,7 1,5 1,4 1,4 1,5 1,8
15 2,0 2,3 2,4 2,4 2,8 2,1 1,7 1,4 1,1 1,0 1,1 1,4 1,7 2,1 2,4 2,0 2,5 2,3 2,0 1,6 1,3 1,1 1,1 1,3
16 1,6 2,0 2,4 2,6 2,8 2,4 2,1 1,6 1,2 0,9 0,8 1,0 1,4 1,9 2,4 2,7 2,8 2,7 2,4 1,9 1,3 0,9 0,7 0,8
17 1,2 1,7 2,2 2,6 2,6 2,7 2,4 1,9 1,4 0,9 0,7 0,7 1,1 1,6 2,2 2,7 3,0 3,1 2,8 2,3 1,6 1,0 0,6 0,5
18 0,8 1,2 1,8 2,4 2,3 2,9 2,7 2,3 1,7 1,1 0,7 0,6 0,8 1,3 2,0 2,6 3,1 3,3 3,0 2,7 2,0 1,3 0,7 0,4
19 0,4 0,8 1,4 2,1 2,0 2,9 2,9 2,5 2,0 1,3 0,8 0,5 0,6 1,0 1,7 2,4 3,0 3,4 3,4 3,0 2,4 1,7 -0,9 0,4
20 0,3 0,5 1,1 1,7 1,7 2,7 2,9 2,7 2,2 1,6 1,0 0,6 0,5 0,8 1,4 2,1 2,8 3,3 3,5 3,3 2,8 2,1 1,3 0,6
21 0,3 0,4 0,8 1,4 1,5 2,5 2,8 2,7 2,4 1,9 1,3 0,7 0,5 0,6 1,1 1,8 2,6 3,1 3,4 3,4 3,0 2,4 1,7 1,0
22 0,5 0,4 0,6 1,1 1,3 2,3 2,6 2,7 2,5 2,0 1,5 1,0 0,6 0,6 0,9 1,5 2,2 2,9 3,3 3,4 3,2 2,7 2,1 1,4
23 0,8 0,5 0,6 0,9 1,2 2,0 2,4 2,5 2,4 2,2 1,7 1,2 0,8 0,7 0,9 1,3 1,9 2,5 3,0 3,2 3,2 2,8 2,3 1,7
24 1,2 0,8 0,7 0,9 1,3 1,7 2,1 2,3 2,4 2,2 1,9 1,5 1,1 0,9 0,9 1,2 1,7 2,2 2,7 2,0 3,0 2,9 2,5 2,0
25 1,5 1,1 0,9 0,9 1,2 1,5 1,9 2,1 2,2 2,1 1,9 1,6 1,3 1,1 1,0 1,2 1,5 1,9 2,4 2,7 2,8 2,8 2,5 2,2
26 1,8 1,5 1,2 1,1 1,2 1,4 1,7 1,9 2,1 2,1 2,0 1,8 1,6 1,4 1,3 1,3 1,4 1,7 2,0 2,3 2,5 2,5 2,5 2,3
27 2,0 1,8 1,5 1,4 1,3 1,4 1,6 1,7 1,9 1,9 1,9 1,9 1,8 1,6 1,5 1,5 1,5 1,6 1,8 2,0 2,1 2,2 2,3 2,2
28 2,1 2,0 1,8 1,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 1,9 1,9 1,8 1,8 1,7 1,7 1,7 1,7 1,8 1,9 2,0 2,2
29 2,1 2,1 2,0 1,9 1,8 1,6 1,5 1,4 1,4 1,5 1,6 1,8 2,0 2,1 2,1 2,1 2,0 1,9 1,7 1,6 1,5 1,5 1,6 1,8
30 2,0 2,1 2,2 2,2 2,1 1,9 1,6 1,4 1,3 1,2 1,4 16,0 1,9 2,2 2,4 2,4 2,4 2,2 1,9 1,6 1,3 1,2 1,2 1,4
99